Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813

Yogyakarta, 15 Maret 2014

PEMANFAATAN DATA TERRA MODIS UNTUK IDENTIFIKASI TITIK API


PADA KEBAKARAN HUTAN GAMBUT
(STUDI KASUS KOTA DUMAI PROVINSI RIAU)

Tri Handayani1, Albertus Joko Santoso2, Yudi Dwiandiyanta3


Program Studi Magister Teknik Informatika, Program Pascasarjana Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari 43 Yogyakarta 55281, Telp. (0274) 48758
E-mail: 1trihandayani.stt@gmail.com, 2albjoko@mail.uajy.ac.id, 3yudi_dwi@staff.ac.id

ABSTRACT
Peat moss forest fire is one of damaging disasters. It disturbs people’s activity and health and also reduces
ecological livings; thus, this disaster becomes attention of large society either nationally or internationally. Peat
moss forest fire can be identified by remote sensing technology. The development of remote sensing technology
by using MODIS imaging satellite so far has been used in many fields and one of them is in controlling forest
fire multitemporally. In this research data for surface temperature used Terra MODIS satellite by taking an
advantage of canal 31 and 32 and using Coll’s, et.al (1994) algorithm, The data of forest fire were from forest
fire service of Dumai City. This research was conducted in Dumai City Province of Riau. Result of this research
shows that the use of Canal 31 and 32 through Terra MODIS imaging satellite can be used for detecting points
of fire which is found that there are more then 17 points of fire within temperature ranges of 270C – 320C.
Keywords : Terra MODIS, Hotspot, Surface Temperature

ABSTRAK
Kebakaran hutan gambut merupakan salah satu bencana yang merugikan, banyak aktifitas, kegiatan dan
kesehatan masyarakat yang terganggu, kehidupan ekosistem yang berkurang, sehingga hal ini menjadi perhatian
pihak luas, baik nasional maupun internasional. Kebakaran hutan gambut ini dapat diidentifikasi menggunakan
teknologi penginderaan jauh. Perkembangan teknologi penginderaan jauh menggunakan satelit Citra MODIS
telah digunakan dalam berbagai bidang salah satunya untuk pemantauan kebakaran hutan secara multitemporal.
Dalam penelitian ini data suhu permukaan yang digunakan adalah satelit Terra MODIS dengan memanfaatkan
kanal 31 dan 32 serta menggunakan algoritma Coll, et.al., data kebakaran hutan dari Dinas Kebakaran Hutan
Kota Dumai. Penelitian ini dilakukan di Kota Dumai Provinsi Riau. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
penggunaan kanal 31 dan 32 pada citra satelit Terra MODIS dapat digunakan untuk deteksi titik api, dari citra
yang diolah didapatkan lebih dari 17 titik api dengan kisaran suhu sebesar 270C – 320C.
Kata Kunci: Terra MODIS, Titik Api, Suhu Permukaan

1. PENDAHULUAN menyebutkan bahwa rendahnya curah hujan


1.1 Latar Belakang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan karena
Kebakaran Hutan Gambut merupakan salah satu menyebabkan bahan bakar dihutan relatif mudah
bencana yang merugikan di berbagai segi terbakar (Thoha, 2006).
kehidupan, meningkatnya jumlah penderita penyakit Kebakaran hutan gambut ini terjadi hampir
infeksi saluran pernapasan (ISPA) karena kualitas disetiap tahunnya dan kota Dumai pada tahun 2013
udara yang tidak sehat, banyak sekolah yang telah mengirimkan asap hingga ke negara tetangga.
diliburkan karena kabut asap yang tebal dan berada Hal ini telah menjadi perhatian masyarakat luas
pada tingkat yang berbahaya, sarana perhubungan tidak hanya masyarakat nasional tapi juga
dan transportasi karena berkurangnya jarak pandang. internasional. Kebakaran yang terjadi setiap
Kebakaran hutan ini disebabkan oleh perbuatan tahunnya menandakan perlu adanya upaya
pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab terutama pencegahan dan penganggulangan yang terpadu agar
pada saat pembukaan lahan pembangunan atau dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan dari
pengembangan areal hak penguasaan hutan tanaman kebakaran ini.
industri (HPHTI), yang dilakukan pada musim Kebakaran hutan ini dapat di identifikasi dengan
kemarau yang jatuh pada bulan Maret hingga menggunakan teknologi penginderaan jauh. Salah
Agustus, karena suhu matahari yang tinggi dan satu dari teknologi penginderaan jauh adalah satelit
kurangnya curah hujan sehingga memudahkan Terra MODIS. Menurut pendapat Prasasti, Sambodo
terbakarnya pepohonan dan daun-daun kering. & Carolita (2010), Satelit Terra yang membawa
Menurut penelitian Soewarso (2003) yang sensor Modis (Moderate resolution imaging

461
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

spectroradiometer) merupakan satelit pengamatan Data MODIS (Moderate Resolution Imaging


lingkungan yang dapat digunakan untuk ekstraksi Spectroradiometer) dengan memanfaatkan data suhu
data suhu permukaan yang bersifat regional. kecerahan kanal 21 atau kanal 22 (T4) dan kanal 31
Titik-titik api didefinisikan sebagai titik-titik (T11). Kanal 32 untuk masking awan, suhu
pada citra (pixel atau sub-pixel) yang mempunyai kecerahan untuk saluran ini dilambangkan dengan
suhu sangat tinggi dan berhubungan dengan active (T12) (Giglio, Descloitres, Justice & Kaufman,
fire (Kobaran Api) di permukaan bumi. Sementara 2003), dapat digunakan untuk mendeteksi lokasi dan
itu, suhu titik api tersebut dapat dihasilkan distribusi titik api.
berdasarkan nilai suhu kecerahannya (Brightness
temperature = Tb), (Tjahjaningsih, Sambodo & Tabel 1. Saluran MODIS yang digunakan untuk
Prasasti 2005).n mendeteksi kebakaran aktif (Giglio, Descloitres,
Justice & Kaufman, 2003)
1.2 Tujuanlarge reas. Panjang
Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan Kanal Gelombang Tujuan
satelit Terra MODIS untuk identifikasi titik api (μm)
sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan Menolak
sebagai indikasi adanya kebakaran hutan. sunlight,menolak
1 0,65 tanda kebakaran
2. TINJAUAN PUSTAKA palsu dan balutan
2.1 Penginderaan Jauh dan Karakteristik awan
Satelit Terra MODIS Menolak
Penginderaan jauh merupakan salah satu sunlight,menolak
teknologi yang digunakan untuk mendapatkan 2 0,86 tanda kebakaran
informasi tentang objek atau wilayah, menganalisis palsu dan balutan
data tersebut tanpa harus berhubungan langsung, awan
salah satunya digunakan untuk mendapatkan Menolak
informasi tentang kejadian kebakaran. sunlight,menolak
Menurut Solichin (2004), Thoha (2006), waktu 7 2,1
tanda kebakaran
lintasan satelit sangat berpengaruh terhadap palsu
pendeteksian kebakaran karena terkait dengan Saluran jangkauan
adanya perilaku pembakaran lahan di beberapa 21 3,96 tinggi untuk deteksi
tempat di indonesia atau dengan adanya perubahan kebakaran aktif
penyebaran awan yang bergerak dalam hitungan Panjang
beberapa menit, sehingga mempengaruhi Kanal Gelombang Tujuan
kemampuan satelit dalam pemantauan hotspot (titik (μm)
api). Saluran jangkauan
Informasi kebakaran dengan deteksi titik api 22 3,96 rendah untuk deteksi
dapat dilakukan dengan memanfaatkan kanal-kanal kebakaran aktif
yang ada pada data MODIS. MODIS dirancang Latar belakang suhu
untuk dapat memberikan informasi yang untuk deteksi
meyakinkan tentang lokasi titik api yang memiliki 31 11,0
kebakaran tertentu
kemungkinan paling tinggi dan tepat dan dapat dan balutan awan
memberikan pemantauan kebakaran hutan secara 32 12,0 Balutan awan
multitemporal (Kaufman & Yustice, 1998 dalam
Tjahjaningsih, Sambodo & Prasasti, 2005). Sensor MODIS adalah salah satu sensor utama
MODIS (Moderate Resolution Imaging yang dibawa Earth Observing System (EOS) Terra
Spectroradiometer) adalah sensor utama pada satelit Satellite, yang merupakan bagian dari program
Terra dan satelit Aqua yang mengorbit bumi secara antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics
polar (arah utara selatan) pada ketinggian 705 and Space Administration (NASA). Satelit yang
Kilometer dan melewati garis khatulistiwa pada jam diluncurkan pada tahun 1999 ini, kemudian
10:30 dan pada jam 22:30 waktu lokal (Justice, disempurnakan dengan satelit Aqua yang
Giglio, Boschetti, Roy, Csiszar, Morisette, & diluncurkan pada tahun 2002.
Kaufman 2006). Lebar cakupan lahan pada MODIS mengorbit bumi secara polar sun-
permukaan bumi setiap putarannya sekitar 2330 synchronous (satelit Terra melintas dari utara ke
Kilometer. Pantulan gelombang elektromagnetik selatan katulistiwa dan Aqua melintas dari selatan ke
yang diterima sensor MODIS (Moderate Resolution utara katulistiwa). Kemampuan radiometrik adalah
Imaging Spectroradiometer) sebanyak 36 kanal (36 12 bits. Spektrum gelombang elektromagnetik yang
interval panjang gelombang), mulai dari 0,620 μm diterima MODIS sebanyak 36 kanal dengan
sampai 14,385 μm (1 μm = 1/1.000.000 meter) karakteristik spektral ditunjukkan tabel di bawah.
Afniati, 2010).

462
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

Tabel 2. Karakteristik Satelit MODIS thermal. Jika suatu objek memiliki emisivitas dan
(http://modis.gsfc.nasa.gov/about/specification. kapasitas panas jenis yang tinggi sedangkan
html) konduktivitas thermalnya rendah maka suhu
Kriteria Karakteristik permukaannya akan menurun, contohnya pada
sun-synchronous, near-polar, permukaan tubuh air. Sedangkan jika suatu objek
Tipe Orbit memiliki emisivitas dan kapasitas panas jenis yang
circular
Lebar rendah dan konduktivitas thermalnya tinggi maka
2.330 km suhu permukaan akan meningkat, contohnya pada
Pandang
Ketinggian 705 km permukaan darat (Sutanto, 1994 dalam Ariyadi,
kuantisasi 12 bits 2007).
250 m (kanal 1-2) Suhu permukaan lahan diambil dari data satelit
Resolusi dapat digunakan untuk memvalidasi dan
500 m (kanal 3-7)
Spasial meningkatkan model prediksi meteorologi global
1000 m (kanal 8-36)
Resolusi setelah melakukan penggabungan parameter yang
36 kanal tepat (Price 1982, Diak dan Whipple 1993, dalam
Spekstral
Wan, Zhang, Zhang, 2004). Suhu permukaan
didefinisikan oleh radiasi yang dipancarkan oleh
2.2 Titik Api
1. Thoha (2008) mengatakan bahwa hotspot permukaan tanah yang diamati oleh MODIS pada
merupakan titik-titik panas di permukaan bumi, sudut pandang secara langsung. Permukaan tanah
disini berarti kanopi di daerah tumbuhan atau
dimana titik-titik tersebut merupakan indikasi
permukaan tanah di daerah gundul.
adanya kebakaran hutan dan lahan Titik-titik api
didefinisikan sebagai titik-titik pada citra (pixel atau 2.4 Algoritma atau Program
Pengolahan data suhu permukaan dalam
sub pixel) yang mempunyai suhu sangat tinggi dan
berhubungan dengan active fire (Kobaran Api) di penelitian ini menggunakan algoritma Coll, Caselles
permukaan bumi. Suhu titik api tersebut dapat & Schmugge (1994) dalam Prasasti Prasasti,
Sambodo & Carolita (2010), Persamaannya adalah :
dihasilkan berdasarkan nilai suhu kecerahannya
(brightness temperature = Tb), Tjahjaningsih,
SP = Tb31 + A(Tb31 – TB32) + B
Sambodo & Prasasti (2005).
Dimana :
Lebih lanjut Thoha (2008) mengatakan bahwa
A = 1.0 + 0.58 (Tb31 – TB32)
data sebaran titik api (hotspot) dari citra satelit dapat
B = 0.51 + 40 (1-e) –pAe
dijadikan sebagai indikasi kebakaran hutan/lahan,
dimana :
baik kebakaran tajuk (Crown fire), kebakaran
e = (e31 + e32)/2
permukaan (Surface fire) maupun kebakaran bawah Ae = /e31 - e32/ = 0.001, e31 =
(Ground fire). Daerah sekitar lokasi hotspot 0.989 dan
merupakan daerah yang rawan terhadap kebakaran. e32 = 0.988
keterangan :
2.3 Suhu Permukaan SP = suhu permukaan
Menurut Coll, Caselles & Schmugge (1994), Tb31 = suhu kecerahan kanal 31
suhu permukaan lahan (SPL) adalah salah satu Tb32 = suhu kecerahan kanal 32
parameter kunci keseimbangan energi pada P pada daerah tropis adalah 50oK
permukaan dan merupakan variabel klimatologis
yang utama. Data suhu permukaan digunakan Ekstraksi nilai dari titik-titik api menggunakan
sebagai data masukan dalam model perhitungan data MODIS berdasarkan algoritma deteksi titik api
salah satunya untuk kebakaran. Besarnya suhu absolut memerlukan paling sedikit satu atau dua
permukaan tergantung pada kondisi parameter kondisi, Tjahjaningsih, Sambodo & Prasasti (2005),
permukaan lainnya seperti albedo, kelembaban yaitu:
permukaan dan tutupan serta kondisi tanah, 1. T4 > 3600K (3300K pada malam hari) atau
(Prasasti, Sambodo & Carolita (2010). 2. T4 > 3300K (3150K pada malam hari) dan T4 –
Menurut pendapat Wan & Synder (1996) dalam T11 > 250K (100K pada malam hari), jika dari
Ali & Shalaby (2012) Suhu permukaan tanah dua kriteria titik api absolute tidak terpenuhi,
didefinisikan sebagai emisi termal dari tanah, maka digunakan algoritma deteksi titik api
termasuk tumbuhan dan permukaan tanah yang relatif, yaitu :
gundul. Hal ini merupakan faktor penting yang Untuk data MODIS dari satelir Terra (data yang
mencerminkan hubungan tanah dan troposfer. direkam pada siang hari)
Suhu permukaan didefinisikan sebagai suhu 1. {T4>mean(T4) + 3 std.dev(T4) atau T4>330 0K),
bagian terluar dari suatu objek. Suhu permukaan dan
suatu objek tidak sama tergantung pada sifat fisik 2. {T4-T11>median(T4-T11) + 3 std.dev (T4-T11)
permukaan objek. Sifat fisik objek tersebut adalah atau T4-T11>250K} atau T4>3600K
emisivitas, kapasitas panas jenis dan konduktivitas

463
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

3. METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah penjelasan diagram alir


3.1 Lokasi Penelitian pengolahan data :
Lokasi penelitian adalah daerah Kota Dumai 2. Input data citra satelit Terra MODIS yang
Provinsi Riau. Periode pengamatan suhu permukaan diperoleh dari
tanah berdasarkan data citra satelit Terra MODIS http://ladsweb.nascom.nasa.gov/data/search
adalah 19 Juni 2013. .html tanggal 19 Juni 2010 dan peta
Administrasi Indonesia file indonesia.shp
3.2 Data dan Peralatan 3. Koreksi geometrik
3.2.1 Data Proses ini dilakukan untuk memperbaiki
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: kerusakan dan posisi piksel sehingga di
1. Data citra satelit Terra MODIS tanggal 19 peroleh citra yang sesuai dengan keadaan
Juni 2013 yang sebenarnya. Koreksi dilakukan
2. Data kebakaran hutan Kota Dumai dengan menggunakan software ENVI 4.5
3. Data Peta Administrasi 4. Pemotongan citra
Proses ini dilakukan untuk memotong citra
3.2.2 Peralatan pada daerah penelitian sehingga penelitian
1. Seperangkat komputer lebih tertuju pada daerah yang ingin di
2. Perangkat lunak yang digunakan dalam teliti. Proses ini dilakukan dengan
pengolahan data menggunakan software ArcMap10.2
a. ENVI 4.5 untuk mengolah data citra dan 5. Konversi nilai menjadi brightness
data sekunder temperature
b. ArcGIS 10.2 untuk mengolah peta Dalam proses ini dilakukan konversi nilai
c. Microsoft Word 2007 dan Microsoft digital menjadi nilai radians, setelah nilai
Excel 2007 untuk pembuatan laporan radians didapat kemudian dilakukan proses
konversi nilai radians menjadi brightness
3.3 Tahapan Penelitian temperature (Tb) dengan menggunakan
Pengolahan awal yang dilakukan dalam metode D’Sauza, Belward & Malingreau
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 : (1993).
6. Penerapan Algortima
Citra Terra
MODIS
Penggunaan Algoritma Coll, Caselles &
Schmugge (1994) dilakukan pada saat
pengolahan data suhu permukaan yang
Koreksi diekstraksi dari kanal 31 dan 32 data modis
Geometri
dengan resolusi 1000 m
tidak 7. Citra suhu permukaan
Hasil akhir adalah tampilan citra suhu
RMS Error
< piksel
permukaan, citra suhu permukaan ini akan
menampilkan daerah yang terdapat titik api,
ya yang akan memudahkan dalam melakukan
Citra modis analisa.
terkoreksi
geometri
4. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini langkah yang dilakukan
Pemotongan
Citra
ROI peta
wilayah
dalam koreksi geometrik pada citra Terra MODIS
level 1 b adalah registrasi. Registrasi adalah proses
koreksi geometrik dari citra yang belum terkoreksi
Citra modis dengan citra yang sudah terkoreksi. Dalam proses
lokasi penelitian
koreksi geometrik yang dilakukan pertama adalah
menentukan titik ikat atau GCP (ground control
Konversi nilai point) pada software Envi, titik ikat tersebut dapat
menjadi Brightness
Temperature diperoleh dari peta yang telah diubah dalam bentuk
raster. Titik ikat ini berupa objek yang dapat dilihat
Penerapan
pada citra sekaligus terlihat pada peta yang dijadikan
Algoritma Coll et.al referensi dalam penentuan titik koordinatnya. Hasil
dari penentuan titik ikat ini adalah nilai root mean
Citra suhu square error (RMSe) ≤ 1 piksel.
permukaan

Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data

464
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

kemudian mencocokkan dengan wilayah atau daerah


yang menjadi referensi, dalam pemotongan citra ini
menggunakan fungsi basic tool.

Gambar 2. Citra Terra MODIS Tanggal 19 Juni


2013

Gambar 5. Hasil Pemotongan Citra Terra MODIS

Langkah selanjutnya adalah ekstraksi suhu


permukaan. Ekstraksi suhu permukaan dilakukan
pada pada citra yang bebas dari tutupan awan
dengan menggunakan kanal 31 dan 32. kemudian
perhitungan suhu permukaan dilakukan
menggunakan algoritma Coll, Caselles & Schmugge
(1994) dengan kombinasi kanal 31 dan 32.

Sebelum dilakukan perhitungan suhu permukaan,


terlebih dahulu melakukan konversi dari nilai digital
Gambar 3. Citra Terra MODIS Tanggal 19 Juni menjadi nilai radiansi dengan persamaan D’Sauza,
Yang Belum Dikoreksi Belward & Malingreau (1993) dalam
Tjahjaningsih, Sambodo & Prasasti (2005), yaitu:
R=R_Scaleb(Sib – R_offsetb)
Dimana :
R adalah nilai radiansi
R_scaleb adalah R_scale pada
kabal b
R_offsetb adalah R_offset pada
kanal b

Setelah nilai radiansi diperoleh kemudian


dilakukan proses konversi menjadi brightness
temperature (Tb) dengan persamaan :

Gambar 4. Citra Terra MODIS Tanggal 19 Juni Dimana :


Setelah Dikoreksi Tb adalah suhu kecerahan (0K)
C1 = 1,1910659 x 10-5 m-2 Wsr-1 cm4
Setelah proses koreksi geometri mencapai RMS C2 = 1,438833 cmK
Error ≤ 1 piksel, maka dilakukan proses Vi adalah central wave number
pemotongan citra agar penelitian dan pengolahan kanal 31 (867,302 cm-1) dan untuk
data suhu permukaan lebih fokus pada daerah kanal 32 (831.95 cm-1)
penelitian saja. Dalam proses ini menggabungkan R adalah nilai radiansi
semua kanal yang telah diolah sebelumnya,

465
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

Kemudian, setelah di dapat nilai brightness suhu dengan keakuratan yang memadai dapat diolah
temperature (Tb) dilakukan pengolahan suhu menjadi data titik api per titik pengamatan.
permukaan dengan menggunakan algoritma Penggunaan menggunakan algoritma coll et.al
Algoritma Coll, Caselles & Schmugge (1994) dalam (1994) dapat memberikan hasil pendekatan nilai
Prasasti, Sambodo & Carolita (2010). Persamaannya suhu permukaan yang baik sehingga dapat
adalah : mendeteksi jumlah titik api (lebih dari 17 titik api)
SP = Tb31 + A(Tb31 – TB32) + B dengan kisaran suhu sebesar 270C – 320C.
dimana Penelitian ini masih perlu dikembangkan dan di
A = 1.0 + 0.58 (Tb31 – TB32) evaluasi untuk deteksi titik api dengan
B = 0.51 + 40 (1-e) –pAe memanfaatkan data satelit dan algoritma yang
Ae = /e31 - e32/ = 0.001 berbeda, sehingga dapat membandingkan kelebihan
P = 50oK dan kekurangan dari masing-masing satelit.

Selanjutnya untuk mengkonversi nilai SP (0K) ke


SP (0C), maka nilai yang dihasilkan dikurangi PUSTAKA
dengan 273.
Afniati, R.E., 2010. Pemanfaatan Data
Penginderaan Jauh untuk Pemantauan dan
Analisis Sebaran Titik Panas (Studi Kasus :
Provinsi Kalimantan Tengah). Skripsi. Jakarta :
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Ali. R.R., Shalaby A. 2012. Response of Topsoil
Features to the Seasonal Changes of Land
Surface Temperature in the Arid Environment,
International Journal of Soil Science. Vol. 7.
Issue : 2
Ariyadi, W. 2007. Estimasi Evapotranspirasi
Spasial Menggunakan Suhu Permukaan Darat
(LST) Dari Data Modis Teraa/Aqua dan
Pengaruhnya Terhadap Kekeringan. Skripsi.
Bogor : INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Coll, C., Caselles, V. & Schmugge, T.J. 1994.
Estimation of Land Surface Emmisivity
Gambar 5. Citra hasil pengolahan suhu Differences in the Split-Windows Channels of
permukaan AVHRR. Remote Sensing of Environment, 47, 1-
25.
Dari hasil pengolahan citra dengan menggunakan D’Sauza, G., Belward, A.S., Malingreau, J-P., 1993.
citra satelit Terra MODIS yang diekstraksi dari Advance in the Use of NOAA AVHRR Data for
kanal 31 dan 32 dengan resolusi 1000 m dapat Land Applications. Remote Sensing Vol.5,
diketahui bahwa terdapat sebaran titik api di Kluwer Academic Publisher
kawasan Kota Dumai dan Sekitarnya. Kisaran suhu Diak, G. R., and Whipple, M. S., 1993,
sebesar 270C – 320C dengan jumlah titik api yang Improvements to models and methods for
dihasilkan lebih dari 17 titik api. Data yang evaluating the land-surface energy balance and
didapatkan perlu dilakukan validasi dengan hasil effective roughness using radiosonde reports and
yang terjadi di lapangan. Bedasarkan data kebakaran satellite-measured skin temperature data.
hutan dari Dinas kebakaran terjadi pada Agriculture and Forestry Meteorology, 63, 189–
N01”36’00,9” E101”35’14,1”. 218.
Giglio, L., Descloitres, J., Justice, C.O. & Kaufman,
5. KESIMPULAN DAN SARAN Y.J, 2003, An Enhanced Contextual Fire
Dari penelitian yang dilakukan dapat Detection Algorithm for MODIS, Remote
disimpulkan bahwa citra satelit Terra MODIS dapat Sensing of Environment, 87, 272-282
dimanfaatkan untuk pemantauan kebakaran. Justice, C., Giglio, L., Boschetti L., Roy, D.,
Pengolahan data pada tanggal 19 Juni 2013 Csiszar, I., Morisette, J & Kaufman, Y. 2006.
menunjukkan kemampuan citra satelit Terra MODIS MODIS Fire Products, Algorithm Technical
dalam mengekstrak parameter suhu permukaan yang Background Document, Version 2.3.
berguna untuk mengidentifikasi titik api, sehingga Kaufman, Y and Yustice, C. 1998. MODIS Fire
dapat digunakan sebagai indikasi adanya kebakaran Products, Algorithm Technical Background
hutan. Document, Version 2.2.
Pemanfaatan kanal 31 dan 32 pada citra terra Prasasti, I., Sambodo, K.A., Carolita, I. 2007,
MODIS dapat digunakan untuk mendapatkan derajat Pengkajian Pemanfaatan Data Terra-Modis

466
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2014 (SENTIKA 2014) ISSN: 2089-9813
Yogyakarta, 15 Maret 2014

untuk Ekstraksi Data Suhu Permukaan Lahan Thoha, A.S, 2006, Application of Remote Sensing
(SPL) Berdasarkan Beberapa Algoritma, Jurnal On Peat Fire Detection In Bengkalis District
Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital, Riau Province, Peronema Forestry Science
Vol 4, No.1 Journal, Vol.2, No.2, ISSN. 1829 6343
Price, J. C., 1982, On the use of satellite data to Tjahjaningsih, A., Sambodo, K,A., & Prasasti I.
infer surface fluxes at meteorological scales. 2005. Analisis Sensitivitas Kanal-Kanal Modis
Journal of Applied Meteorology, 21, 1111–1122. Untuk Deteksi Titik Api dan Asap Kebakaran,
Solichin 2004. Hotspot Tidak Selalu Titik Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV
Kebakaran (Mengenal Hotspot Bagian 1). Wan, Z., Zhang, Y., Zhang, Q & LI, Z-L. 2004.
Palembang: South Sumatera Forest Fire Quality Assessment and Validation of the
Management Project (SSFFMP) Newsletters MODIS Global Land Surface Temperature. Int.
Hotspot,. Februari 2004; 1: 2-3. Journal Remote Sensing, Vol. 25, No. 1, 261 –
Soewarso 2003. Penyusunan Pencegahan 271
Kebakaran Hutan Rawa Gambut dengan Wan, Z and Synder, W, 1996, Land-Surface
Menggunakan Model Prediksi. [Disertasi] temperature, MODIS Algoritma Theoretical
Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Basis Document CA : Institute for
Bogor (tidak dipublikasi) Computational Earth System Science, University
Sutanto, 1994, Penginderaan Jauh, Yogyakarta: of California Santa Barbara.
Penerbit Gadjah Mada University Data Citra Sateli
Thoha, A.S, 2008, Penggunaan Data Hotspot Untuk (http://ladsweb.nascom.nasa.gov/data/search
Monitoring Kebakaran Hutan dan Lahan Di diakses 12 November 2013).
Indonesia, Karya Tulis, Medan : UNIVERSITAS Data Karakteristik Satelit MODIS
SUMATERA UTARA (http://modis.gsfc.nasa.gov/about/specification.ht
ml, diakses 10 November 2013).

467

Anda mungkin juga menyukai