Anda di halaman 1dari 2

Arsip Sebagai Sumber Sejarah

Menurut Lohanda, dari segi kedudukan sebagai sumber sejarah, yaitu sebagai bahan
yang digunakan dalam penelitian untuk penulisan sejarah, arsip memperoleh tempatnya yang
pertama. Pertimbangannya adalah arsip diciptakan dalam suasana yang sezaman, dekat
dengan kejadiannya sehingga subjektivitas berkadar kecil, berarti sebagai “firsthand
knowledge” kredibiitasnya dapat diandalkan, meskipun di dalam historiografi hal ini pun
masih diperdebatkan dan juga dipertanyakan (Mona Lohanda, 1998: 4).

Menurut Prof. Sartono Kartodirdjo mengungkapkan bahwa kunci untuk memasuki


wilayah sejarah ialah sumber-sumber seperti legenda, folklor, prasasti, monumen hingga
dokumen-dokumen, surat kabar, dan surat-surat. Segala sumber sejarah tersebut tidak akan
sampai dari generasi satu ke generasi berikutnya kalau tidak ada kesadaran pengelolaan
sumber atau tidak ada kesadaran arsip yang dimiliki. Sehingga keberadaan arsip sebagai salah
satu sumber sejarah sudah bisa diproyeksikan untuk berbagai kepentingan termasuk dalam
rangka rekonstruksi sejarah.

Arsip sangat berperan penting dalam penelusuran sejarah-sejarah masa lampau untuk
mendapatkan informasi. Dalam konteks studi pustaka sejarah, arsip di kategorikan sebagai
sumber primer karena arsip adalah pengetahuan pertama. Dengan adanya arsip kita jadi tahu
peristiwa-peristiwa sejarah. Jadi, dapat di simpulkan bahwa arsip sangat penting digunakan
untuk mengetahui apa yang akan di kaji maupun diteliti dan arsip sangat berperan penting
dalam pengumpulan sumber data bagi penulisan sejarah. Arsip telah menyediakan semua
kebutuhan dalam penulisan sejarah. Kita perlu untuk menjaga arsip agar tidak sampai hilang
untuk dijadikan sumber sejarah.

Jika arsip dikelola dengan baik maka akan berdampak pada kemudahan
proses heuristik dalam kajian sejarah. Seperti diketahui bahwa pada dasarnya, metode
penelitian sejarah menyangkut tiga hal pokok. Pertama, mengenai cara-cara menemukan
sumber sejarah, yang juga lazim disebut heuristik. Dalam hal ini para peneliti sejarah
diuntungkan oleh keberadaan lembaga/instansi pemerintah dan swasta yang berfungsi sebagai
tempat menyimpan sumber sejarah, seperti perpustakaan, lembaga kearsipan, pusat-pusat
penelitian, dan sebagainya. Yang kedua mengkaji isi sumber sejarah. Seberapa jauh isi
sumber itu bisa diterima sebagai keterangan yang dapat dipercaya. Ketiga, berkaitan dengan
penulisan hasil penelitian atas sumber-sumber tersebut.

Aspek pertama dan kedua dalam metode sejarah di atas berkaitan erat dengan sumber.
Secara konvensional, sumber yang dimaksud adalah sumber primer (arsip). Pandangan
dasarnya ialah sumber primer merupakan bagian dari bukti tentang masa lampau yang
menjadi bahan sumber kajian, yang menjadi tumpuan apakah suatu peristiwa, kejadian,
ataupun gejala sejarah dapat direkonstruksi.

Anda mungkin juga menyukai