Disusun oleh :
Nama : drg. Claudia Nur Rizky Jayanti
NIP : 19940125 201902 2008
Angkatan : XXXII
No. Presensi : 11
Jabatan : Dokter Gigi Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Penusupan
Coach : Yuni Indarti, S.Sos, MM
Mentor : Taryana, S.KM, M.Kes
Disusun oleh :
Nama : drg. Claudia Nur Rizky Jayanti
NIP : 19940125 201902 2008
Angkatan : XXXII
Jabatan : Dokter Gigi Ahli Pertama
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Penusupan
Menyetujui,
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Penguji,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya, maka penulisan Rancangan Aktualisasi dengan
judul “Optimalisasi Upaya Promotif Tentang Cara Menjaga Kesehatan Gigi
Dan Mulut Di Wilayah Kerja Puskesmas Penusupan Kabupaten Tegal” ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XXXII Tahun 2019
yang diselenggarakan di Surakarta.
Dalam penyusunan rancangan ini, banyak pihak yang telah memberikan
dukungan, masukan, kritik, dan saran sehingga dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Bapak Drs. Mohamad Arief Irwanto, M.Si. selaku kepala BPSDMD
Provinsi Jawa yang telah memfasilitasi kegiatan latihan dasar CPNS.
2. Bapak Drs Edi Budiyanto, M.Pd selaku Kepala BKD Kabupaten Tegal
yang telah memfasilitasi kegiatan latihan dasar CPNS.
3. Bapak DR. Drs. Joko Triwiyatno, M.Si selaku penguji yang memberikan
saran dan masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan
aktualisasi ini.
4. Ibu Yuni Indarti, S.Sos, MM, selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Taryana, SKM, M.Kes, selaku mentor atas semua arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan
program aktualisasi.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan
memberikan pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat
diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi
kegiatan latsar.
8. Orang tua yang tiada henti memberikan doa dan semangat sejak awal
mendaftar CPNS.
iv
9. Sahabatku drg. Hanifah Hasna yang juga tiada henti memberikan
dukungan, semangat, ide-ide selama latsar
10. Teman-teman peserta Latsar Golongan III Angkatan XXXII tahun 2019
Penulis sadar bahwa rancangan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak
guna membuat rancangan laporan menjadi lebih baik. Sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat dijadikan dasar dalam pelaksanan dan pelaporan aktualisasi
nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Undang-undang ASN No.5 tahun 2014, Aparatur Sipil
Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah
yang mana ASN melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat
Pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan. Sesuai dengan pasal 10 UU ASN No. 5 Tahun 2014, ASN
memiliki tiga peran utama, yaitu: sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam hal ini, dapat
dikatakan ASN berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pemerintahan. Untuk itu, setiap ASN dituntut harus memiliki integritas yang
tinggi, bertindak sesuai dengan nilai dasar dan kode etik ASN.
Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian besar ASN masih kurang
profesional. Faktanya, masyarakat menganggap ASN sebagai pekerja yang
paling tidak disiplin bila dibandingkan profesi lainnya. Citra buruk negatif ASN
itu seolah mengakar kuat dan menjadi turun menurun. Akibatnya, sistem
pemerintahan pun terganggu. Masyarakat banyak yang mengeluhkan
berbelitnya birokrasi, buruknya pelayanan publik, ditambah lagi dengan
korupsi yang sudah membudaya.
Terutama di era milenial saat ini, masyarakat semakin kritissalah
satunya dalam mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Seiring dengan
peningkatan pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik
pelayanan yang bersifat promotive, preventive, kuratif dan rehabilitative. Hal
ini menunjukan cara pandangan masyarakat terhadap pentingnya menjaga
kesehatan secara umum telah meningkat, tidak terkecuali pada kesehatan
gigi dan mulut, dimana hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat
kesehatan yang optimal. Maka dari itu diperlukan adanya reformasi
1
pelayanan kesehatan gigi yang tepat, berorientasi pada tindakan promotive
dan preventive , pelayanan yang mengutamakan mutu, murah dan cepat di
puskesmas dengan mengimplementasikan nilai nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi).
Berdasarkan permenkes no 75 tahun 2014 puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
mengutamakan upaya kesehatan promotive dan preventive, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Oleh sebab itu sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama puskesmas
memiliki tujuan pembangunan kesehatan untuk mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Adapun
prinsip penyelenggaraan puskesmas adalah paradigma sehat,
pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan,
teknologi tepat guna, keterpaduan dan berkesinambungan.
Dari uraian diatas, sebagai penyelenggara kesehatan tingkat pertama
puskesmas memiliki peran yang sangat penting untuk tercapainya
masyarakat sehat. Dalam kegiatannya penyelenggaran kesehatan di wilayah
puskesmas masih banyak mengalami kendala baik dari segi birokrasi,
demografi wilayah, ketersediaan tenaga kesehatan, ketersediaan alat dan
bahan bahkan dari masyarakatnya sendiri yang masih memiliki kesadaran
yang rendah terhadap pentingnya kesehatan.
Sebagaimana termuat pada Peraturan LAN No. 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar CPNS, peserta latsar diharuskan untuk dapat membuat
sebuah rancangan aktualisasi yang dibuat berdasarkan kondisi dan
permasalahan yang terjadi di wilayah kerja puskesmas, khususnya pada
pelayanan dibidang kesehatan gigi dan mulut diwilayah puskesmas guna
2
mewujudkan tercapainya penyelenggaran kesehatan yg berkualitas, tepat
dan merata.
Setelah membuat rancangan aktualisasi kemudian rancangan tersebut
diimplementasikan di wilayah kerja puskesmas, sehingga diharapkan
rancangan aktualisasi tersebut dapat memberikan dampak yang baik pagi
puskesmas dan bagi masyarakat.
Salah satu permasalahan yang sering muncul di pelayanan gigi
puskesmas adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut sehingga mengakibatkan angka kejadian karies
gigi sangat tinggi. Hal ini tampak dari kunjungan pasien poli gigi puskesmas
penusupan tahun 2018 dengan total pasien sebanyak 1150 yang mana
diagnosa penyakit periodontitis (kasus kronis) sejumlah 728 kasus (63,3%).
Adapun isu yang saya angkat adalah upaya peningkatan program
promotif kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Penusupan. Selama ini
kesehatan gigi dan mulut dianggap tidak penting dan tidak memberikan efek
apapun pada kesehatan secara menyeluruh, padahal pada kenyataannya
mulut adalah port entry makanan yang apabila tidak di jaga akan
menyebabkan penyakit yang serius. Saya mengambil sample seluruh
pengunjung puskesmas penusupan termasuk pasien poli gigi terutama
penderita penyakit gigi kronis harus di edukasi tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut sehingga masyarakat di wilayah kerja puskesmas
penusupan menjadi lebih peduli terhadap kesehatannya terutama kesehatan
gigi dan mulut, sehingga lebih berwawasan sehat dan mandiri dalam
menjaga kesehatannya, sesuai dengan visi Puskesmas Penusupan yaitu
“Terwujudnya masyarakat wilayah UPTD Puskesmas Penusupan yang
mandiri untuk hidup sehat”.
B. IDENTIFIKASI ISU
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai
dokter gigi di instansi tempat bekerja, yaitu di Puskesmas Penusupan.
Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari individu, unit kerja, maupun
3
organisasi. Isu-isu yang menjadi dasar rancangan aktualisasi ini bersumber
dari aspek:
1. Whole Of Government (WoG),
2. Pelayanan Publik, dan
3. Manajemen ASN
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
1. Kurang optimalnya upaya promotif tentang cara menjaga kesehatan gigi
dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas penusupan Kab.
Tegal
2. Kurang optimalnya pemberian motivasi kepada pasien yang memerlukan
kunjungan kembali di poli gigi Puskesmas Penusupan Kab. Tegal
3. Kurang optimalnya manajemen waktu oleh ASN untuk melayani pasien
di poli gigi Puskesmas Penusupan Kab. Tegal
4. Kurang optimalnya pelayanan di poli gigi puskesmas penusupan Kab.
Tegal
5. Kurang optimalnya Upaya Kesehatan Gigi Sekolah di puskesmas
penusupan kabupaten tegal
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dapat di identifikasi isu-isu
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1. Kurang optimalnya Pelayanan Masih Meningkatnya
upaya promotif tentang Publik banyaknya kesadaran masyarakat
cara menjaga masyarakat untuk kontrol kesehatan
kesehatan gigi dan yang terlambat giginya setiap 6 bulan
mulut pada masyarakat memeriksakan sekali dan segera
di wilayah kerja giginya yang memeriksakan giginya
puskesmas penusupan sudah dalam sebelum sakit
Kab. Tegal kondisi parah
2. Kurang optimalnya Pelayanan Masih banyak Masyarakat di wilayah
pemberian motivasi publik masyarakat di kerja Puskesmas
kepada pasien yang wilayah Penusupan diharapkan
memerlukan puskesmas mengerti, dan dapat
4
kunjungan kembali di penusupan memenuhi kunjungan
poli gigi Puskesmas yang belum kembali agar perawatan
Penusupan Kab. Tegal mengerti tuntas
pentingnya
perawatan gigi
hingga tuntas
3. Kurang optimalnya Manajemen Manajemen Dengan meningkatkan
manajemen waktu oleh ASN waktu yang manajemen waktu ASN,
ASN untuk melayani diperlukan diharapkan pasien dapat
pasien di poli gigi untuk memasuki dilayani dengan sebaik-
Puskesmas poli gigi belum baiknya tanpa
Penusupan Kab. Tegal optimal dan menunggu waktu yang
masih relative lama untuk
memerlukan memasuki poli gigi
waktu yang
relative lama
(antara 20 – 30
menit)
4. Kurang optimalnya Pelayanan Tidak Adanya proses
pelayanan di poli gigi Publik berfungsinya perpindahan gedung
puskesmas penusupan dental unit yang lebih cepat agar
Kab. Tegal secara optimal pelayanan di poli gigi
karena sedang bisa optimal
berlangsungnya
proses
peralihan dari
gedung lama ke
gedung baru.
5. Kurang optimalnya Whole of Masih banyak Sekolah di wilayah kerja
Upaya Kesehatan Gigi goverment sekolah di puskesmas penusupan
Sekolah di puskesmas wilayah kerja dilakukan Upaya
penusupan kabupaten puskesmas Kesehatan Gigi Sekolah
tegal penusupan
yang belum
dilakukan
Upaya
Kesehatan Gigi
Sekolah
(data : dielaborasi oleh penulis, 2019)
5
tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa APKL dan USG.
APKL merupakan metode yang mempertimbangkan 4 kriteria
penilaian yaitu keaktualan, problematik, kekhalayakan dan kelayakan isu
tersebut. Berikut penjelasan APKL:
1) Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2) Problematik artinya isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan solusinya.
3) Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
4) Kelayakan artinya isu yang masuk akal, logis, realistis, serta relevan
untuk dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Kemudian metode yang dipakai untuk menentukan isu mana yang
paling fundamental adalah dengan menggunakan Urgency, Seriousness,
Growth (USG). USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas
isu yang harus diselesaikan. Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang skor 1-5 (skor 1 berarti ringan
hingga skor 5 paling berat) dengan penjelasan sebagai berikut:
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Daftar isu yang diperoleh dalam lingkungan kerja penulis yang
dikaitkan dengan agenda ketiga Pelatihan Dasar CPNS (Manajemen ASN,
Whole of Government (WoG), dan Pelayanan Publik) dan telah
dipertimbangkan kriteria kualitas isu menggunakan metode APKL serta telah
dilakukan penilaian prioritas menggunakan metode USG.
6
Tabel 1.2. Analisis Isu Strategis dengan Metode APKL dan USG
Kriteria A Kriteria B
No Prinsip ASN Identifikasi Isu Peringkat
A P K L Ket U S G ∑
Kurang
optimalnya
upaya promotif
tentang cara
menjaga Meme
kesehatan gigi
1. Pelayanan + + + + nuhi 5 5 5 15 1
dan mulut
Publik
pada Syarat
masyarakat di
wilayah kerja
puskesmas
penusupan
Kab. Tegal
Kurang
optimalnya
pemberian
motivasi
kepada pasien Meme
yang
2. Pelayanan + + + + nuhi 4 4 3 11 3
memerlukan
publik
kunjungan Syarat
kembali di poli
gigi
Puskesmas
Penusupan
Kab. Tegal
Kurang
optimalnya
manajemen
Tidak
waktu oleh
ASN untuk Meme
3. Manajemen + + + -
melayani
ASN nuhi
pasien di poli
gigi Syarat
Puskesmas
Penusupan
Kab. Tegal
Kurang
Tidak
4. Pelayanan optimalnya + - - +
Publik pelayanan di Meme
poli gigi
7
puskesmas nuhi
penusupan
Syarat
Kab. Tegal
Kurang
optimalnya
Upaya Meme
Kesehatan
5. Whole of
Gigi Sekolah di + + + + nuhi 5 4 4 13 2
Goverment
puskesmas Syarat
penusupan
kabupaten
tegal
(data : dielaborasi oleh penulis, 2019)
Dari hasil analisis APKL dan USG, ditetapkan isu yang dipilih dan
ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk
mengatasi isu tersebut. Hasil perumusan isu yang terpilih adalah “Kurang
optimalnya upaya promotif tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas penusupan Kabupaten Tegal”.
8
C. DAMPAK JIKA ISU TIDAK TERSELESAIKAN
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3. Dampak Jika Isu Tidak Terselesaikan
No. Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
D. RUMUSAN MASALAH
Dari hasil analisis isu yang didapatkan maka rumusan masalah
kegiatan aktualisasi melalui habituasi adalah:
1. Bagaimana cara mengoptimalkan upaya promotif tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
penusupan Kabupaten Tegal?
2. Bagaimana cara menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terkandung dalam Akuntabilitas,
9
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi (ANEKA)
dalam rangka optimalisasi upaya promotif tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
penusupan Kabupaten Tegal?
3. Bagaimana mengetahui kontribusi visi misi dengan nilai organisasi dari
puskesmas penusupan dengan optimalisasi upaya promotif tentang cara
menjaga kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja
puskesmas penusupan Kabupaten Tegal?
E. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN yang
akan dicapai adalah:
1. Mampu mengoptimalkan upaya promotif tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
penusupan Kabupaten Tegal.
2. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)
yang terkandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA).
3. Mengetahui kontribusi visi misi dengan nilai organisasi dari puskesmas
penusupan dengan optimalisasi upaya promotif tentang cara menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas
F. MANFAAT
Manfaat kegiatan pengaktualisasian nilai-nilai dasar PNS adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Instansi
a. Menjalankan upaya promotif untuk menambah pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
b. Meningkatkan pelayanan poli gigi berupa pencegahan terhadap karies
gigi dan penyakit gigi dan mulut lainnya.
10
2. Bagi Masyarakat
Dengan adanya upaya optimalisasi upaya promotif tentang kesehatan
gigi di Puskesmas Penusupan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat sehingga diharapkan bisa menurunkan angka
karies pada masyarakat, serta tumbuhnya kesadaran pada masyarakat
tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, sekaligus menjadi
agen dalam keluarga dan lingkungannya untuk lebih sadar akan
kesehatan gigi dan mulutnya, sehingga terwujud masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Penusupan yang mandiri untuk hidup sehat.
3. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
a. Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) sebagai landasan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
b. Menjadi dokter gigi yang mampu menjalankan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu
bangsa yang memiliki integritas dan profesional di wilayah Puskesmas
Penusupan.
11
BAB II
LANDASAN TEORI
12
Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat
diwujudkan. Salah satunya yaitu kesadaran bela negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah
air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme
dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Nilai-nilai bela negara yang
harus lebih dipahami antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan
pada kecintaan kita kepada tanah air kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kita dapat mewujudkannya kesadaran berbangsa dan bernegara
dengan cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat
nasional maupun internasional.
c. Pancasila.
Kita tahu bahwa Pancasila yang mana merupakan warisan
ideologi adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia
yang memiliki beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai
pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan,
dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Rela mengorbankan jiwa raga untuk NKRI.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
13
2. Analisis Isu Kontemporer
Saat ini konsep negara,bangsa dan nasionalisme dalam konteks
Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik
nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan lingkungan
strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang
nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global.
Berdasarkan penjelasan di atas, perlu disadari bahwa PNS sebagai
aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara: Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika
sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut
menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara
kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba,
paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan
komunikasi masal seperti cybercrime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain
sebagainya.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatih kesiapsiagaan bela negara bagi CPNS ada beberapa hal
yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait
dengan kejadian-kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara
Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita
gosip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya,
dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk
turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada
semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal
ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan
kewajiban yang sama untuk melakukan bela Negara sebagaimana
diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945 tersebut.
14
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau
kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa
kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati),
menjaga aset bangsa, menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada
beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan
dan meningkatkan kebugaran sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS
akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
B. NILAI – NILAI DASAR ASN
1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harusdicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompokatau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya.Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu
akuntabilitaspersonal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok,
akuntabilitasorganisasi, dan akuntabilitas stakeholder (Kusumasari et
al., 2015).
b. Aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented)
15
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requiresreporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaninglesswithout consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
c. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas
horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
e. Nilai-nilai Akuntabilitas
1) Kepemimpinan: Pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya
2) komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
3) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
4) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa
ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan,
karena adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan
yangtelah dibuat.
6) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
16
7) kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja
tidak optimal.
8) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan
9) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian
yang yang dimiliki
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan
terhadap bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada
Pancasila (Latief et al., 2015).
b. Nilai-nilai Nasionalisme
Adapun nilai-nilai nasionalisme jumlahnya ada 5 yang sesuai
dengan sila Pancasila, diantaranya:
1) Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan yang Maha Esa,
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
c) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama
antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda terhadap Tuhan yang Maha Esa,
d) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragamadan
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan yang Maha Esa,
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing,
17
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa,
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial,warna kulit dan sebagainya,
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira,
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain,
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,
h) Berani membela kebenaran dan keadilan,
i) Bangsa Indonesia merasa dirinyaa sebagai bagian dari seluruh
umat manusia,
j) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan
dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan,
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan,
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia,
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
18
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika,
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
a) Sebagai wara negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama,
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama,
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan,
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah,
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah,
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan,
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur,
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama,
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan permusyawaratan.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan,
19
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
d) Menghormati hak orang lain,
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri,
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain,
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah,
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
Tidak menggunakan hak milikmerugikan kepentingan umum,
i) Suka bekerja keras,
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama,
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan
yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dipahami sebagai refleksi atas baik/ buruk, benar atau salah
yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik dan benar.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang
dianut:
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual.
20
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2. Dimensi Modalitas
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun
mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
21
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015) menyatakan
bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner)
atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan
menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan
alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar
menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
22
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah
satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja.
Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan
sifat dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang.
(Widita, 2015)
23
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki
sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk
membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk
mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi
yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam
menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran
menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
24
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan
tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas
hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-
besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak
akan mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam
gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal
kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar
harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian
untuk menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam
kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya
melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
25
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang
dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan
spiritual, dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai
manusia di muka bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu
kehidupannya harus dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi
benteng kuat untuk anti korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan
menghasilkan niat yang baik dan mendorong untuk memiliki visi dan misi
yang baik, hingga selalu memiliki semangat untuk melakukan proses atau
usaha terbaik dan mendapatkan hasil terbaik agar dapat
dipertanggungjawabkan secara publik.
26
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran,. Kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
diluar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
yang menyatukan upaya-upaya kolaborasi pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lbh luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. WoG dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Untuk mengatasai wicked problem tidak hanya dibutuhkan koordinasi
tetapi juga kolaborasi. Koordinasi dengan kolaborasi memiliki perbedaan,
dimana koordinasi merupakan kerja sama intra atau inter instansi tetapi
masing-masing memiliki tujuan dan kepentingannya sendiri. Sedangkan
kolaborasi, masing-masing pihak yang bekerjasama memiliki tujuan dan
kepentingan bersama.
27
3. Pelayanan Publik
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk
untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan
publik yang merupakan amanat UUD RI 1945. Pengertian pelayanan
publik menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009
tentang Pelayanan Publik disebutkan bahwa pelayanan publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayan publik.
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok
dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan
kepada penerima layanan.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (orang, masyarakat, organisasi lain);
c. Kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
28
BAB III
DESKRIPSI UNIT ORGANISASI
29
2. Visi, Misi, Nilai, dan Tujuan Organisasi
a. Unit Kerja
30
Batas wilayah Kerja Puskesmas Penusupan yaitu:
• Sebelah Barat : Puskesmas Slawi
• Sebelah Selatan : Puskesmas Lebaksiu
• Sebelah Timur : Puskesmas Kedung banteng
• Sebelah Utara : Puskesmas Pangkah
b. Visi
Adapun Visi Puskesmas Penusupan adalah “Mewujudkan
Wilayah Kerja Puskesmas Penusupan yang Sehat”.
c. Misi
Untuk mewujudkan visi, didukung dengan misi sebagai berikut:
1) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui
kegiatan PHBS
2) Meningkatkan kemitraan dengan institusi pendidikan dalam
peningkatan bidang kesehatan
3) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau
4) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak melalui pengembangan dan
pelayanan mampu persalinan yang berkualitas
d. Nilai
Puskesmas penusupan memiliki nilai “CERDAS”
Cepat = Melakukan tindakan dengan segera dalam pelayanan
Empati = Turut merasakan apa yang di rasakan oleh pasien
Ramah = Bersikap lembut dalam pelayanan
Disiplin = Tepat waktu dalam melaksanakan kegiatan
Amanah = Bekerja dengan penuh tanggung jawab dan memegah
teguh kepercayaan
Standar = Memberikan pelayanan sesuai standar yang
bermutu sehingga terwujud masyarakat yg sehat
e. Motto
Motto puskesmas penusupan “Melayani dengan Ikhlas”
31
f. Tujuan Organisasi
Puskesmas adalah intitusi yang menjalankan pelayanan
kesehatan. Di daerah banyak kendala yang perlu dihadapai yang
menyangkut sarana dan prasarana serta fasilitas. Persaingan dalam
pemasaran pelayanan kesehatan mendorong ke arah upaya
peningkatan mutu pelayanan, baik mutu prasarana dan sarana, metode
yang semakin canggih serta peningkatan sumber daya manusia
pelaksanaannya, dengan tetap berpegang teguh azas reformasi,
efeltivitas dan optimalisasi hasil atau hasil yang optimal.
Berkenaan dengan hal tersebut maka jajaran Puskesmas
Penusupan mempunyai Falsafah, Visi, Misi dan Motto yang jelas
sebagai arah kebijakan dan strategi kesehatan sesuai pelayanan
kesehatan masyarakat yang terbaik serta memberikan pelayanan
dengan sentuhan manusiawi.
g. Data Penyakit
Pada penyakit rawat jalan dari 30 Penyakit utama yang bersumber
dari lapangan penyajian data maka urutan teratas adalah: Diare dengan
1.200 kasus, Ispa atau Pneumonia pada balita dengan jumlah 119
kasus. Data jumlah penyakit yang dikirim tersebut berdasarkan hasil
lapangan dari Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu,
PKD, yang tersebar di semua desa.
Berdasarkan data kunjungan pasien, jumlah kunjungan pasien
poli gigi puskesmas penusupan tahun total pasien sejumlah 1150
dengan diagnosa penyakit periodontitis (kasus kronis) sebanyak 728
kasus (63,3%).
32
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
a. Struktur organisasi
33
Pada poli gigi sendiri memiliki satu dokter gigi, dan dua perawat gigi.
b. Job deskripsi dokter gigi
Berikut adalah uraian tugas pokok dokter gigi:
1. Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan BP Gigi.
2. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien gigi
dan membina unit BP Gigi dalam pelaksanaan Quality Assurance.
3. Membantu Kepala Puskesmas dalam peningkatan mutu pelayanan
(Quality Assurance).
4. Membantu Kepala Puskesmas dalam melakukan koordinasi
dengan Dinas Lintas Sektoral terkait dalam upaya kerjasama dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan.
5. Membantu pelaksanaan kegiatan lapangan dalam kegiatan
UKS/UKGS/UKGMD, pembinaan kader kesehatan, guru UKS dan
Dokter Kecil.
6. Membantu Kepala Puskesmas dalam membina karyawan di bidang
medis.
7. Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun perencanaan
kegiatan Puskesmas.
8. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan
Puskesmas.
34
pada tahun 2019 sebanyak 70 orang. Adapun Jenis dan Jumlah tenaga
kesehatan di Puskesmas Penusupan pada tahun 2019 dapat dilihat pada
tabel 3.1. berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Penusupan
No Jenis SDMK
PNS PTT BLUD Lainn Jumlah
ya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 MEDIS 3 0 0 0 3
2 KEPERAWATAN 5 0 3 1 9
3 KEBIDANAN 16 1 5 9 31
4 KEFARMASIAN 2 0 1 0 3
5 KES. 0 0 1 0 1
MASYARAKAT
6 KES. 1 0 0 0 1
LINGKUNGAN
7 GIZI 1 0 1 0 2
8 KETERAPIAN 0 0 0 0 0
FISIK
9 KETEKNISAN 1 0 1 0 2
MEDIS
10 TEKNIK LAB 0 0 1 0 1
MEDIK
11 ASISTEN 0 0 0 0 0
NAKES
12 TENAGA 9 0 3 0 12
PENUNJANG
JUMLAH 35 1 17 10 70
(data : dielaborasi oleh penulis, 2019)
35
Sarana dan prasarana yang tersedia di poli gigi puskesmas
penusupan yaitu:
Tabel 3.2. Daftar Inventaris Barang di Poli Gigi
No. Nama/Jenis Barang Jumlah
1. Meja Kerja 1
2. Kursi Putar 1
4. Etalase 1
5. Dental Unit 1
6. Komputer Set 1
7. Sonde 1
8. Light Cure 1
11. Kompresor 1
TOTAL 12
36
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Tugas pokok dokter
gigi adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan
kesehatan yang meliputi kesehatan masyarakat, serta membina peran serta
masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan gigi kepada
masyarakat.
Rincian kegiatan penulis sebagai calon Dokter Gigi Pertama yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor: 141/KEP/M.PAN/11/2003 yaitu:
1. Penyembuhan penyakit gigi dan mulut
2. Pemulihan kesehatan akibat penyakit gigi dan mulut
3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit
gigi dan mulut
4. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
5. Pelayanan kesehatan lainnya untuk masyarakat
6. Pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian bidang
kesehatan
Serta Tugas Dokter Gigi Puskesmas Penusupan oleh Kepala
Puskesmas yaitu:
1. Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan BP Gigi.
2. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan dan pengobatan pasien gigi dan
membina unit BP Gigi dalam pelaksanaan Quality Assurance.
3. Membantu Kepala Puskesmas dalam peningkatan mutu pelayanan
(Quality Assurance).
4. Membantu Kepala Puskesmas dalam melakukan koordinasi dengan Dinas
Lintas Sektoral terkait dalam upaya kerjasama dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan kesehatan.
5. Membantu pelaksanaan kegiatan lapangan dalam kegiatan
UKS/UKGS/UKGMD, pembinaan kader kesehatan, guru UKS dan Dokter
Kecil.
37
6. Membantu Kepala Puskesmas dalam membina karyawan di bidang
medis.
7. Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan
Puskesmas.
8. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan
Puskesmas.
C. ROLE MODEL
38
Ibu Rabiah tidak malu mengakui perbuatannya ketika harus
memberikan cairan infus yang sudah kadaluarsa lima tahun kepada
pasiennya. Itu terjadi 10 tahun lalu. Di Pulau Sapuka, penyakit diare
mewabah dan persediaan cairan infus sudah habis, sementara satu pasien
dalam kondisi sekarat.
Dedikasi, semangat pantang menyerah, tegar, pengorbanan untuk
membantu sesama adalah sedikit gambaran dari Ibu Hj. Andi Ibu Rabiah,
seorang sosok ASN yang patut menjadi teladan bagi kita semua.
39
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
40
Tabel 4.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi (Keterkaitan dengan ANEKA)
Kontribusi
Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi terhadap visi
No. Kegiatan Output/Hasil Kegiatan Nilai
Kegiatan dengan ANEKA misi
Organisasi
organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyuluhan 1. Konsultasi 1. Adanya arahan dan 1. Saya berkonsultasi Melaksanakan Penyuluhan
Rutin dengan Kepala persetujuan dari dengan Kepala penyuluhan Rutin Bulanan
Bulanan Puskesmas Kepala Puskesmas Puskesmas mengenai Kesehatan Gigi
Kesehatan kesehatan gigi dan Mulut
2. Membuat draft 2. Tersedianya draft menggunakan tutur
Gigi dan dan mulut
diharapkan
Mulut materi materi penyuluhan kata yang sopan dan merupakan dapat
penyuluhan 3. Tersedianya jadwal santun, dan upaya menguatkan
Sumber 3. Membuat penyuluh menggunakan terwujudnya nilai organisasi
Kegiatan : jadwal 4. Pasien dan Bahasa Indonesia visi puskesmas puskesmas
SKP penyuluh pengunjung yang baik dan benar. adalah yaitu ramah
4. Pelaksanaan puskesmas penusupan Musyawarah untuk “Mewujudkan yang berarti
Wilayah Kerja “bersikap
penyuluhan mengetahui cara menetukan materi
Puskesmas lembut dalam
5. Membuat daftar menjaga kebersihan dan jadwal kegiatan Penusupan pelayanan”
hadir gigi dan mulutnya, dan yang paling efektif. yang Sehat”. Dan
cara menyikat gigi yang (Konsultasi : etika Disiplin yang
benar publik Misi berarti “Tepat
5. Tersedianya daftar Menggunakan puskesmas waktu dalam
hadir bahasa Indonesia penusupan melaksanakan
yang pertama kegiatan”
yang baik dan Mendorong
benar : kemandirian
Nasionalisme sila-3 masyarakat
untuk hidup
41
Musyawarah : sehat melalui
nasionalisme sila-4 kegiatan PHBS
2. Saya membuat draft
materi dengan jelas.
(Kejelasan :
akuntabilitas)
3. Saya membuat
jadwal penyuluh
dengan adil agar
tercapai pencapaian
hasil penyuluhan
yang optimal
(adil :akuntabilitas
Mengutamakan
pencapaian hasil :
etika publik)
4. Saya memberikan
penyuluhan yang
jelas dan sepenuh
hati, dengan santun.
(jelas : akuntabel
sepenuh hati :
komitmen mutu
santun : etika
publik)
42
5. Saya membuat
daftar hadir kegiatan
dengan jujur dan
bertanggung jawab
sebagai upaya
perbaikan
berkelanjutan.
(jujur : anti korupsi
Tanggung jawab :
akuntabilitas
Perbaikan
berkelanjutan :
komitmen mutu)
43
4. Membagikan pasien mengerti fungsi (Konsultasi : etika Misi sehingga
dan kartu tersebut publik puskesmas terwujud
menjelaskan Menggunakan penusupan masyarakat
kartu Kontrol yang pertama yang sehat”
bahasa Indonesia
Periksa Gigi Mendorong
“AYO PERGI“ yang baik dan kemandirian
kepada pasien benar : masyarakat
poli gigi Nasionalisme sila-3 untuk hidup
puskesmas Musyawarah : sehat melalui
penusupan nasionalisme sila- kegiatan PHBS
4)
2. Saya secara mandiri
membuat kartu
kunjungan kembali
dengan jelas yang
efektif dan efisien
berisi tentang
odontogram, dan
riwayat kesehatan
gigi pasien.
(jelas :
akuntabilitas
mandiri : anti
korupsi
Efektif dan efisien:
komitmen mutu)
44
3. Saya mencetak kartu
Kontrol Periksa Gigi
“AYO PERGI“
dengan biaya
mandiri
(Mandiri : anti
korupsi)
4. Saya membagikan
kartu dengan bahan
bermutu yang tebal
yang tidak mudah
rusak
(bermutu :
komitmen mutu)
45
3. Penyusunan 1. Konsultasi 1. Adanya arahan dan 1. Saya berkonsultasi Melaksanakan Penyusunan
Konten dan dengan kepala persetujuan dari Kepala dengan Kepala upaya promotif Konten dan
Berbagi Info puskesmas Puskesmas Puskesmas melalui Berbagi Info
Gigi berbasis GEMES AKU Gigi berbasis
untuk 2. Adanya koordinasi menggunakan tutur
grup merupakan grup WhatsApp
WhatsApp menentukan dengan kata yang sopan dan upaya “GEMES AKU”
“GEMES konten penanggungjawab santun, dan terwujudnya diharapkan
AKU” 2. Koordinasi program disertai jadwal menggunakan visi puskesmas dapat
dengan 3. Masyarakat (orang Bahasa Indonesia adalah menguatkan
Sumber penanggung dewasa dan ibu hamil) yang baik dan benar. “Mewujudkan nilai organisasi
kegiatan: jawab program mengerti tentang cara Musyawarah untuk Wilayah Kerja puskesmas
Penugasan Puskesmas yaitu Standar
GEMES AKU menjaga kesehatan gigi menetukan konten
Pimpinan Penusupan yang berarti
dan Inovasi untuk dan mulut dengan info gigi. yang Sehat”. “Memberikan
menentukan benar (Konsultasi : etika pelayanan
jadwal publik Misi sesuai
pembagian Menggunakan puskesmas standar yang
informasi di bahasa Indonesia penusupan bermutu
grup yang baik dan yang pertama sehingga
Mendorong terwujud
3. Membagikan benar : kemandirian masyarakat
edukasi tentang Nasionalisme sila-3 masyarakat yang sehat”
kesehatan gigi Musyawarah : untuk hidup
dan mulut pada nasionalisme sila- sehat melalui
grup 4) kegiatan PHBS
2. Saya berkerjasama dan misi
keempat
dengan
Meningkatkan
penanggungjawab kesehatan ibu
program terkait dan anak
46
jadwal pembagian melalui
info di grup. pengembangan
(Bekerjasama : dan pelayanan
mampu
etika publik
persalinan
3. Saya memberikan yang
penyuluhan yang berkualitas
jelas dan sepenuh
hati, dengan
santun.
(jelas : akuntabel
sepenuh hati :
komitmen mutu
santun : etika
publik)
47
3. Evaluasi menetukan konten Penusupan
kegiatan info gigi. yang Sehat”.
edukasi dengan (Konsultasi : etika
Misi
checklist publik
puskesmas
pemahaman Menggunakan penusupan
pasien bahasa Indonesia yang pertama
yang baik dan Mendorong
benar : kemandirian
Nasionalisme sila-3 masyarakat
Musyawarah : untuk hidup
sehat melalui
nasionalisme sila-
kegiatan PHBS
4)
2. Saya memberikan
edukasi yang jelas
menggunakan media
brosur dengan
sepenuh hati, dan
peduli dengan
audience dengan
bahasa sesederhana
mungkin agar mudah
dipahami
(jelas : akuntabel
sepenuh hati :
komitmen mutu
48
peduli dan
sederhana : anti
korupsi)
3. Saya mencatat
checklist hasil
evaluasi kegiatan
dengan jujur dan
bertanggung jawab
sebagai upaya
perbaikan
berkelanjutan.
(jujur : anti korupsi
Tanggung jawab :
akuntabilitas
Perbaikan
berkelanjutan :
komitmen mutu)
49
edukasi “PERI 4. Terdistribusikannya Musyawarah untuk Puskesmas pelayanan
GIGI” brosur edukasi menetukan konten Penusupan sesuai
3. Mencetak “PERI GIGI” dan info gigi. yang Sehat”. standar yang
bermutu
brosur ke pasien memahami (Konsultasi : etika
Misi sehingga
tempat fungsi brosur publik puskesmas terwujud
percetakan tersebut Menggunakan penusupan masyarakat
4. Membagikan bahasa Indonesia yang pertama yang sehat”
brosur kepada yang baik dan Mendorong
pasien poli gigi benar : kemandirian
puskesmas Nasionalisme sila-3 masyarakat
untuk hidup
penusupan Musyawarah :
sehat melalui
nasionalisme sila- kegiatan PHBS
4)
2. Saya membuat
desain brosur
edukasi tentang
PERI GIGI dengan
jelas yang mudah
dimngerti
(jelas:
akuntabilitas)
3. Saya mencetak
brosur dengan biaya
mandiri.
(mandiri :
antikorupsi)
50
4. Saya membagikan
kartu dengan bahan
bermutu yang tebal
yang tidak mudah
rusak
(bermutu :
komitmen mutu)
51
B. JADWAL RANCANGAN AKTUALISASI (30 HARI)
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di Puskesmas Penusupan antara tanggal 16 Mei 2019 sampai dengan
tanggal 22 Juni 2019. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2. Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Tanggal/Bulan
Mei Juni Bukti
No Kegiatan
30s.d Kegiatan
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
09
1. Penyuluhan Kumpula
Kesehatan penyuluh
an,
Gigi dan Mulut
lembar
konsulta
si, foto
kegiatan,
video
kegiatan,
daftar
hadir
52
2. Pembuatan lembar
Kartu Kontrol konsulta
Periksa Gigi si, kartu
“AYO PERGI“ kontrol,
foto
kegiatan,
video
kegiatan
3. Penyusunan Kumpula
Konten dan n materi
Berbagi Info penyuluh
Gigi berbasis an,
grup WhatsApp lembar
“GEMES AKU” konsulta
si,
screensh
ot WA,
foto
kegiatan,
video
kegiatan
4. Edukasi “PERI lembar
GIGI” konsulta
si, foto
53
kegiatan,
video
kegiatan,
lembar
checklist
pemaha
man
5. Pembuatan lembar
brosur “PERI konsulta
GIGI” si,
brosur
peri gigi,
foto
kegiatan,
video
kegiatan
(data : dielaborasi oleh penulis, 2019)
54
C. ANTISIPASI DAN STRATEGI MENGHADAPI KENDALA
Dalam pelaksanaan 5 kegiatan aktualisasi dan habituasi
ANEKA, terdapat kemungkinan kegiatan-kegiatan tersebut mengalami
kendala sehingga rancangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan
secara optimal atau tidak tercapai aktualisasinya. Oleh karena itu perlu
disampaikan kendala-kendala yang mungkin terjadi, langkah-langkah
antisipasi menghadapi kendala tersebut, dan perlu dicari secara cermat
strategi untuk menghadapi kendala tersebut. Kendala, resiko dan solusi
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
55
BAB V
PENUTUP
56
mulut rendah, kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulutnya pun rendah, sehingga banyak masyarakat yang mengalami gigi
berlubang tetapi terlambat dalam mencari pertolongan medis yang
berakibat infeksi ke bagian tubuh lain yang bisa mengancam nyawa.
Melalui rancangan aktualisasi dan habituasi yang telah diuraikan diatas,
walaupun dalam rancangan aktualisasi ini ada kemungkinan kegiatan-
kegiatan tersebut mengalami kendala sehingga penulis berharap mampu
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ANEKA sehingga pelaksanaan
program upaya promotif tentang cara menjaga kesehatan gigi dan mulut
pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas penusupan Kabupaten Tegal
dapat berjalan optimal.
57
DAFTAR PUSTAKA
58
Pegawai Negeri Sipil Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara.
59
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
60