Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan materi
maupun pikirannya. Dengan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cilacap, Maret,2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan makalah.........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Pengertian..................................................................................................................................2
B. Etiologi/Penyebab......................................................................................................................2
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................................2
D. Patofisiologi...............................................................................................................................3
E. Jenis jenis meningitis.................................................................................................................3
F. Pemeriksaan diagnostik.............................................................................................................4
G. Penatalaksanaan medis..............................................................................................................5
H. Komplikasi................................................................................................................................6
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN.......................................................................................7
DENGAN MENINGITIS......................................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................................11
SIMPULAN.....................................................................................................................................11
SARAN...........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

ii
iii
iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini penyakit meningis merupakan penyakit yang serius karena letaknya dekat
dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali
gerak,pikiran,bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme
seperti virus,bakteri,jamur atau parasit yang menyebar dalam darah dan cairan otak. Daerah ,’’sabuk
meningitis’’ di afrika terbentang dari senegal di barat ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang
lebih 300 juta jiwa manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita
penyakit inidengan 25.000 korban jiwa. Meningitis bactherial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000
orang setiap tahunnya di negara-negara barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan bahwa
meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih sering terjadi pada
musim panas. Di brasil,angka meningitis bacterial lebih tinggi, yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap
tahun.

Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis


semakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut mengenai
penyakit meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan serta asuhan
keperawatan teori.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana laporan pendahuluan pada penyakit meningitis ?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis ?
3. Apa saja intervensi yang diberikan pada pasien dengan meningitis ?
C. Tujuan makalah
1. Mengetahui bagian-bagian pada laporan pendahuluan pada penyakit meningitis ?
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis ?
3. Mengetahui intervensi yang diberikan pada pasien dengan meningitis ?

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. Pengertian

Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang melapisi otak dan medula spinalis) dan
disebabkan oleh virus, bakteri, atau organ-organ jamur (Smeltzer,2011).

Meningitis merupakan infeksi akut dari meningens , biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari
mikroorganisme Pneumokokus, Meningokokus, Stafilokokus,Streptokokus, Hemophilus influenza,
dan bahanaseptis (virus) (Long, 2006).

B. Etiologi/Penyebab
1. Bakteri:Mycobacteriumtuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokokus), Neisseriameningitis
(meningokokus), Streptococushaemolyticuss, Staphylococcus aureus,Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonasaeruginosa. Penyebablainnyalues, Virus,
Toxoplasma gondhii, dan Ricketsia.
2. Faktor predisposisi :jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
3. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
4. Faktorimunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi immunoglobulin
5. Kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan system
persarafan.

C. Manifestasi Klinis
Gejala meningitis di akibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
a. Sakit kepala dan demam ( Gejala awal yang sering)
b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut :
d. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
e. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dangan tanda-tanda vital,pernafasan tidak
teratur,sakit kepala,muntah dan penurunan tingkat kesadaran
f. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal
g. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba,
muncul lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler
deseminata.

2
D. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh tiga lapisan ,yaitu : durameter, arachnoid,dan piameter. Cairan otak dihasilkan
didalam pleksus choroid ventrikel bergerak/mengalir melalui subarachnoid dalam system
ventrikulerseluruh otak dan sumsum tulang belakang ,direabsorbsi melalui villi arachnoid yang
berstruktur seperti jari jari didalam lapisan subarchnoid .Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari
orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar kemeningen otak dan medula spinalis
bagianatas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia selsabit dan hemoglobin opatislain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh
imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri .Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan thrombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolism akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasarotak dan medula spinalis. Radang juga
menyebar kedinding membra nventri ke serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan
fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahananotak
(barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK .Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin
bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi, dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom Waterhouse-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh
meningokokus.

E. Jenis jenis meningitis


Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :
a) Meningitis serosa adalahradang selaput otak arachnoid dan piamater yang disertai ca
iranotak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.Penyebab
lainnya adalah lues, Virus, Toxoplasma gondhii, dan Ricketsia.
b) Meningitis purulenta adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter
yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumonia
(pneumokokus), Neisseria meningitis (meningokokus), Streptococushaemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichiacoli, Klebsiella pneumoniae,
Peudomonasaeruginos. Meningitis berdasarkan mikroorganisme penyebab:

1) Meningitis bakterial merupakan karakteristik inflamasi pada seluruh


meningen, dimana organism masuk ke dalam ruang arachnoid dan

3
subarachnoid. Meningitis bacteria lmerupakan kondisi emergensi neurologi
dengan angka kematian sekitar 25% (Ignatavicius &Wrokman, 2006).
Meningitis bacterial jika cepat dideteksi dan mendapatkan penangananya tepatakan
mendapatkan hasil yang baik. Meningitis bacterial sering disebut
juga sebagai meningitis purulen atau meningitis septik. Bakteri yang dapat
mengakibatkan serangan meningitis adalah; Streptococcus pneuemonia (pneumococcus),
Neisseria meningitides, Haemophilus influenza,(meningococcus), Staphylococcus aureus
dan Mycobakterium tuberculosis (Ginsberg, 2008).
2) Meningitis Virus Meningitis virus biasanya disebut meningitis aseptik. Sering terjadi akibat
lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi; measles, mumps
,herpessimplek, dan herpes zoster (Wilkinson, 2009). Virus penyebab meningitis dapat
dibagi dalam dua kelompok, yaitu virus RNA (ribonuclear acid) dan virus DNA
(deoxyribonucleid acid). Contoh virus RNA adalah enterovirus (polio) ,arbovirus (rubella),
flavivirus (dengue), mixovirus (influenza, parotitis, morbili). Sedangkan contoh virus DNA
antaa lain virus herpes, dan retrovirus (AIDS) (PERDOSSI, 2007) .Meningitis virus
biasanya dapat sembuh sendiri dan kembali seperti semula (penyembuhan secara komplit)
(Ignatavicius &Wrokman, 2006).
Pada kasus infeksi virus akut, gambaran klinik seperti meningitis akut, meningo-ensepalitis
akut atau ensepalitis akut. Derajat ringan akut meningo-ensepalitis mungkin terjadi pada
banyak infeksi virus akut, biasanya terjadi pada anak-anak, sedangkan pada pasien dewasa
tidak teridentifikasi.

F. Pemeriksaan diagnostik
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :
a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah
putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa
jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil
( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal .
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

4
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

G. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu menyesuaikan
dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai bahan kolaborasi dengan
tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic
yang mampu melewati barier darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup
untuk menghentikan perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi
keempat atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif
digunakan.

Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah
tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.

Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):


1. Sefalosporin generasi ketiga
2. Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
3. Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

Pengobatan simtomatis:
1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau
fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati
edema serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume
cairan intravena.

H. Komplikasi

a. Hidrosefalus obstruktif
b. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
c. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
d. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
e. Efusi subdural
f. Kejang

5
g. Edema dan herniasi serebral
h. Cerebral palsy
i. Gangguan mental
j. Gangguan belajar
k. Attention deficit disorder

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN MENINGITIS

A. Pengkajian
1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC ?
b. Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ?
c. Pernahkah operasi daerah kepala ?
3. Data bio-psiko-sosial
a. Aktivitas
Gejala : Perasaan tidak enak (malaise).
Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda :
tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, taikardi,
disritmia.
c. Eliminasi
Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
d. Makan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan.
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering.
e. Higiene
Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.

6
f. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena,
kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan
halusinasi penciuman.
Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi,
kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal,
hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal,
babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada
laki-laki.
g. Nyeri/keamanan
Gejala : sakit kepala (berdenyut hebat, frontal).
Tanda : gelisah, menangis.
h. Pernafasan
Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru.
Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

B. Diagnosa keperawatan
a) Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata
hematogen dari pathogen
b) Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema serebral, hipovolemia.
c) Risiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan
umum, vertigo.
d) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
e) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan
f) Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

C. Intervensi keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan diseminata
hematogen dari patogen.
a. Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
b. Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat.
c. Pantau suhu secara teratur
d. Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
e. Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam
f. Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )

7
2. Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan berhubungan
dengan edema serebral, hipovolemia.
a. Pantau status neurologis.
b. Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
c. Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan
haluaran.
d. Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
3. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan
umum vertigo.
a. Pantau adanya kejang
b. Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas
buatan
c. Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam,
venobarbital.
4. Nyeri (akut ) berhubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
a. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi
yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif
dan masage otot leher.
b. Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi)
c. Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
d. Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler.
a. Kaji derajat imobilisasi pasien.
b. Bantu latihan rentang gerak.
c. Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
d. Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udsra atau air
perhatikan kesejajaran tubuh secara fumgsional.
e. Berikan program latihan dan penggunaan alat mobiluisasi.
6. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan defisit neurologis
a. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik
dan proses pikir.
b. Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
c. Observasi respons perilaku.

8
d. Hilangkan suara bising yang berlebihan.
e. Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
f. Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
g. Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
7. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
a. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
b. Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
c. Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
d. Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk
sumber penyokong.

D. Evaluasi

Hasil yang diharapkan


a. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
atau keterlibatan orang lain.
b. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
c. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
d. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
e. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
f. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
g. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi.

9
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin antara
lain :
1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada
meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan
disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur.
2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri;
Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. Penyebab lainnya lues, Virus,
Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki
laki lebih sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain
ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan.
Sedangkan faktor imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun,
defisiensi imunoglobulin. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau
injury yang berhubungan dengan sistem persarafan.
4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Meningitis
serosa dan Meningitis purulenta.
5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis
antara lain:
a. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi
kepala datar.
b. Pantau adanya kejang
c. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata,
berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan
rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
d. Kaji derajat imobilisasi pasien.
e. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan,
sensorik dan proses pikir.
SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan bagaimana penerapan

10
asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah ini dapat dijadikan
sumber literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

11
1. Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa,
N Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3.
Jakarta : EGC.
2. Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
3. Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa
Indonesia, Monica Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
4. Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
5. Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes.
Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.
6. Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

12
13

Anda mungkin juga menyukai