Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

BAB VII
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

7.1 Permasalahan dan Pemecahan Masalah di Puskesmas Medan Johor


7.1.1 Permasalahan di Puskesmas Medan Johor
1. Program kesehatan lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor
Tahun 2018 belum mencapai target sasaran yaitu indikator ABJ (Angka
Bebas Jentik) dengan jumlah pencapaian 61,7% dan belum ada
penyuluhan kesling posyandu.
2. Program KIA di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Tahun 2018
belum sepenuhnya mencapai target sasaran yaitu indikator K1, K4, dan
KF2, serta indikator KF3 yang tidak berjalan sama sekali.
3. Peserta KB aktif di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor Tahun 2018
belum mencapai target sasaran
4. ISPA merupakan penyakit menular tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Johor pada Tahun 2018 sebanyak 12.575 kasus
5. Jumlah kasus Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi) di wilayah kerja
Puskesmas Medan Johor pada Tahun 2018 sebanyak 4.067 kasus.

7.1.2. Pemecahan Masalah untuk Puskesmas Medan Johor


1. Melakukan pemeriksaan tiap bulannya untuk indikator ABJ, memberikan
informasi dan meningkatkan kesadaran, keikutsertaan masyarakat dalam
upaya peningkatan dan pelestarian kesehatan lingkungan dalam
menjalankan kegiatan 4M plus, yaitu: menguras, menutup, mengubur,
dan memantau. Sedangkan untuk plusnya: jangan menggantungkan baju
terlalu banyak di tempat terbuka, memelihara ikan, hindari gigitan
nyamuk, dan membubuhkan abate disetiap bak penampungan air.
2. Melakukan pemeriksaan kepada ibu-ibu, penganjuran penerapan KIA,
meningkatkan pengetahuan seperti ANC, K1, K4, KF2, KF3, dan deteksi
bumil resti guna menciptakan peningkatan dalam bidang KIA, serta
petugas program KIA harus lebih aktif terhadap masyarakat.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 221
LAPORAN KEGIATAN

3. Memberikan informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang KB


dengan cara mensosialisasikan tentang pentingnya KB dan mengikuti
program pemerintah yaitu 2 anak cukup kepada PUS (pasangan usia
subur).
4. Melakukan pemeriksaan, memberikan pengobatan, informasi dan
pengetahuan yang lengkap tentang ISPA yang merupakan penyakit
infeksi yang menular agar tidak mudah menularkannya kepada orang lain
dengan teknik etika batuk ataupun hendak bersin, seperti: tutup hidung
dan mulut anda dengan menggunakan tisu/saputangan atau lengan dalam
baju anda, segera buang tisu yang sudah dipakai ke dalam tempat
sampah, cuci tngan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol, serta menggunakan masker jika sedang
sakit; menjaga daya tahan tubuh; dan menjaga kebersihan diri.
5. Melakukan pemeriksaan tiap minggu, memberikan pengobatan,
informasi dan pengetahuan yang lengkap tentang penyakit darah tinggi
(hipertensi) agar tidak mudah terkena penyakit hipertensi, menjaga pola
konsumsi makanan dan menjaga kebersihan diri sendiri kepada
masyarakat.

7.2 Permasalahan dan Pemecahan Masalah Hasil Penelitian Hubungan


Perilaku Konsumsi Makanan dengan Tingkat Kejadian Diabetes Melitus
(DM) pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Tahun 2019
7.2.1. Perilaku Konsumsi Makanan
No. Permasalahan Penyebab Pemecahan
1 Sebanyak 11 Selain faktor perilaku konsumsi Memberitahukan
responden yang makanan, beberapa faktor risiko lain faktor-faktor lain
memiliki yang mempengaruhi terjadinya DM penyebab terjadinya
perilaku diantaranya usia dan aktifitas fisik. DM seperti faktor
konsumsi baik Secara alamiah lansia itu mengalami usia, berat-badan,
yang mengalami kemunduran yaitu pada fisik, genetika/keturunan,
kejadian DM biologi, maupun mentalnya. jenis kelamin,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 222
LAPORAN KEGIATAN

Menurunnya fungsi berbagai organ aktivitas fisik, dan


tubuh pada lansia akan membuat stres.
lansia menjadi rentan terhadap
penyakit yang bersifat akut atau
kronis.
Hal ini karena adanya penurunan
anatomis, fisiologis dan biokimia.
Perubahan dimulai dari tingkat sel,
kemudian berlanjut pada tingkat
jaringan dan akhirnya pada tingkat
organ yang dapat mempengaruhi
homeostasis.
Ketua Indonesia Diabetes
Association menyebutkan bahwa
DM tipe II biasanya ditemukan pada
orang dewasa usia 40 tahun keatas.
2 Sebanyak 21 Kebiasaan konsumsi makan adalah Mengadakan
responden yang suatu cara tertentu dalam mengatur penyuluhan kepada
memiliki jumlah dan jenis asupan makanan masyarakat luas akan
perilaku dengan maksud untuk pentingnya mengatur
konsumsi kurang mempertahankan kesehatan, status jenis, jumlah dan
baik yang gizi serta mencegah dan/atau asupan gizi baik pada
mengalami membantu proses penyembuhan. masyarakat sehat
kejadian DM Perilaku kebiasaan konsumsi maupun masyarakat
makanan merupakan salah satu yang telah menderita
faktor risiko kejadiaan DM, hal ini penyakit khususnya
disebabkan karena pola makan tidak penyakit DM.
baik dapat menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat
meningkatkan kadar gula darah
dalam tubuh dikarenakan frekuensi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 223
LAPORAN KEGIATAN

makan yang tidak teratur sehingga


lama kelamaan akan menimbulkan
resistensi insulin.

7.2.2. Kejadian DM
No Permasalahan Penyebab Pemecahan
1 Sebanyak 32 Beberapa faktor yang menyebabkan Mengadakan
responden tingkat kejadian DM di Puskesmas penyuluhan mengenai
mengalami Bromo setiap tahun meningkat yaitu pengetahuan tentang
kejadian DM selain faktor perilaku konsumsi DM terhadap
makanan, tingkat stres, tingkat masyarakat luas serta
pengetahuan, tingkat penghasilan, mengadakan
obesitas serta usia mempengaruhi penyuluhan terhadap
tingkat kejadian DM. Masih pasien DM khususnya
kurangnya pengetahuan tentang lansia mengenai pilar
pentingnya keseimbangan aktifitas pengendalian DM
fisik, mengelola pola makan atau diet meliputi latihan
sehari-hari yang tepat jenis dan jasmani, terapi gizi
jumlah makanan yang dikonsumsi medis, intervensi
sehari-hari. farmakologis, dan
edukasi. Prinsip
pengaturan makan
pada penderita DM
hampir sama dengan
anjuran makan untuk
masyarakat umum
yaitu makanan yang
seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi
masing-masing

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 224
LAPORAN KEGIATAN

individu. Penderita
diabetes melitus perlu
ditekankan pentingnya
keteraturan makan
dalam hal jadwal
makan, jenis dan
jumlah makanan,
terutama pada mereka
yang menggunakan
obat penurun glukosa
darah atau insulin
supaya bisa menekan
angka kejadian
komplikasi DM pada
lansia.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 225
LAPORAN KEGIATAN

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan
8.1.1 Puskesmas Medan Johor
Pada Wilayah kerja Puskesmas Medan Johor di Program kesehatan
lingkungan masih belum mencapai target sasaran sesuai yang diharapkan,
kemudian untuk program KIA juga masih belum mencapai target sasaran
sesuai yang diharapkan, begitu juga dengan program peserta KB aktif yang
belum mencapai target. Di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor
dilaksanakan program KB sehingga yang paling banyak digunakan adalah
metode pil, mulai dari pengguna lama hingga pengguna baru. Sedangkan
yang paling sedikit digunakan adalah metode AKDR. Pada laporan
kunjungan puskesmas Medan Johor tahunan kasus yang paling banyak
pada tahun 2018 adalah kasus ISPA sebanyak 12.575 kasus, diikuti dengan
penyakit darah tinggi di urutan kedua sebanyak 4.067 kasus.

8.1.2 Kesimpulan dari Hasil Penelitian Hubungan Perilaku Konsumsi


Makanan dengan Tingkat Kejadian Diabetes Melitus (DM) Pada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Bromo Tahun 2019
1. Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang distribusi frekuensi usia
pasien lansia di Puskesmas Bromo dari 42 lansia, didapatkan lansia
(60-69 tahun) sebanyak 39 orang (92,9%), dan lansia resiko tinggi(≥70
tahun) sebanyak 3 orang (7,1%)..
2. Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang distribusi frekuensi jenis
kelamin dari 42 responden lansia, didapatkan 26 orang (61,9%)
berjenis kelamin perempuan dan 16 orang (38,1%) berjenis kelamin
laki-laki.
3. Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang perilaku konsumsi
makanan dari 42 responden lansia, didapatkan 19 orang (45,2%) yang
memiliki perilaku konsumsi makanan baik dan 23 orang (54,8%)
memiliki perilaku konsumsi makanan kurang baik.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 226
LAPORAN KEGIATAN

4. Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang Diabetes Melitus dari 42


responden yang dikumpulkan dengan wawancara dan data Puskesmas
Bromo, didapatkan sebanyak 32 orang (76,2%) menderita DM dan 10
responden (23,8%) tidak menderita DM.
5. Berdasarkan hasil pengumpulan data tentang perilaku konsumsi
makanan dengan kejadian DM dari 42 responden lansia, didapatkan 21
orang (91,3%) memiliki perilaku konsumsi makanan kurang baik, dan
11 orang (57,9%) memiliki perilaku konsumsi makan baik.
6. Berdasarkan uji analisis data tentang hubungan perilaku konsumsi
makanan dengan kejadian DM di Puskesmas Bromo dari 42 responden
didapatkan nilai p-value 0,015 menunjukkan terdapat hubungan yang
bermakna antara perilaku konsumsi makanan dengan tingkat kejadian
DM. Dari hasil uji bivariat diperoleh OR 7,636 ini artinya responden
yang memiliki perilaku konsumsi yang kurang baik mempunyai risiko
tingkat kejadian DM sebanyak 7,6 kali dari pada responden dengan
perilaku konsumsi makanan baik.

8.2 Saran
8.2.1 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
Agar lebih meningkatkan pembinaan, monitoring serta mengevaluasi
dan menganalisis program-program kesehatan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota dan Puskesmas.
8.2.2 Dinas Kesehatan Kota Medan
Kepada Dinas Kesehatan kota Medan agar lebih membina dan
mengevaluasi puskesmas yang ada diwilayah Kota Medan dalam
menjalankan program-program yang ada di puskesmas.
8.2.3 Puskesmas Medan Johor
1. Melakukan pemeriksaan, meningkatkan kinerja dari program Kesling
dan meningkatkan penyuluhan dengan materi terutama kesehatan
lingkungan tentang angka bebas jentik (ABJ) dan pentingnya
kesehatan lingkungan bagi semua kalangan masyarakat di tiap

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 227
LAPORAN KEGIATAN

posyandu menggunakan metode informal, ataupun mengadakan


pemeriksaan dan penyuluhan kesehatan lingkungan seperti pada
pengajian, arisan, ataupun di tiap-tiap kegiatan gotong royong dalam
menjalankan kegiatan 4M plus, yaitu: menguras, menutup, mengubur,
dan memantau. Sedangkan untuk plusnya: jangan menggantungkan
baju terlalu banyak di tempat terbuka, memelihara ikan, hindari
gigitan nyamuk, dan membubuhkan abate ditiap bak penampungan air
agar bisa menjadi kebiasaan baik untuk masyarakat sehingga angka
bebas jentik bisa tercapai. Serta memberikan keteladanan kepada
masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, kader-kader,
bidan desa, dan tenaga kesehatan.
2. Meningkatkan pemeriksaan, pengobatan, dan kinerja dari program
KIA yang masih belum sepenuhnya tercapai guna mencapai target
sasaran, yaitu indikator K1, K4, KF2, maupun KF3 yang sangat
penting terhadap masyarakat dengan metode formal seperti
pertemuan rutin kader dengan perangkat desa ataupun kader dengan
masyarakat, dan metode informal seperti pada pengajian, arisan, kerja
bakti, serta memberikan keteladanan kepada masyarakat melalui
tokoh agama, tokoh masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga
kesehatan.
3. Meningkatkan penyuluhan tentang betapa pentingnya alat
kontrasepsi (KB) dalam menanggulangi angka kejadian
yang tidak diinginkan terjadi terhadap kelangsungan
hidup Ibu -Anak kepada para PUS dengan metode formal
seperti penyuluhan di kantor-kantor, atau dengan metode informal
seperti penyuluhan/sharing di tempat pengajian ataupun arisan, serta
memberikan keteladanan kepada masyarakat melalui tokoh agama,
tokoh masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga kesehatan.
4. Melakukan pemeriksaan, memberikan pengobatan ,serta
meningkatkan penyuluhan dan kinerja tenaga kesehatan
terhadap lapisan - lapisan masyarakat mulai dari tingkat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 228
LAPORAN KEGIATAN

pendidikan rendah keatas dengan metode informal, seperti pada


pengajian, kegiatan gotong-royong, ataupun arisan untuk menekan
angka penularan lebih luas dari penyakit ISPA ke penyakit kronis
lainnya yang mungkin bisa saja dengan mudah terjadi di wilayah
kerja Puskesmas menggunakan teknik etika batuk ataupun hendak
bersin, seperti: tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan
tisu/saputangan atau lengan dalam baju anda, segera buang tisu yang
sudah dipakai ke dalam tempat sampah, cuci tngan dengan
menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alkohol, serta menggunakan masker jika sedang sakit; menjaga daya
tahan tubuh; dan menjaga kebersihan diri, serta memberikan
keteladanan kepada masyarakat melalui tokoh agama, tokoh
masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga kesehatan.
5. Melakukan pemeriksaan tiap minggu, memberikan pengobatan, dan
meningkatkan penyuluhan dengan materi terutama persyaratan–
persyaratan menjaga pola konsumsi makanan dan mengontrol emosi
diri sendiri kepada masyarakat yang berkaitan dengan penyakit
hipertensi di mulai pada tingkat pendidikan masih rendah dengan
metode informal, seperti pada pengajian, arisan. Serta memberikan
keteladanan kepada masyarakat melalui tokoh agama, tokoh
masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga kesehatan.
8.2.4 Puskesmas Bromo
1. Meningkatkan pemeriksaan, pengobatan dan kinerja petugas
kesehatan di Puskesmas Bromo yang berkontribusi pada peningkatan
kesehatan masyarakat, serta memberikan keteladanan kepada
masyarakat melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, kader-kader,
bidan desa, dan tenaga kesehatan.
2. Meningkatkan penyuluhan di sekitaran wilayah kerja Puskesmas
Bromo dalam peningkatan kesehatan masyarakat, dan memberikan
keteladanan kepada masyarakat melalui tokoh agama, tokoh
masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 229
LAPORAN KEGIATAN

3. Melakukan pemeriksaan, pengobatan, dan meningkatkan pemberian


informasi terkait pentingnya perilaku konsumsi makanan terhadap
kejadian penyakit Diabetes Melitus kepada masyarakat khususnya
pada lansia dengan pendekatan secara langsung maupun melalui
legiatan sosialisasi di posyandu ataupun melaui kader-kader
masyarakat yang telah dibimbing oleh petugas kesehatan sehingga
terciptanya kesadaran untuk memulai Pola Hidup Sehat, serta
memberikan keteladanan kepada masyarakat melalui tokoh agama,
tokoh masyarakat, kader-kader, bidan desa, dan tenaga kesehatan.
8.2.5 Masyarakat Kota Medan
1. Diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan
kesehatan khususnya dalam sosialisasi perilaku konsumsi makanan
terhadap penyakit Diabetes Melitus agar selanjutnya masyarakat juga
dapat ikut serta memberikan informasi terhadap keluarga dan
lingkungan terdekat tentang betapa pentingnya perilaku konsumsi
makanan untuk menanggulangi penyakit Diabetes Melitus.
2. Memanfaatkan puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdepan untuk
memperoleh informasi mengenai kesehatan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan, kemauan untuk ikut serta dalam
melaksanakan kegiatan Prolanis.
8.2.6 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
Diharapkan kepada mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati, menjadikan penulisan ini sebagai bahan acuan penelitian
selanjutnya dan diharapkan agar mahasiswa juga dapat berperan aktif
dalam kegiatan program kesehatan masyarakat agar masyarakat mendapat
pengetahuan yang cukup tentang kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
17 JUNI – 24 AGUSTUS 2019 230

Anda mungkin juga menyukai