Anda di halaman 1dari 5

A.

Hematologi Klinik
Hematologi ialah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari darah, organ pembentuk darah
dan jaringan limforetikuler serta kelainan-kelainan yang ditimbul darinya, baik keadaan fisiologik
maupun patologik dari organ-organ tersebut, secara umum darah adalah Suatu suspensi partikel dalam
suatu larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Darah merupakan komponen esensial makluk
hidup, khususnya manusia, darah beredar dalam pembuluh darah untuk menjalankan fungsinya sebagai
media transfort, pertahanan tubuh/ Imun, dan hemostasis.
Untuk pemeriksaan hematologi klinik biasanya dipakai specimen darah untuk kebutuhan specimen
darah secara umum dapat diperoleh dengan 2 teknik, yaitu pengambilan darah kapiler (Skin puncture)
dan pengambilan darah vena (veni puncture).

B. Bahan pemeriksaan hematologi


1. Persiapan specimen
a. Puasa
Pengambilan specimen akan berpengaruh pada pemeriksaan, 2 jam setelah makan 800 kalori, volume
plasma akan meningkat sebaliknya setelah gerak badan, volume plasma akan berkurang. Perubahan
volume plasma ini akan menyebabkan perubahan jumlah sel per mikroliter darah maupun susunan
plasma.
b. Obat
Beberapa obat akan berpengaruh pada pemeriksaan hematologi, seperti asam folat, besi, vitamin B12,
kortikosteroid menurunkan jumlah eusonofil, injeksi adrenalin meningkatkan leUkosit dan trombosit.
Tranfusi darah dapat mengubah komposisi darah penderita. Obat antikuagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil hemostasis.
c. Waktu pengambilan (variasi Diurnal)
Jumlah eusinofil lebih tinggi pada antara jam 10 pagi sampai malam, dan lebih rendah pada antara
tengah malam sampai pagi, dan kada besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih tinggi pada sore
hari( selisi 40-100µl/dl)
d. Posisi waktu pengambilan
Perubahan posisi berbaring menjadi berdiri akan mengurangi volume darah, sebaliknya perubahan
posisi berdiri menjadi berbaring meningkatkan volume darah sebanyak 10-15%.
e. Alat
Semprit dan jarum yang steril dan sesuai, ukuran needle/ jarum (no 19-20 untuk volume 5-10 ml).
f. Wadah specimen
Wadah penampungan specimen harus kering, bersih, berlabel dan tertutup, jumlah darah harus
disesuai dengan jumlah antikoagulan.
C. Pengambilan Darah (Phlebotomy)
Hematoma
 Hematoma disebabkan oleh darah yang bocor ke dalam jaringan di sekitar tusukan vena dan lalu
membeku. Hal ini bisa menimbulkan kegelisahan atau kekhawatiran pada pasien.
 Bila hematoma terjadi, tempat ini tidak bisa dipakai sebagai titik masuk sampai hematoma teratasi.
 Jika ada hematoma, pilih tempat lain, lakukan penusukan vena pada posisi distal terhadap hematoma
Petechiae
• Petechiae adalah titik perdarahan merah kecil tidak timbul yang muncul pada kulit pasien.
• Petechiae bisa terjadi saat hitung platelet rendah dan / atau fungsi platelet abnormal. Bisa terjadi
bila dinding kapiler rapuh, namun jarang terjadi.
• Pasien bisa sudah mengalami petechiae sebelum, atau bisa muncul setelah dipasang tourniquet.
• Adanya petechiae tidak berarti bahwa phlebotomist telah melakukan tindakan yang keliru.
• PERHATIAN: Petechiae memberikan indikasi bahwa pasien bisa mengalami perdarahan panjang
setelah penusukan vena.
Syncope
• Pasien dengan riwayat pingsan hendaknya ditempatkan pada posisi berbaring.
• Selama tindakan phlebotomy, pasien bisa saja mengatakan bahwa ia merasa tidak sehat atau
bahkan bisa kehilangan kesadarannya.
• Lepaskan tourniquet
• Tarik jarum, dan tempatkan pasien dengan kepala lebih rendah dari jantung.
• Selalu pastikan agar pasien secara fisik dijaga untuk mencegah cedera kalau-kalau ia pingsan.
• Berikan kompres dingin di belakang leher dan di kening.
• Lihat standard operating procedure lab untuk perintah lebih lanjut.
Vena Berparut
• Vena normal memiliki pegas atau kelenturan ketika ditekan.
• Beberapa vena pasien terasa keras dan kurang lentur. Vena-vena ini dikatakan mengeras atau
sklerosis.
• Parut ini bisa karena vena ditusuk berkali-kali, peradangan, penyakit, atau iritasi karena obat
kemoterapi yang diberikan secara intravena.
• Ambil darah di bawah vena yang rusak itu atau pilih daerah lain.
Hemolysis
• Sel darah merah selaputnya rapuh dan mudah rusak jika spesimen darah ditangani dengan salah,
yang kemudian menimbulkan hemolysis.
• Hemoglobin lalu dilepaskan ke bagian cair dari spesimen dan plasma akan tampak berwarna merah
muda sampai merah.
• Isi sel yang lain, misalnya enzym, elektrolit, juga dilepaskan.
• Adanya hemolysis membuat banyak hasil test tidak absah dan mungkin perlu diambil sample baru
lagi.
Penyebab hemolysis termasuk :
1. Mencampur tabung yang mengandung penambah dengan gerakan yang terlalu keras.
2. Darah berbusa ketika bevel hanya masuk sebagian ke dalam rongga vena, atau bila jarum tidak
terpasang dengan benar ke holder.
3. Menggunakan tabung hampa yang terlalu besar untuk diameter jarum yang dipakai.
Menusuk vena sebelum alkohol mengering, yang membuat alkohol bercampur dengan sample.
Tabung Terisi Sebagian
• Tabung hampa berisi hampa pada tingkat yang telah sebelumnya diukur untuk menghisap darah
sampai volume tertentu.
• Tabung yang telah kehilangan hampa tidak akan menghisap darah dengan volume yang benar.
• Jika tabung mengandung penambah, adalah penting diketahui bahwa perbandingan penambah
dengan darah harus tepat. Jika tidak, hasil test-nya tidak absah. Tabungnya akan dicatat sebagai “jumlah
tidak mencukupi" (quantity not sufficient, QNS) dan ditolak oleh laboratorium untuk dianalisa.
• Jika tabung tidak mengandung penambah, tabung tetap bisa ditolak sebagai QNS jika volume darah
tidak cukup untuk melakukan pemeriksaan yang diminta.

Pencemaran Spesimen
(penambah)
• Pencemaran spesimen bisa terjadi ketika tabung yang mengandung penambah diambil pada urutan
yang tidak benar.
• Penambah dari tabung sebelumnya bisa berpindah ke tabung berikutnya, khususnya jika darah
dibiarkan menyentuh bagian belakang jarum.Darah pada atau di dalam jarum akan berpindah ke tabung
berikutnya. Penambah ini bisa membuat hasil test tidak abash
• Jika digunakan syringe, darah harus dipindahkan ke tabung hampa. Isi tabung dengan cepat, mulai
dari tabung yang berisi antikoagulan dulu karena darah mulai membeku setelah keluar dari pembuluh
darah.
• Jarum harus di atas tingkat isian tabung, jika tidak bisa terjadi pencemaran spesimen.
Cairan IV
• Sample darah jangan pernah diambil di atas lokasi infus intravenous (IV), karena semua test menjadi
tidak absah.
• Darah yang diambil di atas lokasi infus akan diencerkan oleh cairan infus, ini kadang-
kadang mengurangi konsentrasi semua yang sedang diukur.
• Namun kadang juga bisa menambah konsentrasinya, misalnya konsentrasi glucose akan meningkat
jika diambil di atas infus glucose.
• Lihat standard operating procedure lab untuk instruksi lebih lanjut.
Alkohol
• Pencemaran spesimen bisa terjadi jika alkohol tidak dibiarkan mengering sendiri secara sempurna
sebelum penusukan.
• Bila mengambil untuk kultur darah, harus hati-hati sehingga disinfectant yang dipakai untuk
membersihkan dan mensterilkan lokasi telah mengering. Jika tidak, ia bisa masuk ke tabung dan
menghambat pertumbuhan bakteri dalam darah.
D. Pengambilan darah kapiler
1. Pra-Analitik
 Alat dan Bahan
 Blood Lancet Steril
 Kapas alkohol 70% dan Kapas kering
 Lokasi Dan Tempat Pengambilan
Ujung Jari atau
Anak daun telinga
Pada bayi dan anak kecil, pada tumit atau ibu jari kaki.
2. Analitik
Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70% lalu biarkan sampai kering.
Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri
berkurang.
Tusuk dengan cepat dan tepat dengan lancet steril
3. Pasca Analitik
Darah kapiler sebagai specimen untuk pemeriksaan

E. Pengambilan darah vena


1. Pra-Analitik
 Alat dan bahan
 Spoit/semprit/vacutenner system/venoject.
 Tabung vial/vacutener.anticoagulan tube.
 TouNiquit/karet pembendung.
 Kapas alkohol 70% dan kapas kering.
 Lokasi dan tempat pengambilan darah vena
 Salah satu vena pada lipatan siku tangan urutan-urutan terbaik yaitu :
 Mediana fossa cubital
 Cephalic vein
 Bashilic vein
 Pada bayi, vena juqularis superficialis atau sinus sagitalis.
2. Analitik
Cara Kerja
 Persiapkan alat dan bahan.
 Bersihkan tempat yang akan ditusuk dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai kering.
 Jika memakai vena fossa cubiti, pasanglah tourniquet/karet pembendung dengan tujuan adanya
statis vena.
 Tegangkanlah kulit di atas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.
 Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit dengan tagan kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam
lumen vena.
 Lepaskan atau regangkan bendungan dan perlahan-lahan tarik pengisap semprit sampai jumlah
volume darah yang dikehendaki di dapat.
 Lepaskan bendungan jika masih terpasang.
 Tarulah kapas di atas jarum dan cabutlah samprit dan jarumnya.
 Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat itu ditekan selama beberapa menit
dengan kapas alkohol tadi.
 Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan) darah ke dalam wadah atau
tabung yang tersedia melalui dinding.
 Jarum atau semprit yang telah dipakai dibuang ketempat pembuangan ( tempat sampah limbah
medic).
Pemilihan penusukan vena di lengan
 Daerah yang disorot adalah vena ante cubital fossa dimana terdapat vena utama yang dipakai
untuk venipuncture.
 Pilih yang pegas atau elastic, cukup besar untuk mendukung aliran darah yang baik, dan terjangkar
dengan baik di jaringan.
 Vena mediana cubital adalah pilihan utama karena ia besar, terjangkar dengan baik, paling sedikit
sakit, dan terkecil kemungkinan memarnya.
 Vena cephalic adalah plihan kedua, besar, tetapi tidak sebaik terjangkarnya dan lebih sakit ketika
ditusuk dibandingkan mediana cubital.
 Vena basilic adalah pilihan ketiga, biasanya mudah dirabah, tetapi tidak terjangkar dengan baik
oleh jaringan, terletak dekat arteri brachial dan saraf median, yang salah satunya bisa secara tidak
sengaja tertusuk.
 Pemilihan tempat ditangan :
 Tangan atau pergelangan tangan bisa dipakai jika vena antecubital vosa tidak cocok atau tidak ada.
 Phlebotomis harus sangat hati-hati untuk menjangkar vena di tangan.
 Vena ini memiliki diameter sempit, sehingga sebaiknya digunakan jarum kecil dan tabung vacum kecil.
 Pemakaian blood collection set dapat meningkatkan keberhasilan dan membuat tindakan kurang
menyakitkan.
 Pemilihan tempat dikaki :
o Pilihan terakhir untuk pengambilan darah adalah dari vena kaki, setelah vena-vena tangan telah
diputuskan tidak bisa dipakai.
o Selalu lihat kebijakan rumah sakit sebelum jenis tindakaan pengambilan darah ini dilakukan.
 Tempat tidak sesuai untuk venipuncture.
Lengan pada sisi mastectomy, daerah edema, hematoma, lengan dimana darah sedang ditransfusikan,
darah bekas luka, lengan diatas lV liens.
3. Pasca Analitik
 Darah vena yang cukup untuk pemeriksaan hematologi.
 Darah yang tidak hemolisis.
 Darah dengan antikoagulan dengan perbandingan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai