Anda di halaman 1dari 10

e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

PENGARUH PELATIHAN MODIFIKASI ZIG ZAG RUN TERHADAP


PENINGKATAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN PADA SISWA
PUTRA PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA
SMA PGRI 1 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2013/2014
I Nym Sastra Dwipa Udiyana, I Nyoman Kanca, I Nyoman Sudarmada.

Jurusan Ilmu Keolahragaan FOK


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: { Dwipasastra@yahoo.com, kancanyoman@yahoo.co.id,


inyomansudarmada@yahoo.co.id } @undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan modifikasi zig zag run terhadap
kecepatan dan kelincahan pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola. Subjek penelitian adalah
siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI 1 Amlapura dengan jumlah 34 orang. Subjek
dibagi menjadi dua kelompok dengan teknik ordinal pairing. Jenis penelitian adalah eksperimen semu
dengan rancangan penelitian the modification non-randomized control group pre-test post-test design.
Kecepatan diukur dengan lari sprint 60 meter dan kelincahan diukur dengan tes Agility t-test, selanjutnya
data dianalisa dengan menggunakan uji-t independent pada taraf signifikansi α = 0,05 dengan bantuan
program SPSS 16,0. Hasil deskripsi data menunjukkan adanya peningkatan rata-rata (mean) untuk
masing-masing variabel. Dari hasil analisis uji-t pada group satistic variabel kecepatan terjadi perbedaan
rata-rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu 0,4776 dan 0,1682, sedangkan untuk
variabel kelincahan terjadi peningkatan rata-rata antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yaitu
0,6700 dan0,1876. Peningkatan pada kelompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan
modifikasi zig zag run. Sedangkan peningkatan pada kelompok kontrol lebih diakibatkan oleh adanya
aktivitas olahraga konvensional yang dilakukan selama pelatihan berlangsung. Berdasarkan hasil
analisis data disimpulkan bahwa 1) pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan
kecepatan dengan taraf signifikansi 0,003 pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA
PGRI 1 Amlapura. 2) pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan kelincahan
dengan taraf signifkansi 0,000 pada siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI 1
Amlapura. Disarankan bagi pelakuan olahraga untuk menggunakan pelatihan ini sebagai salah satu
alternatif dalam meningkatkan kecepatan dan kelincahan.

Kata-kata Kunci: Pelatihan modifikasi zig zag run, Kecepatan, Kelincahan.

Abstract
This research aimed at reveal the effect of modified zig zag run training on agility and velocity of
male students as member of football extracurricular. The subject of this research was male students who
joined football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura with total 34 students. The subjects were divided
into two groups by using ordinal pairing technique. It is a quasi-experiment research with the modification
non-randomized control group pre-test post-test design. The velocity was tested by using 60 meters
sprint test and the agility was tested by using agility t-test, then the data were analyzed by using
independent T-test with significant level α = 0.05 with SPSS 16.0. The data description showed that there
was an improvement for each variable. From T-test analysis on velocity variable it was found that there
were significant differences of the mean between experiment group and control group, which were
0.4776 and 0.1682, respectively. Moreover, there was mean improvement between experiment group
and control group, which were 0.6700 and 0.1876, respectively. The improvement of experiment group
was caused by the implementation of modified zig zag run training. The improvement of control group
was caused by conventional sport activities along the training. Based on the data analysis, it is concluded
that 1) modified zig zag run training influenced the improvement of velocity with significant level of 0.003
on male students who joined football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura. 2) Modified zig zag run
training influenced the improvement of agility with significant level of 0.003 on male students who joined
football extracurricular in SMA PGRI 1 Amlapura. It is suggested to sport practitioners to implement this
training as one of the alternatives in improving velocity and agility.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Keywords: Modified zig zag run training, Velocity, Agility


PENDAHULUAN harus memerlukan kelincahan dan
Sepak bola merupakan salah kecepatan dalam mengolah bola agar
satu cabang olahraga yang paling banyak bola tidak mudah direbut oleh lawan.
digemari di seluruh dunia. Demikian juga di Kelincahan sangat penting dalam
Indonesia bahkan mendapat simpati di hati perubahan-perubahan situasi dalam
masyarakat. Sepak bola digemari oleh pertandingan. Kemampuan seperti ini
semua lapisan masyarakat baik dari tingkat membutuhkan komponen koordinasi yang
daerah, nasional, dan internasional, dari prima. Seorang atlet agar memiliki
usia anak-anak, dewasa hingga orang tua, kelincahan, yakni kemampuan untuk
mereka senang memainkan sendiri atau bergerak secepatnya dari satu titik ke titik
sebagai penonton. Permainan sepak bola lainnya, kemudian secara tiba-tiba
tidak sekedar dilakukan untuk tujuan mengubah arah gerakan, menghindar atau
rekreasi dan pengisi waktu luang akan mengelilingi objek secepatnya memerlukan
tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal. komponen kecepatan. Untuk meningkatkan
Prestasi yang tinggi hanya dapat dicapai komponen kelincahan ini takarannya
dengan latihan-latihan yang direncanakan tergantung dari tipe olahraga yang
dengan sistematis dan dilakukan secara dipergunakan.
terus-menerus, dengan demikian peran dari Menurut Furqon, (1995:62)
seorang pelatih sangat penting untuk “kecepatan merupakan kondisi yang
mengawasi dan memberikan metode memungkinkan seseorang atlet untuk
latihan yang tepat. Pencapaian prestasi bereaksi secara cepat bila dirangsang dan
puncak dapat diraih bila pembinaan atlet untuk melakukan gerakan secepat
melalui tahapan tingkat pemula sampai atlet mungkin”.
berprestasi atau dari tahap usia dini sampai Menurut Ballretch (dalam Furqon,
tahap usia dewasa. 1995:65) menyatakan, kualitas kecepatan
Pembinaan sepak bola usia dini dapat dibagi menjadi : a) kecepatan reaksi
atau usia muda mengharuskan para pelatih, (reaction speed), b) kecepatan gerak
guru penjas atau pembina olahraga sepak (motor action speed). Kecepatan reaksi
bola memperhatikan secara cermat dan (reaction speed) merupakan selang atau
teliti dalam memberikan bimbingan kepada jarak waktu diantara rangsangan (yang
para siswa atau altetnya. Oleh karena itu, berhubungan dengan mata, akustik, dan
pelatih, guru penjas atau pembina olahraga sentuhan) dan permulaan gerak.
sepak bola harus memahami karakteristik Rangsangan akustik
siswa atau atletnya sesuai tingkat usianya. maksudnya adalah rangsangan melalui
Untuk memperoleh prestasi yang baik pendengaran, sementara rangsangan mata
dalam permainan sepak bola tentu saja dimaksudkan adalah rangsangan yang
harus didukung oleh penguasaan teknik diberikan melalui pengelihatan, misalnya
dasar sepak bola. Menurut Lukman seorang atlet beraksi atau bergerak dengan
(2009:14) “teknik dasar yang perlu dimiliki memperhatikan gerakan tangan pelatihnya
pemain sepak bola adalah menendang atau gerakan lawan, sedangkan
(kicking), menghentikan (stoping), rangsangan sentuhan adalah rangsangan
menggiring (dribbling), menyundul yang diberikan melalui kulit, misalnya
(heading), dan merampas (tackling)”. Salah dengan sentuhan pada kulit. Kecepatan
satu teknik dasar yang sangat berpengaruh gerak diartikan sebagai kecepatan gerakan
dalam permainan sepak bola adalah yang dapat dinilai untuk gerakan-gerakan
menggiring bola. Menggiring bola adalah non siklik, gerakan non siklik pada
keterampilan dasar dalam permainan sepak dasarnya merupakan gerakan akselerasi.
bola kerena semua pemain harus mampu Kecepatan ini biasanya terjadi dalam
menguasai bola saat bergerak, berdiri atau bentuk kecepatan gerak maju dan
bersiap melakukan operan atau tembakan. kecepatan gerakan bagian-bagian tubuh.
Ketika pemain telah menguasai Semua jenis baik kecepatan aksi maupun
kemampuan dribbling secara efektif, kecepatan reaksi sangatlah dibutuhkan oleh
sumbangan mereka di dalam pertandingan seorang pemain sepak bola, terlebih dalam
akan sangat besar. Dalam menggiring bola menggiring bola. Seperti contoh kecepatan
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

aksi, rangsangan optik seorang pemain serta menangkap fenomena di lapangan


dapat bergerak cepat karena ada tentang perlunya latihan modifikasi zig zag
rangsangan yang diberikan melalui run yang merupakan salah satu metode
pengelihatan, misalnya pada waktu basic training untuk meningkatkan
menguasai bola, seorang pemain dengan kelincahan dan kecepatan yang nantinya
sendirinya melihat gerakan lawan sehingga akan diukur melalui alat maupun tes
membuka peluang bagi pemain tersebut kemampuan, maka dari itu peneliti tertarik
secara cepat mengambil keputusan untuk untuk melakukan penelitian dengan judul
melakukan aksi selanjutnya. ”Pengaruh pelatihan modifikasi zig zag run
Widiastuti (2011:125) menyatakan, terhadap kecepatan dan kelincahan pada
Kelincahan adalah kemampuan untuk siswa putra peserta ekstrakurikuler sepak
mengubah arah atau posisi tubuh dengan bola sekolah menengah atas (SMA) PGRI 1
cepat yang dilakukan bersama-sama Amlapura tahun pelajaran 2013/2014”.
dengan gerakan lainnya. Disamping itu Pelatihan adalah suatu proses
kelincahan merupakan prasyarat untuk latihan fisik yang terprogram secara
mempelajari dan memperbaiki keterampilan sistematis, dilakukan secara berulang-ulang
gerak dan teknik olahraga, terutama dengan beban semakin bertambah secara
gerakan-gerakan yang membutuhkan bertahap, sehingga memiliki sasaran
koordinasi gerakan. perbaikan fungsi organ tubuh, serta untuk
Salah satu teknik dasar yang mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi
belum maksimal dikuasai oleh pemain penampilannya (Kanca I Nyoman, 2004:
adalah teknik menggiring bola. Hal ini 49).
nampak dalam permainan, latihan maupun Zig-zag run adalah berlari
dalam pertandingan, para pemain banyak secepatnya berbelak-belok melewati
kehilangan bola, karena bola yang diterima beberapa objek atau tiang dalam jarak
tidak sepenuhnya dikuasai oleh pemain tertentu Nala, (1998: 74). Agar latihan ini
tersebut. Bola yang sebenarnya dapat dilaksanakan dengan baik dan peserta
digiring agar lebih dekat kesasaran, karena merasa lebih semangat dalam melakukan
tidak memiliki keterampilan menggiring latihan, maka dari itu dalam latihan zig zag
bola, karena bola tersebut secara tergesa- run di modifikasi dengan tanpa merubah
gesa langsung ditendang ke teman model aslinya. Modifikasi yang dilakukan
sehingga bola direbut dapat dikuasai oleh pada pelatihan zig zag run ini dengan
lawan. Ketika mulai mempersiapkan diri menambahkan media bola tenis yang
untuk bertanding, keterampilan utama yang diletakkan di ujung sudut yaitu pada kotak B
pertama kali akan membuatmu terpacu dan yang telah disediakan. Ini dilakukan agar
merasa puas adalah kemampuan siswa dapat menggunakan kemampuannya
menggiring bola. dengan semaksimal mungkin. Siswa harus
Hasil observasi yang lakukan memulai dari garis start siswa lari secepat
oleh peneliti kepada pembina mungkin sesuai arah yang ditentukan
ekstrakurikuler sepak bola permasalahan hingga sampai di kotak B, siswa mengambil
yang sering dihadapi para pemain sepak bola tenis dan kembali melanjutkan dengan
bola adalah kurangnya kelincahan pemain lari zig zag secepatnnya menuju kotak A
pada saat menggiring bola dan kurangnya untuk menaruh bola. Setelah itu dilanjutkan
kecepatan pemain pada saat menggiring dengan lari zig zag dengan secepat-
bola, sehingga pemain sering terjatuh cepatnya dimana setiap kerucut dalam satu
maupun kehilangan bola pada saat garis lurus tersebut diberikan jarak tertentu.
menggiring bola, Sehingga kesempatan Sampai di sudut B siswa diharuskan
untuk meraih poin jadi berkurang. Bola yang mengambil bola tenis di kotak yang sudah
seharusnya masih bisa dibawa ke depan di sediakan kemudian balik lagi ke garis
gawang untuk meraih poin bisa direbut oleh start untuk menaruh bola, kemudian
lawan karena kurangnya kelincahan dan kembali lagi dilakukan hingga bola tenis
kecepatan pada saat menggiring bola. yang ditentukan habis. Banyaknya kerucut
Setelah mengumpulkan yang digunakan adalah 5 buah dengan
informasi dari beberapa sumber di atas,
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

jarak kerucut satu dengan yang lainnya bagi otot khususnya otot tungkai dan
adalah 3 meter. dengan perubahan ini akan memberikan
Otot tungkai merupakan anggota dampak terhadap peningkatan kecepatan
gerak bawah yang dapat dibedakan atas dan kelincahan. (Menurut Nala, 1998: 66)
otot sekitar panggul, otot tungkai atas dan Kecepatan adalah kemampuan untuk
otot tungkai bawah. Otot-otot yang terletak berpindah atau bergerak dari tubuh atau
di sekitar panggul antara lain musculus anggota tubuh dari satu titik ke titik yang
psoas mayor, illiakus dan psoas minor atau lain atau untuk mengerjakan aktivitas
ketiga otot tersebut disebut juga otot ilio berulang yang sama serta
psoas. Sebelah belakang bagian luar berkeseimbangan dalam waktu yang
terdapat musculus gluteus maksimus, sesingkat-singkatnya.
musculus gluteus medius dan minimus. Kelincahan merupakan persyaratan
Otot-otot tungkai atas atau otot-otot paha untuk mempelajari dan memperbaiki
dibagi menjadi 3 golongan yaitu: otot keterampilan gerak dan teknik olahraga,
adductor, otot ekstensor yang terdiri dari terutama gerakan-gerakan yang
musculus rectus femoris, musculus vastus membutuhkan koordinasi gerak,
lateralis eksternal, musculus lateralis (Ismaryanti, 2008: 66).
medialis internal, dan musculus inter Setiap aktivitas olahraga pasti
medial, sedangkan yang ketiga adalah otot memerlukan energi untuk dapat bergerak.
fleksor yang terdiri dari musculus biseps Secara umum setiap cabang olahraga
femoris, musculus semi membranosus, memerlukan energi aerob. Sebab
musculus semi tendinosus dan musculus kemampuan energi aerob sebagai landasan
sartorius. untuk pengembangan sistem energi lain,
Otot-otot yang terdapat pada tungkai yaitu anaerob alaktit dan anaerob laktit
bawah terdiri dari musculus peroneus (Sukadiyanto, 2005: 48). Menurut (Furqon
longus, musculus tibialis anterior, musculus 1995: 76) menyebutkan bahwa otot-otot
ekstensor digitorum longus, musculus memerlukan energi untuk kontraksi. Energi
gastrocnemius, musculus tibialis anterior, ini disimpan dalam otot dalam bentuk ATP
musculus gastrocnemius dan musculus (Adenosine Triphosphate). Dengan
soleus. Dalam pelatihan modifikasi zig zag melepaskan satu molekul P (phosporik),
run ini melibatkan otot tungkai untuk bisa energi diciptakan yang dapat digunakan.
menyelesaikan semua beban yang Jumlah total ATP di dalam tubuh
diberikan pada saat pelatihan. Gerakan pada setiap saat sekitar 3 ons. Jumlah ini
yang dilakukan dalam pelatihan ini hanya hanya dapat menyediakan energi untuk
berlari kedepan dan berbelak-belok dengan melakukan suatu latihan, maksimal
secepatnya sehingga pergerakan yang beberapa detik saja. Karena ATP tidak
dilakukan semata-mata menekankan pada dapat disuplai melalui darah atau dari
gerakan tungkai. Setiap kerja yang jaringan lain, maka ATP harus secara
dilakukan oleh tubuh merupakan kontraksi kontinyu ada di dalam setiap sel (Junusul
yang terjadi pada otot. Dalam setiap Hairy, 1998: 73). Subyek penelitian ini
pelatihan, tubuh selalu memberikan respon adalah siswa putra peserta ektrakurikuler
dan dalam jangka waktu tertentu tubuh sepak bola SMA PGRI 1 Amlapura tahun
akan mulai beradaptasi dengan pelatihan ajaran 2013/2014.
yang diberikan. Pelatihan modifikasi zig zag Subjek penelitian ini diberikan
run ini akan membuat otot mengalami pelatihan modifikasi zig zag run dengan
kontraksi sebagai bentuk respon terhadap memperhatikan prinsip-prinsip dasar
beban yang diberikan. Sebagi efek dari pelatihan, sistematika pelatihan dan
diberikan pelatihan adalah adanya komponen-komponen pelatihan, dengan
perubahan sebagai bentuk adaptasi dari lama pelatian 4 minggu dengan frekuensi 3
tubuh terhadap pelatihan yang diberikan kali per minggu, dengan intensitas 75%-
berupa peningkatan kemampuan kerja otot. 85% dari denyut nadi maksimal, dan
Dengan diberikan pelatihan yang sesuai repetisi 15 kali dengan peningkat set dari 3-
dengan prinsip pelatihan nantinya akan 5 kali per minggunya.
memberikan pengaruh secara fisiologis Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

a. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan


modifikasi zig zag run terhadap bantuan program SPSS 16,0 pada taraf
peningkatan kecepatan pada siswa putra signifikansi () 0,05. Untuk uji homogenitas
peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA data menggunakan analisis uji Levene
PGRI 1 Amlapura tahun ajaran dengan bantuan SPSS 16,0 pada taraf
2013/2014. signifikansi (α) 0,05. Sedangkan untuk uji
b. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan hipotesis diuji dengan uji-t independent
modifikasi zig zag run terhadap dengan bantuan program SPSS 16,0 pada
peningkatan kelincahan pada siswa taraf signifikansi (α) 0,05.
putra peserta ekstrakurikuler sepak bola Tempat pelaksanaan dalam
SMA PGRI 1 Amlapura tahun ajaran penelitian ini adalah Lapangan sepak bola
2013/2014. Yowana Karangasem. Penelitian
dilaksanakan selama 4 minggu dengan
METODE frekuensi latihannya adalah 3 kali
Dalam penelitian ini rancangan yang pertemuan dalam seminggu. pelatihan
digunakan adalah “the non-randomized dilaksanakan selama 3 kali dalam
control group pretest posttest design” seminggu, yang bertujuan untuk
(Kanca,I Nyoman 2010: 94). Subjek memberikan kesempatan tubuh beradaptasi
penelitian ini adalah siswa putra peserta terhadap beban yang diberikan dalam
ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI 1 pelatihan ini.
Amlapura tahun ajaran 2013/2014 yang
berjumlah 34 orang, kemudian diberikan HASIL
pre-test untuk mengukur kecepatan dengan Data hasil penelitian kecepatan dan
menggunakan tes lari sprint 60 meter dan terdiri dari data pre-test dan post-test
mengukur kelincahan dengan tes Agility t- khusus untuk kecepatan diperoleh dalam
test, berdasarkan hasil tes, subjek dibagi satuan waktu (detik) sehingga dikonversi
menjadi dua kelompok dengan teknik menjadi data kecepatan dengan cara
ordinal pairing yaitu Kelompok 1: pelatihan menbagi jarak tempuh yaitu 60 meter
modifikasi zig zag run, dan Kelompok 2 : dengan waktu yg ditempuh. Dari data
pelatihan konversional yaitu bermain sepak tersebut diperoleh data beda atau
bola setengah lapangan. Setelah program peningkatan nilai (gaint score) yg akan
pelatihan selesai, maka kedua kelompok dianalisis untuk menguji hipotesis
diberikan post-test yang sama dengan test penelitian. Secara garis besar data hasil
awal (pre-test). penelitian untuk variabl kecepatan dapat
Teknik analisis data untuk uji ditampilkan dalam bentuk tabel.
normalitas data menggunakan instrumen uji

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kecepatan


Pre-test Post-test Gaint score
Variable data perlakuan Control perlakuan kontrol Perlakuan kontrol
Jumlah sampel 17 17 17 17 17 17
Rata-rata 6.49 6.58 6.97 6.75 0.48 0.17
Median 6.40 6.59 6.82 6.80 047 0.20
Nilai tertinggi 7.64 7.67 8.25 7.80 0.96 0.74
Nilai terendah 5.47 5.50 5.80 5.72 -0.04 -0.41
Standar devisiasi 0.56 0.59 0.58 0.53 0.29 0.29
Varian 0.31 0.35 0.34 0.28 0.09 0.09
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Kelincahan


Pre-test Pos-test Gaint score
Variabel data Perlakuan kontrol Perlakuan Control Perlakuan kontrol
Jumlah subjek 17 17 17 17 17 17
Rata-rata 9.14 9.37 8.74 9.18 0.67 0.19
Medium 9.07 9.50 8.29 9.43 0.72 0.18
Nilai tertinggi 10.76 10.90 10.03 10.79 0.82 0.34
Nilai terendah 7.34 6.46 6.77 6.31 0.43 0.02
Standar devisiasi 0.94 1.14 0.92 1.15 0.12 0.09
varian 0.88 1.31 0.84 1.32 0.02 0.01
Uji normalitas dilakukan untuk uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov dengan
menguji apakah penyimpangan yang terjadi bantuan program SPSS 16,0 pada taraf
dalam pengukuran terhadap subjek masih signifikansi () 0,05 diperoleh nilai
berada dalam batas kewajaran. Uji signifikansi hitung untuk semua data yang
normalitas data dilakukan pada post-test diuji lebih besar dari α (sig > 0,05), dengan
data kekuatan dan daya tahan otot lengan. demikian semua data berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dengan instrumen

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data dengan Instrument Uji Lilliefors Kolmogorov-Smirnov
Program SPSS 16,0
Sumber data Kolmogorov-smirnov
Statistic Df Sig Keterangan
Kecepatan
1 Perlakuan 0,008 17 0,200 Normal
2 Kontrol 0,097 17 0,200 Normal

Kelincahan
1 Perlakuan 0,188 17 0,114 Normal
2 Kontrol 0,097 17 0,200 Normal

Dari hasil uji normalitas data dengan sehingga data yang diuji merupakan data
Instrumen Uji Lilliefors Kolmogorof- Smirnov yang berdistribusi normal.
program SPSS 16,0 diperoleh hasil untuk Selanjutnya pengujian homogenitas
variabel kecepatan kelompok perlakuan data dilakukan terhadap data gaint score
0,084 dengan signifikansi 0,200, sedangkan kecepatan dan kelincahan. Dari hasil
variabel kecepatan kelompok kontrol 0,097 analisis uji Levene dengan bantuan SPSS
dengan signifikansi 0,200. Hasil untuk 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05,
variabel kelincahan kelompok perlakuan didapatkan nilai signifikansi hitung untuk
0,188 dengan signifikansi 0,114, sedangkan kedua data tersebut lebih besar dari pada
variabel kelincahan kelompok kontrol 0,097 α (sig >0,05). Untuk variabel kecepatan
dengan signifikansi 0,200. Pada taraf memperoleh signifikansi 0,828, sedangkan
signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung untuk variabel kelincahan memperoleh
variabel kecepatan dan variabel kelincahan signifikansi 0,061. Dengan demikian data
lebih besar dari pada α (sig > 0,05) yang diuji berasal dari data dengan variansi
yang homogen.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

Tabel 4. Data Hasil Uji Homogenitas Menggunakan Instrumen Uji Levene dengan
Bantuan Program SPSS 16,0
Sumber data Nilai uji Df 1 Df 2 sig keterangan

Kecepatan 0,048 1 32 0,828 Homogen


kelincahan 3,770 1 32 0,061 Homogen

Hipotesis pelatihan modifikasi zig Hipotesis penelitian diterima apabila nilai


zag run berpengaruh terhadap peningkatan uji-t memiliki signifikansi lebih kecil dari α
kecepatan dan kelincahan diuji dengan uji-t (Sig < 0,05). Sedangkan apabila nilai
independent dengan bantuan program signifikansi hitung lebih besar dari α (Sig >
SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. 0,05), hipotesis penelitian ditolak.

Tabel 5. Hasil Uji-t Independent Data kecepatan

Independent Samples Test t-test for Equality of Means


Sumber data T df sig (2-tailed)
Kecepatan 3.355 32 .003

Dari hasil uji-t independent didapat berpengaruh terhadap kecepatan diuji


nilai thitung variabel kecepatan sebesar 3.355 dengan uji-t independent dengan bantuan
dengan signifikansi thitung = 0,003. Pada program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi
taraf signifikansi α = 0,05 signifikansi thitung (α) 0,05. Hipotesis penelitian diterima
variabel kecepatan = 0,003 lebih kecil dari apabila nilai uji-t memiliki signifikansi lebih
nilai α (Sig < 0,05), sehingga hipotesis kecil dari α (Sig < 0,05). Sedangkan
penelitian pelatihan modifikasi zig zag run apabila nilai signifikansi hitung lebih besar
variabel kecepatan diterima. Hipotesis dari α (Sig > 0,05), hipotesis penelitian
pelatihan modifikasi zig zag run ditolak.

Tabel 6. Hasil Uji-t Independent Data Kelincahan

Independent Samples Test t-test for Equality of Means


Sumber data T df sig (2-tailed)
Kelincahan 13.224 32 .000

Dari hasil uji-t independent didapat kelompok perlakuan mengalami


nilai thitung variabel kelincahan 13.224 peningkatan nilai rata-rata. Begitu juga
dengan signifikansi thitung = 0,000. dengan variabel kelincahan seperti terlihat
Pada taraf signifikansi α = 0,05 pada tabel 2. juga mengalami peningkatan
signifikansi thitung variabel kelincahan = rata-rata baik pada kelompok kontrol
0,0000 lebih kecil dari nilai α (Sig < 0,05), maupun kelompok perlakuan. Jika dilihat
sehingga hipotesis penelitian pelatihan peningkatan yang dicapai oleh kelompok
modifikasi zig zag run terhadap perlakuan akibat dari pemberian pelatihan
kelincahan diterima. modifikasi zig zag run.
Dari deskripsi di atas, terlihat
PEMBAHASAN adanya peningkatan nilai variabel
Analisis data hasil penelitian untuk kecepatan dan kelincahan pada kelompok
variabel terikat penelitian menunjukan kontrol maupun kelompok perlakuan,
adanya peningkatan nilai rata-rata (mean) dengan peningkatan rata-rata kelompok
untuk masing-masing variabel. Dari perlakuan yang lebih tinggi dari pada
deskripsi data variabel kecepatan pada kelompok kontrol untuk kedua variabel
tabel 1. terlihat kelompok kontrol maupun penelitian. Hal ini menunjukkan adanya
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

pengaruh dari pelatihan yang diberikan Dalam pelaksanaan pelatihan


terhadap peningkatan kecepatan dan ini menerapkan metode progresif dengan
kelincahan terhadap subjek penelitian. intensitas 70%-80% dari Denyut Nadi
Peningkatan pada kelompok perlakuan Maksimal (DNM). Melihat hal tersebut,
diakibatkan oleh pemberian pelatihan secara teoritik kepelatihan, pelatihan yang
modifikasi zig zag run selama 4 minggu diberikan telah sesuai dengan teori yang
atau 12 kali pelatihan. Sedangkan ada guna meningkatkan kecepatan
peningkatan pada kelompok kontrol lebih dengan menggunakan sistem progresif.
diakibatkan oleh adanya peningkatan Disamping itu juga, kecepatan bergerak
aktivitas olahraga yang dilakukan oleh merupakan suatu penampilan fisik yang
seluruh subjek penelitian selama kegiatan erat kaitannya dengan komponen
berlangsung. Hal ini dapat dijelaskan biomotorik lainnya terutama kekuatan,
melalui hasil uji hipotesis penelitian kelincahan, koordinasi, waktu reaksi dan
berikut. daya tahan. Oleh karena itu “pelatihan
A. Pelatihan modifikasi zig zag run untuk meningkatkan unsur kecepatan,
Berpengaruh terhadap Kecepatan tanpa melibatkan pelatihan komponen
Berdasarkan hasil uji-t independen biomotorik tersebut akan sulit mencapai
untuk variabel kecepatan, antara gain hasil yang maksimal” (Nala, 1998:66).
score kelompok perlakuan dan kelompok
kontrol didapat thitung = 3,355 dengan nilai Penelitian yang lain yang ada
signifikansi = 0,003 pada taraf signifikansi hubungannya dengan penelitian ini adalah
0,05. Sehingga signifikansi hitung lebih penelitian yang dilakukan oleh Nolvin
kecil dari nilai α (Sig < 0,05), dengan (2013:11), Beliau meneliti tentang
demikian hipotesis penelitian “pelatihan meningkatkan kecepatan lari sprint
modifikasi zig zag run berpengaruh melalui permainan olahraga tradisional
terhadap peningkatan kecepatan” benteng hadang pada siswa kelas V SD
diterima. Terjadinya peningkatan inpres 2 kamarora kecamatan nokilalaki
kecepatan pada penelitian ini disebabkan kabupaten sigi. Dari penelitian yang
adanya latihan yang dijalankan selain dilakukan ini diperoleh hasil bahwa ada
menimbulkan perubahan fisiologis yang peningkatan teknik kemampuan lari sprint.
terjadi akibat latihan yang ditandai dengan Selain itu, penelitian sejenis lainnya
meningkatnya fungsi organ tubuh, otot, dilakukan oleh Johni. M. Tahapary
dan perubahan frekuensi langkah pada (2012:75) yang meneliti tentang pelatihan
extreminitas bawah. alternate bounding with single arm action
Nala (1998:66) menyatakan, dalam meningkatkan kecepatan lari 100
Secara teoritik hasil penelitian ini dapat meter. Hasil penelitian menunjukkan
dijelaskan sebagai berikut. Kecepatan bahwa alternate bounding with single arm
adalah kemampuan tubuh atau anggota action meningkatkan kecepatan.
tubuh untuk berpindah atau bergerak dari
satu titik ketitik lainnya atau untuk Dari teori yang disampaikan di
mengerjakan suatu aktivitas berulang- atas, dalam pelaksanaan pelatihan
ulang yang sama serta modifikasi zig zag run menerapkan
berkesinambungan dalam waktu yang gerakan-gerakan yang sangat kompleks
sesingkat-singkatnya. yang hanya terfokus pada sistem kerja
Nala, 1998:66) menyatakan, tungkai dimulai dari berlari, mengelilingi
Pelatihan untuk meningkatkan komponen cone bahkan sampai melakukan gerakan
biomotorik kecepatan ini dapat ditempuh berbelak-belok sehingga komponen
dengan dua cara yaitu dengan metode biomotorik lainnya ikut terlatih. Dengan
progresif dan metode maksimum. Metode penerapan prinsip-prinsip dasar pelatihan
progresif pelatihannya diawali dengan secara sistematis, berulang-ulang dalam
intensitas, volume dan frekuensi yang jangka waktu yang lama, pelatihan
rendah kemudian bertahap ditingkatkan. modifikasi zig zag run dapat
meningkatkan aktivitas dan kerja
Sedangkan pelatihan maksimum ini untuk
atlet yang telah berpengalaman atau mitokondria dalam sel otot. Dalam setiap
terlatih. minggu peningkatan beban diberikan agar
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

tubuh bisa mengadaptasi pelatihan yang dengan kelincahan agar bola tidak mudah
diberikan. direbut lawan.
Permainan sepak bola Nala (1998:75) menyebutkan
memerlukan kecepatan mengingat “kelincahan merupakan komponen
pemain harus bergerak dari daerah biomotorik yang amat dominan dalam
bertahan menuju daerah penyerangan cabang olahraga beregu dan juga
maupun sebaliknya secara cepat. perorangan. Sepak bola merupakan
Kecepatan dalam permainan sepak bola olahraga beregu sehingga secara teoritik,
sangat diperlukan pula untuk kelincahan sangat diperlukan sesuai
memperbanyak terciptanya peluang dengan teori yang disampaikan”.
mencetak angka. Semakin cepat bergerak Ismaryati (2008: 42) menyatakan,
maka semakin banyak peluang yang Kelincahan merupakan salah satu
diperoleh sehingga peluang mencetak komponen biomotorik yang unik, dimana
angka akan lebih banyak pula. keunikan kelincahan adalah karena
B. Pelatihan modifikasi zig zag run kelincahan memainkan peranan yang
Berpengaruh terhadap Kelincahan khusus terhadap mobilitas fisik.
Berdasarkan hasil uji-t independen Kelincahan bukan merupakan
untuk variabel kelincahan, antara gain kemampuan fisik tunggal, akan tetapi
score kelompok perlakuan dan kelompok tersusun dari komponen koordinasi,
kontrol didapatkan nilai thitung = 13,224 power, kekuatan, kelentukan, dan
dengan nilai signifikansi = 0,000 pada kecepatan.
taraf signifikansi 0,05. Sehingga Mengacu pada teori di atas, telah
signifikansi hitung lebih kecil dari nilai α dilakukan sebuah penelitian oleh Ismaryati
(Sig < 0,05), dengan demikian hipotesis (2003:84) terkait dengan peningkatan
penelitian “pelatihan modifikasi zig zag run kelincahan atlet melalui penggunaan
berpengaruh terhadap peningkatan metode kombinasi latihan sirkuit-pliometrik
kelincahan” diterima. Terjadinya dan berat badan. Dari penelitiannya
peningkatan kelincahan pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa metode kombinasi
disebabkan adanya pemberian latihan latihan sirkuit-pliometrik dan berat badan
modifikasi zig zag run yang menyebabkan berpengaruh terhadap kelincahan.
terjadinya perubahan dalam system saraf Peningkatan sejenis lainnya dilakukan
yang membuat seseorang lebih baik oleh I Made Merta Yoga (2013:10) yang
dalam kontrol koordinasi aktivasi meneliti tentang pelatihan circuit training
kelompok ototnya, dengan demikian terhadap peningkatan kelincahan dan
kelincahan akan menjadi meningkat. kapasitas vital paru-paru. Hasil penelitian
Peningkatan tersebut terjadi karena menunjukan bahwa ada pengaruh pada
meningkatnya aktivasi otot-otot penggerak kelincahan.
utama. perubahan sistem saraf dalam
kontrol koordinasi aktivasi kelompok otot SIMPULAN
penggerak utama setelah diadakan Berdasarkan hasil penelitian,
pelatihan. analisis data dan pembahasan ternyata
“Secara teoritik hasil penelitian hipotesis penelitian yang diajukan dapat
ini dapat dijelaskan sebagai berikut. diterima, maka dengan demikian dapat
Kelincahan merupakan salah satu diperoleh simpulan sebagai berikut:
komponen kesegaran jasmani yang 1. Pelatihan modifikasi zig zag run
sangat diperlukan pada semua aktivitas berpengaruh terhadap peningkatan
yang membutuhkan kecepatan perubahan kecepatan pada siswa putra peserta
posisi tubuh dan bagian-bagiannya ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI
dengan tetap mempertahankan 1 Amlapura tahun ajaran 2013/2014.
keseimbangan tubuh” (Ismaryati, 2. Pelatihan modifikasi zig zag run
2008:41). Sebagai atlet sepak bola, berpengaruh terhadap peningkatan
kelincahan sangat diperlukan mengingat kelincahan pada siswa putra peserta
dalam pertahan dan penyerangan selalu ekstrakurikuler sepak bola SMA PGRI
memerlukan faktor kelincahan tersebut. 1 Amlapura tahun ajaran 2013/2014.
Dalam menguasai bola harus diimbagi
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Ilmu Keolahragaan ( Volume I Tahun 2014 )

SARAN Kanca, I Nyoman. 2004. Pengaruh


Berdasarkan hasil penelitian ini, Pelatihan Fisik Aerobik dan
hal-hal yang dapat disarankan sebagai Anaerobik terhadap Absorpsi
berikut : Karbohidrat dan Protein. Surabaya:
1. Bagi pelaku olahraga disarankan dapat Program Pascasarjana Universitas
menggunakan pelatihan modifikasi zig Airlangga.
zag run sebagai salah satu alternatif Merta Yoga I Made. 2013. Pengaruh
dalam meningkatkan kecepatan dan Circuit Training Terhadap
kelincahan. Peningkatan Kelincahan dan
2. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan Kapasitas Vital Paru-paru. Tersedia
penelitian sejenis disarankan untuk
tidak hanya menggunakan ditingkat pada
SMA/SMK tetapi juga bisa diterapkan http://ejournal.undiksha.ac.id/index.p
ditingkat mahasiswa dan bahkan club- hp/JJIK/article/view/1566/1395.
club dengan berbagai kelompok usia. Diakses pada Tanggal 25 Desember
2013.
DAFTAR PUSTAKA
Furqon. 1995, Teori Umum Latihan.
Surakarta: Sebelas Maret University Nala. 1998. Prinsip Pelatihan Fisik
Press. Olahraga. Denpasar: program
Hairy, Junusul. 1989. Fiisiologi Olahraga Pascasarjana Program Studi
Jilid I. Jakarta: Departemen Fisiologi Olahraga Universitas
Pendidikan dan Kebudayaan Udayana.
Dirjendikti. Nolvin. 2013. Meningkatkan Kecepatan
Ismaryati. 2003. Peningkatan Kelincahan Lari Sprint Melalui Permainan
Atlet Melalui Penggunaan Metode Olahraga Tradisional Benteng
Kombinasi Laatihan Sirkuit- Hadang Pada Siswa Kelas V SD
Pliometrik dan Berat Badan. Inpres 2 Kamarora Kecamatan
Tersedia pada Nokilalaki Kabupaten Sigi. Tersedia
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ pada
paedagogia/article/view/102. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.
Diakses pada Tanggal 14 April php/PJKR/article/view/1353/971.
2013. Diakses pada Tanggal 25 Desember
-------. 2008. Tes & Pengukuran Olahraga. 2013.
Surakarta. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan
Taharapy. M. Johni. Pelatihan Alternate Metodelogi Melatih Fisik.
Bounding With Single Arm Action Yogyakarta: Universitas Negeri
Dalam Meningkatkan Kecepatan Yogyakarta.
Lari 100 Meter. Tersedia pada Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran
http://ejournal.unlam.ac.id/index.php Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur
/multilateral/article/view/193. Jaya.
Diakses pada Tanggal 25 Desember Yudianto, Lukman. 2009. Teknik Bermain
Sepak Bola & Futsal. Visi 7.
2013

Anda mungkin juga menyukai