Anda di halaman 1dari 58

GEODYNAMICS

BATAS LEMPENG

Batas benua (continental margin), didefinisikan


sebagai zona panjang dan sempit dimana litosfer
samudra bertemu dengan litosfer benua.

Batas benua dibagi dua kelompok;


• Kelompok pertama adalah batas pasif (passive
margin) dimana garis pertemuan antara litosfer
benua dan litosfer samudra terletak pada satu
lempeng litosfer.
• Kelompok kedua adalah batas aktif (active
margin) yang berasosiasi dengan batas
lempeng yang menunjukkaadanya keaktifan
tektonik di masa sekarang.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

BATAS LEMPENG

• Batas pasif, dibentuk oleh pemekaran yang


memisahkan (rifting apart) suatu lempeng
litosfer benua dan perkembangan litosfer
samudra baru diantara dua lempeng benua
yang terpisah, dinamakan batas jenis
Atlantik (Atlantic-type margin).

• Batas aktif, batas benua dapat terletak di


sepanjang batas konvergen (batas
subduksi) atau transform, dinamakan
jenis batas Pasifik (Pacific type margin).

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

TEKTONIK KONVERGEN

• KONVERGENSI LEMPENG :
– Lempeng Samudera vs Samudera
– Lempeng Kontinen vs Samudera
SUBDUKSI (Subduction)
– Lempeng Kontinen vs Kontinen
KOLISI (Collision)

– Lempeng Samudera keatas Kontinen


Obduksi (Obduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

TEKTONIK KONVERGEN

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

OCEAN-CONTINENT

SUBDUCTION
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

OCEAN-OCEAN

SUBDUCTION
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

CONTINENT-CONTINENT

COLLISION
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

BATAS LEMPENG
DUA JENIS BATAS LEMPENG KONVERGEN

• Jenis pertama berupa busur pegunungan (mountain


arc) atau busur benua (continental arc). Jenis ini
biasanya terletak pada batas benua. Pada jenis ini,
palung yang menandai tempat subduksi terletak
dekat dengan pantai dan zona paparan sempit
(narrow shelf zone). Contoh; bagian timur Busur
Aleutian yang membatasi Alaska, Busur Amerika
Tengah dan Busur Peru-Chili.

• Jenis kedua berupa busur kepulauan (island arc)


yang dipisahkan dari benua oleh cekungan laut yang
sempit, yang dinamakan backarc basin. Cekungan
tersebut dicirikan dengan kedalaman yang besar
dengan dasar kerak samudra. Secara geometri,
busur kepulauan biasanya berbentuk melengkung.
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

BATAS LEMPENG

• Batas benua aktif juga termasuk batas


lempeng transform yang terletak dengan
dengan kontak litosfer samudra dan
benua.

• Batas pasif termasuk zona pemekaran


benua (continental rifting) dimana batas
samudra baru terletak pada sumbu teluk
sempit, seperti Laut Merah dan Teluk
California.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

UNSUR TEKTONIK JALUR SUBDUKSI

• PALUNG (TRENCH)
• CEKUNGAN MUKA BUSUR (FORE-ARC BASIN)
• BUSUR VOLKANIK/KEPULAUAN
(VOLCANIC/ISLAND ARC)
• Cekungan Antar Busur (Intra-Arc Basin)
• CEKUNGAN BELAKANG BUSUR (BACK-ARC BASIN)
• Cekungan Muka Daratan (Fore-Land Basin)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Permulaan terjadinya Batas Subduksi

• Tipe A terbentuk sepanjang batas benua


pasif yang akhirnya menjadi busur vulkanik
benua (continental volcanic arc).

• Tipe B terbentuk di samudra yang jauh dari


benua, dan berevolusi menjadi busur
vulkanik samudra (oceanic volcanic arc)
atau busur kepulauan.

• Batas subdduksi tipe A terdapat di


sepanjang batas barat Benua Amerika.
Subduksi tipe B terdapat di barat
Samudra Pasifik.
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Tahap awal ditandai dengan patahnya lempeng samudra. Tepi


lempeng yang terpatahkan melengkung ke bawah
(menunjam) menuju astenosfer sehingga menghasilkan batas
subduksi. Saat penunjaman lempeng mencapai astenosfer,
magma mulai naik di bawah lempeng sekitar 150 – 200 km
dari batas bawah lempeng.

Magma tersebut (dengan komposisi andesitik) menembus


kerak samudra dan membangun gunungapi bawah laut
(submarine volcano).

Ketika tubuh gunungapi bertambah berat, kerak samudra


dapat melengkung ke bawah. Namun, pembentukan
gunungapi terus berlangsung hingga mencapai permukaan
sebagai pulau. Naiknya magma dengan komposisi mafik
membentuk pluton di bagian bawah kerak.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

PEMBENTUKAN BUSUR KEPULAUAN

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

PROSES UTAMA
• VOLKANISME
• KEGEMPAAN (SEISMISITAS)
• METAMORFISME
• JALUR PERLIPATAN-ANJAKAN (Fold-Thrust Belts)
• PERCAMPURAN PADA PALUNG (Melange Wedge)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

CHARACTERISTIC OF CONVERGENT MARGIN AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

SUBDUKSI (Subduction)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Major Volcanism

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Volcanism vs Subducted Plate

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Volcanism vs Subducted Plate

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

O-C Convergence

Active Margin : Trench, Beniof Zone, Magmatic Arc, Mountain Belt

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Metamorphism & Subduction Zone

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Metamorphism & Subduction Zone

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Metamorphism & Subduction Zone

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Metamorphic Grade & Temperature

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Seismisitas (Seismicity)

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Backarc Basin

• Daerah yang terletak antara busur kepulauan vulkanik tipe B


dengan batas benua dan didasari kerak samudra adalah backarc
basin.
• Kedalaman backarc basin berkisar dari 2 – 6 km. Dasar backarc
basin memiliki ciri topografi yang tidak teratur dengan adanya
variasi bentuk seperti rise, abyssal hill dan submarine ridge.
• Laut Cina Selatan bagian barat, yang terletak di bagian utara busur
vulkanik Jawa-Sumatra memiliki dasar yang dangkal (kurang dari
200 m; kerak benua), sehingga digolongkan sebagai tipe A.

PENAMPANG TEKTONIK KEPULAAN JEPANG

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Back-Arc Spreading

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Back-Arc Spreading

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS
LATERAL DRIFT PADA ISLAND ARC

TEORI ENTRAPMENT

ARUS KONVEKSI

TEORI PEMBENTUKAN CEKUNGAN BELAKANG BUSUR AHH-08


AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS BATAS LEMPENG

ZONA SUBDUKSI

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS
Terdapat tiga tipe subduksi:

• Tipe A adalah busur subduksi benua dengan tanpa backarc basin

• Tipe B adalah batas subduksi samudra dengan backarc basin aktif

• Tipe C adalah busur subduksi aktif dgn backarc basin tidak aktif

Subduksi tipe A dinamakan Chilean type (tipe Chili),


Subduksi tipe B dinamakan tipe Mariana.
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

CHILEAN A TYPES

TIPE BATAS SUBDUKSI


AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• Tipe Chili (tipe A) dicirikan dengan sudut penunjaman yang rendah. Lempeng
yang menunjam menekan kuat lempeng benua. Lempeng tersebut dapat
membentuk tonjolan ke atas (low upward bulge), yang terletak ke arah laut
dari palung.

• Bentuk tonjolan ini dikenali oleh A.B. Watts dan M. Talwani di tahun 1974.
Mereka mengetahui adanya tonjolan tersebut melalui nilai free-air gravity
anomaly positif yang kecil. Umumnya, tonjolan dan nilai anomali tersebut
terdapat pada busur tipe A, jarang pada busur tipe B.

• Tegasan kompresi yang kuat adalah penyebab adanya gempa dangkal yang
besar di zona subduksi. Jika tegasan kompresi ini juga sebagai penyebab
adanya tonjolan (bulge), maka tegasan yang terdapat di bagian atas lempeng
yang menunjam juga merupakan tegasan kompresi

TIPE BATAS SUBDUKSI

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

MARIANA TYPES

Geology ITB
TIPE BATAS SUBDUKSI AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

• Pada batas subduksi tipe B (tipe Mariana), cara


penunjaman dicirikan dengan sudut penunjaman yang
curam dan dengan adanya zona pemekaran yang aktif di
backarc basin .
• Karena zona subduksi dipengaruhi oleh adanya ’gerakan
mundur’ dari lempeng benua ke arah laut, litosfer samudra
yang baru terbentuk di backarc basin berada dalam kondisi
tegasan tensional. Dengan demikian zona subduksi
’kehilangan’ tegasan kompresi yang mengakibatkan tidak
adanya gempa besar.
• Karena kurangnya tegasan kompresi yang kuat, busur
vulkanik tidak terangkat di atas permukaan laut sehingga
sedimen yang diendapkan ke palung dari busur vulkanik
tersebut sangat sedikit.
• Pada ujung bagian atas lempeng benua dapat terpecah dan
terbawa bersama dengan lempeng samudra yang
menunjam. Proses tersebut dinamakan erosi tektonik
(tectonic erosion).

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

TIPE BATAS SUBDUKSI

• Bagi busur tipe A, lempeng benua memiliki gerakan absolut


dengan kecepatan 2 cm / tahun terhadap garis penunjaman
(mendekati zona penunjaman) dan menghasilkan tegasan
kompresi.
• Tipe B, lempeng samudra bergerak dengan kecepatan 6 cm
/tahun, namun bergerak menjauh dari garis penunjaman.
• Pada kedua tipe subduksi, terdapat arus konveksi di
astenosfer yang mengikuti corner-flow model.
• Pada tipe A dengan sudut penunjaman yang landai,
kondisinya kurang mendukung bagi arus mantel untuk
sanggup menghasilkan aliran panas yang tinggi di
permukaan. Pada tipe B, dengan sudut penunjaman yang
tajam dan regangan di backarc basin, kondisi tersebut
mendukung arus mantel untuk menghasilkan aliran panas.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Uyeda dan Kanamori menerangkan mengapa dua tipe


penunjaman terjadi;
• Salah satu kemungkinannya adalah lempeng samudra yang
berasosiasi dengan tipe A berumur lebih muda. Akibatnya,
lempeng relatif hangat dan memiliki densitas rendah,
dibandingkan dengan lempeng yang berumur tua, sehingga
penunjamannya lebih lambat.
• Namun, pada tipe B, dimana lempeng berasosiasi dengan
litosfer tua maka lempeng tersebut lebih dingin dan
memiliki densitas tinggi sehingga dapat menunjam lebih
cepat ke astenosfer.
• Analisa cara lempeng menunjam tersebut dan berbagai
penyebabnya bersifat sebagai hipotesa kerja sehingga
analisa ini masih memerlukan penelitian lebih dalam lagi.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

• 1982, Timothy Cross dan Rex Pilger, Jr., menyatakan ada


empat faktor yang berperan penting pada dua tipe subduksi.
Dua faktor pertama adalah sama dengan yang telah dibahas.
Dua faktor tersebut yaitu kecepatan absolut gerakan lempeng
benua terhadap palung, dan kecepatan relatif konvergen.
Mereka menambahkan dua faktor lainnya. Faktor ketiga adalah
subduksi rangkaian seamount, aseismic ridges (fracture zone)
dan oceanic plateau. Struktur tersebut cenderung
meningkatkan pengapungan relatif lempeng yang menunjam
dan mengakibatkan sudut penunjaman yang lebih rendah
(landai). Faktor keempat adalah umur lempeng yang
menunjam.
• 1985, A. Hynes dan J. Mott menyusun data gerakan lempeng
absolut untuk memperlihatkan Microplate Tonga-Kermadic dan
Mariana bergerak ke arah timur terhadap Samudra Pasifik.
Gerakan relatif tersebut sering disebut ’retreating’ (mundur).
Batas subduksi pada microplate tersebut juga ’mundur’ ke arah
timur.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

TIPE BATAS SUBDUKSI

Di pertengahan dekade 1990-an, klasifikasi batas subduksi


dan penjelasannya telah diterima oleh para ahli.

Akumulasi Sedimen dan Deformasi pada Zona Subduksi

• Palung di zona subduksi adalah tempat dimana sedimen


darat terakumulasi.

• Busur vulkanik juga dapat mensuplai sedimen. Di saat


yang sama, sedimen pelagik laut dalam, yang terletak di
atas kerak samudra, dibawa ke palung. Jadi, terdapat dua
jenis sedimen, sedimen darat dan samudra, yang bertemu
di zona subduksi. Di zona tersebut mereka bercampur dan
mengalami restrukturisasi.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
ZONA SUBDUKSI AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Structures

Geology
GeologyITB
ITB
Accretion Prism AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

Proses Pada Prisma Akrasi


• Prisma akresi (accretionary prism), yang juga dinamakan accretionary
wedge atau subduction complex, diperlihatkan pada bagian tengah.
Akumulasi sedimen yang tidak (atau belum) terdeformasi terendapkan di
kedua sisi bagian prisma akresi (trench floor dan forearc basin).

• Sedimen yang terletak di dasar palung (trench floor) merupakan sedimen


lunak (flat-lying soft sediment) yang biasanya turbidit. Sedimen tersebut
dapat langsung mengalami deformasi tidak lama setelah diendapkan.

• Dua jenis tubuh sedimen dapat diketahui melalui profil seismik refleksi.
Tanda segitiga pada gambar dibawah adalah lokasi pemboran dari Deep-sea
Drilling Project. Refleksi di dasar palung adalah lapisan sedimen horizontal,
sementara refleksi di sebelah kanannya (ke arah darat) memperlihatkan
kemiringan tajam yang menunjukkan sesar naik di prisma akresi.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
Seismic Profile of Subduction Zone AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Geology ITB
Seismic Profile of Subduction Zone AHH-08
AHH-09
Geology ITB
GEODYNAMICS

Accretion Prism

– Prisma Akrasi, merupakan pusat deformasi pada


subduction zone, diawali pada dasar inner trench wall,
(deformation front), dikarakteristikan oleh imbrikasi
anjakan (thrust) searah penunjaman.
– Mekanisme prisma akrasi mirip dengan proses fold &
thrust belt.
– Sedimen yang terdeformasi merupakan percampuran
dari kedua lempeng, dipengaruhi oleh arus turbidit
yang membawa sedimen kearah palung.
– Sedimen ini ditambahkan pada prisma akrasi sejalan
dengan subduction yang membawanya ke arus busur,
dasar dari anjakan berakhir pada sedimen yang belum
terdeformasi (offscrapping)
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Accretion Prism

– Prisma Akrasi tidak berkembang pada subduction zone


dengan sedimen yang tipis pada batuan dasar dan
palung.
– Underplating, (misal Java) sedimen pada lempeng yang
menunjam ditambahkan pada prisma akrasi pada saat
dasar anjakan berkembang menjadi sedimen yang
terbawa kebawah, membentuk struktur duplex,
menambah sedimen didasar prisma akrasi.
– Subduction erosion (tectonic erosion), proses yang
menyebabkan sedimen dari lempeng yang menunjam
dan tepi dari lempeng yang naik, secara progresif
masuk kedalam penunjaman.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Accretion Prism

F. 4.7
Moores & Twiss, 1995

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Geology
GeologyITB
ITB
MELANGE AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

Accretion Prism

– Struktur dengan lebih dari satu generasi,


slaty cleavage, microfold boudinage,
perlipatan dengan sumbu subhorisontal.
– Bahan metamorfik pada Forearc; blue
amphibole, glaucophane, lawsonite,
pumpellyre.
– Bahan beku umumnya basaltik.
– Percampuran batuan (chaotic), melanges.

Geology
GeologyITB
ITB
Tectonic Melange AHH-08
AHH-09
GEODYNAMICS

Accretion Prism

Tectonic Melange
AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Tectonic Melange vs Olistostrome

Moores & Twiss, 1995

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Struture Tectonic Melange

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Tectonic Melange

– Melange mempunyai karakter stratigrafi


yang tak menerus, dapat terbentuk
sebelum pembentukan batuan ( ? ) atau
jauh setelahnya.
– Sedimentary melange dapat terbentuk di
sepanjang tepi forearc atau slope basin,
atau inner wall dari palung.
– Proses underplating dengan zone sesar
yang makin luas dapat membentuk
melange.

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB
GEODYNAMICS

Melange (Chaotic deposits) Origine

AHH-08
AHH-09
Geology
GeologyITB
ITB

Anda mungkin juga menyukai