Anda di halaman 1dari 3

12.

Tindak Pidana Korupsi Perbuatan Curang

Dapat dilihat pada pasal 7 dan pasal 12 huruf h pada undang-undang no.31 pada
tahun 1999 tentang pemberantasan pidana korupsi yang di perbaharui undang-undang
no.20 tahun 2001 pasal 7

1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan paling lama 7 tahun atau
pidana denda paling sedikit Rp.100.000.000.00 dan paling banyak Rp.350.000.000.00
a. Pemborong ahli bangunan yang pada waktu membuat bangunan atau penjual
bahan bangunan melakukan pembuatan curang ,atau keselamatan Negara dalam
keadaan perang.
b. Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau penyerahan bahan
bangunan sengaja membiarkan perbuatan curang sebagaimana dimaksud pada
huruf a.
c. Setiap orang yang pada waktu menyerahkan barang keperluan Negara republik
Indonesia melakukan perbuatan curang yang dapat membahayakan keselamatan
Negara republik Indonesia dalam keadaan perang atau
d. Setiap orang yang bertugas mengawasi penyerahan barang keperluan tentara
nasional Indonesia dan atau kepolisian Negara republik Indonesia dan
membiarkan perbuatan curang sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf a
atau huruf c di pidana dengan pidana yang sama sebagaimana di maksud dalam
ayat (1)
Pasal 12 huruf h
Pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang pada waktu menjalankan
tugas.telah menggunakan tanah Negara yang di atasnya terdapat hak pakai ,
seoalah-olah sesuai peraturan perundang-undangan telah merugikan orang yang
berhak padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan.
e. Seorang pasien harus mengantri urutan dalam pemeriksaan dokter ,seharusnya
yang bersangkutan urutan ke 50 ,tetapi karna ada keluarganya yang bekerja di
rumah sakit sehingga menjadi urutan 10
f. Seorang mahasiswa membuat laporan kegiatan praktek klinik dengana
menggunakan data yang tidak sebenarnya(mengarang)
g. Mahasiswa membuat catatatan kecil untuk mencontek pada saat ujian .

13. Tindak pidana korupsi terkait benturan kepentingan pengadaan


Diatur dalam pasal 12 huruf f UUD no.31 tahun 1999 tentang pemberantasan
pidana korupsi yang di perbaharui undang-undang no.20 tahun 2001
Pegawai negeri atau penyelenggara Negara baik langsung maupun tidak langsung dengan
turut serta dengan pemborongan,pengadaan atau persewaan yang pada saat di lakukan
perbuatan untuk seluruh atau sebagian di tugaskan untuk mengurus atau mengawasinya .
Contoh kasus
Panitia lelang barang ingin memutuskan pemenang lelang, ternyata ada anggota keluarga
atasannya yang ikut tender,akhirnya panitia memutuskan keluarga atasan yang menang
karena ada tekanan atau titipan dari sang atasan.

14. Tindak pidana korupsi terkait gratifikasi


Gratifikasi dalam arti luas yaitu meliputi pemberian uang ,barang,diskon,komisi pinjaman
tanpa bunga ,tiket perjalanan ,fasilitas penginapan ,perjalanan wisata,pengobatan Cuma-
Cuma dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi dapat dikategorikan sebagai tindakan korupsi apabila setiap gratifikasi kepada
pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap memberi suap apabila berhubungan
jabatan dan berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya penyelenggara Negara atau PNS
meliputi semua pejabat dan pegawai lembaga tinggi dari pusat sampai daerah termasuk
DPR/DPRD, hakim,jaksa,polisi,rector perguruan tinggi negeri,BUMN/BUMD ,pimpinan
proyek dan lainnya wajib melaporkan gratifikasi.
Gratifikasi diatur dalam pasal 12 huruf b undang-undang no.31 tahun 1999 tentang
pemberantasan pidana korupsi yang di perbaharuhi undang-undang no.20 tahun 2001.
“pegawai negeri atau penyelenggara Negara yang menerima hadiah ,padahal diketahui atau
patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah
melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan
kewajibannya”.

untuk dapat mengidentifikasi apakah pemberian tersebut disebut gratifikasi.maka dapat


dilakukakan melalui self assessment”AMATI” yaitu:
A= Aturan,bagaimana aturan yang berlaku di institusi saudara terkait penerimaan
gratifikasi?
M= Maksud,apa maksud sipemberi memberi gratifikasi kepada saudara?
A= Agenda ,adakah agenda kegiatan yang sedang berlangsung pada saat dilakukannya
pemberian gratifikasi kepada saudara?
T= Terbuka,apakah pemberian tersebut sah dan di lakukan secara terbuka ?
I= Identitas,bagaimana identitas dan latar belakang pembeli dalam kaitannya dengan dan
pelaksanaan tugas serta kewajiban saudara?

f. undian ,voucher point rewards atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait
dengan kedinasan

g. diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis {kejujuran/perlombaan/kompetisi)


dengan biaya sendiri dan tidak terikat dengan kedinasan.

h. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,investasi atau kepemilikan saham


pribadi yang berlaku secara umum dan tidak terikat dengan kedinasan.
i. diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan,yang diperoleh hadiah langsung atau
tidak terikat dengan tupoksi dan pegawai negeri atau penyelenggara Negara ,tidak melanggar
konflik kepentingan dari kode etik pegawai dan dengan izin tertulis dari atasan langsung.

j. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus dua derajat atau dalam
garis keturunan

contoh kasus

a. Seorang petugas kesehatan mendapat tiket gratis , biaya penginapan dan rekanan farmasi
untuk mengikuti kegiata ilmiah
b. Keluarga pasien memberikan uang atau barang kepada kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih dari biasanya.
c. Mahasiswi memberikan hadiah kepada pembimbing dan penguji pada saat penguji
trakhir.

Ringkasan tindak pidana korupsi

No Kelompok tindakan pidana korupsi pasal


1 Kerugian keuangan Negara Pasal 2,pasal 3
2 Suap menyuap Pasal 5 ayat 1a,b
Pasal 5 ayat 2
Pasal 6 ayat 1a,b
Pasal 6 ayat 2
Pasal 11
Pasal 12,a,b,c,d
Pasal 13
3 Penggelapan dalam jabatan Pasal 8
Pasal 9
Pasalm10 huruf a.b.c.d
4 Pemerasan Pasal 12 huruf e.g.f
5 Perbuatan curang Pasal 7 ayat 1.a.b.c.d
Pasal 7 ayat 2
Pasal 7 12 huruf
6 Benturan kepentingan dalam pengadaan Pasal 12 huruf i
7 Gratifikasi Pasal 12 huruf huruf b

Anda mungkin juga menyukai