Oleh
Vera Diana Rosa
Nomor Pokok Mahasiswa 131521150007
TESIS
Oleh :
Vera Diana Rosa
Nomor Pokok Mahasiswa 131521150007
TESIS
dr. Irma Hassan Hikmat., Sp.Rad(K). M.Kes dr. Leni Santiana., Sp.Rad(K)
Pembimbing I Pembimbing II
HUBUNGAN KALSIFIKASI NODUL TIROID MENGGUNAKAN
ULTRASONOGRAFI GRAY SCALE DENGAN HASIL FINE NEEDLE
ASPIRATION BIOPSY (FNAB) DI RSUP Dr. HASAN SADIKIN
BANDUNG
Oleh :
Vera Diana Rosa
Nomor Pokok Mahasiswa 131521150007
TESIS
Dr. Undang Ruhimat, dr., Sp.Rad(K), MH.Kes Dr. Hari Soekersi, dr., Sp.Rad(K)
NIP. 19550701 198711 1 001 NIP. 19580824 198901 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
1. Karya tulis saya, tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
yang telah diperoleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Dalam penulisan tesis ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Unpad periode
2015 – 2019 Prof. Dr. med. Tri Hanggono Ahmad, dr., Dekan Fakultas Kedokteran
Unpad Dr. med. Setiawan, dr., AIFM., Direktur Utama RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung dr. R. Nina Susana Dewi, Sp.PK(K), M.Kes., MMRS dan Ketua Tim
Rasa hormat dan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala
Departemen / KSM Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2010-
2018 Prof. Dr. Ristaniah D. Soetikno, dr., Sp.Rad(K), M.Kes dan periode 2018-
vii
viii
sekarang Dr. Undang Ruhimat, dr., Sp.Rad(K), MH.Kes dan Ketua Program Studi
2016-2018 dr. Harry Galuh Nugraha, Sp.Rad(K), periode 2018 dr. Hilman,
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti PPDS-1 Ilmu Radiologi
di FK UNPAD/RSHS Bandung.
Sesungguhnya tesis ini dapat selesai karena kebijaksanaan dan kesabaran yang
tak terhingga dari dr. Atta Kuntara, Sp.Rad(K) dan Dr. Undang Ruhimat, dr.,
Sp.Rad(K), MH.Kes selaku Tim Pembimbing yang dengan sabar dan tulus
Penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tulus dan penghargaan yang
dr. Farhan Anwary, Sp.Rad(K), MH.Kes, dr. Atta Kuntara, Sp.Rad(K), dr. Irma
Hassan Hikmat, Sp.Rad(K), M.Kes, Dr. Undang Ruhimat, dr., Sp.Rad(K), MH.Kes,
Dr. Hari Soekersi, dr. Sp.Rad(K), dr. Eppy Buchori, Sp.Rad(K), dr. Leni Santiana,
Sp.Rad(K), dr. Harry Galuh Nugraha, Sp.Rad(K), dr. Gustiara Munir, Sp.Rad,
M.Kes, MMRS, dr. Dian Komala Dewi, Sp.Rad(K), dr. Indrarini, Sp.Rad, dr.
Hilman, Sp.Rad(K), dr. Iyus Maolana Yusup, Sp.Rad yang dengan penuh kesabaran
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang
tua tercinta, Bapak Muhammad Nuri dan Ibu Meilinda yang telah membesarkan,
penulis dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan yang tidak terhingga.
Ucapan terimakasih yang tak terhingga juga penulis ucapkan kepada istriku
tercinta dr. Dwi Prawitasari Radhiatni, Sp.THT-KL yang dengan penuh kesabaran
dan kasih sayang selalu memberikan motivasi, pengertian, dan doa serta dengan
ikhlas merelakan perhatian dan waktu selama penulis menjalani masa pendidikan.
Teruntuk anak-anakku tersayang Nashwa Sabirah Arifan dan Nadhifa Putri Arifan,
terima kasih tak terhingga untuk kalian yang telah menjadi sumber inspirasi dan
menjadi pemacu semangat bagi penulis. Terima kasih telah menjadi anak yang
sabar, hebat, serta pengertian, pengorbanan, dukungan, dan doa yang tak pernah
Tak lupa ucapan terimakasih penulis haturkan untuk adikku tersayang: Delli
Kepada bapak mertua, Budi Surachmad (Alm) dan ibu Srinani serta kakak dan adik
ipar, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus atas segala bantuan dan
Unpad/RSHS Bandung: dr. Intan Aryanti, dr. Nina Puspitaningrum, dr. Lingkan
x
S.M. Wullur dan dr. Eka Venansia E.S, penulis mengucapkan terima kasih yang
tulus atas ikatan persahabatan, dorongan semangat dan kebersamaan dalam suka
dan duka selama menjalani proses pendidikan. Semoga ikatan persahabatan kita
akan tetap terjaga sampai kapanpun. Terima kasih juga kepada seluruh rekan-rekan
residen peserta PPDS-1 Ilmu Radiologi FK Unpad/RSHS Bandung yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu atas bantuan, kerja sama, dan suasana yang
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, penulis mengucapkan terima kasih atas segala
bantuan dan kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menjalani pendidikan
dengan baik. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis
segala kesalahan dan kekhilafan yang penulis lakukan selama masa pendidikan
Penulis
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ..................................................................................................ii
PERNYATAAN..................................................................................................iv
ABSTRAK ...................................................................................................v
ABSTRACT ...................................................................................................vi
HIPOTESIS ...................................................................................................8
xi
xii
2.3 Premis...................................................................................................24
2.4 Hipotesis...............................................................................................24
LAMPIRAN ....................................................................................................... 48
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur skematik dari kartilago sendi yang normal ......................... 10
Gambar 2.4 Perbedaan perubahan derajat penipisan kartilago femoral secara US.
............................................................................................................................... 15
xvi
DAFTAR SINGKATAN
IL : Interleukin
Kg : kilogram
m2 :
meter kuadrat
MHz : Megahertz
mm : millimeter
OA : Osteoartritis
USG : Ultrasonografi
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator untuk memantau
status gizi seseorang yang berkaitan dengan kelebihan dan kekurangan berat
pengukuran yang membandingkan antara berat badan dalam satuan kilogram (kg)
dengan kuadrat tinggi badan dalam meter kuadrat (m2). World Health
Pasifik telah mengusulkan kriteria dan klasifikasi obesitas sendiri. Indeks massa
tubuh wilayah Asia Pasifik terbagi menjadi 3 kategori yaitu, kurang, normal dan
berlebih. Indeks massa tubuh berlebih dibagi lagi menjadi 3 kategori yaitu,
berlebih berisiko, obesitas I dan obesitas II. Indeks massa tubuh menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 dibagi menjadi kurus (<18
kg/m2), normal (18 – 25 kg/m2), gemuk (25 – 27 kg/m2) dan obesitas (>27
kg/m2).1-3
akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga
dimana WHO memperkirakan bahwa lebih dari satu milyar orang mengalami
kelebihan berat badan dan 300 juta diantaranya adalah obesitas. Obesitas
1
2
femoral sebagai kartilago yang menahan beban serta struktur lainnya seperti
tulang subkondral dan meniskus. Hilangnya kartilago sendi adalah proses awal
beban utama pada sendi lutut merupakan kartilago yang pertama kali akan
dan paling banyak memiliki proteoglikan. Pada ambang batas beban berlebih yang
keterbatasan fungsi sehingga deteksi dini derajat penipisan kartilago femoral perlu
dilakukan. Penipisan dari kartilago pertama kali terlihat pada sendi penahan
kartilago akibat proses mekanik dan inflamasi. Obesitas merupakan suatu faktor
3
berat badan sebanyak 0,5 kg akan meningkatkan risiko terjadinya tekanan pada
lutut sebanyak 0,9 - 1,4 kg. Tekanan pada lutut akan menyebabkan penipisan
lapisan kartilago femoral. Hal ini yang menunjukkan bahwa obesitas akan
sendi. Leptin merupakan produk adipokine yang paling banyak diproduksi dan
potensiasi produk interleukin-1 (IL-1) yaitu nitric oxide yang berperan pada
pria dan 25% wanita termasuk dalam kategori obesitas berdasarkan indeks massa
tubuh WHO. Penelitian Deryk pada tahun 2009 menunjukkan bahwa individu
lutut pada individu yang mengalami obesitas akan menurun apabila individu
berat badan sebanyak 5 kg, maka risiko OA lutut akan menurun sebanyak 50%.
ditemukan pada individu yang sehat dengan berat badan ideal. Penelitian ini juga
kartilago femoral seperti usia, aktivitas individu dan perbedaan ukuran permukaan
kartilago pada wanita. Seiring bertambahnya usia, maka volume kartilago femoral
juga berkurang. Aktivitas yang berlebihan pada lutut misal olahraga squat juga
berukuran lebih kecil dan lebih tipis dibandingkan pada laki-laki. Penelitian
Brennan dkk menunjukkan bahwa pada wanita usia pertengahan sehat dengan
penambahan IMT selama 10 tahun walau tidak melewati batas lebih, bisa juga
tulang. Lesi sumsum tulang akan menyebabkan degenerasi kartilago femoral.5,9, 12-
15
yang lama, tersedia luas dan murah. Ultrasonografi memiliki sensitivitas antara
untuk memeriksa perubahan jaringan lunak. Perubahan awal dari kartilago sendi
juga dapat dilihat dengan menggunakan USG. Degenerasi kartilago sendi dengan
menggunakan USG juga menunjukkan gambaran yang sesuai dengan gejala nyeri
dari kartilago sendi. Menurut Saarakkala dkk, pemeriksaan USG tidak hanya
femoral secara langsung. USG yang dilakukan pada kartilago femoral akan
matriks kartilago. Hal ini dapat dengan jelas diamati pada bagian lateral kondilus
menjadi kabur dan batas lapisan kartilago menjadi berkurang. Selanjutnya akan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka disusun tema sentral penelitian ini
sebagai berikut:
USG grey scale di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, maka penulis tertarik
menelitinya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat
Apakah terdapat hubungan antara IMT dengan derajat penipisan kartilago femoral
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi klinisi dan masyarakat
HIPOTESIS
Sendi lutut merupakan sendi yang menghubungkan antara tungkai atas dan
tungkai bawah. Sendi ini terdiri dari dua bagian, yaitu antara femur dan tibia
(tibiofemoral) dan antara femur dan patella (patellofemoral). Sendi ini merupakan
sendi terbesar pada tubuh. Sendi ini merupakan modifikasi dari sendi engsel, yang
memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi serta gerakan rotasi internal dan
eksternal.18
Sendi lutut terdiri dari tiga buah sendi, yaitu antara setiap kondilus femur dan
setiap kondilus tibia, dan antara patella dan femur serta tiga buah tulang yang
menghubungkan sendi lutut yaitu femur, tibia dan patella. Tulang tersebut
diselubungi oleh kartilago yang tebal dan disokong oleh beberapa ligamen yang
terdapat di dalam dan di luar kapsul sendi. Sendi lutut juga disokong oleh otot
pada anterior, medial dan posterior. Sendi lateral disokong oleh jaringan ikat.
Pada bagian dalam sendi, terdapat dua fibrokartilago yang berbentuk bulat sabit
Terdapat juga bursa dan bantalan lemak yang meliputi seluruh sendi lutut.19
membuat sendi memiliki kemampuan untuk bergeser antara satu dengan yang
8
9
dua tipe sendi kartilago pada lutut, yaitu sendi fibrosis (meniscus) dan sendi
hialin. Kartilago fibrosis memiliki kekuatan untuk menarik dan dapat menahan
yang telah membaik dari cedera, sebagian besar akan terbentuk jaringan fibrosis
Kartilago sendi tidak memiliki pembuluh darah, saraf atau sistem limfatik.
Kartilago terdiri dari matriks ekstraseluler dengan banyak sel yang menyebar yang
disebut dengan kondrosit. Matriks ekstraseluler ini terdiri dari air, kolagen dan
relatif sedikit. Komponen ini yang akan menjaga kadar air pada matriks
ekstraseluler. Kondrosit tersebar di beberapa zona pada kartilago, antara lain zona
superfisial, zona tengah (middle zone), zona dalam (deep zone) dan zona
kalsifikasi.20
Zona superfisial terdiri dari sebagian besar sel kondrosit berbentuk datar dan
perlekatan sel pada lapisan ini sangat penting untuk melindungi lapisan yang
berada dibawahnya. Zona ini berhubungan dengan cairan sinovial dan berfungsi
dan penekanan. Zona tengah merupakan zona yang memenuhi 40% sampai
dengan 60% dari total volume kartilago dan mengandung proteoglikan dan
kolagen fibril yang tebal. Pada lapisan ini kolagen tersusun oblik dan kondrosit
berbentuk bulat dengan densitas rendah. Secara fungsi, zona tengah merupakan
10
daerah pertama dalam menahan tekanan. Zona dalam merupakan zona yang paling
terbesar, tingkat proteoglikan yang paling besar dan kadar air yang paling rendah.
antara zona dalam dan zona kalsifikasi. Zona kalsifikasi memegang fungsi dalam
kolagen pada zona dalam ke tulang subkondral. Pada zona ini populasi sel jarang
Gambar 2.1 Struktur skematik dari kartilago sendi yang normal. Kiri, komposisi
selular dari zona kartilago. Kanan komposisi berdasarkan gambaran
patologi anatomi
Dikutip dari: Moore21
11
kartilago terletak pada bagian akhir femur, bagian atas tibia dan bagian bawah
penahan benturan dan lubrikasi sendi lutut. Apabila terdapat penipisan permukaan
kartilago femoral, fungsi sendi akan mengalami degenerasi seiring waktu. Hal ini
Pemeriksaan USG merupakan salah satu modalitas radiologi yang aman, non-
invasif, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedia luas dan murah dalam
Pineda pada tahun 2011 menunjukkan bahwa USG dapat mendeteksi kelainan
awal serta kelainan yang minimal pada kartilago femoral. Ultrasonografi pada
diantaranya menilai kartilago sendi, menilai cairan sinovial sendi, kapsul sendi,
tepi sendi, permukaan tulang dan bursa. Pemeriksaan USG sendi lutut dapat
adalah bayangan anekoik batas tegas yang mengikuti lengkung distal femur yang
berbentuk pita dengan batas yang tegas. Gambaran ini terlihat karena tingginya
kadar air pada kartilago, yaitu sekitar 85%. Ketebalan kartilago femoral normal
sekitar 2 - 3 mm.25,27-29
14
pemeriksaan USG menjadi lima. Kartilago femoral dinilai normal jika masih
bagian anterior dan posteriornya (derajat 0). Derajat 1 ringan (mild), yaitu jika
mulai tidak jelas batas kartilago dan atau peningkatan ekogenitas dari kartilago.
dengan penipisan lokal kartilago kurang dari 50%. Derajat 2B terjadi penipisan
kartilago lebih dari 50% tetapi kurang dari 100%. Derajat 3 berat (severe) terjadi
Gambar 2.4 Perbedaan perubahan derajat penipisan kartilago femoral secara USG,
0, 1, 2A, 2B dan 3.
Dikutip dari : Saarakkala16
obesitas adalah indeks massa tubuh (IMT), yang didapat dengan cara membagi
berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m2). Nilai indeks massa tubuh
yang didapat tidak tergantung pada umur dan jenis kelamin. Keterbatasan
16
indeks massa tubuh adalah tidak dapat digunakan bagi anak-anak dalam masa
Indeks massa tubuh dapat berbeda - beda pada masing - masing negara dan
tubuh yang sama dengan orang-orang kulit putih dengan IMT 30 kg/m2. Kriteria
indeks massa tubuh khususnya bagi kawasan Asia Pasifik cukup berbeda dengan
dengan konsentrasi lemak tubuh, usia, dan jenis kelamin yang sama.3
tabel 2.1 dan tabel 2.2 dapat dilihat klasifikasi berat badan berdasarkan IMT pada
Asia Pasifik, orang Eropa menurut WHO pada tahun 2013, serta Indonesia
yang paling banyak adalah trauma. Trauma diakibatkan oleh adanya satu kejadian
trauma atau mikrotraumatik multipel dalam jangka waktu lama. Faktor risiko yang
sendi secara langsung antara lain kelemahan otot, hiperlaksitas sendi dan obesitas.
kartilago femoral akibat proses mekanik dan inflamasi. Obesitas merupakan suatu
osteoartritis yang paling sering ditemukan pada individu dengan kelebihan berat
badan.4,9,33-34
Survei Institut Kesehatan Nasional Amerika, sebanyak 20% pria dan 25%
wanita termasuk dalam kategori obesitas berdasarkan indeks massa tubuh WHO.
Penelitian Deryk pada tahun 2009 menunjukkan bahwa individu yang mengalami
terakhir. Penelitian Deryk juga menunjukkan bahwa risiko OA lutut pada individu
18
penurunan berat badan. Wanita yang mengalami penurunan berat badan sebanyak
Kerusakan struktur sendi akibat kelebihan beban merupakan hasil dari berbagai
macam faktor. Hal ini dapat terjadi akibat faktor mekanik. Faktor mekanik ini
meliputi antara lain peningkatan tekanan sekitar sendi, penurunan kekuatan otot
meningkatkan risiko terjadinya tekanan pada lutut sebanyak 0,9 - 1,4 kg sehingga
menipiskan lapisan kartilago femoral. Tekanan yang terjadi terus menerus yang
lutut. Mekanisme ini bisa saja tidak terjadi secara bersamaan pada kedua lutut, hal
ini dikarenakan penipisan yang lebih sedikit pada sendi kontralateral. Pada
kartilago femoral pada sendi penahan beban, dimana proses ini tidak
Penelitian Corgon dkk menunjukkan bahwa individu dengan IMT ≥30 kg/m2
memiliki risiko 6,8 kali mengalami penipisan kartilago femoral. Messier pada
pengurangan berat badan dan pengurangan kompresi sendi lutut. Hal ini
pengurangan beban sendi lutut adalah 1:4, yang berarti dalam setiap 1 pon
pengurangan berat badan, maka terdapat pengurangan 4 pon beban pada lutut per
langkah. Total pengurangan beban lutut dalam 1 pon pengurangan berat badan
adalah 4800 pon per 1 mil berjalan. Pada individu yang mengalami penurunan
berat badan sebanyak 10 pon, setiap lutut akan kehilangan beban sebanyak 48000
mekanisme inflamasi. Pada obesitas, terjadi inflamasi kadar rendah yang terus
struktur sendi sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Kemungkinan
dan tulang. Leptin merupakan produk adipokine yang paling banyak diproduksi
Kadar adipokine pada individu dengan obesitas akan berperan pada proses
kelebihan berat badan. Kadar leptin akan meningkat secara signifikan pada
menunjukkan pada individu dengan penurunan berat badan yang signifikan, akan
juga akan mengubah fungsi degenerasi kondrosit melalui MMP-9 dan MMP-13
proinflamasi pada kartilago dan memperkuat potensiasi produk IL-1 yaitu nitric
oxide yang berperan pada hilangnya matriks kartilago. Pada individu dengan
obesitas, kadar leptin pada cairan sinovial akan meningkat yang menunjukkan
leptin ini yang akan memicu kerusakan jaringan kartilago pada individu dengan
ditemukan pada individu yang sehat dengan berat badan ideal. Penelitian ini juga
dan ketebalan kartilago femoral. Seiring pertambahan usia, maka volume dan
40% pria dan 68% wanita usia 25 tahun yang melakukan squat selama 1 jam per
hari dilaporkan mengalami penipisan kartilago femoral. Squat yang lebih lama
dibandingkan pria, hal ini disebabkan permukaan subkondral pria lebih lebar,
dengan kartilago femoral yang lebih tebal dan volume kartilago femoral yang
dengan pertambahan IMT dalam jangka waktu selama 10 tahun ditemukan adanya
penipisan struktur kartilago femoral walaupun dengan IMT tidak berlebih. Pada
celah sendi dan hilangnya volume kartilago femoral. Pada individu asimtomatik,
lesi sumsum tulang berhubungan dengan penipisan kartilago femoral pada lutut
dan akhirnya meningkatkan defek pada kartilago serta hilangnya volume kartilago
femoral.15
antropometri untuk memantau status gizi yang berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan berat badan. Indeks massa tubuh berlebih akan memberikan beban
pada sendi tubuh yang berlebih terutama sendi lutut. Beban berlebih pada sendi
22
sebanyak 0,5 kg akan meningkatkan risiko terjadinya tekanan pada lutut sebanyak
0,9 - 1,4 kg. Tekanan pada lutut akan menyebabkan penipisan lapisan kartilago
kartilago sendi dan memperkuat potensiasi produk interleukin-1 (IL-1) yaitu nitric
tahun terakhir. Penelitian Deryk juga menunjukkan bahwa risiko OA lutut pada
badan sebanyak 5 kg, maka risiko OA lutut akan menurun sebanyak 50%.9
Penelitian Corgon menunjukkan bahwa individu dengan IMT ≥30 kg/m2 memiliki
risiko 6,8 kali mengalami penipisan kartilago femoral. Messier pada tahun 2005
bahwa penipisan kartilago femoral juga ditemukan pada individu yang sehat
dengan berat badan ideal. Pada penelitian ini juga ditemukan beberapa faktor lain
Penipisan dari kartilago sendi pertama kali terlihat pada sendi penahan beban,
seperti sendi lutut. USG merupakan modalitas radiologi pilihan untuk menilai
memerlukan waktu yang lama dan tersedia luas dengan sensitivitas antara 51,9 %
sinovial, kapsula sendi, batas sendi, permukaan tulang dan bursa. USG dapat
dkk membagi derajat penipisan kartilago femoral pada pemeriksaan USG menjadi
2.3 Premis
Premis 1 :
Premis 2 :
Premis 3 :
USG mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi untuk menilai
2.4 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Departemen Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode bulan Juli
2) Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli sampai dengan Agustus 2018.
minimal terpenuhi.
25
26
1. Individu dengan IMT dikategorikan ke dalam kurang atau sama dengan normal
consent.
Orang yang memiliki keluhan nyeri lutut dan kelainan lutut (misal: trauma,
2
Z Z
1
n * 3
1 f (1 r )
0,5 ln (1 r )
2
1 1,65 0,84
n * 3
1 0,1 (1 0,32)
0,5 ln
(1 0,32)
n 65,9 66
n 1,11 * 59,4
Keterangan :
N : Jumlah sampel
study untuk melihat hubungan antara IMT dengan derajat penipisan kartilago
Variabel yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu variabel
variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah derajat penipisan
garis anekoik dengan batas hiperekoik yang tegas di bagian anterior dan
posteriornya (derajat 0). Derajat 1 perubahan degeneratif ringan (mild) jika mulai
29
tidak jelas batas kartilago dan atau peningkatan ekogenitas dari kartilago. Derajat
perubahan degeneratif, yaitu terjadi penipisan kartilago lebih dari 50% tetapi
kurang dari 100%. Derajat 3 perubahan degeneratif berat (severe) terjadi jika
kartilago femoral dilakukan dengan alat bantu USG frekuensi tinggi, 9 MHz
transduser linier. Dilakukan pada lutut pasien aspek anterior dan dalam keadaan
Derajat 1
Derajat 2A
Derajat 2B
Derajat 3
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan hasil penghitungan berat badan dibagi
dengan kuadrat dari tinggi badan dalam kilogram dan meter kuadrat. Indeks massa
Suatu kondisi seseorang dengan nilai indeks massa tubuh. Rumus menghitung
IMT yaitu :
30
IMT = __________
Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk
2. Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (IMT) dan
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dan data tersebut disajikan dalam rerata,
standar deviasi, median, minimum dan maksimum untuk data numerik dan dalam
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung menggunakan Chi Square Test karena kedua
Service Solution (SPSS) for windows versi 18.0 pada derajat kepercayaan 95%
4. Subyek penelitian di ukur tinggi dan berat badan lalu di hitung Indeks massa
tubuh.
alas kaki.
berat badan.
Ultrasonografi
- Kemudian dilakukan penilaian pada kartilago femoral dengan alat bantu USG
Informed consent
Analisis data
34
Masalah etik yang terkait dengan penelitian ini adalah tersebarnya kerahasian
informasi mengenai data subyek penelitian di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Kegiatan berikut akan dilaksanakan demi menjaga etik dan kerahasiaan informasi
penelitian ini dapat timbul beberapa masalah etika penelitian yang bermakna
nyaman pada saat pemeriksaan ultrasonografi sendi lutut karena harus berada
dalam posisi fleksi optimal. Kendala ini dapat diatasi dengan cara melakukan
subyek akan dibuka hanya jika untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
Komite Etik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung melalui sidang ethical clearance.
penelitian ini. Seluruh subyek penelitian diberikan kebebasan untuk menolak dan
Pengumpulan data dilakukan mulai dari bulan Juli - Agustus 2018. Analisis
data dilakukan pada bulan September 2018.
Bandung.
BAB IV
Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mulai dari bulan
Juli – Agustus 2018. Analisis data dilakukan pada bulan September 2018 dengan
Departemen Radiologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode bulan Juli
orang dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata subyek penelitian pada orang dewasa di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah 29,95 tahun, simpangan baku 5,18
tahun, median 31 tahun, dengan usia paling muda 21 tahun dan usia paling tua
adalah 43 tahun.
Tabel 4.1 Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
pada Orang Dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
36
37
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat pula bahwa orang dewasa di RSUP Dr. Hasan
di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Gambar 4.1.
45.95% Laki-laki
54.05%
Perempuan
Tabel 4.2 Karakteristik Subyek Penelitian Berdasarkan IMT pada Orang Dewasa di
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Obesitas 16 21,6
Gemuk 9 12,2
Normal 44 59,5
Kurus 5 6,8
Kriteria IMT
Kurang atau 49 66,2
sama dengan normal
Di atas normal 25 33,8
Total 74 100,0
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata berat badan subyek penelitian pada orang
dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah 66,32 kg, simpangan baku
14,06 kg, median 65 kg, dengan berat badan paling ringan 45 kg dan berat badan
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata tinggi badan subyek penelitian pada
orang dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah 165,39 cm, simpangan
baku 7,08 cm, median 165 cm, dengan tinggi badan paling rendah 150 cm dan
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rerata IMT subyek penelitian pada orang
dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah 24,05 kg/m2, simpangan
baku 4,33 kg/m2, median 23,47 kg/m2, IMT paling rendah 16,29 kg/m2 dan IMT
paling tinggi adalah 36,33 kg/m2. Sebagian besar IMT kriteria normal sebanyak
39
44 orang (59,5%) atau kriteria kurang atau sama dengan normal sebanyak 49
orang (66,2%).
menggunakan ultrasonografi grey scale pada orang dewasa di RSUP Dr. Hasan
1 12 13 3 11 9 4
2A 9 2 0 3 2 0
2B 1 1 0 1 1 0
Total 74 74 74 74 74 74
menggunakan ultrasonografi grey scale pada orang dewasa di RSUP Dr. Hasan
Tabel 4.4 Hubungan antara IMT dengan Derajat Penipisan Kartilago Femoral
Menggunakan Ultrasonografi Grey Scale di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil analisis Chi Square Test pada
ultrasonografi grey scale di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dengan nilai p <
4.2 Pembahasan
kelamin, usia dan hubungan antara IMT dengan derajat penipisan kartilago
Hasil penelitian berdasarkan usia, rerata usia orang dewasa di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung adalah 29,95 tahun, simpangan baku 5,18 tahun, median 31
tahun, dengan usia paling muda 21 tahun dan usia paling tua adalah 43 tahun.
Karakteristik subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin, laki- laki lebih banyak
dari perempuan dengan jumlah laki - laki sebanyak 40 orang (54,05%) dan
perempuan 34 (45,95%).
Hasil penelitian berdasarkan IMT, rerata IMT subyek penelitian di RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung adalah 24,05 kg/m2, simpangan baku 4,33 kg/m2, median
23,47 kg/m2, IMT paling rendah 16,29 kg/m2 dan IMT paling tinggi 36,33 kg/m2
serta sebagian besar dengan kriteria kurang atau sama dengan normal sebanyak 49
orang (66,2%).
menggunakan ultrasonografi grey scale pada orang dewasa di RSUP Dr. Hasan
femoral sendi lutut sering terjadi pada kondilus medial, hal ini disebabkan oleh
beban tubuh yang secara vertikal bertumpu pada bagian tersebut. Kompresi secara
mekanik pada kartilago terbukti mengaktifkan proses inflamasi pada sel kondrosit.
Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan
bahwa secara statistik terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan derajat
Hasan Sadikin Bandung dengan nilai p < 0,001 (nilai p ≤ 0,05). Hal ini sesuai
dengan penelitian Corgon dkk, Messier dan Gersing dimana terdapat penipisan
Hipotesis
Bandung
Hasil analisis Chi Square Test pada derajat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
secara statistik terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan derajat penipisan
Pada penelitian ini didapatkan subyek penelitian dengan kriteria IMT kurang
5.1. Simpulan
1. Subyek penelitian yang terbanyak pada penelitian ini berdasarkan jenis kelamin
2. Subyek penelitian dengan IMT kurang atau sama dengan normal menunjukkan
orang dewasa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung derajat 2 paling banyak
kondilus lateral, yaitu sebesar 95,95 % (71 orang) pada kondilus lateral kanan
43
44
5.2 Saran
Pada penelitian ini didapatkan subyek penelitian dengan kriteria IMT kurang
atau sama dengan normal relatif besar yaitu 66,2 %, perlu dilakukan penelitian
1. WHO. Global database on body mass index. Last accessed 17 Juni 2018
online at http://apps.who.int/bmi/index.jsp?introPage=intro_3.html
10. Corgon D. Knee osteoarthritis and obesity. Int J Obes Relat Metab Dis
2001; 25(5):622-7.
45
46
12. Otterness IG. Women Have Thinner Cartilage And Smaller Joint Surfaces
Than Men After Adjustment For Body Height And Weight. OsteoArthritis
and Cartilage 2007; 15: 666-72
14. Ding C. Association Between Age And Knee Structural Change: A Cross
Sectional MRI Based Study. Ann Rheum Dis 2005;64:549–55
15. Brennan S. Does An Increase In Body Mass Index Over 10 Years Affect
Knee Structure In A Population-Based Cohort Study Of Adult Women?.
Arthritis Research & Therapy 2010; 12: 2-7
19. Richard B. Anatomy and Physiology of the Knee: Advances In MRI of the
Knee for Osteoarthritis. Last accessed 14 Mei 2018 online at htttps://
worldscibooks.com/medsci/7267.html
22. Leading. Knee Replacement: Overview. Last accessed 18 Juni 2018 online
at http://www.leadingmd.com/patiented/knee/overview.asp
23. Unal H, et al. Ultrasonographic Evaluation of the Femoral Cartilage
Thickness in Patients With Chronic Renal Failure. 2016;38:600-6004.
Lampiran 1
48
49
50
Lampiran 2
1. Analisis Deskriptif
Frequency Table
Jenis Kelamin
IMT Kategori
51
52
Frequencies
Statistics
Valid 74 74 74 74
N
Missing 0 0 0 0
Minimum 21 45 150,00 16
IMT Kategori
2. Analisis Bivariat
Analisis IMT kategori (Normal/kurang dengan di atas normal)
dengan Regio Penipisan
55
Frequency Table
Regio Penipisan
IMT Kategori
Valid
Di atas normal 25 33,8 33,8 100,0
Crosstabs
Regio Penipisan
0 1 2A 2B
Count 48 1 0 0
Kurang atau sama
dengan normal
% of Total 64,9% 1,4% 0,0% 0,0%
IMT Kategori
Count 3 11 8 3
Di atas normal
% of Total 4,1% 14,9% 10,8% 4,1%
Count 51 12 8 3
Total
% of Total 68,9% 16,2% 10,8% 4,1%
Total
Count 49
Kurang atau sama dengan
normal
% of Total 66,2%
IMT Kategori
Count 25
Di atas normal
% of Total 33,8%
Count 74
Total
% of Total 100,0%
57
Chi-Square Tests
Linear-by-Linear
46,387 1 ,000
Association
N of Valid Cases 74
Symmetric Measures
N of Valid Cases 74
I. Data Pribadi
Nama : Lidrian Arifan Darma
Agama : Islam
Bandung 2001-2005
58
59
tH
IV. Karya Ilmiah
Tinjauan Pustaka ( Laporan Kasus dan Referat)
Pembacaan Jurnal
1. Ultrasonographic Characteristics of Subacute Granulomatous Thyroiditis
2. Cystic Lesions of the Breast : Sonographic-Patologic Correlation
3. Computed Tomography Imaging of Acute Neck Inflammatory Processes
4. Air in the Kidney : Between Emphysematous Pyelitis dan Pyelonephritis
5. Necrotizing Pancreatitis after Transcatheter Arterial Chemoembolization
for Hepatocellular Carcinoma
6. Role of Ultrasound In The Diagnosis Of Fetal Genitourinary
Abnormalities
7. Clinical Relevance of Radiation Pneumonitis in Breast Cancers
60
Poster
Tesis
61
Lampiran 5
62