Anda di halaman 1dari 6

PAPER

GERONTIK
PROGRAM LANSIA

Dosen Pengampu: IBU INDRI ERHANI, M.Pd, M. Kep

Disusun Oleh:
Sakidan (SR162100010)
Dayang Nurul I. O (SR162100000)
Wanda H. R (SR162100000)
(SR162100000)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintahan telah
merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditunjukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa
tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupam keluarga dan masyarakat sesuai
dengan keberadaannya. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada
kelompok usia lanjut ini, pemerintahan telah merencanakan pelayanan pada lansia
melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah
posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tinkat dasar adalah puskesmas, dan
layanan kesehatan tingkat lanjut adalah rumah sakit.

Posyadu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di
suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yag digerakan oleh masyarakat
dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan poasyandu lansia
merupaakan pengembangan dari kebijkan pemerintah melalui pelayanan kesehtan
bagi lansia yang penyelenggaraanya melalui program pukesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, toko masyarakat dan prganisasi
sosisal dalam penyelenggaraanya.

1. Tujuan posyandu lansia


Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat


sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkankan
komunikasi anatara masyarakat usia lanjut.
2. Sasaran posyandu lansia
Sasaran langsung :
a. Pra usia lanjut (pra senilis) 45-59 tahun
b. Usia lanjut 60-69 tahun
c. Usia lanjut resiko tinggi : usia lebih dari 70 tahun atau usia berumur
60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan

Sasaran tidak langsung :

a. Keluarga dimana usia lanjut berada


b. Masyarakat dilingkungan usia lanjut
c. Organisasi sosial yang peduli
d. Petugasa kesehatan
e. Masyarakat luas
3. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berada dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja , pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten maupun kota
penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia sistem 5 meja
seperti posyandu balita , ada juga hanya menggunakan sistem pelayanan 3
meja, dengan kegiantan sebagai berikut :
a. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan
dan tinggi badan
b. Meja II : melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks masa
tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini
c. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga
bisa dilakukan pelayanan pojok gizi
4. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti posyandu antara lain:
a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan
menghandiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau
masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman
ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minta arau motivasi mereka
untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia.
b. Jarak Rumah Dengan Lokasi Posyandu Yang Jauh Atau Sulit
Dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik
karena penurunan daya tahan atau kekuatan keamanan atau
keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah
untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan
kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motovasi lansia untk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian keamanan ini merupakan faktor eksternal
dari terbentuknya motivasi untuk menghidari posyandu lansia.
c. Kurangnya Dukungan Keluarga Untuk Mengantar Maupun
Mengingatkan Lansia Untuk Datang Ke posyandu
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti posyandu lansia. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri
untuk mendapingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan
lansia jika lupa jadwal posyandu, dam dan berusaha membantu
mengatasi segala permaslahan bersama lansia.
d. Sikap Yang Kurang Baik Terhadap petugas posyandu
Penelaian pribadi atau sikap yang baik terhadap pertugas merupakan
daras atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegaiatan
posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut lansia cenderung untuk
selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu
cermin jesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek. Kesiapan
merupakan kecenderungan pontesial untuk bereaksi dengacara-cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki
adanya suatu respons.
5. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan
fisik dan mental emosianal yang dicatat dan diapntau dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
Jenis Pelayanan Kesehatan yang di berikan kepada usia lanjut di Posyadu
Lansia seperti :
a) Pemeriksaan aktivitas kegiatan hari-hari meliputi kegiantan dasar
dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian
naik turun tempat tidur buang air besar/kecil dan sebagianya.
b) Pemeriksaan status mental. Pemeriksan ini berhubunga dengan mental
emosional dengan menggunakan pedoman metode 2 menit.
c) Pemerikasan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengkuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
d) Pengkuran tekanan darah , mengunakan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e) Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuptisulfat
f) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)
g) Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal
h) Pelaksaan rujukan kepukesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7
i) Penyuluhan Kesehatan

Kegaiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuha dan kondisi setempat
seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memeperhatikan aspek
kesehatan dan gizi lanjut usia dan kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia ,
gerakan jalan santai untuk meningkatkan kebugaran. Untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan di psyandu Lansia, dinutuhkan, sarana dan prasarana
penunjang yaitu : tempat kegaiatan (gedung,ruanganatau tempat terbuka), meja
dan kursi, alat tulis, buku pendacatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran
pengukur tinggi badan, stetoskop, tensi meter, perlatan labotorium sederhana,
themometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

Anda mungkin juga menyukai