Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan modifikasi zig zag run terhadap
kecepatan dan kelincahan pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola. Subjek penelitian adalah
siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI 1 Amlapura dengan jumlah 34 orang. Subjek
dibagi menjadi dua kelompok dengan teknik ordinal pairing. Jenis penelitian adalah eksperimen semu
dengan rancangan penelitian the modification non-randomized control group pre-test post-test design.
Kecepatan diukur dengan lari sprint 60 meter dan kelincahan diukur dengan tes Agility t-test, selanjutnya
data dianalisa dengan menggunakan uji-t independent pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan
program SPSS 16,0. Hasil deskripsi data menunjukkan adanya peningkatan rata-rata (mean) untuk
masing-masing variabel. Dari hasil analisis uji-t pada group satistic variabel kecepatan terjadi perbedaan
rata-rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu 0,4776 dan 0,1682, sedangkan untuk
variabel kelincahan terjadi peningkatan rata-rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu
0,6700 dan0,1876. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan
modifikasi zig zag run. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya
aktivitas olahraga konvensional yang dilakukan selama pelatihan berlangsung. Berdasarkan hasil
analisis data disimpulkan bahwa 1) pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan
kecepatan dengan taraf signifikansi 0,003 pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA
PGRI 1 Amlapura. 2) pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan
dengan taraf signifkansi 0,000 pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI 1
Amlapura. Disarankan bagi pelakuan olahraga untuk menggunakan pelatihan ini sebagai salah satu
alternatif dalam meningkatkan kecepatan dan kelincahan.
Abstract
This research aimed at reveal the effect of modified zig zag run training on agility and velocity of
male students as member of football extracurricular. The subject of this research was male students who
joined football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura with total 34 students. The subjects were divided
into two groups by using ordinal pairing technique. It is a quasi-experiment research with the modification
non-randomized control group pre-test post-test design. The velocity was tested by using 60 meters
sprint test and the agility was tested by using agility t-test, then the data were analyzed by using
independent T-test with significant level α = 0.05 with SPSS 16.0. The data description showed that there
was an improvement for each variable. From T-test analysis on velocity variable it was found that there
were significant differences of the mean between experiment group and control group, which were
0.4776 and 0.1682, respectively. Moreover, there was mean improvement between experiment group
and control group, which were 0.6700 and 0.1876, respectively. The improvement of experiment group
was caused by the implementation of modified zig zag run training. The improvement of control group
was caused by conventional sport activities along the training. Based on the data analysis, it is concluded
that 1) modified zig zag run training influenced the improvement of velocity with significant level of 0.003
on male students who joined football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura. 2) Modified zig zag run
training influenced the improvement of agility with significant level of 0.003 on male students who joined
football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura. It is suggested to sport practitioners to implement this
training as one of the alternatives in improving velocity and agility.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
jarak kerucut satu dengan yang lainnya bagi otot khususnya otot tungkai dan
adalah 3 meter. dengan perubahan ini akan memberikan
Otot tungkai merupakan anggota dampak terhadap peningkatan kecepatan
gerak bawah yang dapat dibedakan atas dan kelincahan. (Menurut Nala, 1998: 66)
otot sekitar panggul, otot tungkai atas dan Kecepatan adalah kemampuan untuk
otot tungkai bawah. Otot-otot yang terletak berpindah atau bergerak dari tubuh atau
di sekitar panggul antara lain musculus anggota tubuh dari satu titik ke titik yang
psoas mayor, illiakus dan psoas minor atau lain atau untuk mengerjakan aktivitas
ketiga otot tersebut disebut juga otot ilio berulang yang sama serta
psoas. Sebelah belakang bagian luar berkeseimbangan dalam waktu yang
terdapat musculus gluteus maksimus, sesingkat-singkatnya.
musculus gluteus medius dan minimus. Kelincahan merupakan persyaratan
Otot-otot tungkai atas atau otot-otot paha untuk mempelajari dan memperbaiki
dibagi menjadi 3 golongan yaitu: otot keterampilan gerak dan teknik olahraga,
adductor, otot ekstensor yang terdiri dari terutama gerakan-gerakan yang
musculus rectus femoris, musculus vastus membutuhkan koordinasi gerak,
lateralis eksternal, musculus lateralis (Ismaryanti, 2008: 66).
medialis internal, dan musculus inter Setiap aktivitas olahraga pasti
medial, sedangkan yang ketiga adalah otot memerlukan energi untuk dapat bergerak.
fleksor yang terdiri dari musculus biseps Secara umum setiap cabang olahraga
femoris, musculus semi membranosus, memerlukan energi aerob. Sebab
musculus semi tendinosus dan musculus kemampuan energi aerob sebagai landasan
sartorius. untuk pengembangan sistem energi lain,
Otot-otot yang terdapat pada tungkai yaitu anaerob alaktit dan anaerob laktit
bawah terdiri dari musculus peroneus (Sukadiyanto, 2005: 48). Menurut (Furqon
longus, musculus tibialis anterior, musculus 1995: 76) menyebutkan bahwa otot-otot
ekstensor digitorum longus, musculus memerlukan energi untuk kontraksi. Energi
gastrocnemius, musculus tibialis anterior, ini disimpan dalam otot dalam bentuk ATP
musculus gastrocnemius dan musculus (Adenosine Triphosphate). Dengan
soleus. Dalam pelatihan modifikasi zig zag melepaskan satu molekul P (phosporik),
run ini melibatkan otot tungkai untuk bisa energi diciptakan yang dapat digunakan.
menyelesaikan semua beban yang Jumlah total ATP di dalam tubuh
diberikan pada saat pelatihan. Gerakan pada setiap saat sekitar 3 ons. Jumlah ini
yang dilakukan dalam pelatihan ini hanya hanya dapat menyediakan energi untuk
berlari kedepan dan berbelak-belok dengan melakukan suatu latihan, maksimal
secepatnya sehingga pergerakan yang beberapa detik saja. Karena ATP tidak
dilakukan semata-mata menekankan pada dapat disuplai melalui darah atau dari
gerakan tungkai. Setiap kerja yang jaringan lain, maka ATP harus secara
dilakukan oleh tubuh merupakan kontraksi kontinyu ada di dalam setiap sel (Junusul
yang terjadi pada otot. Dalam setiap Hairy, 1998: 73). Subyek penelitian ini
pelatihan, tubuh selalu memberikan respon adalah siswa putra peserta ektrakurikuler
dan dalam jangka waktu tertentu tubuh sepak bola SMA PGRI 1 Amlapura tahun
akan mulai beradaptasi dengan pelatihan ajaran 2013/2014.
yang diberikan. Pelatihan modifikasi zig zag Subjek penelitian ini diberikan
run ini akan membuat otot mengalami pelatihan modifikasi zig zag run dengan
kontraksi sebagai bentuk respon terhadap memperhatikan prinsip-prinsip dasar
beban yang diberikan. Sebagi efek dari pelatihan, sistematika pelatihan dan
diberikan pelatihan adalah adanya komponen-komponen pelatihan, dengan
perubahan sebagai bentuk adaptasi dari lama pelatian 4 minggu dengan frekuensi 3
tubuh terhadap pelatihan yang diberikan kali per minggu, dengan intensitas 75%-
berupa peningkatan kemampuan kerja otot. 85% dari denyut nadi maksimal, dan
Dengan diberikan pelatihan yang sesuai repetisi 15 kali dengan peningkat set dari 3-
dengan prinsip pelatihan nantinya akan 5 kali per minggunya.
memberikan pengaruh secara fisiologis Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov
Program SPSS 16,0
Sumber data Kolmogorov-smirnov
Statistic Df Sig Keterangan
Kecepatan
1 Perlakuan 0,008 17 0,200 Normal
2 Kontrol 0,097 17 0,200 Normal
Kelincahan
1 Perlakuan 0,188 17 0,114 Normal
2 Kontrol 0,097 17 0,200 Normal
Dari hasil uji normalitas data dengan sehingga data yang diuji merupakan data
Instrumen Uji Lilliefors Kolmogorof- Smirnov yang berdistribusi normal.
program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk Selanjutnya pengujian homogenitas
variabel kecepatan kelompok perlakuan data dilakukan terhadap data gaint score
0,084 dengan signifikansi 0,200, sedangkan kecepatan dan kelincahan. Dari hasil
variabel kecepatan kelompok kontrol 0,097 analisis uji Levene dengan bantuan SPSS
dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05,
variabel kelincahan kelompok perlakuan didapatkan nilai signifikansi hitung untuk
0,188 dengan signifikansi 0,114, sedangkan kedua data tersebut lebih besar dari pada
variabel kelincahan kelompok kontrol 0,097 α (sig >0,05). Untuk variabel kecepatan
dengan signifikansi 0,200. Pada taraf memperoleh signifikansi 0,828, sedangkan
signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung untuk variabel kelincahan memperoleh
variabel kecepatan dan variabel kelincahan signifikansi 0,061. Dengan demikian data
lebih besar dari pada α (sig > 0,05) yang diuji berasal dari data dengan variansi
yang homogen.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )
Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas Menggunakan Instrumen Uji Levene dengan
Bantuan Program SPSS 16,0
Sumber data Nilai uji Df 1 Df 2 sig keterangan
tubuh bisa mengadaptasi pelatihan yang dengan kelincahan agar bola tidak mudah
diberikan. direbut lawan.
Permainan sepak bola Nala (1998:75) menyebutkan
memerlukan kecepatan mengingat “kelincahan merupakan komponen
pemain harus bergerak dari daerah biomotorik yang amat dominan dalam
bertahan menuju daerah penyerangan cabang olahraga beregu dan juga
maupun sebaliknya secara cepat. perorangan. Sepak bola merupakan
Kecepatan dalam permainan sepak bola olahraga beregu sehingga secara teoritik,
sangat diperlukan pula untuk kelincahan sangat diperlukan sesuai
memperbanyak terciptanya peluang dengan teori yang disampaikan”.
mencetak angka. Semakin cepat bergerak Ismaryati (2008: 42) menyatakan,
maka semakin banyak peluang yang Kelincahan merupakan salah satu
diperoleh sehingga peluang mencetak komponen biomotorik yang unik, dimana
angka akan lebih banyak pula. keunikan kelincahan adalah karena
B. Pelatihan modifikasi zig zag run kelincahan memainkan peranan yang
Berpengaruh terhadap Kelincahan khusus terhadap mobilitas fisik.
Berdasarkan hasil uji-t independen Kelincahan bukan merupakan
untuk variabel kelincahan, antara gain kemampuan fisik tunggal, akan tetapi
score kelompok perlakuan dan kelompok tersusun dari komponen koordinasi,
kontrol didapatkan nilai thitung = 13,224 power, kekuatan, kelentukan, dan
dengan nilai signifikansi = 0,000 pada kecepatan.
taraf signifikansi 0,05. Sehingga Mengacu pada teori di atas, telah
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α dilakukan sebuah penelitian oleh Ismaryati
(Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis (2003:84) terkait dengan peningkatan
penelitian “pelatihan modifikasi zig zag run kelincahan atlet melalui penggunaan
berpengaruh terhadap peningkatan metode kombinasi latihan sirkuit-pliometrik
kelincahan” diterima. Terjadinya dan berat badan. Dari penelitiannya
peningkatan kelincahan pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa metode kombinasi
disebabkan adanya pemberian latihan latihan sirkuit-pliometrik dan berat badan
modifikasi zig zag run yang menyebabkan berpengaruh terhadap kelincahan.
terjadinya perubahan dalam system saraf Peningkatan sejenis lainnya dilakukan
yang membuat seseorang lebih baik oleh I Made Merta Yoga (2013:10) yang
dalam kontrol koordinasi aktivasi meneliti tentang pelatihan circuit training
kelompok ototnya, dengan demikian terhadap peningkatan kelincahan dan
kelincahan akan menjadi meningkat. kapasitas vital paru-paru. Hasil penelitian
Peningkatan tersebut terjadi karena menunjukan bahwa ada pengaruh pada
meningkatnya aktivasi otot-otot penggerak kelincahan.
utama. perubahan sistem saraf dalam
kontrol koordinasi aktivasi kelompok otot SIMPULAN
penggerak utama setelah diadakan Berdasarkan hasil penelitian,
pelatihan. analisis data dan pembahasan ternyata
“Secara teoritik hasil penelitian hipotesis penelitian yang diajukan dapat
ini dapat dijelaskan sebagai berikut. diterima, maka dengan demikian dapat
Kelincahan merupakan salah satu diperoleh simpulan sebagai berikut:
komponen kesegaran jasmani yang 1. Pelatihan modifikasi zig zag run
sangat diperlukan pada semua aktivitas berpengaruh terhadap peningkatan
yang membutuhkan kecepatan perubahan kecepatan pada siswa putra peserta
posisi tubuh dan bagian-bagiannya ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI
dengan tetap mempertahankan 1 Amlapura tahun ajaran 2013/2014.
keseimbangan tubuh” (Ismaryati, 2. Pelatihan modifikasi zig zag run
2008:41). Sebagai atlet sepak bola, berpengaruh terhadap peningkatan
kelincahan sangat diperlukan mengingat kelincahan pada siswa putra peserta
dalam pertahan dan penyerangan selalu ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI
memerlukan faktor kelincahan tersebut. 1 Amlapura tahun ajaran 2013/2014.
Dalam menguasai bola harus diimbagi
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )