PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi pegawai ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Aparatur Sipil Negara (ASN) berada di garda terdepan untuk
memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat.
Sebagai penyelenggara pemerintahan ASN dituntut untuk mampu
menjadi solusi dari permasalahan masyarakat karena posisi mereka
sebagai pelayan masyarakat. Realitanya tidak semua ASN di
Indonesia memiliki kompetensi, pemahaman, dan kemampuan untuk
melakukan apa yang menjadi tugasnya. Hal ini menyebabkan banyak
sekali pelayan publik di Indonesia yang jauh dari kata memuaskan,
pelayanan terkesan berbelit-belit, kualitas pelayanan kurang baik,
prosedur tidak jelas, dan tak jarang sengaja dipersulit. Hal itulah yang
memunculkan citra yang kurang positif terhadap ASN. Banyak ASN
yang dalam menjalankan tugasnya kurang disiplin, kurang
bertanggung jawab, lebih mementingkan kepentingan pribadi dari
pada kepentingan masyarakat.
Untuk membentuk ASN yang profesional dibutuhkan
pembaharuan atas pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
(Diklat). Diklat pola baru yamg dikenal dengan Latihan Dasar (Latsar)
bertujuan untuk mewujudkan ASN yang profesional, sekaligus mampu
mengimplementasikan hasil pembelajaran Latsar berbasis
kompetensi sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
1
2
i. Membuat leaflet/brosur
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi pelayanan
apoteker di UPT Puskesmas Wirang, Desa Wirang, Kecamatan
Haruai, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan dari
tanggal 1-31 Agustus 2019. Kegiatan aktualisasi ini saya terapkan
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Apoteker Ahli
Perrtama dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN yaitu: nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi. Adapun pelayanan yang diberikan meliputi tupoksi Apoteker
ahli pertama, penugasan oleh atasan maupun inisiatif dari apoteker itu
sendiri.
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. PROFIL PUSKESMAS
1. Data Geografi
a) Luas Wilayah
Secara geografis Puskesmas Wirang terletak di Kecamatan
Haruai Kabupaten Tabalong, dengan luas wilayah kerja 216,72
km² dengan batas wilayah :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Muara Uya
- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Upau
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Murung Pudak
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Haruai
b) Administrasi Wilayah
Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Wirang
terdiri dari 5 desa yaitu Desa Bongkang, Desa Seradang, Desa
Marindi, Desa Lok Batu dan Desa Wirang, serta ada 31 Rukun
Tetangga.
2. Data Demografi
Data Demografi menunjukkan bahwa jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Wirang tahun 2018 mencapai 9.868 jiwa,
6
7
3. Data Ketenagaan
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Wirang pada
tahun 2018 :
Tabel 2.2 Ketenagaan di Puskesmas Wirang
6. Tenaga keperawatan
a. SPK 0 0 0 0
b. D3 perawat 2 1 4 7
c. D4/S1 perawat 1 0 0 1
KASUBAG
TATA
USAHA
3. Motto
“Bekerja dengan hati, melayani dengan pasti”
4. Tata Nilai
ASYIK”
a. (A) Aktif, selalu berusaha mengembangkan diri dan program
kesehatan dengan semangat tinggi.
b. (S) Sopan Santun, selalu berperilaku dan bertutur kata yang baik,
berbudi pekerti luhur.
c. (Y) Yakin Bisa, percaya diri bahwa memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas.
d. (I) novatif, berupaya untuk mendayagunakan pemikiran,
kemampuan, imajinasi, keahlian untuk menghasilkan
pembaharuan yang lebih baik, bermutu baik bagi diri sendiri
maupun lingkungan.
e. (K) Kerja sama, bersama-sama melakukan pekerjaan bersama
untuk mencapai tujuan yang sama.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menurut Permenkes no 377 tahun 2009 tentang jabatan Apoteker
dan angka kreditnya, tugas dan fungsi Apoteker Ahli pertama adalah
sebagai berikut :
1 Pendidikan : a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah
. atau gelar
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di
bidang kefarmasian dan mendapatkan Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) atau sertifikat
c. Pendidikan dan pelatihan prajabatan dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
sertifikat
11
A. Landasan Teori
1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Pada saat melaksanakan tugas pekerjaan, ASN harus
memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar mutu
layanan yang melekat pada wewenang tersebut. Pelayanan publik
yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga
semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan publik.
Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki nilai dasar profesi
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti korupsi. Maka perlu diketahui indikator dari kelima nilai
dasar tersebut yaitu :
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanah. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil
adalah menjamin terwujudnya nilai nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah :
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor kelompok dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam
politik praktis
3) Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayan publik
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai peyelenggara pemerintahan
14
15
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang melahirkan akuntabilitas
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara
untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungi dan
tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan Negara atau sering juga diartikan sebagai paham
kebangsaan. Adapun nilai dasar Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Mengembankan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
17
b) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
dimana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu.
c) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
sendiri seseorang menjadi tidak tergantung terlalu banyak
pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pilarnya guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang
dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan
tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalankan tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
23
e) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f) Kerja keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang
mempunyai etos kerja yang tidak memilikinya. Individu
beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa megeluarkan keringat.
g) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
h) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan memtolerir adanya penyimpangan
24
C. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : UPT Puskesmas Wirang
Identifikasi Isu : Belum optimalnya pelayanan informasi obat kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Wirang
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan informasi obat kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Wirang
Gagasan Pemecahan Isu : a. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat
b. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat
c. Mensosialisasikan SOP Pemberian Informasi Obat kepada Tenaga Teknis Kefarmasian
d. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan kefarmasian
e. Memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien
f. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui kegiatan “Gema Cermat”
g. Melakukan sosialisasi “Gema Cermat” terhadap tenaga kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
h. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja Puskesmas Wirang
i. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
28
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Out Put / Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan nilai
Target Mata Pelatihan terhadap Visi Misi Organisasi
organisasi
1. Membuat SOP Persiapan : Print dokumen 1. Tahapan-tahapan SOP Pembuatan SOP Yakin Bisa
Pemberian 1. Menyiapkan laptop, SOP harus disusun dengan Pemberian Kegiatan
Informasi Obat kertas dan printer cermat dan teliti Informasi Obat Pembuatan SOP
untuk digunakan (Komitmen mutu : berkontribusi dalam diyakini dapat
dalam pembuatan teliti) peningkatan kualitas meningkatkan
SOP pelayanan. Hal ini kualitas
2. Mengumpulkan 2. SOP dibuat dengan sesuai dengan misi pelayanan sesuai
literatur yang sesuai menggunakan Bahasa pertama Puskesmas standar yang
Indonesia yang baik dan Wirang yaitu telah ditetapkan
Pelaksanaan : benar agar mudah “Melaksanakan
1. Mengetik tahapan- dipahami pelayanan dasar
tahapan dalam SOP (Nasionalisme : Sila yang berkualitas
2. Memprint dokumen ke-3, Cinta tanah air) baik di dalam
SOP PIO maupun luar
3. Terdapat kejelasan gedung”
Evaluasi : tentang siapa yang
Print dokumen SOP bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan
SOP
(Akuntabilitas :
Kejelasan).
29
2. Melegalisasi SOP Persiapan : Dokumen SOP 1. Mengucapkan salam Dengan Kerja sama
Pemberian Menyiapkan dokumen yang sudah ketika menemui Kepala ditandatanganinya Diperlukan kerja
Informasi Obat SOP yang sudah ditandatangani Puskesmas dokumen SOP sama antara
selesai Kepala (Nasionalisme : Sila Pemberian apoteker dan
Puskesmas ke-1, Ketuhanan) Informasi Obat kepala
Pelaksanaan : maka SOP tersebut puskesmas untuk
Meminta tanda tangan 2. Meminta persetujuan akan menjadi acuan melegalisasi SOP
dan persetujuan kepala dan tanda tangan dalam pelayanan pemberian
Puskesmas Kepala Puskesmas informasi obat yang informasi obat.
menggunakan bahasa berkualitas. Hal ini
Evaluasi : yang sopan sesuai dengan misi
Dokumen SOP yang (Etika Publik : Sopan) pertama Puskesmas
sudah ditandatangani Wirang yaitu
Kepala Puskesmas 3. Apoteker bertanggung “Melaksanakan
jawab dalam pelayanan dasar
pelaksanaan pelayanan yang berkualitas
informasi obat yang baik di dalam
berkualitas dan maupun luar
memuaskan pasien. gedung”
(Akuntabilitas :
Tanggung jawab)
(Komitmen mutu :
kepuasan pasien)
kepada Tenaga tenaga teknis 3. Catatan hasil (Nasionalisme : Sila yaitu misi pertama yakin bisa
Teknis kefarmasian sosialisasi ke-1, Ketuhanan) yaitu melaksanakan
Kefarmasian 2. Menyiapkan 4. Daftar hadir 2. Sosialisasi disampaikan “Melaksanakan tahapan-tahapan
Dokumen SOP PIO dengan menggunakan pelayanan dasar pelayanan
yang akan bahasa yang sederhana yang berkualitas informasi obat
disosialisasikan agar mudah dipahami baik di dalam sesuai SOP yang
3. Menyiapkan ruangan (Anti korupsi : maupun luar telah dibuat
4. Menyiapkan daftar sederhana) gedung”
hadir dan notulensi
kegiatan 3. Konsisten dalam
5. Mengumpulkan melaksanakan tahapan-
Tenaga teknis tahapan yang ada
kefarmasian dalam SOP
(Akuntabilitas :
Pelaksanaan : Konsistensi)
1. Melakukan
sosialisasi SOP PIO 4. Sosialisasi dilaksanakan
kepada tenaga untuk meningkatkan
teknis kefarmasian kualitas pelayanan
2. Mendokumentasikan sehingga sesuai atau
kegiatan bahkan melebihi standar
(Komitmen mutu :
Evaluasi : berkualitas)
1. Surat undangan
2. Dokumentasi
kegiatan
3. Catatan hasil
sosialisasi
31
4. Daftar hadir
4. Melakukan Persiapan : Menjamin obat 1. Etiket ditulis dengan Pelayanan resep Sopan Santun
pelayanan resep 1. Menyiapkan yang diserahkan seksama, teliti dan yang profesional Selalu berperilaku
individual di ruangan, alat racik kepada pasien dengan tulisan yang akan berdampak dan bertutur kata
ruang pelayanan dan bahan-bahan sudah tepat dan dapat terbaca oleh terhadap kepuasan yang baik,
kefarmasian obat sesuai dengan pasien pasien dan berbudi pekerti
2. Menyiapkan etiket yang diresepkan (Komitmen mutu : keberhasilan terapi luhur saat
3. Menyiapkan alat tulis oleh dokter teliti). pengobatan pasien. melakukan
Hal ini sejalan pelayanan resep
Pelaksanaan : 2. Melayani pasien dengan misi individual di ruang
1. Menerima resep dengan sopan, adil dan Puskesmas Wirang pelayanan
2. Membaca resep tidak diskriminatif yaitu kefarmasian
3. Menuliskan etiket (Anti korupsi : adil) “Melaksanakan
4. Mengambil obat (Nasionalisme : Sila pelayanan dasar
sesuai yang ke-2, tidak berkualitas di
diperlukan diskriminatif). dalam dan luar
5. Meracik/menyiapkan gedung”
obat 3. Menyiapkan dan
6. Memeriksa meracik obat dengan
kesesuaian etiket bertanggung jawab
dengan obat (Akuntabilitas :
7. Menyerahkan obat Tanggung jawab)
Evaluasi
Menjamin obat yang
diserahkan kepada
32
Evaluasi :
Menjamin pasien dapat
memahami dan
mengerti cara
penggunaan obat,lama
penggunaan obat, efek
samping dan cara
penyimpanan obat agar
hasil terapi memiliki efek
optimal
34
tenaga kesehatan 2. Membuat surat 1. Dokumentasi melaksanakan untuk meningkatkan Apoteker tidak
di Puskesmas undangan untuk kegiatan sosialisasi pemahaman dan hanya
Wirang tenaga kesehatan di 2. Notulensi (Etika Publik : pengetahuan tenaga memberikan
Puskesmas Wirang 3. Daftar hadir menghargai kesehatan lain pelayanan yang
3. Mengirimkan komunikasi, dalam penggunaan bersifat kuratf
undangan konsultasi dan kerja obat yang baik dan namun juga harus
4. Menyiapkan daftar sama). benar. Hal ini sesuai dapat aktif dalam
hadir, notulensi, dengan misi kedua pelayanan yang
tempat & LCD 2. Surat undangan jelas Puskesmas Wirang bersifat promotif-
ditujukan untuk siapa yaitu preventif.
Pelaksanaan : (Akuntabilitas : “Meningkatkan Pelayanan
1. Sosialisasi dengan Kejelasan) kompetensi promotif-preventif
metode ceramah karyawan” memerlukan kerja
2. Membuka sesi tanya 3. Untuk meningkatkan sama dengan
jawab dengan efektivitas dan efisiensi stake holder lain
peserta waktu sosialisasi gema agar tujuan
3. Mendokumentasikan cermat dilakukan sekali pelayanan dapat
kegiatan waktu dengan terlaksana
mengundang seluruh dengan optimal
Evaluasi : tenaga kesehatan yang
1. Surat undangan berada di Puskesmas
2. Dokumentasi Wirang
kegiatan (Komitmen Mutu :
3. Daftar hadir Efektivitas dan
4. Notulensi Efisiensi).
4. Sosialisasi dilaksanakan
dengan metode
ceramah untuk
meningkatkan efisiensi
waktu dan tenaga
(Komitmen mutu :
Efisiensi)
9. Pembuatan Persiapan : Leaflet/brosur 1. Literatur yang Adanya informasi Inovatif
leaflet/brosur di 1. Menyiapkan laptop digunakan dipilih obat dalam bentuk Penggunaan
ruang tunggu 2. Mengumpulkan dengan teliti dan leaflet/brosur media cetak
pasien literature dipastikan sumbernya diharapkan dapat berupa
Pelaksanaan dapat dipercaya membuat leaflet/brosur
1. Mendesain (Komitemen mutu : masyarakat aktif dapat digunakan
leaflet/brosur teliti) untuk membaca dan sebagai inovasi
2. Mencetak (Akuntabilitas : meningkatkan dalam pelayanan
leaflet/brosur Kepercayaan) pengetahuan informasi obat
3. Meletakkan tentang penggunaan Karena informasi
leaflet/brosur di obat. Hal ini sesuai obat tidak hanya
38
ruang tunggu apotek 2. Leaflet dibuat semenarik dengan misi ketiga dalam bentuk
rawat jalan dan sekreatif mungkin Puskesmas Wirang, lisan namun juga
Evaluasi : agar masyarakat tertarik yaitu : dalam bentuk
Leaflet/brosur untuk membaca “Meningkatkan tulisan.
(Komitemen mutu : kesadaran
berpikit kreatif) masyarakat untuk
berperan aktif
3. Leaflet/brosur dalam
diletakkan di tempat mewujudkan hidup
yang dapat dijangkau sehat”
oleh pasien yang
berobat di Puskesmas,
baik lansia, anak-anak,
ibu hamil, maupun
pasien disabilitas.
(Etika publik :
menciptakan
lingkungan kerja yang
non diskriminatif)
PERSIAPAN
1. Konsultasi atau Koordinasi dengan Coach dan Mentor 27 Juli - 29 Juli 2019
PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yaitu :
Tabel 3.4 Matrik Jadwal Rencana Kegiatan Bulanan
No. Kegiatan Bulan
Juli Agustus September
PERSIAPAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan Coach dan Mentor
41
EVALUASI
1. Penyusunan Laporan
2. Seminar Hasil
42
BULAN
No. KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER
I II III IV V I II III IV I II III
Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja Puskesmas
Wirang
9. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
EVALUASI
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
A. Persiapan
2 Melegalisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
3 Melakukan Sosialisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian
4 Melakukan pelayanan
resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
5 Memberikan pelayanan
informasi obat (PIO)
kepada pasien
6 Menyiapkan materi
edukasi pelayanan
informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
7 Melakukan sosialisasi
“Gema Cermat” terhadap
tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8 Melakukan sosialisasi
Gema Cermat tentang
NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9 Pembuatan leaflet/brosur
di ruang tunggu pasien
45
EVALUASI
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
A. Persiapan
5 Memberikan pelayanan
informasi obat (PIO)
kepada pasien
6 Menyiapkan materi
edukasi pelayanan
informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
7 Melakukan sosialisasi
“Gema Cermat” terhadap
tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8 Melakukan sosialisasi
Gema Cermat tentang
NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9 Pembuatan leaflet/brosur
di ruang tunggu pasien
EVALUASI
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
47
A. Persiapan
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
49
50
nilai butir-butir Pancasila sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu teliti.
Penulisan etiket yang akan ditempelkan pada kemasan obat harus
dilakukan dengan teliti. Etiket yang baik adalah etiket yang
memuat aturan pakai obat (berapa kali sehari, penggunaan obat
sebelum, saat ataupun sesudah makan) dan apabila
memungkinkan dituliskan kegunaan dari masing-masing obat
yang diberikan. Serta apabila terdapat obat yang hanya digunakan
pada saat tertentu, misalnya saat demam atau saat vertigo saja
juga harus dituliskan pada etiket obat. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan resiko kesalahan penggunaan obat yang mungkin
terjadi dan menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
d. Nilai etika publik yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. Dalam
pelayanan resep di puskesmas tidak dapat lepas dari kerjasama
antar profesi di lingkungan Puskesmas. Apabila ada hal yang
dirasa tidak tepat dalam penulisan resep, maka petugas farmasi
wajib mengkonsultasikan hal tersebut dengan dokter penulis
resep. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan taraf keberhasilan
pengobatan pasien dengan adanya kerjasama antara dokter
penulis resep dan petugas farmasi.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah adil. Pelayanan resep yang baik harus menjunjung tinggi
nilai keadilan, dimana antara pasien yang satu dengan pasien
yang lain tidak dibeda-bedakan. Misalnya saja saat antrian resep
yang panjang, maka pasien yang mengantar resep terlebih dulu
lah yang akan dilayani lebih dulu.
Evaluasi :
1. Surat undangan
2. Dokumentasi kegiatan
3. Daftar hadir
4. Notulensi
Daftar Lampiran a. Surat Undangan
b. Daftar Hadir
c. Notulensi
d. Dokumentasi kegiatan
C. ANALISIS DAMPAK
1. Analisis dampak pada penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
Kegiatan aktualisasi ini dilakukan selama masa habituasi di
wilayah UPT Puskesmas Wirang khususnya dalam hal
pengoptimalan pelayanan informasi obat, diharapkan aparatur sipil
negara mampu mengamalkan nilai-nilai ANEKA dalam
pekerjaannya sehari-hari. Lebih dari pada itu, aparatur sipil Negara
juga diharapkan mampu memberi dampak positif pada lingkungan
kerja melalui aktualisasinya. Dampak positif dalam penerapan nilai-
nilai dasar tersebut yaitu :
a. Terjalinnya komunikasi yang baik dalam pelaksanaan dengan
semua pihak terkait dengan menjunjung tinggi nilai etika luhur
dan dengan bahasa yang sopan dan santun
b. Tercapainya pelayanan informasi obat sesuai standar
c. Sosialisasi secara profesional, penuh tanggung jawab
menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang
sopan santun kepada tenaga kesehatan lain diharapkan
membawa manfaat yang besar terhadap tercapainya indikator
penggunaan obat yang rasional di Puskesmas Wirang sebagai
salah satu bentuk pelayanan informasi obat.
d. Siswa-siswi baik di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja UPT
85
B. KESIMPULAN
Dari kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan di
Puskesmas Wirang Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong pada
bagian farmasi sebagai Apoteker ahli pertama, yang dilaksanakan
mulai tanggal 31 Juli sampai dengan 31 Agustus 2019 maka didapatkan
kesimpulan, ada 9 (sembilan) kegiatan yang dilaksanakan yaitu,
Persiapan :
a. Konsultasi atau Koordinasi dengan Coach dan Mentor
Pelaksanaan :
a. Membuat SOP Pemberian informasi obat
b. Melegalisasi SOP Pemberian informasi obat
c. Mensosialisasikan SOP Pemberian informasi obat kepada Tenaga
Teknis Kefarmasian
d. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan
kefarmasian
e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien
f. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
g. Melakukan sosialisasi Gema Cermat terhadap tenaga kesehatan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
h. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
wilayah kerja Puskesmas Wirang
i. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
Evaluasi :
a. Evaluasi substantif
b. Seminar Rancangan
c. Seminar Hasil
88
89
C. SARAN
Proses penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yang telah dilaksanakan
selama aktualisasi dan habituasi sebaiknya tidak hanya dilakukan saat
melaksanakan latihan dasar CPNS saja, namun selalu diterapkan
dalam menjalani profesi sebagai Aparatur Sipil Negara.
DAFTAR PUSTAKA
90