Anda di halaman 1dari 3

TUGAS I

Mata Kuliah : Geofisika Umum


Nama : Muhammad Arif Al-Hassan
NIM : 15117042
Dosen Pengampu : Ibu Bella Restu Juliarka, S.T., M.Eng.

Perbedaan permeabilitas dan porositas :


Permeabilitas adalah kemampuan bahan berpori untuk meloloskan fluida, sedangkan porositas
adalah rasio dari volume ruang kosong yang dinyatakan sebagai persentase dari total (modulus
Bulk) volume batuan. Porositas dapat dihitung dengan menggunakan turunan rumus :

di mana ρd adalah bulk density dari spesimen kering dan ρ adalah kepadatan partikel.

Teori Pembentukan Bumi :


Bumi kita telah diprediksikan oleh para ilmuwan kebumian memiliki umur sekitar 4,6 miliar
tahun. Kita bisa hidup di bumi karena hanya di bumi saja molekul-molekul penyokong kehidupan
seperti gas oksigen, air, dan karbon berada. Molekul-molekul tersebut terbentuk tak lebas dari
pembentukan bumi itu sendiri. Terdapat beberapa macam pendapat para ahli mengenai teori
terbentuknya bumi ini. Berikut resume singkat mengenai teori pembentukan bumi.

1. Teori Kabut atau Teori Nebula

Dari jaman sebelum masehi, para ahli telah memikirkan bagaimana proses terbentuknya
bumi. dan salah satunya ialah teori kabut atau yang disebut nebula. Teori ini
diperkenalkan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de Laplace pada tahun
1796. Dimana mereka berdua terkenal dengan teori kabut kant laplace. Dalam teori ini
menyatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut atau
nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang dapat membentuk kumpulan kabut
yang sangat besar serta berputar semakin cepat. Proses perputaran yang sangat cepat ini,
materi kabut dibagian khatulistiwa terlempar dan terpisah serta memadat yang
disebabkan karena pendinginan. Pada bagian yang terlempar ini menjadi planet – planet
di dalam tata surya. Teori nebula terbagi menjadi beberapa tahap. Matahari beserta
planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat pekat dan besar.
Kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan pemadatan terjadi pada pusat
lingkaran dan kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainnya
membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai pada matahari dan kemudian menjadi
planet, serta bergerak memutari matahari. Kemudian materi tersebut semakin besar dan
selalu melakukan gerakan yang teratur mengitari matahari dalam satu orbit yang tetap
kemudian membentuk tingkatan keluarga matahari.

2. Teori Planetesimal

Pada abad 20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal Amerika beserta temannya
Thomas C.Chamberlain ahli geologi, berpendapat mengenai teori planestisimal hypothesis,
bahwa matahari terbentuk dari massa gas yang sangat besar. Ketika ada bintang lain yang
melintas dan sangat dekat dan hampir terjadinya tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan
mempengaruhi antara gaya gravitasi dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya
gas dan juga materi ringan yang ada pada bagian tepi. Pengaruh gaya gravitasi
mengakibatkan materi terlempar serta meninggalkan permukaan matahari dan permukaan
bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat gumpalan planestimal. Kemudian
planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet yang mengitari matahari.

3. Teori Pasang Surut Gas (tidal)

Teori ini dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918, bintang besar yang
mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya membuat pasang surut pada
badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas. Penyabab terjadinya pasang surut
air laut adalah massa bulan serta jauhnya jarak antara bulan ke bumi 60 kali radius orbit di
bumi. Namun jika bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari
mendekat, lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan matahari, yang
terjadi karna gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan menjadi tinggi yang sangat luar
biasa kemudian terbentuk semacam lidah pijar yang sangat besar, yang menjulur oleh
massa matahari dan mengarah ke arah bintang besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan
pecah kemudian akan menjadi benda tersendiri. Dalam lidah yang panas ini terjadi
perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-
benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada
bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat
laun akan hilang pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi. Planet-planet akan
mengelilingi matahari namun tetapi ketika mengelilingi planet-planet yang besar proses
pendinginannya akan lambat sedangkan pada planet-planet kecil akan berjalan lebih cepat.

4. Teori Bintang Kembar


Teori yang dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton , teori ini menerangkan
bahwa galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar. Dimana satu dari bintang itu
meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan bintang yang tidak meledak
itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu menjadi planet-planet yang mengelilingi
matahari.

5. Teori Big Bang

Teori big bang menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu.
Dimana ada gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu
memungkinkan bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu dan
menjadi pusat pembentukan cakram raksasa. Gumpalan raksasa itu meledak dan
membentuk galaksi serta nebula-nebula. Sekitar 4,6 miliyar tahun pembekuan yang terjadi
membuat nebula-nebula membentuk galaksi bernama galaksi bima sakti dan kemudian
terbentuk sistem tata surya.

Anda mungkin juga menyukai