Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan
pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia reproduktif di seluruh
dunia menggunakan kontasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah
mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita di Negara
berkembang tidak memiliki cara mencegah kehamilan.
Keluarga berencana salah satu pelayanan kesehatan prefentif yang
paling dasar dan utama bagi wanita. Meskipun tidak selalu diakui
demikian, peningkatan dan perluasan KB merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat yang dialami oleh wanita. Banyak wanita yang harus
menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga metode-metode
tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB. Kesehatan individual, dan seksualitas atau biaya untuk
memperoleh kontrasepsi.
Sebelum ibu memilih alat kontrasepsi sebaiknya mencari informasi
terlebih dahulu tantang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap
benar dan akurat. Semua metode kontrasepsi mempunyai efek samping
yang harus diketahui akseptor sebelum memakainya.
Ada bermacam-macam jenis kontasepsi yang ada sehingga ibu
harus menentukan pilihan kontasepsi yang dianggap sesuai.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Keluarga Berencana


Menurut WHO keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
individu suami istri untuk
1) Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2) Menghindari kelahiran-kelahiran yang tidak diinginkan
3) Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4) Mengatur interval diantara kehamilan
5) Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri
6) Menentukan jumlah anak dalam keluarga
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umumnya adalah membantu keluarga kecil sesuai dengan kegiatan
social ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3. Jenis-jenis KB
1) Suntik KB
Suntik KB dibagi menjadi dua tipe, ada yang menunda kehamilan
selama satu bulan dan ada pula untuk tiga bulan. Jenis kontrasepsi ini
hampir mirip dengan pil KB, namun jika pil KB harus rutin
dikonsumsi setiap hari sedangkan suntik rutin setiap satu bulan atau
tiga bulan sekali. Kontrasepsi ini juga termasuk dalam katetegori
temporer dan masih tergolong murah, dengan tingkat kegagalan 3%
dalam pencegahan kehamilan.
2) Pil KB
Jenis alat kontrasepsi satu ini masih tergolong murah namun cukup
merepotkan karena harus rutin dikonsumsi setiap hari. Bahkan untuk
beberapa jenis KB, pemakai harus meminumnya di jam yang sama
tidak boleh berbeda untuk memaksimalkan tingkat keberhasilannya.
3) Implant
Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah benda kecil
seukuran batang korek api yang dimasukkan kebagian bawah kulit,
umumnya pada lengan bagian atas. Implant termasuk dalam kategori
KB temporer, dengan jangka waktu penceghan kehamilan selama tiga
tahun.

2
4) IUD/Spiral
IUD (Intra Uterine Device) atau yang sering dikenal dengan
kontrasepsi spiral ini, merupakan salah satu alat kontrasepsi yang
cukup di minati oleh banyak pasangan di Indonesia selain karena
waktu pencegahan kehamilan yang cukup lama, tidak memerlukan
perawatan rutin, juga tingkat kegagalannya rendah. IUD diletakkan
didalam rahim untuk menghadang sel sperma menembus sel telur.
5) Vasektomi
Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan untuk menghentikan
aliran sperma dengan cara menutup saluran vas deferens pada pria. Hal
ini memerlukan tindakan medis atau oprasi dan bersifat permanen.
Bagi pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi biasanya akan
menggunakan cara ini sebagai salah satu option mencegah kehamilan.
6) Tubektomi
Tubektomi merupakan tindakan Kb permanent atau sterilisiasi pada
perempuan, yang dilakukan dengan cara memotong atau menutup tuba
falopi sehingga sel telur tidak masuk ke dalam rahim, sekalugus
menghalagi sperma untuk masuk ke dalam tuba falopi. Sama seperti
vasektomi, tindakan ini juga memerlukan oprasi, tidak mempengaruhi
gairah seks ataupun menopause.

3
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.
AKSEPTOR
DI …………………………
Tempat Praktek :
Tanggal Masuk :

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Nama Suami :
Umur : Umur :
Suku / Kebangsaan : Suku / Kebangsaan :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat: :
No. Telp : No. Telp :

B. ANAMNESA
Pada tanggal ………………………… Pukul ……………WIB
1. Alasan datang :
2. Keluhan Utama : .
3. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan yang lalu
c. Riwayat kesehatan keluarga
4. Riwayat Obstetri
Riwayat menstruasi :
a. Menarche : tahun Siklus : ± 28 hari
b. Lama :± Jumlah :
c. Warna : Keluhan :
5. Riwayat Perkawinan :
a. Umur waktu nikah :
b. Lama :
c. Perkawinan ke :
d. Jumlah anak :
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
N Umur Persalinan Keadaan Bayi Penyu Nifas Ket

4
o. Anak Jenis Usia lit
Peno- Tempat Kompl Lak
Persalin Persalin BB PB JK Bayi
long Bersalin ikasi tasi
an an

7. Riwayat KB
KB yang pernah digunakan : ……………………………..
Keluhan : ……………………………..
Alasan berhenti : ……………………………..
Rencana metode KB : ……………………………..

8. Pola pemenuhan sehari hari :


Nutrisi
Kebutuhan :
Frekwensi :
Keluhan :
Eliminasi
BAK
Frekwensi :
Keluhan :
BAB
Frekwensi :
Keluhan :
Istrirahan dan Tidur
Frekwensi :
Keluhan :
Personal hygiene
Frekwensi :
Keluhan :
Rekreasi :
Pola seksualitas
Frekwensi :
Keluhan :
9. Data Psikologis :
10. Data sosial budaya
a. Hewan peliharaan :
b. Lingkungan :
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga :
d. Adat istiadat :
e. Data Spiritual :
11. Pengetahuan Ibu :

5
a. Tentang jenis alat kontrasepsi :
b. Tentang efek samping :
c. Tentang manfaat kontasepsi :
C. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum :
b. Kesadaran :
c. Status emosional :
d. Tanda vital
1) Tensi : mmHg
2) Nadi : menit
3) RR : x/ menit
4) Suhu : ºC
5) BB : kg

e. Status
Kepala :
Rambut :
Muka :
Mata :
Hidung :
Telinga :
Mulut :
Leher :
Dada :
Mammae :
Perut :
Pinggang :
Genetalia :
Anus :
Ekstremitas
Atas :
Bawah :

f. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium


Protein urine : Tidak dilakukan
HB : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Dasar :
DS :
DO :

6
III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
V. PERENCANAAN
VI. IMPLEMENTASI
VII.EVALUASI

7
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS/ BIODATA
1. IDENTITAS PASIEN
a. Nama
Untuk kebenaran dalam memberikan asuhan pada pasien dan
membedakan dengan pasien lain
b. Umur
Untuk mengetahui usia reproduksi.
c. Suku / kebangsaan
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
perilaku kesehatan.
d. Agama
Untuk mengetahui perilaku seseorang tentang kesehatan dan
penyakit yang berhubungan dengan agama, kebiasaan dan
kepercayaan.
e. Pendidikan
Pendidikan berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien terhadap
konseling yang diberikan, serta tingkat kemampuan pengetahuan
ibu terhadap alat kontrasepsi yang akan digunakan.
f. Pekerjaan
Pekerjaan aseptor juga mempengaruhi dalam pemakaian alat
kontrasepsi karena pada aseptor yang memiliki pekerjaan berat
dapat meningkatkan angka terjadinya ekspulsi pasca pemasangan.
g. Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, dan juga diperlukan apabila
akan melakukan kunjungan rumah.
h. No. Telpon
Untuk menghubungi pasien apabila ada keperluan mendesak

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (suami)


a. Nama
Untuk mengetahui nama suami harus dituliskan dengan jelas agar
tidak keliru dengan orang lain.
b. Umur
Untuk mengetahui usia produktif pada suami berhubungan dengan
pekerjaan suami
c. Suku/ kebangsaan
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya suami yang
mempengaruhi perilaku kesehatan.
d. Agama
Untuk mengetahui perilku seseorang tentang kesehatan dan
penyakit yang berhubungan dengan agama, kebiasaan dan
keperayaan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui berapa jauh pengetahuan suami dalam
kesehatan dan kenseling yang diberikan untuk mendukung
kesehatan istrinya.
f. Pekerjaan

8
Untuk mengetahui apakah suami dapat membayar akseptor yang
akan di pakai istri.
g. Alamat
Untuk mengetahui alamat yang lebih jelas dan identitas
penanggung jawab.

h. No. Telepon
Untuk Mempermudah bidan dalam memberikan asuhan,
memantau dan membuhungi suami.

B. ANAMNESA
1. Alasan datang
Untuk mengetahui alasan ibu saat datang ke puskesmas.
2. Keluhan utama
Keluhan yang ditanyakan untuk mendukung data diagnosa dan
mengetahui apa yang dirasakan ibu pada waktu engkajian, karena
pasien dengan keluhan memiliki varises di kaki, hipertensi, ibu
menyusui dan ibu dengan riwayat TBC non velpik, maka klien
dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi nonhormonal.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan yang sekarang di kaji untuk mengetahui
adakah penyakit yang di derita. Jika pasien sedang menderita
penyakit sepperti jantung, TBC, DM, malaria, hepatitis, hipertensi,
diperbolehkan menggunakan KB IUD karena tidak mempengaruhi
alat kontrasepsi yang akan digunakan. Untuk penyakit keputihan,
penyakit menular seksual terutama pada serviksitis dan vaginitis.
Jika klien menderita vaginitis harus di obati sebelum klien
menggunakan KB IUD karena akan mempengaruhi terhadap alat
kontrasepsi yang akan digunakan oleh ibu.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat kesehatan yang pernah diderita ditunjukkan pada
pengkajian penyakit yang diderita pasien, seperti, jantung,
hepatitis, hipertensi, DM, malaria, ibu dengan riwayat penyakit
jantung, hepatitis, hipertensi, DM, malaria,diperbolehkan
menggunakan KB IUD karena tidak mempengaruhi dan bukan
merupakan kontra indikasi untuk pemasangan KB IUD, khusus
untuk penyakit keputihan, serviksitis dan Vaginitis perlu dikaji
untuk mengetahui apakah ibu pernah mempunyai penyakit
menular seksual terutama pada infeksi seviksitis atau pada
vaginitis, karena penyakit-penyakit tersebut merupakan konta
indikasi untuk mnggunakan KB IUD.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dikaji untuk mengetahui
apakah ada penyakit keturunan yang dapat mempengaruhi
kesehatan ibu disaat ibu menggunakan alat kontrasepsi IUD.
Misalnya penyakit keturunan seperti hipertensi, jantung DM,

9
penyakit keturunan tersebut tidak memengaruhi terhadap
pemakaian KB IUD.
4. Riwayat Obstetri
Riwayat Menstruasi
Riwayat haid dikaji untuk mengetahui apakah siklus
menstruasi pada ibu teratur karena berhubungan dengan efek
samping KB IUD yaitu perubahan siklus haid pada tiga bulan
pertama dan akan berkurang setelah tiga bulan, haid lebih lama
dan banyak, dan dapat menyebabkan resiko terjadinya anemia.
a. Menarche
Untuk mengetahui kapan ibu mengalami menstruasi pertama kali
atau pendarahan menstruasi pertama.

b. Lama
Untuk mengkaji lamanya menstruasi klien karena efek samping
pemakaian KB implant yaitu haid lebih lama dan banyak,
perdarahan bercak (spotting) antara menstruasi.
c. Warna
Untuk mengkaji warna dari menstruasi ibu apakah waranya cokelat
atau merah tua, merah terang, merah muda dan merah keabuan.
d. Siklus
Untuk mengetahui jarak antara menstruasi yang dialami dengan
menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya sekitar 23-32
hari.
e. Jumlah
Untuk mengetahui banyaknya jumlah menstruasi klien akibat
pemakaian KB
f. Keluhan
Untuk mengkaji keluhan apa saja yang dirasakan ketika mengalami
menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau
jumlah darah yang banyak. Keluhan yang disampaikan oleh pasien
dapat menunjuk kepada diagnosis tertentu.
5. Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan ibu, usia perkawinan ibu
apakah kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun karena
berhubungan dengan kematangan organ reproduksi dan juga kesiapan
organ reproduksi.
a. Umur waktu nikah
Untuk menegtahui usia awal ibu saat menikah. Apakah secara fisik
dan psikologis ibu sudah siap menikah. Karena hal ini akan sangat
berkaitan dengan taruma psikologis ibu. Bagi ibu yang tidak siap
nikah, baik dari segi fisik dan psikologis, akan cenderung memiliki
gangguan traumatis yang bersifat seumur hidup.
b. Lama
Untuk mengetauhi berapa lama usia perkawinan ibu dan mengkaji
bagaiman interaksi ibu dalam kehidupan rumah tangga.
c. Perkawinan ke

10
Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu nikah
d. Jumlah anak
Untuk mengetahui berapa jumlah anak dari klien
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas lalu
Riwayat kehamilan, untuk mengkaji apakah ada masalah atau tidak
dengan kehamilan yang lalu. Riwayat persalian, untuk mengetahui
apabila dalam persalina ibu terjadi secara atrem atau prematur, kapan,
Lahir dimana, ditolong siapa dan apakah ada masalah saat persalian.
Riwayat nifas lalu, untuk mengetahui adakah masalah pada masa nifas
lalu, terjadi infeksi atau perdarahan.
7. Riwayat KB
Riwayat KB perlu dikaji karena disesuaikan dengan kondisi dan
keluhan yang alami oleh klien sebelumnya untuk menganjurkan alat
kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan klien.
a. KB yang pernah digunakan
Untuk mengetahui KB apa saja yang telah digunakan oleh klien
b. Keluhan
Untuk mengkaji keluhan apa saja yang pernah disakan oleh klien
dalam pemasangan KB

c. Alasan berhenti
Untuk mengetahui apa alasan klien berhenti menggunakan KB
d. Rencana metode KB
Untuk mengetahui rencana klien selanjutnya dalam
pemakaian/pemasangan KB. Apakah dalam penggunaan KB
kondom, pil KB, suntik KB, implant/susuk, IUD/AKDR,
tubektomi/MOW, vasektomi/MOP.
8. Pola pemenuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui kebutuhan nutrisi ibu,
karena kebutuhan nutrisi sangan berpengaruh terhadap fungsi
reproduksi, jika kebutuhan nutrisi sangat berpengaruh terhadap
fungsi reproduksi, jika kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi maka dapat
mengurangi resiko terjadinya anemia karena berhubungan dengan
efek samping KB IUD yaitu haid lebih banyak dan lama, maka
dapat menyebabkan anemia.
b. Pola eleminasi
Pola eleminasi perlu dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB
(terakhir BAK, warna, konsistensi dan keluhn), dan kebiasaan
BAK (terakhir BAK, warna, konstitensi dan keluhan), terutama
BAK perlu dikaji untuk mengetahui ada keluhan atau tidak karena
KB IUD dapat menimbulkan gejala infeksi traktus genitalia pada
wanita yaitu buang air kecil sukar atau sakit dan adanya rasa panas
atau terbakar
c. Pola Istirahat dan tidur
Menggambarkan tentang pola istirahat ibu yaitu berapa jam ibu
tidur siang dan berapa jam ibu tidur malam, karena berpengaruh
terhadap kesehatan fisik ibu.

11
d. Pola personal hygiene
Menggambarkan pola hygiene pasien, misalnya berapa kali ganti
pakaian dalam, membersihkan alat kelaminnya agar tidak terjadi
keputihan. Pola ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah pasien
menjaga kebersihan alat kelaminnya, karena jika pasien tidak
menjaga personal hygiene dengan baik maka akan berpengaruh
pada kesehatan alat reproduksinya karena berhubungan dengan KB
IUD yaitu terdapat airan putih yang berlebihan, terjadi akibat
produksi airan rahim yang berlebihan, hal ini tidak berbahaya
apabila airan tersebut tidak berbau, tidak terasa gatal, dan terasa
panas.
e. Pola seksualitas
Pola seksual perlu dikaji untuk mengetahui kapan ibu terakhir
melakukan hubungan seksual dengan suami, dan memberitahu ibu
hal-hal yang harus diketahui ibu timbul rasa nyeri sesudah
melakukan hubungan seksual dan suami mengeluh mengalami
perasaan kurang enak sewaktu melakukan hubungan seksual.
9. Data psikologis
Untuk mngetahui apakah sudah ada persetujuan untuk menggunakan
KB implan atau belum, yang menyatakan bahwa calon akseptor KB
implan telah mengerti perihal tentang KB implan dan dengan suami
telah memutuskannya.
10. Data sosial budaya
a. Hewan peliharaan
Untuk mengetahui hewan yang dipelihara ibu dan untuk
mengetahui apakah hewan ini dapat berpengaruh pada kesehatan
ibu.
b. Lingkungan
Untuk mengetahui bagaimana kondisi lingkungan sekitar ibu.
c. Hubungan dengan suami dan keluarga
Untuk mengetahui apakah ibu ini disetujui suami atau keluarga
untuk menggunakan KB.
d. Adat istiadat
Hal ini perlu dikaji karena setiap daerah memiliki adat istiadat
yang berbeda-beda dan dapat mempengaruhi alat kontraseepsi.
e. Data spiritual
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui ketaatan ibu dalam
menjalankan ibadahnya maupun aktifitas keagamaan.
11. Pengetahuan ibu
a. Tentang jenis alat kontrasepsi
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan
ibu tentang alat kontrasepsi yang digunakan.
b. Tentang efek samping
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sampai di mana
pengetahuan ibu tentang efek samping yang akan di timbulkan
oleh alat kontrasepsi tersebut.
c. Manfaat kontrasepsi

12
Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan
ibu tentang manfaat dari alat kontrasepsi yang akan digunakan.

C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Keadaan umum dikaji untuk mengetahui kesadaran umum klien,
pada akseptor yang mengalami anemia umumnya keadaan
akseptor lemah.efek samping dari pemakaian KB IUD adalah
perubahan siklus haid dan pendarahan spooting, sehingga dapat
mempengaruhi akseptor KB IUD jika menderita anemia maka
dapat memperparah terjadinya anemia sedang atau berat.
b. Kesadaran
Untuk menilai status kesadaran ibu, ini dilakukan dengan
penilaian compomentis, apatis, somnolen, spoor, koma, delirium.
Tingkat kesadaran yang baik adalah compomentis dimana ibu
dalam keadaan sadar penuh, dan dapat menggunakan KB IUD.
c. Status emosional
Untuk mengetahui tingkat emosi ibu apaka ada kekhawatiran atau
tidak.
d. Tanda-tanda vital
1) Tensi
Untuk mengetahui tekanan darah ibu ketika akan
menggunakan KB IUD, karena IUD copper T Cu380-A
merupakan jenis IUD non hormonal, dan dapat digunakan
pada penderita tekanan darah tinggi.
2) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak, nilai normal
nadi orang dewasa 69-100x/menit, dalam keadaan demam
dapat menyebabkan peningkatan denyut nadi dan
mempengaruhi tingkat kesadaran.
3) RR
Pada penderita asma dan gangguan sistem respirasi,
diperbolehkan menggunakan IUD Copper T Cu380A, karena
bukan termasuk kontra insikasi pemasangan IUD Copper T
Cu380A.

4) Suhu
Untuk mengetahui keadaan suhu pada ibu normal atau tidak.
Suhu normal orang dewasa yaitu 36°-38°C. suhu tubuh yang
lebih dari 30°C merupakan tanda dan gejala terjadinya infeksi
pada tubuh dan dapat mempengaruhi pemaian KB IUD, karena
kontra indikasi KB IUD adalah infeksi alat genitalia (seriksitis,
vaginitis), penyakit radang panggul (PRP), yang ditandai
dengan demam.
5) BB
Untuk mengetahui kenormalan berat badan ibu, berkaitan
dengan keadaan nutrisi ibu.

13
e. Status
1) Kepala
Untuk mengetahui bentuk kepala dan keadaan kebersihan kulit
kepala.
2) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambut ibu rontok atau tidak,
karena penggunaan alat kontrasepsi IUD Copper T cu380A
tidak menyebabkan kerontokan pada rambut
3) Muka
Penggunaan IUD Copper T cu380A tidak berpengaruh pada
muka, oedema pada muka merupkan tanda dari peyakit
tekanan darah tinggi, pada penderita tekanan darah tinggi
disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD Copper
T cu380A, karena tidak mengandung hormon
4) Mata
Untuk mengetahui adanya anemia dengan menilai slera dan
kunjungtiva. Pada penderita anemia dianjurkan tidak memakai
KB IUD karena efek samping KB IUD adalah terjadi
perubahan siklus haid , haid lebih banyak dan lama. Sehingga
apabila akseptor dengan anemia melakukan pemasangan KB
IUD maka akan berpotensi terjadi anemia sedang atau berat.
5) Hidung
Untuk mengetahui ada atau tidak polip/secret
6) Telinga
Untuk mengetahui ada atau tidak serumen di telinga
7) Mulut
Untuk mengetahui adanya pembesaran tonsil atau karies gigi
8) Leher
Untuk mengetahui apakah terdapat kelainan seperti terdapat
pembesaran kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, pada
penggunaan IUD Copper T cu380A tidak mempengaruhi
kelenjar tiroid, limfa dan vena jugularis
9) Dada
Pada penderita tumor jiank payudara disarankan untuk
menggunakan IUD Copper T cu380A, karena tidak
mengandung hormon. Pada wanita yang sedang menyusui,
penggunaan IUD Copper T cu380A tidak berpengaruh pada
kualitas atau volume ASI.
10) Mamae
Dikaji untuk mengetahui atau mencurigai klien terkena
karsinoma payudara, ini merupakan kontra indikasi dari
pengguna KB implant
11) Perut
Untuk mengetahui untuk abdomen, adakah luka bekas operasi,
pembesaran kelenjar limfe atau hati dan nyeri tekan utuk
mengetahui adanya PRP (penyakit radang panggul) karena
PRP merupakan kontraindikasi KB IUD
12) Pinggang

14
Untuk mengetahui apakah ada kelainan atau perubahan.
13) Genetalia
Pada pemeriksaan genetalia perlu dikaji ada tidaknya infeksi
pada vagina dan serviks. Infeksi pada vagina dan serviks
ditandai dengan adanya peradangan, pengeluaran pervagina
yang berlebihan, berwarna putih, kuning hijau, atau abu-abu,
berbau amis, bisuria, bisparenia, dan perdarahan pasca coitus
14) Anus
Untuk mengetahui apakah ditemukan kelainan atau tidak pada
anus.
15) Eksremitas
Atas : untuk mengetahui apabila klien terkena penyakit hati
maka klien tidak boleh menggunakan KB inplan
karena merupakan kontaindikasi dari KB implan.
Bawah : untuk mengetahui apakah terdapat oedem dan varices,
oedema pada kaki merupakan tanda penderita
tekanan darah tinggi disarankan untuk menggunakan
alat kontrasepsi IUD Copper T cu380A.
f. Pemeriksaan penunjang/ lablatorium
1) Protein urine
Untuk mengetahui kemungkina klien menderita diabetes
melitus
2) HB
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami anemia atau
tidak

II. INTERPRETASI DATA DASAR


pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan data-data yang telah dibutuhkan.
Data dasar yang sudah di kumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan
masalah atau diagnosis yang spesifik, masalah lebih sering berhubungan
dengan bagaimana klien menguraikan keadaan yang ia rasakan, sedangkan
diagnosa lebih sering di identifikasi oleh bidan yang di fokuskan pada apa
yang dialami oleh klien.
Dasar :
DS : Data Subyektif :
a. Hasil dari anamnesa identitas akseptor yang dibutuhkan untuk mendukung
diagnosa yang dibuat.
b. Riwayat obstetrik meliputi : paritas, jumlah anak hidup, dan riwayat
abortus.
c. Riwayat kesehatan akseptor meliputi : riwayat kesehatan yang
berhubungan dengan penyakit infeksi menular seksual (IMS), gangguan
siklus menstruasi, dan keputihan.
d. Keluhan dari akseptor untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD Copper T
Cu 380A.

15
DO : Data Obyektif :
Data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik pada akseptor untuk
mendapatkan data yang mendukung diagnosa diatas. Pada akseptor tersebut
tidak terdapat kontraindikasi pemasangan IUD Copper T Cu 380A.
pemeriksaan tersebut meliputi :
a. Pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, respirasi, nadi)
b. Pemeriksaan abdomintidak ada pada massa dan nyeri tekan. Adanya massa
pada abdomen merupakan tanda dari kelainan bawaan uterus atau tumor
jinak rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri. Nyeri tekan pada
abdomen bagian bawah merupakan tanda dari penyakit radang panggul
(PRP) yang merupakan kontraindikasi dari pemasangan IUD Copper T Cu
380A.
c. Pemeriksaan dalam
Jika pada pemeriksaan dalam tidak terdapat nyeri tekan gerak serviks pada
penderita penyakit radang pa nggul.

III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL


Dari kumpulan masalah dan diagnosa, identifikasi dan faktor-faktor
potensial yang merupakan antisipasi segera. Hal-hal yang perlu diantisipasi
pada akseptor baru KB IUD Copper T Cu 380A, masalah dan diagnosa yang
diantisipasi adalah terjadinya perforasi uterus, infeksi, karena akseptor dengan
riwayat memiliki infeksi tidak diperbolehkan menggunakan KB IUD,
kehamilan pasca pemasangan IUD.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Langkah tindakan segera mengidentifikasikan situasi gawat dimana bidan
harus bertindak atau berkolaborasi dengan dokter kandungan untuk
penanganan selanjutnya. Misalnya jika terjadi perforasi uterus dalam keadaan
ini IUD harus dikeluarkan melalui laparoskopi atau laparotomi,jika terjadi
infeksi yang ringan dapat di obati dengan anti biotik. Jika terjadi infeksi berat
IUD harus dikeluarkan dan diberikan anti biotik.

V. PERENCANAAN
Rencana harus di diskusikan dengan klien. Semua tindakan yang di ambil
harus berdasarkan nasional yang relevan dan diakui kebenarannya serta situasi
dan kondisi tindakan harus dianalisa secara teoritis. Semua keputusan yang
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini haruslah rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru.
Rencana ini meliputi :
1. Memberikan konseling pra pemasangan IUD Copper T Cu380A
a. jelaskan pengertian IUD

16
b. jelaskan cara kerja IUD
c. jelaskan efektivitas IUD
d. jelaskan indikasi dan kontra indikasi IUD
e. jelaskan cara pemasangan IUD
f. jelaskan efek samping IUD
g. jelaskan waktu penggunaan IUD
2. Lakukan inforconsent
3. Lakukan pemasangan IUD Copper T Cu380A
4. Obserfasi keadaan umum akseptor
5. Beritahu jadwal kontrol IUD dan waktu pelepasan

Konseling pasca pemasangan :


a. Mengkaji perasaan klien setelah dipasang IUD
b. Menjelaskan daya guna IUD Copper T Cu 380A yaitu 10 tahun
c. Menjelaskan cara memeriksa benang IUD Copper T Cu 380A dengan cara
memasukan satu jari tenggah kedalam vagina sambil jongkok
d. Klien dianjurkan untuk tidak pulang 15 menit setelah pemasangan
e. Menjelaskan IUD Copper T Cu 380A langsung efektif segera setelah
pemasangan
f. IUD dapat dilepas setiap saat jika klien menghendaki
g. IUD tidak melindungi klien dari penyakit menular seksual (PMS)
h. Kemungkinan ketidaknyamanan ketika melakukan hubungan seksual.

VI. IMPLEMENTASI
Untuk melakukan pendekatan kepada ibu dengan menciptakan hubungan
terapeutik seperti menyapa dengan ramah, berkata sopan dan mudah
dimengerti dan memanggil ibu sesuai nama panggilan ibu serta mendengarkan
keluhan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan

VII.EVALUASI
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien. Pada tahap evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan
observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Manajemen kebidanan
yang terdiri atas tujuh langkah ini merupakan prose berpikir dalam
mengambil keputusan klinis dalam memberikan asuhan kebidanan yang dapat
di aplikasikan atau diterapkan dalam setiap situasi.

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak. Agar mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan. Cara-cara tersebut diantaranya termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehemilan dan perencanaan
keluarga.
2. Saran
a. Diharapkan mahasisiwi mampu dalam melakukan asuhan
kebidanan pada ibu akseptor KB sesuai metode yang
benar.
b. Diharapkan mahasiswi dapat meningkatkan pengetahuan
keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu akseptor KB.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai