Anda di halaman 1dari 90

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Fungsi pegawai ASN adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas dan mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Aparatur Sipil Negara (ASN) berada di garda terdepan untuk
memberikan pelayanan publik yang terbaik kepada masyarakat.
Sebagai penyelenggara pemerintahan ASN dituntut untuk mampu
menjadi solusi dari permasalahan masyarakat karena posisi mereka
sebagai pelayan masyarakat. Realitanya tidak semua ASN di
Indonesia memiliki kompetensi, pemahaman, dan kemampuan untuk
melakukan apa yang menjadi tugasnya. Hal ini menyebabkan banyak
sekali pelayan publik di Indonesia yang jauh dari kata memuaskan,
pelayanan terkesan berbelit-belit, kualitas pelayanan kurang baik,
prosedur tidak jelas, dan tak jarang sengaja dipersulit. Hal itulah yang
memunculkan citra yang kurang positif terhadap ASN. Banyak ASN
yang dalam menjalankan tugasnya kurang disiplin, kurang
bertanggung jawab, lebih mementingkan kepentingan pribadi dari
pada kepentingan masyarakat.
Untuk membentuk ASN yang profesional dibutuhkan
pembaharuan atas pola penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
(Diklat). Diklat pola baru yamg dikenal dengan Latihan Dasar (Latsar)
bertujuan untuk mewujudkan ASN yang profesional, sekaligus mampu
mengimplementasikan hasil pembelajaran Latsar berbasis
kompetensi sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara

1
2

(LAN) RI nomor 38 dan 39 tahun 2014 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Prajabatan Golongan I, II, dan III.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai ujung tombak
pusat kesehatan, melaksanakan pembinaan dan memberikan
pelayanan upaya kesehatan secara menyeluruh dan terpadu. Salah
satu standar pelayanan kefarmasian di puskesmas menurut
Permenkes nomor 74 tahun 2016 adalah tersedianya pelayanan
informasi obat (PIO).
Pelayanan informasi obat merupakan suatu kegiatan pelayanan
yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Pelayanan informasi obat memiliki
peranan penting dalam rangka memperbaiki kualitas hidup pasien dan
menyediakan pelayanan bermutu bagi pasien.
Kualitas hidup dan pelayanan bermutu dapat menurun akibat
adanya ketidakpatuhan terhadap program pengobatan. Penyebab
ketidakpatuhan tersebut salah satunya disebabkan oleh kurangnya
informasi tentang obat. Hal ini bisa disebabkan oleh belum adanya
Apoteker di sarana pelayanan kesehatan tersebut, karena
kewenangan untuk memberikan pelayanan informasi obat termasuk
ke dalam tugas dan tanggung jawab seorang apoteker. Selain itu, di
Puskesmas Wirang sebagai tempat penulis bekerja biasanya
pelayanan informasi obat belum diberikan secara lengkap yaitu hanya
diberikan penjelasan mengenai cara penggunaannya saja. Hal ini
tentu saja berdampak pada keberhasilan terapi pengobatan pasien.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya
optimalisasi terhadap pelayanan informasi obat untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan keberhasilan efek terapi. Hal ini sesuai
dengan visi dari Puskesmas Wirang yaitu menjadi Puskesmas
terpercaya di wilayah kerja Puskesmas Wirang.
3

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan Umum
a. Membentuk Apoteker yang akuntabel, yaitu bertanggung
jawab penuh untuk melakukan pelayanan kefarmasian
b. Membentuk Apoteker yang melayani masyarakat degan jiwa
nasionalisme
c. Membentuk Apoteker yang melayani masyarakat dengan
menerapkan etika publik
d. Membentuk Apoteker yang melayani masyarakat dengan
komitmen mutu yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas
e. Membentuk Apoteker yang memiliki nilai anti korupsi dalam
melaksanakan tugas dan kewajiban
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini
adalah :
a. Jangka pendek, mengoptimalkan pelayanan informasi obat
kepada masyarakat di satu desa selama masa habituasi di
wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
b. Jangka menengah, mengoptimalkan pelayanan informasi obat
kepada masyarakat di semua desa di wilayah kerja UPT
Puskesmas Wirang
c. Jangka panjang, mengoptimalkan pelayanan infromasi obat
kepada masyarakat tidak hanya di lingkungan kerja UPT
Puskesmas Wirang, namun juga mencakup seluruh
kecamatan di Kabupaten Tabalong
3. Manfaat
Manfaat dari penulisan Aktualisasi Nilai Dasar ini antara lain :
a. Dapat mengidentifikasi nilai-nilai dasar ASN di setiap kegiatan
yang dilakukan di Pusekesmas Wirang
4

b. Dapat terlaksananya visi dan misi Puskesmas Wirang sesuai


tata kelola organisasi yang bersumber dari nilai-nilai dasar
ASN (ANEKA).
C. ISU AKTUALISASI
1. Identifikasi Isu :
- Belum optimalnya pelayanan informasi obat kepada
masyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
- Belum tercapainya standar indikator Penggunaan Obat
Rasional (POR) di Puskesmas Wirang
- Belum adanya peran apoteker secara aktif dalam pelayanan
informasi obat yang bersifat promotif-preventif.
2. Isu yang diangkat :
Belum optimalnya pelayanan informasi obat (PIO) kepada
maasyarakat di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
3. Judul : Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) Kepada
Mayarakat di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat
Kesehatan Masyarakat Wirang Kecamatan Haruai Kabupaten
Tabalong
4. Tahapan Kegiatan
a. Membuat SOP Pemberian informasi obat
b. Melegalisasi SOP Pemberian informasi obat
c. Melakukan sosialisasi SOP Pemberian informasi obat
d. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan
kefarmasian
e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien
f. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
g. Melakukan sosialisasi Gema Cermat terhadap tenaga
kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
h. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja Puskesmas Wirang
5

i. Membuat leaflet/brosur
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi pelayanan
apoteker di UPT Puskesmas Wirang, Desa Wirang, Kecamatan
Haruai, Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan dari
tanggal 1-31 Agustus 2019. Kegiatan aktualisasi ini saya terapkan
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai Apoteker Ahli
Perrtama dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN yaitu: nilai
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti
korupsi. Adapun pelayanan yang diberikan meliputi tupoksi Apoteker
ahli pertama, penugasan oleh atasan maupun inisiatif dari apoteker itu
sendiri.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. PROFIL PUSKESMAS
1. Data Geografi
a) Luas Wilayah
Secara geografis Puskesmas Wirang terletak di Kecamatan
Haruai Kabupaten Tabalong, dengan luas wilayah kerja 216,72
km² dengan batas wilayah :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Muara Uya
- Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Upau
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Murung Pudak
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Haruai

Gambar 2.1 Gambar UPT Puskesmas Wirang

b) Administrasi Wilayah
Secara administrasi, wilayah kerja Puskesmas Wirang
terdiri dari 5 desa yaitu Desa Bongkang, Desa Seradang, Desa
Marindi, Desa Lok Batu dan Desa Wirang, serta ada 31 Rukun
Tetangga.

2. Data Demografi
Data Demografi menunjukkan bahwa jumlah penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Wirang tahun 2018 mencapai 9.868 jiwa,

6
7

dengan perincian berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Wirang


sebagai berikut :
Tabel 2.1. Distribusi Jumlah Penduduk menurut Desa/Kelurahan
dan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Wirang
tahun 2018
Jumlah Penduduk
No Desa/Kelurahan Jumlah
Laki-laki Perempuan
(Jiwa)
(Jiwa) (Jiwa)

1 Wirang 1.358 1.308 2.666

2 Bongkang 1.213 1698 2.243

3 Seradang 823 751 1.574

4 Marindi 1177 1.219 2.396

5 Lok Batu 488 501 989

Total 4.949 4.919 9.868

3. Data Ketenagaan
Berikut adalah keadaan tenaga di Puskesmas Wirang pada
tahun 2018 :
Tabel 2.2 Ketenagaan di Puskesmas Wirang

No JenisKetenagaan/Profesi StatusKepegawaian Jumlah


PNS PTT Honor (orang)
1. Dokter Umum 2 1 0 3
2. Dokter Gigi 0 0 0 0
3. Sarjana Kesehatan/SKM 0 0 0 0
4. Apoteker 0 0 0 0
5. Tenaga Gizi
a. SPAG 0 0 0 0
b. D3 Gizi 0 1 0 1
c. D4/S1 0 0 0 0
8

6. Tenaga keperawatan
a. SPK 0 0 0 0
b. D3 perawat 2 1 4 7
c. D4/S1 perawat 1 0 0 1

7. D3/ S1perawat Gigi 0 0 1 1


8. D3 asisten apoteker 1 0 0 1
9. Tenaga kebidanan
5 1 4 10
a. D3 kebidanan
b. D4/S1 kebidanan 1 0 0

10. Tenaga kesling


a. SPPH 0 0 0 0
b. D3 kesling 0 0 0 0
c. D4/S1 kesling 0 0 0 0
11. Tenaga laboratorium
a. SMAK 0 0 0 0
b. D3 analis 0 0 0 0
c. D4/S1 analis 0 0 0 0
12. Prakarya 1 0 0 1
13. S1 Administrasi 0 0 1 0
14. SMA 3 0 3 6
15. SMP 0 0 0 0
16. SD 0 0 0 0
17. Total 9 4 7 33
9

4. Struktur Organisasi Puskesmas


KEPALA PUSKESMAS

KASUBAG
TATA
USAHA

KOORDINATOR KOORDINATOR KOORDINATOR


UKP UKM UKM Esensial
Pengembangan

-Pelayanan Pemeriksaan - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Promosi


Umum Jiwa Kesehatan UKS
- Pelayanan Kesehatan Gigi - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Kesehatan
dan Mulut Gizi Masyarakat Lingkungan
- Pelayanan KIA Bersifat UKP - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan KIA, KB
- Pelayana KB Bersifat UKP Indra Bersifat UKM
- Pelayanan KB Bersifat UKP - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Kesehatan Gizi
- Pelayanan Gawat Darurat Lansia Bersifat UKM
- Pelayana Gizi Bersifat UKP - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Pencegahan
- Pelayanan Persalinan Kerja dan Pengendalian Penyakit
- Pelayanan Kefarmasian
- Pelayanan Laboratorium

Poskesdes/ Poskesdes/ Poskesdes/ Poskesdes/ Poskesdes/


Polindes Polindes Polindes Polindes Polindes
WIRANG MARINDI BONGKANG SERADANG LOK BATU

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi Puskesmas Wirang

B. VISI, MISI DAN MOTTO PUSKESMAS WIRANG


1. Visi
Menjadi Puskesmas terpercaya di wilayah kerja Puskesmas Wirang
2. Misi
a) Melaksanakan pelayanan dasar yang berkualitas baik di dalam
maupun di luar gedung.
b) Meningkatkan kompetensi karyawan.
c) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam
mewujudkan hidup sehat.
10

3. Motto
“Bekerja dengan hati, melayani dengan pasti”
4. Tata Nilai
ASYIK”
a. (A) Aktif, selalu berusaha mengembangkan diri dan program
kesehatan dengan semangat tinggi.
b. (S) Sopan Santun, selalu berperilaku dan bertutur kata yang baik,
berbudi pekerti luhur.
c. (Y) Yakin Bisa, percaya diri bahwa memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas.
d. (I) novatif, berupaya untuk mendayagunakan pemikiran,
kemampuan, imajinasi, keahlian untuk menghasilkan
pembaharuan yang lebih baik, bermutu baik bagi diri sendiri
maupun lingkungan.
e. (K) Kerja sama, bersama-sama melakukan pekerjaan bersama
untuk mencapai tujuan yang sama.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Menurut Permenkes no 377 tahun 2009 tentang jabatan Apoteker
dan angka kreditnya, tugas dan fungsi Apoteker Ahli pertama adalah
sebagai berikut :
1 Pendidikan : a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah
. atau gelar
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di
bidang kefarmasian dan mendapatkan Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) atau sertifikat
c. Pendidikan dan pelatihan prajabatan dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat
Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
sertifikat
11

2 Pekerjaan : a. Membuat kerangka acuan dalam rangka


Kefarmasian penyiapan rencana kerja kefarmasian
b. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam
rangka pengelolaan perbekalan farmasi
c. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi
d. Mengolah data perencanaan dalam rangka
pengelolaan perbekalan farmasi
e. Mengawasi kegiatan sterilisasi sentral
f. Menyusun perbekalan farmasi secara
alfabetis dengan system FIFO & FEFO
g. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan
farmasi/resep yang akan dihapuskan
h. Meracik obat dalam rangka dispensing resep
individual
i. Visite ke ruang rawat
j. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
k. Konseling Obat
l. Konsultasi dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya
m. Mendokumentasikan pemantauan
penggunaan obat
n. Pelayanan kefarmasian jarak jauh (Remote
Service)
o. Home care
p. Ambulatory Service
q. Swamedikasi
r. Pelayanan Paliatif
s. Pengabdian masyrakat
t. Pelaksanaan tugas ditempat yang
mempunyai resiko tinggi dan atau rawan
u. Menjadi saksi dalam penghapusan
perbekalan farmasi dan atau dokumennya
12

3 Pengembangan : a. Membuat karya tulis/ilmiah di bidang


Profesi kefarmasian/kesehatan
b. Penerjemahan atau penyaduran buku dan
bahan lainnya di bidang
kefarmasian/kesehatan
c. Membuat buku pedoman atau petunjuk
pelaksanaan/teknis di bidang pelayanan
kefarmasian
d. Menemukan atau mengembangkan
teknologi tepat guna di bidang kefarmasian
e. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian
f. Melakukan penyuluhan di bidang
kefarmasian / kesehatan
4 Penunjang : a. Mengajar / melatih / membimbing yang
Tugas berkaitan dengan bidang kefarmasian /
kesehatan
b. Peran serta dalam seminar/lokakarya di
bidang kefarmasian / kesehatan
c. Keanggotan dalam Komite Farmasi dan
Terapi (KFT) atau kepanitiaan lainnya
d. Keanggotaan dalam organisasi profesi
apoteker
e. Memperoleh gelar kesarjanaan
f. Memperoleh piagam kehormatan /
penghargaan/ tanda jasa

D. SASARAN KINERJA PEGAWAI


Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Apoteker menurut permenkes
no 377 tahun 2009 tentang jabatan Apoteker dan angka kreditnya,
adapun satuan kinerja pegawai jabatan Apoteker ahli pertama di
Puskesmas Wirang adalah sebagai berikut :
13

1. Membuat kerangka acuan dalam rangka Penyiapan Rencana


Kegiatan Kefarmasian;
2. Mengklasifikasi perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan
Perbekalan Farmasi;
3. Inventarisasi pemasok perbekalan farmasi dalam rangka Pemilihan
Perbekalan Farmasi;
4. Mengolah data dalam rangka Perencanaan Perbekalan Farmasi
5. Mengawasi kegiatan dalam rangka Sterilisasi Sentral;
6. Menyusun perbekalan farmasi dalam rangka Penyimpanan
Perbekalan Farmasi;
7. Merekapitulasi daftar usulan perbekalan farmasi dalam rangka
Penghapusan Perbekalan Farmasi;
8. Meracik obat resep individu dalam rangka Dispensing;
9. Visite ke ruang rawat;
10. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
11. Konseling obat;
12. Konsultasi dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya;
13. Mendokumentasikan dalam rangka Pemantauan Penggunaan
Obat;
14. Pelayanan jarak jauh (Remote Service);
15. Pelayanan di tempat tinggal (Home care);
16. Ambulatory services;
17. Swamedikasi;
18. Pelayanan paliatif.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Pada saat melaksanakan tugas pekerjaan, ASN harus
memahami terlebih dahulu wewenang dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya, kemudian menguasai standar mutu
layanan yang melekat pada wewenang tersebut. Pelayanan publik
yang bermutu tidak saja dibebankan pada pemerintah tetapi juga
semua elemen yang terdapat dalam sistem pelayanan publik.
Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki nilai dasar profesi
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,
dan Anti korupsi. Maka perlu diketahui indikator dari kelima nilai
dasar tersebut yaitu :
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang
menjadi amanah. Amanah seorang Pegawai Negeri Sipil
adalah menjamin terwujudnya nilai nilai publik. Nilai-nilai publik
tersebut antara lain adalah :
1) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika
terjadi konflik kepentingan antara kepentingan publik
dengan kepentingan sektor kelompok dan pribadi
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari
dan mencegah keterlibatan Pegawai Negeri Sipil dalam
politik praktis
3) Memperlakukan warga Negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayan publik
4) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan sebagai peyelenggara pemerintahan

14
15

Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda, yaitu :


1) Akuntabilitas Personal yaitu mengacu pada nilai-nilai yang
ada pada diri seseorang seperti kejujuran, integritas, moral,
dan etika.
2) Akuntabilitas Individu yaitu mengacu pada hubungan
antara individu dengan lingkungan kerjanya.
3) Akuntabilitas Kelompok yaitu mengacu pada kinerja
kerjasama kelompok dalam sebuah institusi.
4) Akuntabilitas Organisasi yaitu mengacu pada hasil
pelaporan kinerja yang telah rencanakan.
5) Akuntabilitas Stakeholder yaitu mengacu pada tanggung
jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan
dan kinerja yang adil, responsif dan bermartabat.
Terdapat 9 tahapan nilai- nilai dasar akuntabilitas yaitu:
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya
2) Transparansi
Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi
3) Intergritas
Integritas adalah keteguhan yang tidak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
4) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak
di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban
5) Keadilan
Keadilan kondisi kebenaran secara moral mengetahui
sesuatu hal baik menyangkut benda atau orang
16

6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang melahirkan akuntabilitas
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas
8) Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi
tujuan dan hasil yang diharapkan
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pondasi bagi Aparatur Sipil Negara
untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungi dan
tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik,
bangsa dan Negara atau sering juga diartikan sebagai paham
kebangsaan. Adapun nilai dasar Nasionalisme yaitu:
Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Mengembankan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
17

5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah


masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan YME.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa memebeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa
selira
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila 3: Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
18

2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara


dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa
Sila 4: Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
1) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati
nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan YME,
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
19

kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan


kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melakukan persmusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme juga mengandung
arti suatu sikap meninggikan bangsanya sendiri, memiliki rasa
kebanggaan dan wawasan kebangsaan dalam perasaan atau
pikiran, serta sikap rela berkorban demi bangsa dan negara.
c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar /norma yang
menentukan baik/buruk tindakan keputusan, perilaku untuk
20

mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan


tanggung jawab pelayanan publik.
Nilai- nilai dasar Etika Publik adalah:
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara
Pancasila
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif dan
memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
f) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya
kepada publik
g) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
h) Memberikan layanan kepada publik secara jujur tanggap,
cepat. Tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna dan
santun
i) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
j) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
k) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
kerja pegawai
l) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
m) Meningkatkan efektifitas system pemerintah yang
demokratis sebagai sistem karir
d. Komitmen Mutu
Komitmen Mutu merupakan pelaksanaan pelayan publik
dengan berorientasi pada kualitas hasil. Nilai- nilai dasar
komitmen mutu adalah efektif, efesien, inovasi dan berorientasi
mutu.
21

a) Efektifitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang


telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu
hasil kerja
b) Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi
penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan
c) Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya. Bukan sekedar menjalankan atau
menggunakan tugas rutin
d) Berorientasi Mutu merupakan suatu kondisi dinamis
berkaitan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen.
e. Anti Korupsi
Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilaksanakan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau
masyarakat baik secara langsung maupun tidak.
Nilai-nilai dasar Anti Korupsi adalah :
a) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa
dalam bekerja sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
22

b) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
dimana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu.
c) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
sendiri seseorang menjadi tidak tergantung terlalu banyak
pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pilarnya guna bekerja secara efektif. Jejaring sosial yang
dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan
tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak yang tidak bertanggungjawab
demi mencapai keuntungan sesaat.
d) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalankan tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
23

e) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, Negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f) Kerja keras
Perbedaan nyata akan jelas terlihat antara seseorang yang
mempunyai etos kerja yang tidak memilikinya. Individu
beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan yang
sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya
dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa megeluarkan keringat.
g) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
h) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan memtolerir adanya penyimpangan
24

dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia


juga berani sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
yang menyimpang dari hal semestinya
i) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pemimpin maka ia akan
memberikan kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran dan bangsanya.

Tabel 3.1. Nilai-nilai dasar PNS dan Indikatornya


No Nilai Dasar Indikator Nilai Dasar

1. AKUNTABILITAS Tanggung jawab, jujur, kejelasan target,


netral, mendahulukan kepentingan publik,
adil, transparan, konsisten, partisipatif
2. NASIONALISME Ketuhanan : religius, toleran, etos kerja,
transparan, amanah, percaya diri
Kemanusiaan: humanis, tenggang rasa,
persamaan derajat, saling menghormati,
tidak diskriminatif.
Persatuan : cinta tanah air, rela berkorban,
menjaga ketertiban, mengutamakan
kepentingan publik, gotong royong
Kerakyatan: musyawarah mufakat,
kekeluargaan, menghargai pendapat,
bijaksana
Keadilan: bersikap adil, tidak serakah, tolong
menolong, kerja keras, sederhana

3. KOMITMEN Efektifitas (puas, berhasil guna, sesuai


MUTU target), efisiensi (hemat, termudah,
termurah, tersingkat, teringan, terpendek),
inovasi (berubah, berpikir kreatif),
berorientasi mutu(lulus, ramah, tertib, cepat,
aman, teliti, teratur)
25

4. ETIKA PUBLIK Jujur, bertanggung jawab, integritas tinggi,


cermat, disiplin, hormat, sopan, taat pada
peraturan, taat perintah, menjaga rahasia
5. ANTI KORUPSI Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras,
sederhana, mandiri, adil, berani, peduli

2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


ASN yang professional mampu melaksanakan tugas dan
perannya sebagai pelayan masyarakat maka diperlukan
pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai kedudukan
dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Repubik Indonesia. Nilai-
nilai dasar tersebut meliputi:
1. Pelayanan Publik
Termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
Tentang Pelayanan Publik, bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atau barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggan
pelayanan publik. Adapun prinsip dalam pelayanan publik agar
terwujud pelayanan prima adalah partisipatif, transparan,
responsive, tidak diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan
efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan.
2. Whole of Government
Whole of Government merupakan pendekatan yang
menekankan aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-
sekat sektoral yang selama ini terbangun. Dapat pula diartikan
sebagai upaya kementerian atau lembaga pemerintah dalam
mecapai tujuan bersama.
3. Manajemen ASN
ASN memiliki peranan penting dalam menciptakan
masyarakat yang taat, berperadaban modern, demokratis, adil
dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan
kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga
26

persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan


kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang
dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara
akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan dari Pelayanan informasi
obat adalah :
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga
kesehatan lain di lingkungan puskesmas, pasien dan
masyarakat
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang
berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan obat
oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki alat penyimpanan yang memadai).
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.
Kegiatan pelayanan informasi obat meliputi:
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen
secara proaktif dan pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan
melalui telepon, surat atau tatap muka.
c. Membuat bulletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan
lain-lain
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
rawat inap serta masyarakat
e. Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan Obat
dan Bahan Medis Habis Pakai
f. Mengkoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan
pelayanan kefarmasian
27

C. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : UPT Puskesmas Wirang
Identifikasi Isu : Belum optimalnya pelayanan informasi obat kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Wirang
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan informasi obat kepada masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas Wirang
Gagasan Pemecahan Isu : a. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat
b. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat
c. Mensosialisasikan SOP Pemberian Informasi Obat kepada Tenaga Teknis Kefarmasian
d. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan kefarmasian
e. Memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien
f. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui kegiatan “Gema Cermat”
g. Melakukan sosialisasi “Gema Cermat” terhadap tenaga kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
h. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja Puskesmas Wirang
i. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
28

Tabel 3.2. Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Out Put / Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan nilai
Target Mata Pelatihan terhadap Visi Misi Organisasi
organisasi
1. Membuat SOP Persiapan : Print dokumen 1. Tahapan-tahapan SOP Pembuatan SOP Yakin Bisa
Pemberian 1. Menyiapkan laptop, SOP harus disusun dengan Pemberian Kegiatan
Informasi Obat kertas dan printer cermat dan teliti Informasi Obat Pembuatan SOP
untuk digunakan (Komitmen mutu : berkontribusi dalam diyakini dapat
dalam pembuatan teliti) peningkatan kualitas meningkatkan
SOP pelayanan. Hal ini kualitas
2. Mengumpulkan 2. SOP dibuat dengan sesuai dengan misi pelayanan sesuai
literatur yang sesuai menggunakan Bahasa pertama Puskesmas standar yang
Indonesia yang baik dan Wirang yaitu telah ditetapkan
Pelaksanaan : benar agar mudah “Melaksanakan
1. Mengetik tahapan- dipahami pelayanan dasar
tahapan dalam SOP (Nasionalisme : Sila yang berkualitas
2. Memprint dokumen ke-3, Cinta tanah air) baik di dalam
SOP PIO maupun luar
3. Terdapat kejelasan gedung”
Evaluasi : tentang siapa yang
Print dokumen SOP bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan
SOP
(Akuntabilitas :
Kejelasan).
29

2. Melegalisasi SOP Persiapan : Dokumen SOP 1. Mengucapkan salam Dengan Kerja sama
Pemberian Menyiapkan dokumen yang sudah ketika menemui Kepala ditandatanganinya Diperlukan kerja
Informasi Obat SOP yang sudah ditandatangani Puskesmas dokumen SOP sama antara
selesai Kepala (Nasionalisme : Sila Pemberian apoteker dan
Puskesmas ke-1, Ketuhanan) Informasi Obat kepala
Pelaksanaan : maka SOP tersebut puskesmas untuk
Meminta tanda tangan 2. Meminta persetujuan akan menjadi acuan melegalisasi SOP
dan persetujuan kepala dan tanda tangan dalam pelayanan pemberian
Puskesmas Kepala Puskesmas informasi obat yang informasi obat.
menggunakan bahasa berkualitas. Hal ini
Evaluasi : yang sopan sesuai dengan misi
Dokumen SOP yang (Etika Publik : Sopan) pertama Puskesmas
sudah ditandatangani Wirang yaitu
Kepala Puskesmas 3. Apoteker bertanggung “Melaksanakan
jawab dalam pelayanan dasar
pelaksanaan pelayanan yang berkualitas
informasi obat yang baik di dalam
berkualitas dan maupun luar
memuaskan pasien. gedung”
(Akuntabilitas :
Tanggung jawab)
(Komitmen mutu :
kepuasan pasien)

3. Melaksanakan Persiapan : 1. Surat 1. Mengucapkan salam Sosialisasi SOP Yakin Bisa


Sosialisasi SOP 1. Membuat surat undangan sebelum memulai berkontribusi Apoteker dan
Pemberian undangan yang 2. Dokumentasi sosialisasi terhadap visi misi tenaga teknis
Informasi Obat ditujukan kepada kegiatan Puskesmas Wirang, kefarmasian
30

kepada Tenaga tenaga teknis 3. Catatan hasil (Nasionalisme : Sila yaitu misi pertama yakin bisa
Teknis kefarmasian sosialisasi ke-1, Ketuhanan) yaitu melaksanakan
Kefarmasian 2. Menyiapkan 4. Daftar hadir 2. Sosialisasi disampaikan “Melaksanakan tahapan-tahapan
Dokumen SOP PIO dengan menggunakan pelayanan dasar pelayanan
yang akan bahasa yang sederhana yang berkualitas informasi obat
disosialisasikan agar mudah dipahami baik di dalam sesuai SOP yang
3. Menyiapkan ruangan (Anti korupsi : maupun luar telah dibuat
4. Menyiapkan daftar sederhana) gedung”
hadir dan notulensi
kegiatan 3. Konsisten dalam
5. Mengumpulkan melaksanakan tahapan-
Tenaga teknis tahapan yang ada
kefarmasian dalam SOP
(Akuntabilitas :
Pelaksanaan : Konsistensi)
1. Melakukan
sosialisasi SOP PIO 4. Sosialisasi dilaksanakan
kepada tenaga untuk meningkatkan
teknis kefarmasian kualitas pelayanan
2. Mendokumentasikan sehingga sesuai atau
kegiatan bahkan melebihi standar
(Komitmen mutu :
Evaluasi : berkualitas)
1. Surat undangan
2. Dokumentasi
kegiatan
3. Catatan hasil
sosialisasi
31

4. Daftar hadir

4. Melakukan Persiapan : Menjamin obat 1. Etiket ditulis dengan Pelayanan resep Sopan Santun
pelayanan resep 1. Menyiapkan yang diserahkan seksama, teliti dan yang profesional Selalu berperilaku
individual di ruangan, alat racik kepada pasien dengan tulisan yang akan berdampak dan bertutur kata
ruang pelayanan dan bahan-bahan sudah tepat dan dapat terbaca oleh terhadap kepuasan yang baik,
kefarmasian obat sesuai dengan pasien pasien dan berbudi pekerti
2. Menyiapkan etiket yang diresepkan (Komitmen mutu : keberhasilan terapi luhur saat
3. Menyiapkan alat tulis oleh dokter teliti). pengobatan pasien. melakukan
Hal ini sejalan pelayanan resep
Pelaksanaan : 2. Melayani pasien dengan misi individual di ruang
1. Menerima resep dengan sopan, adil dan Puskesmas Wirang pelayanan
2. Membaca resep tidak diskriminatif yaitu kefarmasian
3. Menuliskan etiket (Anti korupsi : adil) “Melaksanakan
4. Mengambil obat (Nasionalisme : Sila pelayanan dasar
sesuai yang ke-2, tidak berkualitas di
diperlukan diskriminatif). dalam dan luar
5. Meracik/menyiapkan gedung”
obat 3. Menyiapkan dan
6. Memeriksa meracik obat dengan
kesesuaian etiket bertanggung jawab
dengan obat (Akuntabilitas :
7. Menyerahkan obat Tanggung jawab)

Evaluasi
Menjamin obat yang
diserahkan kepada
32

pasien sudah tepat dan


sesuai dengan yang
diresepkan oleh dokter

5. Memberikan Persiapan : Menjamin 1. Pelayanan informasi Pelayanan informasi Sopan Santun


pelayanan 1. Mencari literature pasien dapat obat dilakukan dengan obat diberikan Selalu berprilaku
informasi obat bila diperlukan memahami dan profesional dengan tujuan untuk sopan santun dan
(PIO) kepada 2. Menyiapkan stempel mengerti cara (Etika Publik : memberikan berbudi luhur
pasien PIO penggunaan Profesional) informasi secara terhadap semua
3. Menyiapkan alat tulis obat,lama akurat, jelas dan pasien yang
penggunaan 2. Peduli dengan keluhan terkini kepada mendapatkan
Pelaksanaan : obat, efek dan masalah yang pasien agar pelayanan
1. Memanggil pasien samping dan dialami oleh pasien ketepatan informasi obat
2. Mengkonfirmasi cara (Anti korupsi : Peduli) penggunaan obat tanpa membeda-
identitas pasien penyimpanan terjamin. Hal ini bedakan status
3. Menyerahkan obat obat agar hasil 3. Memberikan informasi sesuai dengan misi sosial, agama,
kepada pasien terapi memiliki secara jelas, benar dan Puskesmas yaitu ataupun suku
4. Memberikan efek optimal tidak ada yang ditutup- “melaksanakan
penjelasan tentang tutupi pelayanan dasar
cara penggunaan (Akuntabilitas : yang berkualitas di
obat, lama Transparansi) dalam dan luar
penggunaan obat, gedung”
efek samping bila 4. Memberikan
ada, dan cara kesempatan yang sama
penyimpanan obat kepada semua pasien
untuk menanyakan
33

5. Memverifikasi cara informasi tentang


penggunaan obat penggunaan obat
yang telah dijelaskan (Nasionalisme : Sila
6. Menstempel bagian ke-2, Persamaan hak).
belakang resep
dengan stempel PIO
7. Meminta pasien
untuk
menandatangani
resep sebagai bukti
bahwa PIO telah
diberikan
8. Mendokumentasikan
kegiatan PIO

Evaluasi :
Menjamin pasien dapat
memahami dan
mengerti cara
penggunaan obat,lama
penggunaan obat, efek
samping dan cara
penyimpanan obat agar
hasil terapi memiliki efek
optimal
34

6. Menyiapkan Persiapan : 1. Handout 1. Literatur yang Inovatif


materi edukasi 1. Menyiapkan laptop materi digunakan dipilih Seiring dengan
pelayanan 2. Mengumpulkan 2. Dokumentasi dengan teliti dan perkembangan
informasi obat literature kegiatan dipastikan sumbernya zaman, materi
melalui kegiatan 3. Menentukan topik terpercaya edukasi tidak
“Gema Cermat” yang akan dibahas (Komitemen mutu : hanya berbentuk
4. Menentukan media teliti) media cetak juga
edukasi yang akan (Akuntabilitas : dapat berbentuk
digunakan Kepercayaan) preesentasi
menggunakan
Pelaksanaan : 2. Media edukasi yang Ms. Power Point
1. Membuat power digunakan yaitu Ms.
point untuk Power point untuk
sosialisasi menghemat biaya
2. Menyusun materi karena tidak perlu
mencetak brosur/leaflet
Evaluasi : (Komitmen Mutu :
1. Handout materi Efisiensi)
2. Dokumentasi
kegiatan 3. Materi edukasi dibuat
dengan kata-kata yang
sederhana dan mudah
dipahami
(Anti korupsi :
Sederhana).
7. Melakukan Persiapan : 1. Surat 1. Koordinasi dan bekerja Sosialisasi internal Aktif, Kerja
sosialisasi “Gema 1. Koordinasi dengan undangan sama dengan kepala di Puskesmas sama
Cermat” terhadap Kepala Puskemas puskesmas sebelum wirang bertujuan
35

tenaga kesehatan 2. Membuat surat 1. Dokumentasi melaksanakan untuk meningkatkan Apoteker tidak
di Puskesmas undangan untuk kegiatan sosialisasi pemahaman dan hanya
Wirang tenaga kesehatan di 2. Notulensi (Etika Publik : pengetahuan tenaga memberikan
Puskesmas Wirang 3. Daftar hadir menghargai kesehatan lain pelayanan yang
3. Mengirimkan komunikasi, dalam penggunaan bersifat kuratf
undangan konsultasi dan kerja obat yang baik dan namun juga harus
4. Menyiapkan daftar sama). benar. Hal ini sesuai dapat aktif dalam
hadir, notulensi, dengan misi kedua pelayanan yang
tempat & LCD 2. Surat undangan jelas Puskesmas Wirang bersifat promotif-
ditujukan untuk siapa yaitu preventif.
Pelaksanaan : (Akuntabilitas : “Meningkatkan Pelayanan
1. Sosialisasi dengan Kejelasan) kompetensi promotif-preventif
metode ceramah karyawan” memerlukan kerja
2. Membuka sesi tanya 3. Untuk meningkatkan sama dengan
jawab dengan efektivitas dan efisiensi stake holder lain
peserta waktu sosialisasi gema agar tujuan
3. Mendokumentasikan cermat dilakukan sekali pelayanan dapat
kegiatan waktu dengan terlaksana
mengundang seluruh dengan optimal
Evaluasi : tenaga kesehatan yang
1. Surat undangan berada di Puskesmas
2. Dokumentasi Wirang
kegiatan (Komitmen Mutu :
3. Daftar hadir Efektivitas dan
4. Notulensi Efisiensi).

4. Dalam sosialisasi akan


dilaksanakan sesi
36

Tanya jawab, dimana


semua orang akan
diberikan hak yang
sama untuk bertanya
(Nasionalisme : Sila
ke-2, Persamaan hak)

8. Melakukan Persiapan : 1. Surat 1. Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi gema Aktif, Kerja


sosialisasi Gema 1. Koordinasi dengan undangan dijelaskan dengan detail cermat terhadap sama
Cermat tentang Kepala Sekolah 2. Dokumentasi dan transparan kepada siswa/I di Sekolah Apoteker tidak
NAPZA di 2. Menentukan tanggal kegiatan kepala sekolah Menengah Pertama hanya
Sekolah dan jam 3. Daftar hadir (Akuntabilitas : (SMP) dan Sekolah memberikan
Menengah pelaksanaan 4. Meningkatka Transparansi) Menengah Atas pelayanan yang
Pertama (SMP) sosialisasi n (SMA) memiliki bersifat kuratf
dan Sekolah 3. Membuat surat pemahaman 2. Tanggal dan jam kontribusi terhadap namun juga
Menengah Atas undangan dan pelaksanaan sosialisasi orgainsasi, yaitu harus dapat aktif
(SMA) di wilayah 4. Mengirimkan surat pengetahuan disepakati bersama sesuai dengan misi dalam pelayanan
kerja Puskesmas undangan siswa/i (Nasionalisme : Sila ketiga Puskesmas yang bersifat
Wirang terhadap ke-4, mufakat) Wirang yaitu promotif-
penyalahgun “Meningkatkan preventif.
Pelaksanaan : aan NAPZA 3. Sosialisasi gema cermat kesadaran Pelayanan
1. Sosialisasi gema ini sesuai dengan masyarakat untuk promotif-preventif
cermat kegiatan yang berperan aktif memerlukan kerja
2. Mendokumentasikan dicanangkan oleh dalam sama dengan
kegiatan sosialisasi Kementerian Kesehatan mewujudkan hidup stake holder lain
dimana apoteker sehat” agar tujuan
Evaluasi : memiliki tanggung pelayanan dapat
1. Surat undangan jawab untuk
37

2. Dokumentasi melaksanakan kegiatan terlaksana


kegiatan tersebut dengan optimal
3. Daftar hadir (Anti korupsi :
4. Meningkatkan Tanggung jawab)
pemahaman dan (Etika Publik : memiliki
pengetahuan siswa/i kemampuan dalam
terhadap melaksanakan
penyalahgunaan kebijakan dan
NAPZA program pemerintah)

4. Sosialisasi dilaksanakan
dengan metode
ceramah untuk
meningkatkan efisiensi
waktu dan tenaga
(Komitmen mutu :
Efisiensi)
9. Pembuatan Persiapan : Leaflet/brosur 1. Literatur yang Adanya informasi Inovatif
leaflet/brosur di 1. Menyiapkan laptop digunakan dipilih obat dalam bentuk Penggunaan
ruang tunggu 2. Mengumpulkan dengan teliti dan leaflet/brosur media cetak
pasien literature dipastikan sumbernya diharapkan dapat berupa
Pelaksanaan dapat dipercaya membuat leaflet/brosur
1. Mendesain (Komitemen mutu : masyarakat aktif dapat digunakan
leaflet/brosur teliti) untuk membaca dan sebagai inovasi
2. Mencetak (Akuntabilitas : meningkatkan dalam pelayanan
leaflet/brosur Kepercayaan) pengetahuan informasi obat
3. Meletakkan tentang penggunaan Karena informasi
leaflet/brosur di obat. Hal ini sesuai obat tidak hanya
38

ruang tunggu apotek 2. Leaflet dibuat semenarik dengan misi ketiga dalam bentuk
rawat jalan dan sekreatif mungkin Puskesmas Wirang, lisan namun juga
Evaluasi : agar masyarakat tertarik yaitu : dalam bentuk
Leaflet/brosur untuk membaca “Meningkatkan tulisan.
(Komitemen mutu : kesadaran
berpikit kreatif) masyarakat untuk
berperan aktif
3. Leaflet/brosur dalam
diletakkan di tempat mewujudkan hidup
yang dapat dijangkau sehat”
oleh pasien yang
berobat di Puskesmas,
baik lansia, anak-anak,
ibu hamil, maupun
pasien disabilitas.
(Etika publik :
menciptakan
lingkungan kerja yang
non diskriminatif)

4. Semua pasien berhak


untuk mendapatkan
pelayanan informasi
obat yang disediakan
oleh Puskesmas
(Nasionalisme : Sila
ke-2, persamaan hak).
39

A. JADWAL RENCANA KEGIATAN

Tabel 3.3 Rincian Jadwal Rencana Kegiatan

No Kegiatan Jadwal Kegiatan

PERSIAPAN

1. Konsultasi atau Koordinasi dengan Coach dan Mentor 27 Juli - 29 Juli 2019

2. Seminar Rancangan Aktualisasi 29 Juli 2019

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat 31 Juli – 3 Agustus 2019

2. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat 31 Juli – 3 Agustus 2019

Melakukan Sosialisasi SOP Pemberian Informasi Obat kepada Tenaga


3. 31 Juli – 3 Agustus 2019
Teknis Kefarmasian

Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan kefarmasian 1 Agustus – 31 Agustus


4.
2019

Memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien 1 Agustus – 31 Agustus


5.
2019
40

Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui kegiatan “Gema


6. 31 Juli – 10 Agustus
Cermat”
Melakukan sosialisasi “Gema Cermat” terhadap tenaga kesehatan di 5 Agustus – 10 Agustus
7.
Puskesmas Wirang 2019
Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah Menengah
12 Agustus – 24 Agustus
8. Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja
2019
Puskesmas Wirang
19 Agustus – 24 Agustus
9. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
2019
EVALUASI
25 Agustus – 2
1. Penyusunan Laporan
September 2019
2. Seminar Hasil 3 September 2019

B. MATRIK JADWAL RENCANA KEGIATAN

Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan yaitu :
Tabel 3.4 Matrik Jadwal Rencana Kegiatan Bulanan
No. Kegiatan Bulan
Juli Agustus September
PERSIAPAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan Coach dan Mentor
41

2. Seminar Rancangan Aktualisasi


PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat

2. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat

3. Melakukan Sosialisasi SOP Pemberian Informasi Obat kepada Tenaga


Teknis Kefarmasian
4. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan kefarmasian

5. Memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada pasien

6. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui kegiatan


“Gema Cermat”
7. Melakukan sosialisasi “Gema Cermat” terhadap tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien

EVALUASI
1. Penyusunan Laporan

2. Seminar Hasil
42

Tabel 3.5 Matrik Jadwal Rencana Kegiatan Mingguan


BULAN
No. KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER
I II III IV V I II III IV I II III
PERSIAPAN
1. Konsultasi atau koordinasi dengan coach dan mentor
2. Seminar Rancangan Aktualisasi
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat
2. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat
3. Melakukan Sosialisasi SOP Pemberian Informasi Obat
kepada Tenaga Teknis Kefarmasian
4. Melakukan pelayanan resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
5. Memberikan pelayanan informasi obat (PIO) kepada
pasien
6. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat
melalui kegiatan “Gema Cermat”
7. Melakukan sosialisasi “Gema Cermat” terhadap tenaga
kesehatan di Puskesmas Wirang
8. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
43

BULAN
No. KEGIATAN JULI AGUSTUS SEPTEMBER
I II III IV V I II III IV I II III
Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja Puskesmas
Wirang
9. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
EVALUASI
1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil

Tabel 3.6 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi Bulan Juli 2019


Juli 2019
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

A. Persiapan

1 Konsultasi dengan Mentor


dan Coach
2 Seminar Rancangan
Aktualisasi
B. Pelaksanaan

1 Membuat SOP Pemberian


Informasi Obat
44

2 Melegalisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
3 Melakukan Sosialisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian
4 Melakukan pelayanan
resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
5 Memberikan pelayanan
informasi obat (PIO)
kepada pasien
6 Menyiapkan materi
edukasi pelayanan
informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
7 Melakukan sosialisasi
“Gema Cermat” terhadap
tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8 Melakukan sosialisasi
Gema Cermat tentang
NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9 Pembuatan leaflet/brosur
di ruang tunggu pasien
45

EVALUASI

1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil

Tabel 3.7 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi Bulan Agustus 2019


Agustus 2019
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

A. Persiapan

1 Konsultasi dengan Mentor


dan Coach
2 Seminar Rancangan
Aktualisasi
B. Pelaksanaan

1 Membuat SOP Pemberian


Informasi Obat
2 Melegalisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
3 Melakukan Sosialisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian
4 Melakukan pelayanan
resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
46

5 Memberikan pelayanan
informasi obat (PIO)
kepada pasien
6 Menyiapkan materi
edukasi pelayanan
informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
7 Melakukan sosialisasi
“Gema Cermat” terhadap
tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8 Melakukan sosialisasi
Gema Cermat tentang
NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9 Pembuatan leaflet/brosur
di ruang tunggu pasien
EVALUASI

1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
47

Tabel 3.8 Matrik Rencana Kegiatan Aktualisasi Bulan September 2019


September 2019
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

A. Persiapan

1 Konsultasi dengan Mentor


dan Coach
2 Seminar Rancangan
Aktualisasi
B. Pelaksanaan

1 Membuat SOP Pemberian


Informasi Obat
2 Melegalisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
3 Melakukan Sosialisasi SOP
Pemberian Informasi Obat
kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian
4 Melakukan pelayanan
resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
5 Memberikan pelayanan
informasi obat (PIO)
kepada pasien
6 Menyiapkan materi
edukasi pelayanan
48

informasi obat melalui


kegiatan “Gema Cermat”
7 Melakukan sosialisasi
“Gema Cermat” terhadap
tenaga kesehatan di
Puskesmas Wirang
8 Melakukan sosialisasi
Gema Cermat tentang
NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)
dan Sekolah Menengah
Atas (SMA) di wilayah kerja
Puskesmas Wirang
9 Pembuatan leaflet/brosur
di ruang tunggu pasien
EVALUASI

1. Penyusunan laporan
2. Seminar hasil
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. PELAKSANAAN DAN CAPAIAN AKTUALISASI HABITUASI


Aktualisasi nilai-nilai dasar ASN sebagai Apoteker Ahli Pertama
di Puskesmas Wirang Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong
dilaksanakan selama off campus terhitung mulai tanggal 31 Juli 2019 –
31 Agustus 2019 terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan sesuai yang
direncanakan sebagai berikut :
Berikut penjelasan rinci mengenai pelaksanaan 9 (sembilan)
kegiatan pada aktualisasi dan habituasi tersebut, yaitu :
Persiapan :
1. Konsultasi atau koordinasi dengan Coach dan Mentor
Pelaksanaan :
1. Membuat SOP Pemberian Informasi Obat
Tabel 4.1 Membuat SOP Pemberian Informasi Obat
Kegiatan Membuat SOP Pemberian Informasi
Obat
Tanggal 2 - 3 Agustus 2019
Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang
Tahapan Kegiatan Persiapan :
1. Menyiapkan laptop, kertas dan
printer untuk digunakan dalam
pembuatan SOP
2. Mengumpulkan literatur yang sesuai
Pelaksanaan :
1. Mengetik tahapan-tahapan dalam
SOP
2. Memprint dokumen SOP PIO
Evaluasi :
SOP

49
50

Daftar Lampiran a. Print Out SOP Pemberian Informasi


Obat
b. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.1 Print Out SOP Pemberian Informasi Obat

Gambar 4.2 Kegiatan Pembuatan SOP

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah untuk


menciptakan pelayanan yang berkualitas dimana tujuan akhir
dari dibuatnya SOP pemberian Informasi Obat ini adalah untuk
51

menghindari terjadinya kesalahan penggunaan obat oleh pasien


yang berobat Puskesmas Wirang akibat kurang optimalnya
pemberian informasi obat yang diberikan oleh tenaga
kefarmasian.
Dalam pembuatan SOP pemberian informasi obat tersebut
didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang terdapat dalam kegiatan ini yaitu
adanya kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan SOP yang telah dibuat. Dalam hal ini
yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan SOP tersebut
secara jelas tertera dalam SOP adalah tenaga kefarmasian,
yaitu apoteker dan tenaga teknis kefarmasian di Puskesmas
Wirang.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
Cinta tanah air, yaitu dalam penyusunan SOP ini digunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar SOP yang
dibuat mudah dipahami.
c. Nilai Etika publik yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu taat
pada peraturan dan undang-undang. Penyusunan SOP
dilakukan secara profesional, isi SOP harus memelihara dan
menjunjung tinggi etika luhur, menggunakan bahasa yang
formal dan sopan, aturan SOP dibuat tidak bertentangan
dengan Undang- undang Dasar Negara Repuplik
Indonesia harus sesuai kebijakan pemerintah, sehingga
meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam pembuatan SOP
ini adalah teliti dimana tahapan-tahapan yang dimasukkan ke
dalam SOP harus disusun dengan cermat dan teliti agar
tercipta pelayanan yang optimal dan berkualitas di
Puskesmas Wirang.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan ini
adalah sederhana. Kata-kata yang digunakan dalam tahapan-
52

tahapan SOP dibuat sesederhana mungkin agar dapat


dipahami dengan baik dan mudah dimengerti.

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang


didapatkan setelah melaksanakan kegiatan Pembuatan SOP
Pemberian Informasi Obat yaitu berkontribusi dalam peningkatan
kualitas pelayanan. Hal ini sesuai dengan misi pertama
Puskesmas Wirang yaitu “Melaksanakan pelayanan dasar
yang berkualitas baik di dalam maupun luar gedung”.

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu “Yakin


Bisa”. Kegiatan Pembuatan SOP diyakini dapat meningkatkan
kualitas pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan.

2. Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat


Tabel 4.2 Melegalisasi SOP Pemberian Informasi Obat
Kegiatan Melegalisasi SOP Pemberian Informasi
Obat
Tanggal 9 Agustus 2019
Tempat
UPT Puskesmas Wirang
Pelaksanaan
Tahapan Kegiatan Persiapan :
Menyiapkan dokumen SOP yang sudah
selesai
Pelaksanaan :
Meminta tanda tangan dan persetujuan
kepala Puskesmas
Evaluasi :
Dokumen SOP yang sudah
ditandatangani Kepala Puskesmas
53

Daftar Lampiran a. SOP Pemberian Informasi Obat yang


telah disetujui dan ditandangani oleh
Kepala UPT Puskesmas Wirang
b. Dokumentasi kegiatan

Gambar 4.3 Print Out SOP Pemberian Informasi Obat yang


sudah ditandatangani

Gambar 4.4 Melegalisasi SOP


Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah terbentuknya
standar operasional yang menjadi acuan tenaga kefarmasian
dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Wirang terutama dalam hal pemberian informasi obat.
54

Dalam kegiatan legalisasi SOP pemberian informasi obat


tersebut didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang terdapat dalam uraian kegiatan ini
adalah tanggung jawab. Apoteker bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pemberian informasi obat yang berkualitas dan
memuaskan pasien.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam uraian kegiatan ini
yaitu dengan mengucapkan salam ketika menemui kepala
puskemas untuk meminta persetujuan dan tanda tangan
terhadap SOP pemberian informasi obat yang telah dibuat.
c. Nilai Etika Publik yang diterapkan adalah dengan menjunjung
tinggi sikap sopan santun ketika mengutarakan maksud dan
tujuan untuk meminta legalisasi SOP kepada kepala
puskesmas.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan adalam uraian kegiatan
ini adalah efektif. Dengan dilegalkannya SOP tentang
pemberian informasi obat diharapkan kualitas pelayanan
kefarmasian meningkat dan keberhasilan terapi pasien juga
meningkat.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan ini
adalah tanggung jawab. Seorang Kepala Puskesmas
bertanggung jawab dalam hal pengesahan dokumen SOP,
hal ini sebagai bentuk tangung jawab terhadap terbentuknya
pelayanan yang berkualitas.

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang


didapatkan setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu dengan
ditandatanganinya dokumen SOP Pemberian Informasi Obat
maka SOP tersebut akan menjadi acuan dalam pelayanan
informasi obat yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan misi
pertama Puskesmas Wirang yaitu “Melaksanakan pelayanan
dasar yang berkualitas baik di dalam maupun luar gedung”
55

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Kerja sama.


Diperlukan kerja sama antara apoteker dan kepala puskesmas
untuk melegalitas SOP pelayanan informasi obat.

3. Mensosialisasikan SOP Pemberian Informasi Obat kepada Tenaga


Teknis Kefarmasian
Tabel 4.3 Sosialisasi SOP Pemberian Informasi Obat
Kegiatan Mensosialisasikan SOP Pemberian
Informasi Obat kepada Tenaga Teknis
Kefarmasian di Puskesmas Wirang
Tanggal 09 Agustus 2019

Tempat Ruang Pelayanan Kefarmasian


Pelaksanaan Puskesmas Wirang
Tahapan Kegiatan Persiapan :
1. Membuat surat undangan yang
ditujukan kepada tenaga teknis
kefarmasian
2. Menyiapkan Dokumen SOP PIO yang
akan disosialisasikan
3. Menyiapkan ruangan
4. Menyiapkan daftar hadir dan notulensi
kegiatan
5. Mengumpulkan Tenaga teknis
kefarmasian
Pelaksanaan :
1. Melakukan sosialisasi SOP PIO
kepada tenaga teknis kefarmasian
2. Mendokumentasikan kegiatan
Evaluasi :
1. Surat undangan
2. Dokumentasi kegiatan
56

3. Catatan hasil sosialisasi

Daftar Lampiran 1. Surat Undangan


2. Daftar Hadir
3. Notulensi
4. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4.5 Surat Undangan Sosialisasi


57

Gambar 4.6 Daftar Hadir Sosialisasi

Gambar 4.7 Notulensi Sosialisasi


58

Gambar 4.8 Sosialisasi SOP

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah agar SOP


Pemberian Informasi Obat dapat digunakan sebagai standar dan
acuan dalam pelayanan kefarmasian di Puskesmas Wirang
sehingga informasi obat yang disampaikan kepada pasien
lengkap, tepat dan akurat.
Dalam melaksanakan sosialisasi SOP Pemberian Informasi
Obat tersebut didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
konsisten. Perlu ditekankan kepada petugas farmasi bahwa
dalam melaksanakan SOP pemberian informasi obat kepada
pasien perlu konsisten dalam melaksanakan tahapan-
tahapan yang ada di dalam SOP. Hal ini dilakukan agar pasien
mendapatkan informasi yang utuh dan lengkap sehingga
meminimalkan resiko terjadinya kesalahan penggunaan obat
yang disebabkan oleh kurangnya informasi penggunaan obat
yang diberikan oleh petugas farmasi.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan adalah mengucapkan
salam sebelum dilaksanakannya sosialisasi. Hal ini sesuai
dengan nilai nasionalisme sila ke-1 yaitu Ketuhanan yang
Maha Esa.
59

c. Nilai Etika Publik yang diterapkan dalam kegiatan sosialisasi


ini adalah menjunjung tinggi etika luhur. Dalam hal
penyampaian SOP harus dilakukan dengan sopan dan tidak
bersifat menggurui, karena rekan kerja yang bekerja dalam
satu lingkungan memiliki pengalaman yang jauh lebih banyak.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam kegiatan
sosialisasi ini yaitu berorientasi mutu. Sosialisasi ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian sehingga
sesuai standar atau bahkan melebihi standar yang telah
ditetapkan.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan adalah sederhana. Dalam
pelaksanaan sosialisasi bahasa yang digunakan harus
sesederhana mungkin agar penjelasan yang diberikan dapat
dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh tenaga teknis
kefarmasian di Puskesmas Wirang.

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang


didapatkan setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu Sosialisasi
SOP bertujuan untuk menetapkan standar pelayanan
kefarmasian yang berkualitas. Kegiatan ini berkontribusi terhadap
visi misi Puskesmas Wirang, yaitu misi pertama yaitu
“Melaksanakan pelayanan dasar yang berkualitas baik di
dalam maupun luar gedung”.

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Yakin Bisa.


Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian yakin bisa
melaksanakan tahapan-tahapan pelayanan informasi obat sesuai
SOP yang telah dibuat.
60

4. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan


kefarmasian
Tabel 4.4 Melakukan pelayanan resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian
Kegiatan Melakukan pelayanan resep individual di
ruang pelayanan kefarmasian
Tanggal 31 Juli – 31 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang

Tahapan Kegiatan Persiapan :


1. Menyiapkan ruangan, alat racik dan
bahan-bahan obat
2. Menyiapkan etiket
3. Menyiapkan alat tulis
Pelaksanaan :
1. Menerima resep
2. Membaca resep
3. Menuliskan etiket
4. Mengambil obat sesuai yang diperlukan
5. Meracik/menyiapkan obat
6. Memeriksa kesesuaian etiket dengan
obat
7. Menyerahkan obat
Evaluasi
Menjamin obat yang diserahkan kepada
pasien sudah tepat dan sesuai dengan yang
diresepkan oleh dokter
Daftar Lampiran Dokumentasi kegiatan
61
62

Gambar 4.9 Melakukan Pelayanan Resep Individual di ruang


Pelayanan Kefarmasian
Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah menjamin obat yang
diserahkan kepada pasien sudah tepat dan sesuai dengan yang
diresepkan oleh dokter serta informasi penggunaan obat sudah
dituliskan pada etiket yang ditempel pada kemasan obat.
Dalam melaksanakan pelayanan resep individual di ruang
pelayanan kefarmasian tersebut didasari dengan nilai-nilai ANEKA
yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan pada kegiatan ini adalah
tanggung jawab. Penyiapan obat ataupun peracikan obat harus
dilakukan dengan tanggung jawab, sebisa mungkin etiket yang
ditulis harus benar, penempelan etiket dengan obat harus benar
(tidak boleh tertukar), obat yang diberikan sesuai dengan resep
yang ditulis oleh dokter, obat yang diberikan memiliki kualitas yang
baik (tidak rusak ataupun expired) serta pada saat penyerahan
resep harus dipastikan identitas pasien sudah benar.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan pada kegiatan ini yaitu tidak
diskriminatif. Semua pasien yang datang ke puskesmas dilayani
dengan baik dan sopan tanpa membedakan latar belakang
pasien ataupun status jaminan sosial pasien. Hal ini sesuai dengan
63

nilai butir-butir Pancasila sila ke-2 yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab.
c. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam kegiatan ini yaitu teliti.
Penulisan etiket yang akan ditempelkan pada kemasan obat harus
dilakukan dengan teliti. Etiket yang baik adalah etiket yang
memuat aturan pakai obat (berapa kali sehari, penggunaan obat
sebelum, saat ataupun sesudah makan) dan apabila
memungkinkan dituliskan kegunaan dari masing-masing obat
yang diberikan. Serta apabila terdapat obat yang hanya digunakan
pada saat tertentu, misalnya saat demam atau saat vertigo saja
juga harus dituliskan pada etiket obat. Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan resiko kesalahan penggunaan obat yang mungkin
terjadi dan menghindari efek samping yang mungkin terjadi.
d. Nilai etika publik yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. Dalam
pelayanan resep di puskesmas tidak dapat lepas dari kerjasama
antar profesi di lingkungan Puskesmas. Apabila ada hal yang
dirasa tidak tepat dalam penulisan resep, maka petugas farmasi
wajib mengkonsultasikan hal tersebut dengan dokter penulis
resep. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan taraf keberhasilan
pengobatan pasien dengan adanya kerjasama antara dokter
penulis resep dan petugas farmasi.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah adil. Pelayanan resep yang baik harus menjunjung tinggi
nilai keadilan, dimana antara pasien yang satu dengan pasien
yang lain tidak dibeda-bedakan. Misalnya saja saat antrian resep
yang panjang, maka pasien yang mengantar resep terlebih dulu
lah yang akan dilayani lebih dulu.

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang didapatkan


setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu pelayanan resep yang
profesional akan berdampak terhadap kepuasan pasien dan
64

keberhasilan terapi pengobatan pasien. Hal ini sejalan dengan misi


Puskesmas Wirang yaitu “Melaksanakan pelayanan dasar
berkualitas di dalam dan luar gedung”.

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Sopan Santun.


Selalu berperilaku dan bertutur kata yang baik, berbudi pekerti luhur
saat melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan
kefarmasian.

5. Melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada Pasien


Tabel 4.5 Melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada
pasien
Kegiatan Melakukan Pelayanan Informasi Obat
(PIO) kepada Pasien
Tanggal 31 Juli 2019 – 31 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang

Tahapan Kegiatan Persiapan :


1. Mencari literature bila diperlukan
2. Menyiapkan stempel PIO
3. Menyiapkan alat tulis
Pelaksanaan :
1. Memanggil pasien
2. Mengkonfirmasi identitas pasien
3. Menyerahkan obat kepada pasien
4. Memberikan penjelasan tentang cara
penggunaan obat, lama penggunaan
obat, efek samping bila ada, dan cara
penyimpanan obat
5. Memverifikasi cara penggunaan obat
yang telah dijelaskan
6. Menstempel bagian belakang resep
dengan stempel PIO
65

7. Meminta pasien untuk menandatangani


resep sebagai bukti bahwa PIO telah
diberikan
8. Mendokumentasikan kegiatan PIO
Evaluasi :
Menjamin pasien dapat memahami dan
mengerti cara penggunaan obat,lama
penggunaan obat, efek samping dan cara
penyimpanan obat agar hasil terapi memiliki
efek optimal
Daftar Lampiran Dokumentasi kegiatan

Gambar 4.11 Melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO)


Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah Menjamin pasien
dapat memahami dan mengerti cara penggunaan obat, lama
penggunaan obat, efek samping dan cara penyimpanan obat agar
hasil terapi memiliki efek optimal.
Pelayanan informasi obat tersebut didasari dengan nilai-nilai
ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
transparansi. Penjelasan tentang aturan pakai obat, indikasi
masing-masing obat, serta efek samping yang mungkin terjadi
66

harus dijelaskan kepada pasien secara jelas, benar dan terbuka


(transparan).
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan pada kegiatan ini yaitu
persamaan hak untuk mendapatkan informasi obat dan juga
bertanya tentang hal-hal yang mungkin saja masih belum
dimengerti oleh pasien.
c. Nilai Etika Publik yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah
professional. Seorang petugas farmasi harus memberikan
pelayanan informasi obat dengan professional yaitu sesuai
dengan bidang keahlian yang dimiliki dan dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan pada kegiatan ini adalah
efisien. Untuk menghemat penggunaan kertas maka
dokumentasi pelayanan informasi obat dibuat dalam bentuk
stempel yang nantinya akan dibubuhkan di belakang lembar resep
dan ditanda tangani oleh pasien sebagai bukti bahwa pasien telah
menerima penjelasan tentang informasi obat yang diberikan oleh
petugas farmasi.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah peduli. Seorang petugas farmasi dituntut untuk bersikap
peduli terhadap keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien. Dari
keluhan-keluhan inilah petugas farmasi dapat menilai apakah obat
yang diresepkan oleh dokter sudah tepat atau belum.
Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang didapatkan
setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu pelayanan informasi obat
bertujuan untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini
kepada pasien agar ketepatan penggunaan obat terjamin. Hal ini
sesuai dengan misi Puskesmas yaitu “melaksanakan pelayanan
dasar yang berkualitas di dalam dan luar gedung”.
Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Sopan Santun.
Selalu berprilaku sopan santun dan berbudi luhur terhadap semua
67

pasien yang mendapatkan pelayanan informasi obat tanpa


membeda-bedakan status sosial, agama, ataupun suku.

6. Menyiapkan Materi Edukasi Pelayanan Informasi Obat melalui


kegiatan “Gema Cermat”
Tabel 4.6 Menyiapkan Materi Edukasi Pelayanan Informasi Obat
Kegiatan Menyiapkan materi edukasi pelayanan
informasi obat
Tanggal 16 Agustus – 19 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang

Tahapan Kegiatan Persiapan :


1. Menyiapkan laptop
2. Mengumpulkan literature
3. Menentukan topik yang akan dibahas
4. Menentukan media edukasi yang akan
digunakan
Pelaksanaan :
1. Membuat power point untuk sosialisasi
2. Menyusun materi
Evaluasi :
1. Hand out materi
2. Dokumentasi kegiatan
Daftar Lampiran a. Hand out materi Penggunaan Obat
Rasional (POR)
b. Hand out Napza
c. Dokumentasi kegiatan
68

Gambar 4.12 Hand out materi Penggunaan Obat Rasional

Gambar 4.12 Hand out Materi NAPZA

Gambar 4.13 Menyiapkan Materi Edukasi Pelayanan Informasi


Obat
69

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah tersedianya materi


edukasi berbasis teknologi yang dapat digunakan untuk
menyampaikan materi Penggunaan Obat Rasional (POR) kepada
tenaga kesehatan di Puskesmas Wirang dan materi edukasi tentang
NAPZA kepada siswa/i SMP dan SMA di lingkungan Puskesmas
Wirang.
Pembuatan materi edukasi pelayanan informasi obat tersebut
didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam uraian kegiatan ini
adalah kepercayaan. Dalam pembuatan media edukasi perlu
diperhatikan sumber informasi yang digunakan apakah dapat
dipercaya atau tidak. Sumber informasi yang terpercaya akan
membuat media edukasi yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan dan dipercayai kebenarannya.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah cinta kepada tanah air dan bangsa, salah satunya yaitu
dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pembuatan materi edukasi menggunakan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan.
c. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut efisien. Materi edukasi yang dibuat pada kegiatan ini
adalah media edukasi berbasis teknologi, yaitu menggunakan Ms.
Power point. Media edukasi ini memiliki keuntungan yaitu dapat
menghemat biaya (efisiensi biaya) karena tidak perlu mencetak
leaflet ataupun brosur.
d. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah sederhana. Materi edukasi yang dibuat menggunakan
bahasa yang sederhana sehingga diharapkan penerima edukasi
dapat memahami dan lebih mudah menangkap materi yang
diedukasikan.
Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang didapatkan
setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu pembuatan media edukasi
70

bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada tenaga kesehatan


tentang penggunaan obat yang rasional sehingga kualitas
pengobatan akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan misi
Puskesmas yaitu “melaksanakan pelayanan dasar yang
berkualitas di dalam dan luar gedung”.

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Inovatif. Seiring


dengan perkembangan zaman, materi edukasi tidak hanya berbentuk
media cetak juga dapat berbentuk preesentasi menggunakan Ms.
Power Point.

7. Melakukan Sosialisasi Gema Cermat terhadap Tenaga Kesehatan


di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Wirang
Tabel 4.7 Melakukan sosialisasi Gema Cermat terhadap Tenaga
Kesehatan di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Wirang
Kegiatan Melakukan sosialisasi gema cermat
“Penggunaan Obat Rasional (POR)”
Tanggal 28 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang

Tahapan Kegiatan Persiapan :


1. Koordinasi dengan Kepala Puskemas
2. Membuat surat undangan untuk tenaga
kesehatan di Puskesmas Wirang
3. Mengirimkan undangan
4. Menyiapkan daftar hadir, notulensi,
tempat & LCD
Pelaksanaan :
1. Sosialisasi dengan metode ceramah
2. Membuka sesi tanya jawab dengan
peserta
3. Mendokumentasikan kegiatan
71

Evaluasi :
1. Surat undangan
2. Dokumentasi kegiatan
3. Daftar hadir
4. Notulensi
Daftar Lampiran a. Surat Undangan
b. Daftar Hadir
c. Notulensi
d. Dokumentasi kegiatan

Gambar 4.14 Surat Undangan Sosialisasi


72

Gambar 4.15 Daftar Hadir Sosialisasi

Gambar 4.16 Notulensi Sosialisasi


73

Gambar 4.17 Sosialisasi Gema Cermat “Penggunaan Obat Rasional”

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah adanya peningkatan


pemahaman dan pengetahuan tenaga kesehatan lain dalam
penggunaan obat yang rasional. Adapun indikator penggunaan obat
rasional yang disampaikan pada saat sosialisasi yaitu penggunaan
antibiotik pada ISPA non pneumonia, penggunaan antibiotik pada
diare non spesifik, penggunaan injeksi pada myalgia dan rerata
jumlah item obat per lembar resep.
Sosialisasi gema cermat “penggunaan obat rasional” tersebut
didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah kejelasan. Adanya kejelasan surat undangan yang dibuat
ditujukan terhadap seluruh tenaga kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Wirang (dokter, perawat, bidan, farmasi, analis dll).
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah persamaan hak. Terdapat sesi tanya jawab saat
dilaksanakan sosialisasi tersebut, semua orang yang hadir saat
sosialisasi memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan
pertanyaan apabila ada hal yang dirasa perlu dipertanyakan.
c. Nilai Etika Publik yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah konsultasi. Sebelum dilaksanakannya sosialisasi,
74

konsultasi dan koordinasi pada Kepala Puskesmas Wirang


perlu dilakukan.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah efektif dan efisien. Pelaksanaan sosialisasi untuk
seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Wirang dilakukan dalam
sekali waktu untuk menghemat waktu.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah peduli. Pelaksanaan sosialisasi ini dilaksanakan untuk
meningkatkan kepedulian seluruh tenaga kesehatan terhadap
penggunaan obat rasional pada pasien yang berobat di
Puskesmas Wirang. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan
penggunaan antibiotik pada kasus-kasus yang tidak terdapat
infeksi dapat diminimalkan sehingga berperan dalam penurunan
kasus resistensi antibiotik.

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang didapatkan


setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu Sosialisasi internal di
Puskesmas wirang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan tenaga kesehatan lain dalam penggunaan obat yang
baik dan benar. Hal ini sesuai dengan misi kedua Puskesmas Wirang
yaitu “Meningkatkan kompetensi karyawan”

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Aktif dan Kerja


sama. Apoteker tidak hanya memberikan pelayanan yang bersifat
kuratf namun juga harus dapat aktif dalam pelayanan yang bersifat
promotif-preventif. Pelayanan promotif-preventif memerlukan kerja
sama dengan stake holder lain agar tujuan pelayanan dapat
terlaksana dengan optimal

8. Melakukan Sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di SMP dan


SMA di wilayah kerja Puskesmas Wirang
Tabel 4.8 Melakukan Sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA
75

Kegiatan Melakukan sosialisasi Gema Cermat


tentang NAPZA
Tanggal 27-29 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan a. MTs Miftahul Ulum


b. SMPN 3 Haruai
c. SMKN 1 Haruai

Tahapan Kegiatan Persiapan :


1. Koordinasi dengan Kepala Sekolah
2. Menentukan tanggal dan jam
pelaksanaan sosialisasi
3. Membuat surat undangan
4. Mengirimkan surat undangan
Pelaksanaan :
1. Sosialisasi gema cermat
2. Mendokumentasikan kegiatan sosialisasi
Evaluasi :
1. Surat undangan
2. Surat Tugas
3. Daftar hadir
4. Dokumentasi Kegiatan
Daftar Lampiran a. Surat Undangan Sosialisasi
b. Surat Tugas
c. Daftar Hadir
d. Dokumentasi kegiatan
76

Gambar 4.18 Surat Undangan Sosialisasi


77

Gambar 4.19 Surat Tugas


78

Gambar 4.20 Daftar Hadir

Gambar 4.21 Sosialisasi NAPZA “Remaja Melawan Narkoba”


79

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah meningkatkan


pemahaman dan pengetahua siswa terhadap penyalahgunaan
NAPZA serta agar siswa/I tidak tertarik untuk mencoba-coba narkoba
setelah mengetahui dampak negative yang dapat ditimbulkan oleh
narkoba.
Sosialisasi Gema Cermat tersebut didasari dengan nilai-nilai
ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah transparan. Kegiatan sosialisasi gema cermat ini
sebelumnya harus dikoordinasikan kepada kepala sekolah secara
jelas dan terbuka agar kegiatan ini mendapatkan dukungan
penuh dari sekolah dan dapat berjalan lancar.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah mufakat. Tanggal dan jam pelaksanaan
sosialisasi harus disepakati bersama agar tidak mengganggu
jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c. Nilai Etika Publik yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah kemampuan untuk melaksanakan program dan kebijakan
pemerintah. Gema cermat merupakan salah satu program yang
dicanangkan oleh Kementrian Kesehatan yang bertujuan untuk
membentuk masyarakat yang cerdas dalam menggunakan obat.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah efisien. Sosialisasi gema cermat ini dilakukan
dengan metode ceramah menggunakan ms. Power Point
sehingga meningkatkan efisiensi biaya dimana materi edukasi
tidak perlu dicetak.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan tersebut
adalah tanggung jawab. Gema cermat merupakan program dari
Kementrian Kesehatan, dimana apoteker sebagai Agent of
Change memeiliki peran dan tanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
80

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang didapatkan


setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu Sosialisasi gema cermat
terhadap siswa/I di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) memiliki kontribusi terhadap orgainsasi, yaitu
sesuai dengan misi ketiga Puskesmas Wirang yaitu “Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan
hidup sehat”

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Aktif dan Kerja


sama. Apoteker tidak hanya memberikan pelayanan yang bersifat
kuratf namun juga harus dapat aktif dalam pelayanan yang bersifat
promotif-preventif. Pelayanan promotif-preventif memerlukan kerja
sama dengan stake holder lain agar tujuan pelayanan dapat
terlaksana dengan optimal

9. Membuat leaflet/brosur di ruang tunggu pasien


Tabel 4.9 Membuat leaflet/brosur
Kegiatan Membuat leaflet/brosur

Tanggal 5-6 Agustus 2019

Tempat Pelaksanaan UPT Puskesmas Wirang


Tahapan Kegiatan Persiapan :
1. Menyiapkan laptop
2. Mengumpulkan literature
Pelaksanaan
1. Mendesain leaflet/brosur
2. Mencetak leaflet/brosur
3. Meletakkan leaflet/brosur di ruang
tunggu apotek rawat jalan
Evaluasi :
Leaflet/brosur
81

Daftar Lampiran a. Leaflet/brosur


b. Dokumentasi kegiatan

Gambar 4.22 Leaflet/brosur Cara Penggunaan Obat

Gambar 4.23 Membuat Leaflet/brosur


82

Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah dengan adanya


leaflet/brosur dapat membuat masyarakat aktif untuk membaca
dan meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan obat.
Pembuatan leaflet/brosur “Cara Penggunaan Obat” tersebut
didasari dengan nilai-nilai ANEKA yaitu :
a. Nilai Akuntabilitas yang diterapkan dalam uraian kegiatan ini
adalah kepercayaan. Dalam pembuatan leaflet/brosur perlu
diperhatikan sumber informasi yang digunakan apakah dapat
dipercaya atau tidak. Sumber informasi yang terpercaya akan
membuat leaflet/brosur yang dihasilkan dapat
dipertanggungjawabkan dan dipercayai kebenarannya.
b. Nilai Nasionalisme yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah persamaan hak. Semua pasien yang berobat
di Puskesmas Wirang memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan informasi obat dari leaflet/brosur.
c. Nilai Etika Publik yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah menciptakan lingkungan kerja yang non
diskriminatif. Leaflet/brosur “Cara Penggunaan Obat”
diletakkan di tempat yang mudah terlihat dan dapat dijangkau
oleh semua pasien, termasuk pasien lansia, ibu hamil ataupun
pasien dengan disabilitas.
d. Nilai Komitmen Mutu yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah berpikir kreatif. Leaflet/brosur di desain
sekreatif mungkin untuk memberikan daya tarik bagi
pembaca.
e. Nilai Anti Korupsi yang diterapkan dalam uraian kegiatan
tersebut adalah tanggung jawab. Apoteker tidak hanya
berperan dalam kegiatan kuratif (pengobatan) tapi juga
berperan dan bertanggung jawab terhadap kegiatan promotif-
preventif. Salah satu bentuk kegiatan promotif-preventif yang
dapat dilakukan adalah dengan aktif menyediakan informasi
obat berupa leaflet/brosur.
83

Adapun kontribusi terhadap visi-misi organisasi yang


didapatkan setelah melaksanakan kegiatan ini yaitu adanya
informasi obat dalam bentuk leaflet/brosur diharapkan dapat
membuat masyarakat aktif untuk membaca dan meningkatkan
pengetahuan tentang penggunaan obat. Hal ini sesuai dengan
misi ketiga Puskesmas Wirang, yaitu : “Meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dalam
mewujudkan hidup sehat”.

Penguatan nilai organisasi yang didapatkan yaitu Inovatif.


Penggunaan media cetak berupa leaflet/brosur dapat digunakan
sebagai inovasi dalam pelayanan informasi obat Karena informasi
obat tidak hanya dalam bentuk lisan namun juga dalam bentuk
tulisan.
EVALUASI :
1. Evaluasi Substantif
2. Seminar rancangan
3. Seminar hasil
B. DESKRIPSI ISU DAN STRATEGI PEMECAHANNYA
Isu adalah sebuah masalah yang dikedepankan yang belum
terpecahkan dan siap diambil langkah-langkah keputusannya. Isu
terjadi baik didalam maupun diluar organisasi yang apabila tidak
ditangani secara baik akan memberikan efek negative terhadap
organisasi.
Dalam pelaksanaan tugas pokok Apoteker Ahli Pertama di
Puskesmas Wirang penulis menemui sebuah isu penting yaitu terkait
Pelayanan Informasi Obat (PIO) di Puskesmas Wirang yang masih
belum optimal. Hal ini ditandai dengan belum adanya SOP tentang
pemberian informasi obat, penyampaian informasi penggunaan obat
yang seadanya, belum tercapainya indikator Penggunaan Obat
Rasional (POR) di Puskesmas Wirang dan belum adanya kegiatan
pelayanan informasi obat secara aktif kepada masyarakat.
84

Untuk mengatasi hal tersebut penulis tertarik untuk mengangkat isu


yaitu “Optimalisasi Pelayanan Informasi Obat (PIO) Kepada
Masyarakat di Wilayah Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat Wirang Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong ”.
Strategi pemecahan masalah tersebut adalah dengan
mengaktualisasikan secara berkelanjutan kegiatan-kegiatan yang telah
disusun pada laporan hasil aktualisasi dan habituasi berdasarkan nilai-
nilai ANEKA, Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of
Government (WoG).

C. ANALISIS DAMPAK
1. Analisis dampak pada penerapan nilai-nilai dasar ANEKA
Kegiatan aktualisasi ini dilakukan selama masa habituasi di
wilayah UPT Puskesmas Wirang khususnya dalam hal
pengoptimalan pelayanan informasi obat, diharapkan aparatur sipil
negara mampu mengamalkan nilai-nilai ANEKA dalam
pekerjaannya sehari-hari. Lebih dari pada itu, aparatur sipil Negara
juga diharapkan mampu memberi dampak positif pada lingkungan
kerja melalui aktualisasinya. Dampak positif dalam penerapan nilai-
nilai dasar tersebut yaitu :
a. Terjalinnya komunikasi yang baik dalam pelaksanaan dengan
semua pihak terkait dengan menjunjung tinggi nilai etika luhur
dan dengan bahasa yang sopan dan santun
b. Tercapainya pelayanan informasi obat sesuai standar
c. Sosialisasi secara profesional, penuh tanggung jawab
menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang
sopan santun kepada tenaga kesehatan lain diharapkan
membawa manfaat yang besar terhadap tercapainya indikator
penggunaan obat yang rasional di Puskesmas Wirang sebagai
salah satu bentuk pelayanan informasi obat.
d. Siswa-siswi baik di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ataupun Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah kerja UPT
85

Puskesmas Wirang mendapatkan pengetahuan tentang


dampak buruk yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA.
e. Tersedianya informasi obat dalam bentuk leaflet/brosur yang
dapat dibaca dan dibawa pulang oleh masyarakat yang berobat
di Puskesmas Wirang
f. Sasaran dan tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi
terarah dengan baik
g. Mendapatkan orientasi mutu yang baik

Sedangkan dampak negatif dalam penerapan nilai-nilai dasar


tersebut yaitu :
a. Tidak terjalinnya komunikasi yang baik dalam pelaksanaan
dengan semua pihak terkait dengan menjunjung tinggi nilai
etika luhur dan dengan bahas yang sopan dan santun
b. Tidak tercapainya standar pelayanan informasi obat yang
berkualitas
c. Sosialisasi Penggunaan Obat Rasional (POR) kepada tenaga
kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang tidak
berjalan sesuai dengan yang diharapkan, target yang
diinginkan tidak tercapai
d. Tidak tersampaikannya edukasi tentang dampak negative dari
penyalahgunaan NAPZA terhadap siswa-siswi SMP dan SMA
di wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
e. Informasi obat dalam bentuk leaflet/brosur yang dapat dibaca
dan dibawa pulang oleh masyarakat tidak tersedia
f. Sasaran dan tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi tidak
terarah dengan baik
g. Tidak mendapatkan orientasi mutu yang baik
2. Analisis dampak pada capaian aktualisasi
Dampak penerapan aktualisasi ini tidak hanya dapat dilihat
pada penerapan nilai-nilai dasar ANEKA tapi juga dapat dilihat pada
tabel hasil capaian aktualisasi.
86

Tabel 4.10 Hasil capaian aktualisasi

No Tujuan Sasaran Indikator Target Capaian %


Capaian Kinerja
Indikator
1 Membuat SOP Tersedianya Draft Standar 1 berkas 1 Berkas 100%
Pemberian Draft Standar Operasional
Informasi Obat Operasional Prosedur (SOP)
Prosedur (SOP)
2 Melegalisasi SOP Tersedianya Standar 1 berkas 1 berkas 100%
Pemberian Standar Operasional
Informasi Obat Operasional Prosedur yang
Prosedur yang telah
telah disetujui ditandatangani
3 Mensosialisasikan Terlaksananya Kegiatan 1 Kali 1 Kali 100%
SOP Pemberian sosialisasi SOP
Informasi Obat pemberian
kepada Tenaga informasi obat
Teknis Tersedianya Jadwal 3 Berkas 3 Berkas 100%
Kefarmasian jadwal undangan,
pelaksanaan, daftar hadir,
daftar hadir dan notulensi
notulensi
4 Melakukan Terlaksananya Kegiatan Kegiatan Kegiatan 100%
pelayanan resep pelayanan resep di setiap di setiap
individual di ruang individual hari kerja hari kerja
pelayanan
kefarmasian
5 Memberikan Terlaksananya Kegiatan 1 Kali / 1 Kali / 100%
Pelayanan pelayanan pasien pasien
Informasi Obat informasi obat
kepada Pasien

6 Menyiapkan Tersedianya Materi edukasi 1 berkas 1 berkas 100%


materi edukasi materi edukasi Penggunaan
pelayanan Penggunaan Obat Rasional
informasi obat Obat Rasional dalam bentuk
melalui kegiatan hand out
“Gema Cermat” Tersedianya Materi edukasi 1 Berkas 1 Berkas 100%
materi edukasi Penyalahgunaan
Penyalahgunaan NAPZA dalam
NAPZA bentuk hand out
87

7 Melakukan Terlaksananya Kegiatan 1 kali 1 kali 100%


sosialisasi Gema sosialisasi
Cermat terhadap Gema Cermat
tenaga kesehatan tentang
di wilayah kerja penggunan obat
UPT Puskesmas rasional
Wirang Tersedianya Jadwal 3 Berkas 3 Berkas 100%
jadwal pelaksanaan,
pelaksanaan, daftar hadir dan
daftar hadir & notulensi
notulensi
8 Melakukan Terlaksananya Kegiatan 1 kali 2 kali 200%
sosialisasi Gema sosialisasi
Cermat tentang Gema Cermat
NAPZA di tentang NAPZA
Sekolah di SMP
Menengah Tersedianya Surat undangan, 3 Berkas 6 Berkas 200%
Pertama (SMP) surat undangan, daftar hadir dan
dan Sekolah daftar hadir dan surat tugas
Menengah Atas surat tugas
(SMA) di wilayah Terlaksananya Kegiatan 1 kali 1 kali 100%
kerja Puskesmas sosilaisasi
Wirang Gema Cermat
tentang NAPZA
di SMA
Tersedianya Surat undangan, 3 berkas 3 berkas 100%
surat undangan, daftar hadir dan
daftar hadir dan surat tugas
surat tugas
9 Membuat Tersedianya Leaflet/brosur 1 berkas 1 berkas 100%
Leaflet/brosur di leaflet/brosur Cara
ruang tunggu Penggunaan
pasien Obat

D. PEMBIAYAAN KEGIATAN AKTUALISASI


Kegiatan aktualisasi dan habituasi yang telah dilaksanakan di UPT
Puskesmas Wirang tidak mengeluarkan biaya sama sekali, karena
pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut menggunakan fasilitas
puskesmas.
BAB V
PENUTUP

B. KESIMPULAN
Dari kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilakukan di
Puskesmas Wirang Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong pada
bagian farmasi sebagai Apoteker ahli pertama, yang dilaksanakan
mulai tanggal 31 Juli sampai dengan 31 Agustus 2019 maka didapatkan
kesimpulan, ada 9 (sembilan) kegiatan yang dilaksanakan yaitu,
Persiapan :
a. Konsultasi atau Koordinasi dengan Coach dan Mentor
Pelaksanaan :
a. Membuat SOP Pemberian informasi obat
b. Melegalisasi SOP Pemberian informasi obat
c. Mensosialisasikan SOP Pemberian informasi obat kepada Tenaga
Teknis Kefarmasian
d. Melakukan pelayanan resep individual di ruang pelayanan
kefarmasian
e. Memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada pasien
f. Menyiapkan materi edukasi pelayanan informasi obat melalui
kegiatan “Gema Cermat”
g. Melakukan sosialisasi Gema Cermat terhadap tenaga kesehatan di
wilayah kerja UPT Puskesmas Wirang
h. Melakukan sosialisasi Gema Cermat tentang NAPZA di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
wilayah kerja Puskesmas Wirang
i. Pembuatan leaflet/brosur di ruang tunggu pasien
Evaluasi :
a. Evaluasi substantif
b. Seminar Rancangan
c. Seminar Hasil

88
89

dimana semua kegiatan dilaksanakan dengan menerapkan nilai-


nilai dasar ANEKA dan telah diselesaikan sesuai dengan hasil yang
diharapkan

C. SARAN
Proses penerapan nilai-nilai dasar ANEKA yang telah dilaksanakan
selama aktualisasi dan habituasi sebaiknya tidak hanya dilakukan saat
melaksanakan latihan dasar CPNS saja, namun selalu diterapkan
dalam menjalani profesi sebagai Aparatur Sipil Negara.

DAFTAR PUSTAKA
90

Adityawati, R et al. 2016. Evaluasi Pelayanan Informasi Obat pada Pasien


Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Puskesmas Grabag I. Jurnal
Farmasi Sains dan Praktis vol. 1 (2).

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Golongan I/II dan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas : Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik : Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu : Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme : Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara :


Modul Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik : Modul Pelatihan


Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Government : Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Puskesmas Wirang (g). 2018. Profil Puskesmas Wirang Tahun 2018.


Tabalong:

Anda mungkin juga menyukai