Anda di halaman 1dari 15

Tugas Individu

Mata Kuliah : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan


Dosen : DR. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc

GUGUS KENDALI MUTU ( GKM )

OLEH

NAMA : MULIADI RAIS

NIM : K 012181098

KELAS :B

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR TAHUN 2018

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa
karena atas Rahmat, karunia dan Taufik-Nya makalah dengan Judul Gugus
Kendali Mutu dapat diselesaikan dengan baik. Terima Kasih kepada Bapak DR.
dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc selaku dosen Mata Kuliah Kebijakan dan
Manajemen Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan. Kami pun menyadari makalah ini
masih banyak kekurangan didalamnya, sehingga saran dan kritikan yang positif
sangat di harapkan demi penyempurnaan makalah kedepannya, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Demikian yang dapat kami sampaikan,Semoga makalah sederhana ini
dapat berguna bagi pembaca dan mudah – mudahan segala urusan dan
pengorbanan kami tidak sia – sia.
Amin Ya Rabbal Alamin

Makassar, Oktober 2018

Penyusun
.

i
DAFTAR ISI
Judul .......................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................... ii
Daftar Isi .......................................................................... iiI
Bab I Pendahuluan …………………………………………………… 1
Bab II Pembahaan
A.Defenisi …………………....................................................... 2
B.Sejarah…………………… .................................................. 4
C.Pendapat Beberapa Ahli………………… ............................. 4
D.Asas-asas Gugus Kendali Mutu …………………….............. 7
E.Manfaat Gugus Kendali Mutu …………………...…………… 10
Bab III Penutup
A. Kesimpulan .......................................................................... 11
B. Saran ........................................................................... 11

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Gugus kendali mutu, merupakan mekanisme formal dan dilembagakan


guna mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada
partisipasi dan kretivitas di antara SDM sebagai karyawan/pegawai baik dalam
organisasi pemerintah maupun swasta. Kelompok kecil pegawai terlibat dalam
suatu proses pengkajian bersama untuk menyikapinya, dan memecahkan
persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan. Setiap gugus juga bertindak
sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan memantau kesempatan.
Mekanisme tersebut meneliti lingkungan sekitarnya untuk melihat
kesempatan,tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul, dan tidak
menunggu bergerak kalau persoalan timbul,dan tidak menghentikan
kegiatannya kalau persoalan telah ditemukan dan dipercahkan. Itu berarti
bahwa, untuk kebaikan organisasi sebesar-besarnya, gugus kendali mutu harus
bekerja terus-menerus dan tidak tergantung pada proses produksi.
Upaya untuk meingkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja suatu
satuan kerja baik dunia usaha maupun birokrasi,perlu dilaksanakan terus
menerus sedemikian sehingga dapat berfungsi dan mencapai tujuan secara
optimal. Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan
konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja
organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang
birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat
belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan
pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini,
telah mampu menungkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan,
pemerintah, dan organisasi sosial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Berkaitan dengan bahasan tentang gugus mutu tersebut, berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian mutu tersebut, berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian dari para ahli di bidang tersebut sebagai sub bahasannya.
Hasibuan (2005:232) mengemukakan sebagai berikut: “ gugus kendali mutu
adalah kelompok kecil dari lingkup kerja dengan sukarela melakukan kegiatan
pengendalian dan perbaikan secara berkesinambungan dengan mengunakan
tekhnik tekhnik quality control “. Sehubungan dengan uraian tersebut, berikut ini
dikemukakan bahwa bagaimanapun rendahnya kedudukan seseorang dalam
suatu organisasi,sesungguhnya mereka ingin membanggakan organisasi
tempat kerjanya tersebut. Bersama-sama mereka sebagai SDM organisasi
tentunya ingin pula menunjukan peranan mereka kepada organisasi tempat
mereka bekerja. Namun dangan kenyataan yang demikian itu, kurang atau
bahkan tidak disadari oleh kebanyakan penguasa organisasi tersebut.
Pegawai pada umumnya hanya dianggap dan diperlakukan semata-mata
sebagai salah satu faktor produksi belaka. SDM tersebut hanya dianggap salah
satu saja diantara sekian banyak faktor produksi lainnya seperti
tanah,mobil,mesin,gedung,dan sebagainya. Perlakuan yang kurang manusiawi
terhadap para pegawaai seperti itu mustahil akan menumbulkan hal-hal yang
justru amat merugikan organisasi. Hal-hal itu antara lain sikap acuh tak acuh,
rasa ketergantungan yang tinggi, tidak mempunyai keinginan berprakasa,
berpandangan kedepan terlalu pendek,tidak mau terlibat dan tidak mau tahu
mengenai tujuan organisasi, dan para penguasa serta pengendaliannya
menyadari betapa penting adanya kebutuhan-kebutuhan kejiwaan pada
umumnya berupa keinginan untuk berhasil dan mengetahui dengan segera
hasil dari keberhasilan kerjanya.
Selanjutnya, kemauan untuk bertanggung jawab dan memikul resiko
anggung jawab tersebut, untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih
bermakna. Juga untuk turut bangga membangun organisainya agar diakui

2
keberadaannya dalam lingkungan kerja dan lingkungan organisasi serta
masyarakatnya, dan untuk berkembang dan mencapai kemajuan demi
kemajuan serta lain-lainnya. Sekiranya organisasi sudah memberikan
memerhatikan dorongan,semangat untuk kerja dan kebutuhan yang amat
mendasar itu tentu akan mudah pula bagi organisasi untk
menggerakan,mengerahkan, dan mengarahkan kesatuan gerak anggotanya
termasuk pada pegawai biasa demi organisasi itu sendiri. Pandangan
mengenai kedudukan dan manfaat daya potensial SDM dalam organisasi itu
sebenarnya harus berlaku bagi setiap organisasi termasuk instansu-instansi
pemerintah.
Orang-orang yang diterima sebagai pegawai yang bagaimanapun
rendahnya dengan latar belakang pendidikan yang memadai sebenarnya dapat
memberi sumbangan lebih dari yang diberikan selama ini. Namun sayang,
pegawai sebagai kekayaan organisasi yang demikian besar itu masih tetap
terpendam dalam diri setiap pegawai, tanpa guna dan belum terjamah secara
maksimal. Gugus kendali mutu (Quality Contol Circle) dapat dijadikan salah
satu konsep yang cukup ampuh oleh setiap organisasi untuk menanggapi dan
memanfatkan adanya kebutuhan dasar kejiwaan, dorongan dan semangat kerja
manusia-manusia pekerja bagi sebesar-besarnya kemakmuran organisasi dan
seluruh anggotanya.
Betapapun canggihnya peralatan dan tekhnologi saerat sistem yang
ada dalam organisasi, akhirnya faktor manusia juga yang menentukan berhasil
tidaknya organisasi mencapai sarasanya. Hal ini tersebut diperkuat oleh teori
Maslow dan Herzberg, bahwa kompensasi dan fasilitas bukanlah merupakan
jaminan sesorang termotivasi dalam melakukan tugasnya, tetapi mereka juga
membutuhkan penghargaan atas dirinya dan kesempatan untuk meraslisasikan
dirinya.
Oleh karena itu, tiap pegawai yang menajadi anggota gugus kendali
mutu, dilibatkan atau melibatkan diri sepenuhnya dalam kebersamaan, secara
bersama-sama untuk memecahkan masalah yang ditetapkan bersama, dan
dipecahkan secara bersama pula oleh peserta gugus sendiri. Dalam upaya
pemecahan masalahan tersebut, gugus kendali mutu menganut asas kegunaan

3
praktis ( pragmatisme). Maksudnya, bahwa keberhasilan dalam memecahkan
masalah akan diserahkan ke segi kegunaan praktisnya dan bukan pada
teoritisnya. Sedangkan kepentingan gugus kendali mutu adalah kepentingan
semua pihak dan kemajuan yang optimal akan dicapainya hanya bila ada
keterbukaan untuk saling belajar dari semua pihak. Sedangkan belajar juga
dilakukan antargugus, sehingga asas ini perlu diperlihara dan dipertahankan
oleh pihak manapun.

B. Sejarah
Sejak dahulu,terutama di Eropa dan Amerika Serikat dikembangkan
konsep manajemen dan organisasi yang bertujuan menungkatkan kinerja
organisasi. Antara lain dapat dikemukakan adalah konsep Max Weber tentang
birokrasi. Konsep Taylor tentang Manajemen Ilmiah,Fanyol dengan empat
belas prinsip,serta konsep perilaku manusia yang mengutamakan motivasi dan
pendekatan demokrasi. Konsep serta prinsip organisasi dan manajemen ini,
telah mampu meningkatkan efisiensi dan organisasi baik pada perusahaan,
pemerintah, dan organisasi sosial. Total Quality Control (pengendalian mutu
terpadu) diprakrasai oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan
di Jepang oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control
Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu

C. Pendapat Beberapa Ahli


Berkaitan dengan bahasan tentang gugus kendali mutu menuju
keunggulan kompetitif, berikut ini diketengahkan tujuan gugus kendali mutu
tersebut sebagai sub bahasannya yaitu berupa pendapat dari para ahli di
bidang ini. Saydam (2000: 573) mengemukakan sebagai berikut.
“Tujuan gugus kendali mutu dapat pula diterjemahkan sebagai keuntungan
yang diperoleh dengan adanya kegiatan gugus kendali mutu dalam perusahaan
atau organisasi. Tujuan gugus kendali mutu tersebut adalah :
1. Meningkatkan ketelibatan karyawan pada permasalahan pekerjaan, dan
upaya pemecahannya
2. Menggalang kerja sama kelompok (team work) yang lebih efektif

4
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan pengembangan SDM baik pribadi maupun
kepemimpinannya
5. Menanamkan kesadaran bahwa mencegah lebih penting dari pada
memperbaiki
6. Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu
7. Meningkatkan motivasi dan komunikasi dalam kelompok
8. Menciptakan hubungan kerja antara atasan dan bawahan yang lebih serasi
9. Meningkatkan pengendalian dan pengurangan biaya”.
Dalam gugus kendali mutu diperlukan peningkatan keterlibatan pegawai
pada permasalahan pekerjaan baik dalam merencanakan tugas,
mengimplementasikan rencana tugas serta mengendalikan rencana tugas.
Dalam perencanaan tugas tersebut, secara khusus Terry dalam Winardi (1986:
163), menyatakan bahwa :
“Perencanaan (planning) adalah pemilihan fakta-fakta dan usaha menghubung-
hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain; kemudian mebuat
perkiraan dan peramalan keadaan dan permusan tindakan untuk masa yang
akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dihendaki”.
Dengan demikian, perencanaan tugas adalah tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta
merumuskan aktivitas-aktivitas tugas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Sedangkan bagaimana mengimplementasikan rencana tugas tersebut,
Jones (1984: 165) mengemukakan bahwa “implementation is a process of
getting additional resources so as to figure out what is to be done”.Implementasi
rencana tugas adalah bentuk tindakan yang berinteraksi dengan aktivitas tugas.
Selanjutnya, mengendalikan rencana tugas menurut Burhan (1994: 274) adalah
“proses menjamin pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana yang
ada”. Pengendalian rencana tugas adalah proses penilaian hasil pelaksanaan
dan tindakan koreksi kalau pelaksanaan rencana kerja berbeda dengan apa
yang direncanakan. Lebih lanjut Burhan (1994: 275) mengemukakan, bahwa,

5
proses penilaian rencana tugas tersebut, mencangkup tiga tahap pokok, yaitu
menetapkan standar, mengukur pelaksanaan terhadap standar, dan
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan dari standar.
Gugus kendali mutu ini juga bertujuan menggalang kerja sama
kelompok. Dalam kaitan ini adalah dalam rangka meningkatkan peran masing-
masing pegawai dalam mencapai tujuan bersama antara lain dengan
melakukan transformasi peran individu yang menuntut kemampuan, cara kerja,
cara piker, dan peran baru pegawai. Membentuk tim kerja dan komunikasi yang
terbuka dengan seluruh pegawai adalah sangat penting sekali bagi organisasi,
karena dengan tim kerja pegawai tidak hanya dalam menyelesaikan tugas
tetapi juga sharing knowledge.
Berkaitan dengan sasaran program gugus kendali mutu, berikut ini
dikemukakan pendapat dari para ahli di bidang ini.
Menurut Hasibuan (2007: 233) mengemukakan sebagai berikut :
Untuk mencapai keberhasilan maka program gugus kendali mutu harus
mentapkan sasaran-sasaran dengan jelas antara lain :
1. Pengembangan diri
2. Pengembangan bersama
3. Perbaikan mutu
4. Perbaiakan komunikasi dan sikap
5. Pengembangan tim dan produktivitas kerja
6. Mengurangi keluhan dan absensi
7. Memperbaiki kedisiplinan dan pertisipasi positif karyawan
8. Meningkatkan loyalitas dan kepuasan karyawan
9. Memperkuat kerja sama antara semua tingkatan dalam perusahaan
10. Meningkatkan afisiensi dan keselamatan kerja.
Menurut hamzah (1991: 35) mengemukakan terkait dengan sasaran gugus
kendali mutu “mempertinggi semangat juang. Semangat juang erat
hubungannya dengan lingkungan umum hubungan manusia. hubungan
manusia yang tidak baik dan semangat juang yang rendah akan menjauhkan
pencapaian tiap sasaran.” Dan selanjutnya Hamzah mengemukakan terkait

6
dengan sasaran gugus kendali mutu , yaitu “memperluas cara berpikir dan
penghasilan yang lebih baik”.
Di kemukakan bahwa peran anggota gugus kendali mutu terhadap keberhasilan
gugus kendali mutu ini adalah:
1. Menghadiri dan aktif dalam setiap pertemuan gugus kendali mutu
2. Menjadi penyimak yang baik dalam pertemuan
3. Menyumbang saran-saran untuk pemecahan masalah
4. Aktif dalam setiap analisis masalah
5. Mengumpulkan data yang diperlukan
6. Memelihara kerja sama yang baik antaranggota
7. Melaksanakan semua program kegiatan gugus kendali mutu
8. Berusaha mengembangkan potensi diri
9. Melaksanakan konsep-konsep dan teknik-teknik gugus kendali mutu
Selanjutnya, masih terkait dengan bahasan kegiatan gugus kendali mutu ini
Hamzah (1991: 62) mengemukakan sebagai berikut.
“penerapan teknik-teknik kendali mutu. Teknik-teknik kendali mutu dan
bagaimana mempelajarinya. Karena teknik ada untuk digunakan di bengkel,
tidaklah cukup untuk mempelajarinya di belakang meja. Bagaimana teknik
kendali muyu dapat dipelajari secara efektif. Teknik merupakan alat bukan
tujuan pengendalian mutu. Bagaimana mengerjakan teknik kendali mutu.
Bagaimana hubungan teknik kendali mutu dengan teknik-teknik lainnya. Cukup
jelas abahwa teknik-teknik kendali mutu tidak cukup untuk melaksanakan oprasi
pada tingkat bengkel atau pada rapat-rapat gugus kendali mutu.”

D. Asas asas Gugus Kendali Mutu


Secara Garis besar, asas Gugus Kendali Mutu dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Asas Pokok
Asas Pokok Gugus Kendali Mutu terdiri dari :
a. Asas Pembangunan Manusia
Sejarah GKM adalah sejarah yang bertolak dari upaya
pemecahan masalah dengan penempatan peranan manusia yang lebih
bermakna, khususnya para pekerja pelaksana dalam pemecahan
masalah pekerjaan. Titik tolak falsafah pembangunan manusia (people

7
building philosophy) yang tanpa batas ini hendaknya senantiasa
dipertahankan agar dalam menghadapi berbagai masalah produktivitas,
asas ini tidak ditinggalkan sehingga GKM akan tetap menjadi seperti apa
yang dicita-citakan.
b. Asas Dinamika Kelompok dan Kerjasama Kelompok (Group
Dynamic and Teamwork)
Upaya dan karya GKM adalah upaya dan karya bersama (kelompok),
artinya kemajuan dan keberhasilan GKM adalah bertumpu pada sumber
daya kekuatan-kekuatan kelompok yang saling menunjang (human
synergistic) dan saling mengindahkan (win-win style), sehingga semua
pihak yang berkepentingan terhadap keberhasilan GKM hendaknya
senantiasa ikut serta dalam mengarahkan dan memelihara kelompok
atau gugus ini, sehingga akan tetap bertahan menjadi kelompok dan
bukan sejumlah orang yang dikumpulkan semata-mata
2. Asas Umum
Adapun Asas Umum Gugus kendali Mutu adalah sebagai berikut :
a. Asas Informalitas
Organisasi GKM adalah organisasi yang informal atau tidak resmi,
artinya tidak terikat pada struktur organisasi formal yang ada, yang
mungkin saja akan membatasi sekali gerakan GKM. Namun demikian,
pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dan harus merestui
(mendukung) sepenuhnya atas terbentuknya GKM sekalipun pimpinan
perusahaan tidak ikut campur dalam menetapkan sasaran, kegiatan dan
mekanisme kerja gugus ini.
b. Asas Kesukarelaan
Keikutsertaan seseorang karyawan dalam GKM adalah diundang, yang
hendaknya berdasarkan kesukarelaan semata-mata, sehingga pada
dasarnya karyawan bisa saja tidak ikut serta dalam GKM sampai ia
merasa dirugikan atau merasa membutuhkan sendiri.
c. Asas Keterlibatan Total
Dengan kemampuan apapun, tanpa perkecualian, tiap karyawan yang
menjadi anggota GKM hendaknya dilibatkan atau melibatkan diri dalam

8
kebersamaan dan segala upaya memecahkan permasalahan yang
ditetapkan secara bersama-sama oleh gugus.
d. Asas Memadukan
GKM dalam kegiatannya memadukan pengelolaan sumber daya
kelompok manusia dan sumber daya non manusia secara seimbang
dengan senantiasa memperhatikan proses kelompoknya (synergistic
decision making), mengingat manusia adalah sekaligus sebagai sumber
daya dan sebagai pengelola sumber daya tersebut yang sangat berbeda
hakekatnya dengan sumber daya yang lain.
e. Asas Belajar Bersama secara Berkesinambungan
GKM adalah kelompok yang memecahkan masalah secara terus-
menerus dan sambil belajar bersama serta berkembang bersama baik di
dalam maupun di luar pertemuan gugus. Pertemuan gugus yang satu ke
pertemuan lain adalah kegiatan yang berkesinambungan sehingga tidak
akan terjadi masalah yang tanpa penyelesaian. Bagi GKM,
berkesinambungan adalah jauh lebih penting daripada jumlah masalah
yang dirampungkan, sebab kesinambungan lebih menjamin mutu
pekerjaan dan kepuasan kerja gugus.
f. Asas Kegunaan
Dalam upaya pemecahan masalah, GKM menganut asas kegunaan
praktis, artinya keberhasilan upaya pemecahan masalahnya akan diukur
terutama dari segi praktisnya.
g. Asas Keterbukaan
Kepentingan GKM adalah kepentingan semua pihak dan kemajuan yang
maksimal hanya akan dicapai jika ada keterbukaan untuk saling belajar
dari semua pihak, lebih-lebih antar gugus, sehingga asas keterbukaan ini
perlu senantiasa dipelihara dan dipertahankan oleh pihak manapun.
h. Asas Loyalitas pada Organisasi
Kesetiaan atau loyalitas karyawan anggota gugus yang dituntut adalah
kesetiaan pada organisasi perusahaannya, bukan pada pribadi, baik
atasan, pucuk pimpinan maupun pemiliknya. Ketergantungan pada

9
pribadi seseorang akan sangat mengganggu kemantapan stabilitas)
kegiatan anggotanya.

E. Manfaat Gugus Kendali Mutu


1. Secara Umum
a. Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah
b. Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya
c. Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target
d. Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
e. Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
f. Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
g. Peningkatan kepuasan kerja
h. Pengembangan tim (gugus kendali mutu)

2. Bagi Karyawan
a. Kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
b. Kesempatan untuk menemukan dan memecahkan masalah yang
belum mendapat perhatian orang lain.
c. Latihan menganalisis masalah dengan mempergunakan metode-
metode statistik yang praktis.
d. Lebih memahami teknik-teknik pengendalian kualitas.
e. Mendorong peningkatan kreativitas.

3. Bagi Organisasi / Perusahaan


a. Sarana untuk meningkatkan produktivitas.
b. Kualitas hasil kerja pelayanan dan jasa menjadi lebih baik.
c. Membangkitkan semangat dan mengembangkan rasa memiliki,
bertanggung jawab dan selalu mawas diri dari seluruh karyawan.
d. Mengurangi kesalahan serta memperbaiki mutu.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan / Rinkasan
gugus kendali mutu adalah kelompok kecil dari lingkup kerja
dengan sukarela melakukan kegiatan pengendalian dan perbaikan
secara berkesinambungan dengan mengunakan tekhnik tekhnik quality
control (Hasibuan 2005:232)
Total Quality Control (pengendalian mutu terpadu) diprakrasai
oleh Dr.J.M. Juran dan Dr.E.W. deming dan dikembangkan di Jepang
oleh Kaora Ishitawa dengan menerapkan Quality Control Circle (QCC)
atau Gugus Kendali Mutu
Dalam gugus kendali mutu diperlukan peningkatan keterlibatan
pegawai pada permasalahan pekerjaan baik dalam merencanakan
tugas, mengimplementasikan rencana tugas serta mengendalikan
rencana tugas
perencanaan tugas adalah tindakan memilih dan menghubungkan
fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai
masa yang akan datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan
aktivitas-aktivitas tugas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan

B. Saran saran
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, maka
disarankan kepada pembaca agar kiranya dapat membuat Gugus
Kendali Mutu didalam Organisasi tempat kita Bekerja baik di instansi
Pemerintah Maupun swasta agar tujuan Organisasi semakin maju
sesuai dengan harapan semua anggota organisasi tersebut.

11
Referensi

Anonimous, ——— Gugus Kendali Mutu (QCC). PQM Concultants, Jakarta


Ishikawa, K. 1985. Pengendalian Mutu Terpadu (Terjemahan) CV. Remaja
Maju, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai