Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN JIWA

Disusun oleh : Adelia Falentina (PO.62.20.1.17.313)

Ahmad Fauzan Muttaqin (PO.62.20.1.17.314)

Anis Setyawati Supiah (PO.62.20.1.17.317)

Fajar Maulana (PO.62.20.1.17.324)

Karina Ayu Serin (PO.62.20.1.17.332)

Meinia Preti Anjelina (PO.62.20.1.17.337)

Kelompok : 1

Kementerian Kesehatan Poltekkes Palangkaraya

Prodi D IV Keperawatan Reguler IV


Soal

1. Jelaskan tentang ECT dan indikasi pelaksanaannya !


2. Bagaimanakah persiapan prosedur ECT (Pasien, Peralatan dan Medikasi)
3. Bagaimanakah prosedur ECT pada pasien gangguan jiwa
4. Bagaimana respon pasien yang di ECT
5. Bagaimanakah peran perawat dalam ECT

Jawaban

1. ECT adalah suatu tindakan terapi dengan menggunakan aliran listrik dan
menimbulkan kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah
bentuk terapi pada klien dengan mengalirkan arus listrik melalui elektroda yang
ditempelkan pada pelipis klien untuk membangkitkan kejang grandmall. Indikasi
terapi kejang listrik adalah klien depresi pada psikosa manik depresi, klien
schizofrenia stupor katatonik dan gaduh gelisah katatonik.
2. Adapun alat-alat dan pasien yang perlu disiapkan sebelum tindakan ECT, adalah
sebagai berikut:
- Persiapan alat
a. Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
b. Tounge spatel atau karet mentah dibungkus kain
c. Kain kasa
d. Cairan Nacl secukupnya
e. Spuit disposibel
f. Obat SA injeksi 1 ampul
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Slim suiger
j. Set konvulsator
- Persiapan pasien
a. Anjurkan klien dan keluarga untuk tenang dan beritahu prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengidentifikasi adanya
kelainan yang merupakan kontraindikasi ECT
c. Siapkan surat persetujuan
d. Klien berpuasa 4-6 jam sebelum ECT
e. Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau penjepit rambut yang mungkin
dipakai klien
f. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan defekasi
g. Klien jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT
h. Jika klien menggunakan obat antidepresan, antipsikotik, sedatif-hipnotik, dan
antikonvulsan harus dihentikan sehari sebelumnya. Litium biasanya dihentikan
beberapa hari sebelumnya karena berisiko organik.
i. Premedikasi dengan injeksi SA (sulfa atropin) 0,6-1,2 mg setengah jam sebelum
ECT. Pemberian antikolinergik ini mengembalikan aritmia vagal dan menurunkan
sekresi gastrointestinal.

3. Prosedur ECT :
a. Setelah alat sudah disiapkan, pindahkan klien ke tempat dengan permukaan rata dan
cukup keras. Posisikan hiperektensi punggung tanpa bantal. Pakaian dikendorkan,
seluruh badan di tutup dengan selimut, kecuali bagian kepala.
b. Berikan natrium metoheksital (40-100 mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai
untuk menghasilkan koma ringan.
c. Berikan pelemas otot suksinikolin atau Anectine (30-80 mg IV) untuk menghindari
kemungkinan kejang umum.
d. Kepala bagian temporal (pelipis) dibersihkan dengan alkohol untuk tempat
elektrode menempel.
e. Kedua pelipis tempat elektroda menempel dilapisi dengan kasa yang dibasahi caira
Nacl.
f. Penderita diminta untuk membuka mulut dan masang spatel/karet yang dibungkus
kain dimasukkan dan klien diminta menggigit
g. Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak membuka lebar saat kejang dengan
dilapisi kain
h. Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di tahan selama kejang dengan mengikuti
gerak kejang
i. Pasang elektroda di pelipis kain kasa basah kemudia tekan tombol sampai timer
berhenti dan dilepas
j. Menahan gerakan kejang sampai selesai kejang dengan mengikuti gerakan kejang
(menahan tidak boleh dengan kuat).
k. Bila berhenti nafas berikan bantuan nafas dengan rangsangan menekan diafragma
l. Bila banyak lendir, dibersihkan dengan slim siger
m. Kepala dimiringkan
n. Observasi sampai klien sadar
o. Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan catatan keperawatan

4. a. Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi klien stabil


b. Jaga keamanan
c. Bila klien sudah sadar bantu mengembalikan orientasi klien sesuai kebutuhan,
biasanya timbul kebingungan pasca kejang 15-30 menit.

5. Peran Perawat dalam Pelaksanaan ECT:


1. Peran perawat dalam persiapan klien sebelum tindakan ECT
a. Anjurkan pasien dan keluarga untuk tenang dan beritahu prosedur tindakan yang
akan dilakukan.
b. Lakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk mengidentifikasi adanya
kelainan yang merupakan kontraindikasi ECT.
c. Siapkan surat persetujuan tindakan.
d. Klien dipuasakan 4-6 jam sebelum tindakan.
e. Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan atau jepit rambut yang mungkin dipakai
klien.
f. Klien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan defekasi.
g. Klien jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT.
h. Jika klien menggunakan obat antidepresan, antipsikotik, sedatif hipnotik, dan
antikonvulsan, harus dihentikan sehari sebelumnya. Litium biasanya dihentikan
beberapa hari sebelumnya karena beresiko organik.
i. Premedikasi dengan injeksi SA (sulfatatropin) 0,6-1,2 mg setengah jam sebelum
ECT. Pemberian antikolinergik ini mengendalikan aritmia vagal dan menurunkan
sekresi gastrointestinal (Riyadi, 2009).

2. Peran perawat setelah ECT


Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan perawat untuk membantu klien dalam
masa pemulihan setelah tindakan ECT dilakukan yang telah dimodifikasi dari
pendapat Stuart (2007) dan Townsen (1998). Menurut pendapat Stuart (2007)
memantau klien dalam masa pemulihan yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Bantu pemberian oksigen dan pengisapan lendir sesuai kebutuhan.
b. Pantau tanda-tanda vital.
c. Setelah pernapasan pulih kembali, atur posisi miring pada pasien sampai sadar.
Pertahankan jalan napas paten.
d. Jika pasien berespon, orientasikan pasien.
e. Ambulasikan pasien dengan bantuan, setelah memeriksa adanya hipotensi
postural.
f. Izinkan pasien tidur sebentar jika diinginkannya.
g. Berikan makanan ringan.
h. Libatkan dalam aktivitas sehari-hari seperti biasa, orientasikan pasien sesuai
kebutuhan.
i. Tawarkan analgesik untuk sakit kepala jika diperlukan.
Menurut Townsend (1998), jika terjadi kehilangan memori dan kekacauan mental
sementara yang merupakan efek samping ECT yang paling umum hal ini penting
untuk perawat hadir saat pasien sadar supaya dapat mengurangi ketakutan-ketakutan
yang disertai dengan kehilangan memori. Implementasi keperawatan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Berikan ketenangan dengan mengatakan bahwa kehilangan memori tersebut
hanya sementara.
b. Jelaskan kepada pasien apa yang telah terjadi.
c. Reorientasikan pasien terhadap waktu dan tempat.
d. Biarkan pasien mengatakan ketakutan dan kecemasannya yang berhubungan
dengan pelaksanaan ECT terhadap dirinya.
e. Berikan sesuatu struktur perjanjian yang lebih baik pada aktivitas-aktivitas rutin
pasien untuk meminimalkan kebingungan.
Daftar pustaka

http://heldapuspitasari.blogspot.com/2014/05/peran-perawat-dalam-pelaksanaan-
ect.html?m=1
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/03/elektro-convulsif-therapie-ect.html?m=1
https://www.slideshare.net/septianraha/makalah-terapi-kejang-listrik-ect

Anda mungkin juga menyukai