Dosen Pengampu:
Ibnu Mutaqqin, M.Si.
Disusun Oleh :
Muhamad Faisal Rifki 4315500216
Uswatun Khasanah 4315500177
Gita Indriya Fitri 4315500054
Hawwin Nur Anja 4315500057
i
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Survei
Konsep Ilmu Perilaku dan
Perspektif dan Konsep Keperilakuan dari Psikologi dan Psikologi Sosial” tepat pada
waktunya.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan faktor sosial diikut sertakan secara jelas dalam aspek-aspek
operasional utama dari seluruh sistem akuntansi, karena para akuntan membuat
asumsi mengenai bagaimana mereka termotivasi, bagaimana mereka
menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana
sistem akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi
organisasi.
Berdasarkan pengalaman, banyak manajer dan akuntan telah memperoleh
suatu pemahaman yang lebih dari sekadar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak sistem akuntansi masih dihadapkan
pada berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan
penerimaan seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.
Pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan dilakukan atas dasar sudut
1
pandang hasil laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih
luas terhadap efektivitas organisasi. Sebagian prosedur saat ini juga dapat
menimbulkan pembatasan yang tidak diinginkan terhadap inisiatif manajerial.
Prosedur dapat menjadi tujuan akhir itu sendiri jika semata-mata dibandingkan
dengan teknik organisasi yang lebih luas.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus dimainkan
dalam mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada seberapa besar
porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota terhadap pencapaian
tujuan. Rasa tanggung jawab tersebut pada sebagian organisasi dihargai dalam
bentuk penghargaan tertentu. Dalam organisasi, masing-masing mempunyai
tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.
Keselarasan tersebut akan dapat lebih diwujudkan manakala individu memahami
dan patuh pada ketetapan-ketetapan yang ada di dalam anggaran.
Akuntansi keperilakuan berada di balik peran akuntansi tradisional yang
berarti mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan.
Dengan demikian, dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga
dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi
yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan hubungan
antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi sosial dan
budaya manusia dalam suatu organisasi. Stainer juga menjelaskan secara singkat
mengenai definisi keperilakuan, yaitu sebagai suatu riset ilmiah yang berhadapan
secara langsung dengan perilaku manusia. Definisi ini menangkap permasalahan
inti dari ilmu keperilakuan, yaitu riset ilmiah dan perilaku manusia.
Persamaan dan perbedaan ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan
mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia.
Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu social, sedangkan
akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan pengetahuan
keperilakuan. Namun ilmu keperilakuan dan akuntansi keperilakuan sama-sama
menggunakan prinsip sosiologi dan psikologi untuk menilai dan memecahkan
permasalahan organisasi. Akuntansi keperilakuan, dengan mempertimbangkan
2
hubungan antara perilaku manusia dan system akuntansi, mencerminkan dimensi
social dan budaya manusia dalam suatu organisasi.
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi
yang mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan system akuntansi
(Siegel, G. et all. 1989), istilah system akuntansi yang dimaksud di sini dalam arti
yang uas yang meliputi system pengendalian, system penganggaran, desain
akuntansi pertanggung jawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau
sentralisasi, desain pengumpulan biaya, desain penilaian kinerja serta serta
pelaporan keuangan.
Secara lebih rinci ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :
1. Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap desain,
konstruksi dan penggunaan system akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan,
yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi
sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi.
2. Mempelajari pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia,
yang berarti bagaimana system akuntansi mempengaruhi motivasi, produktifitas,
pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama.
3.Metode untuk memprediksi perilaku dan strategi untuk mengubahnya,
yang berarti bagaimana system akuntansi dapat dipergunakan untuk
mempengaruhi perilaku.
Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science),teori-teori
akuntansi keperilakuan dikembangkan dari ilmu keperilakuan dikembangkan dari
penelitian empiris ayas perilaku manusia di organisasi. Dengan demikian, peranan
penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi.
Ruang lingkup penelitian di bidang akuntansi sangat luas sekali, tidak hanya
meliputi bidang akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyagkut penelitian
dalam bidang etika, auditing (pemeriksaan akuntan), system informasi akuntansi
bahkan juga akuntansi keuangan.
Konsep keprilakuan dari psikologi dan psikologi social ini adalah
bertujuan untuk memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari
3
akuntansi untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian akuntansi yang
lebih substansial Menurut Robbins (2003), Ketiga hal tersebut, yaitu psikologi,
sosiologi dan psikologi sosial menjadi kontribusi utama dari ilmu keperilakuan.
Ketiganya melakukan pencarian untuk menguraikan dan menjelaskan perilaku
manusia, walaupun secara keseluruhan mereka memiliki perspektif yang berbeda
mengenai kondisi manusia. terutama merasa tertarik dengan bagaimana cara
individu bertindak. Fokusnya didasarkan pada tindakan orang-orang ketika
mereka bereaksi terhadap stimuli dalam lingkungan mereka, dan perilaku manusia
dijelaskan dalam kaitannya dengan ciri, arah dan motivasi individu. Keutamaan
psikologi didasarkan pada seseorang sebagai suatu organisasi.
Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
memperhatikan studi dan upaya memahami perilaku individual. Mereka yang
telah menyumbangkan dan terus menambah pengetahuan tentang perilaku
organisasional teoritikus pembelajaran, teoritikus keperibadian, psikologi
konseling dan psikologi industri dan organisasi. Bila psikologi memfokuskan
perhatian mereka pada individu, sosiologi mempelajari sistem sosial di mana
individu-individu mengisi peran-peran mereka, jadi sosiologi mempelajari orang-
orang dalam hubungan dengan manusia-manusia sesamanya. Secara spesifik,
sosiolog telah memberikan sumbangan mereka yang terbesar kepada perilaku
organisasi melalui studi mereka terhadap perilaku kelompok dalam organisasi,
terutama organisasi yang formal dan rumit. Beberapa bidang dalam perilaku
organisasi yang menerima masukan yang berharga dari para sosiolog adalah
dinamika kelompok, desain tim kerja, budaya organisasi, teknologi organisasi,
birokrasi, komunikasi, kekuasaan dan konflik.
Psikologi sosial, adalah suatu bidang dalam psikologi, tetapi memadukan
konsep-konsep baik dari psikologi maupun sosiologi yang memusatkan perhatian
pada perilaku kelompok sosial. Penekanan keduanya adalah pada interaksi antara
orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik. Perilaku diterangkan dalam
hubungannya dengan ilmu sosial, pengaruh sosial dan ilmu dinamika kelompok.
Disamping itu para psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti dalam
4
bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan sikap, pola komunikasi,
cara-cara dalam kegiatan dapat memuaskan kebutuhan individu dan proses
pengambilan keputusan kelompok.
Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi adalah dunia
yang berkaitan dengan persoalan perasaan, motivasi, kepribadian, dan yang
sejenisnya. Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum cenderung
memikirkan persoalan kemasyarakatan. Kajian utama psikologi adalah pada
persoalan kepribadian, mental, perilaku, dan dimensi-dimensi lain yang ada dalam
diri manusia sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan kajiannya pada
budaya dan struktur sosial yang keduanya mempengaruhi interaksi, perilaku, dan
kepribadian. Kedua bidang ilmu tersebut bertemu di daerah yang dinamakan
psikologi social
Dengan demikian para psikolog berwenang merambah bidang ini,
demikian pula para sosiolog. Namun karena perbedaan latar belakang maka para
psikolog akan menekankan pengaruh situasi sosial terhadap proses dasar
psikologikal - persepsi, kognisi, emosi, dan sejenisnya. Sedangkan para sosiolog
akan lebih menekankan pada bagaimana budaya dan struktur sosial
mempengaruhi perilaku dan interaksi para individu dalam konteks sosial, dan lalu
bagaimana pola perilaku dan interaksi tadi mengubah budaya dan struktur sosial.
Jadi psikologi akan cenderung memusatkan pada atribut dinamis dari seseorang;
sedangkan sosiologi akan mengkonsentrasikan pada atribut dan dinamika
seseorang, perilaku, interaksi, struktur sosial, dan budaya, sebagai faktor-faktor
yang saling mempengaruhi satu sama lainnya
B. Rumusan Masalah
5
C. Maksud dan Tujuan
keperilakuan
akuntansi keperilakuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akuntansi
– Kieso dan Weygandt : Akutansi ialah suatu sistem informasi yang bertugas
kepentingan.
7
1. Akuntansi adalah tentang manusia
laporan mereka dan bukan atas dasar kontribusi mereka yang lebih luas
8
tujuan dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
tambahan informasi ekonomi yang dihasikan system akuntasi. Oleh karena, itu
informasi ditambah tidak hanya melamporkan data – data keuangan tetapi data
berbagai pihak yang terkait dengan informasi yang dihasilkan oleh sisitem
9
a. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap disain
pengambilan keputusan
besar :
perilaku manusia
tradisional
akuntansi akan dapat menjadi lebih baik jika laporan tersebut banyak
10
mengandung informasi yang relevan. Akuntan mengakui adanya fakta
Ilmu keperilakuan adalah bagian dari ilmu social manusia. I;mu dsosial
psikologi.
11
E. Lingkup dan Sasaran hasil dari akuntansi Keperilakuan
masa lalu guna memprediksi masa depan. Mereka mengabaikan fakta bahwa
kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari perilaku manusia dan kinerja
masa lalu itu sendiri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi
secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
manusia.
12
Akuntansi keperilakuan (behavioral accounting) adalah cabang
sini dalam arti yang luas yang meliputi keseluruhan desain alat pengendalian
meliputi :
orgaisasi
mempegaruhi perilaku.
13
pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang lingkup
Psikologi Sosial
14
teoritikus keperibadian, psikologi konseling dan psikologi industri dan
organisasi.
yang formal dan rumit. Beberapa bidang dalam perilaku organisasi yang
adalah pada interaksi antara orang-orang dan bukan pada rangsangan fisik.
kelompok. Kita sering berpikir bahwa yang namanya dunia psikologi adalah
15
yang sejenisnya. Dan kalau berpikir tentang sosiologi, secara umum
yang ada dalam diri manusia sebagai individu. Sosiologi lebih mengabdikan
berwenang merambah bidang ini, demikian pula para sosiolog. Namun karena
situasi sosial terhadap proses dasar psikologikal - persepsi, kognisi, emosi, dan
budaya dan struktur sosial mempengaruhi perilaku dan interaksi para individu
dalam konteks sosial, dan lalu bagaimana pola perilaku dan interaksi tadi
struktur sosial, dan budaya, sebagai faktor -aktor yang saling mempengaruhi
– teori tersebut
1. Teori peran
16
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan
hak atau kebenaran, tugas – tugas, kewajiban dan perilaku yang sesuai
social tertentu.
2. Struktur Sosial
Didalam system social masih ada sub system dan kelompok manusia
keprilakuan.
3. Budaya
17
anggota organisasi. Setiap anggota akan berperilaku sesuai dengan
4. Komitmen Organisasi
organisasi itu.
18
mendukung diantara para pegawai dengan organisasi. Lebih
bersama
19
5. Konflik Peran
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana
dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak
20
nyaman dalam bekerja dan secara potensial akan menurunkan motivasi
kerja.
yang berasal dari luar individu maupun yangberasal dari orang luar
6. Konflik Kepentingan
tersebut tidak menimbulkan tindakan yang tidak etis atau tidak pantas.
21
lebih banyak atau organisasi, manajemen harus memutuskan hubungan
7. Pemberdayaan karyawan
22
produk, penggunaan teknologi baru yang canggih, peraturan
umumnya positif.
berbagai literatur.
tindakannya.
23
e. Meningkatkan kesetiaan pada saat yang sama mengurangi
tingkat kemangkiran
sebagainya.
24
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi
tindakan, baik yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan, tujuan
manusia, objek, gagasan, atau situasi. Istilah objek dalam sikap digunakan untuk
memasukkan semua objek yang mengarah pada reaksi seseorang. Sikap tidak
sama dengan nilai, tetapi keduanya saling berhubungan. Ketiga komponen sikap:
pengertian (cognition), pengaruh(affect), dan perilaku(behavior). Susunan sikap
yang dipandang berdasarkan ketiga komponen tersebut membantu untuk
memahami kerumitan sikap dan hubungan potensial antara sikap dan perilaku.
Orang-orang memperoleh sikap dari pengalaman pribadi, orang tua, panutan, dan
kelompok sosial. Ketika pertama sekali seseorang mempelajarinya, sikap menjadi
suatu bentuk bagian dari pribadi individu yang dapat membantu konsistensi
perilaku. Para akuntan perilaku harus memahami sikap dalam rangka memahami
dan memprediksikan perilaku. Terdapat banyak cara bagi para akuntan perilaku
untuk menggunakan sikap guna melakukan riset-riset dalam bidang ini.
Komponen Sikap
Dalam organisasi, sikap adalah penting karena sikap perilaku kerja. Sikap
disusun oleh komponen teori, emosional, dan perilaku. Komponen teori terdiri
atas gagasan, persepsi, dan kepercayaan seseorang mengenai penolakan sikap.
Informasi yang dimiliki oleh seseorang mengenai penolakan sikap terhadap
stereotip atau generalisasi, baik yang akurat maupun yang tidak akurat, telah
menciptakan satu kekuatan. Misal, komponen-komponen dari teori sikap yang
menolak komputerisasi dapat mengatakan bahwa ”bisnis perusahaan tidaklah
cukup besar untuk mengambil keuntungan atas komputerisasi. Komponen
emosional atau afektif mengacu pada perasaan seseorang yang mengarah pada
objek sikap. Komponen perilaku mengacu pada bagaimana satu kekuatan bereaksi
terhadap objek/sikap.
Fungsi Sikap
Sikap memiliki empat fungsi utama: pemahaman,kebutuhan akan
kepuasan, defensif ego, dan ungkapan nilai. Pemahaman atau pengetahuan
berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami
situasi atau peristiwa baru. Siakp mengizinkan seseorang untuk menilai suatu
25
situasi baru dengan cepat tanpa perlu mengumpulkan semua informasi yang
relevan mengenai situasi tersebut. Sikap juga melayani suatu hal yang bermanfaat
atau fungsi kebutuhan yang memuaskan. Misal, manusia cenderung untuk
membentuk sikap positif terhadap objek dalam menemukan sikap negatif. Sikap
juga melayani fungsi defensif ego dengan melakukan pengembangan atau
pengubahan guna melindungi manusia dari pengetahuan yang berlandaskan
kebenaran mengenai dasar manusia itu sendiri atau dunianya. Sikap juga melayani
fungsi nilai ekspresi. Manusia memperoleh kepuasan melalui pernyataan diri
mereka dengan sikapnya.
Sikap dan Konsistensi
Orang-orang mengusahakan konsistensi antara sikap-sikapnya serta antara
sikap dan perilakunya. Ini berarti bahwa individu-individu berusaha untuk
menghubungkan sikap-sikap mereka yang terpisah dan menyelaraskan sikap
dengan perilaku mereka sehingga mereka kelihatan rasional dan konsisten. Jika
terdapat inkonsistensi, kekuatan untuk mengemablikan individu itu ke keadaan
seimbang terus digunakan agar sikap dan perilakunya menjadi konsisten lagi. Hal
ini dapat dilakukan dengan mengubah sikap maupun perilaku atau dengan
mengembangkan suatu rasionalisasi mengenai penyimpangan tersebut.
Formasi Sikap dan Perubahan
Formasi sikap mengacu pada pengembangan suatu sikap yang mengarah
pada suatu objek yang tidak ada sebelumnya. Perubahan sikap mengacu pada
substitusi sikap baru untuk seseorang yang telah ditangani sebelumnya. Sikap
dibentuk berdasarkan karakter faktor psikologis, pribadi dan sosial. Hal pokok
yang paling fundamental mengenai cara sikap dibentuk sepenuhnya berhubungan
langsung dengan pengalaman pribadi terhadap suatu objek, yaitu pengalaman
yang menyenangka maupun tidak, traumatis, frekuensi kejadian, dan
pengembangan sikap tertentu yang mengarah pada gambaran hidup baru.
Beberapa Teori Terkait dengan Sikap
26
Teori perubahan sikap dapat membantu untuk memprediksikan pendekatan
yang paling efektif. Sikap, mungkin dapat berubah sebagai hasil pendekatan dan
keadaan.
27
maupun perilakunya ke arah yang lebih baik. Teori konsistensi menjaga hubungan
antara sikap dan perilaku dalam ketidakstabilan, walaupun tidak ada tekanan teori
dalam sistem. Teori perselisihan adalah suatu variasi dari teori konsistensi. Teori
ini menganggap bahwa perselisihan memotivasi orang-orang untuk mengurangi
atau menghapuskan perselisihan, karena perselisihan secara psikologis merupakan
hal yang tidak menyenangkan sehingga orang-orang akan mencari cara untuk
menghindari itu.
28
6. Teori Motivasi dan Aplikasinya
Terdapat keyakinan bahwa perilaku manusia ditimbulkan oleh adanya motivasi.
Dengan demikian, ada sesuatu yang mendorong (memotivasi) seseorang untuk
berbuat sesuatu.
Teori Motivasi Awal
Tiga teori spesifik dirumuskan selama kurun waktu tahu 1950-an. Ketiga teori ini
adalah teori hierarki kebutuhan,teori X dan Y, dan teori motivasi higiene. Teori-
teori ini bersifat awal karena: 1) teori-teori ini mewakili suatu dasar dari mana
teori-teori kontemporer berkembang, dan 2) para manajer mempraktikkan
penggunaan teori dan istilah-istilah ini untuk menjelaskan motivasi karyawan
secara teratur.
29
Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs ), yaitu kebutuhan
pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi ekspresi diri dan melakukan apa
yang paling sesuai dengan dirinya.
8. Teori Prestasi
Teori ini pada awalnya dikembangkan oleh McClelland pada awal tahun 1990.
Teori McClelland mempunyai suatu faktor hierarki yang memotivasi perilaku.
Dalam kasus ini, terdapat tiga faktor yaitu prestasi, kekuatan dan afiliasi. Riset
yang dilakukan oleh McClellandmembri hasil bahwa terdapat tiga karakreristik
dari orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi, yaitu :
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa tanggung
jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian solusi atas
suatu permasalahan. Akibatnya, mereka lebih suka bekerja sendiri daripada
dengan orang lain. Apabila suatu pekerjaan membutuhkan orang lain, mereka
lebih suka memilih orang yang kompeten disbanding sahabatnya.
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung menetapkan
tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung risikonya.
Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki keinginan yang
kuat untuk memperoleh umpan balik (feed back ) atau tanggapan atas pelaksanaan
tugasnya.
9. Teori Motivasi
Pada pertengehan tahun 1960-an Herzberg mengajukan suatu teori motivasi yang
di bagi kedalam beberapa faktor. Asumsi terpenting dari bentuk teori Herzberg
adalah factor yang mempunyai pengaruh positif dalam motivasi dan menjadi
bahan perbedaan yang menyenangkan dari seluruh pengaruh negatif. Faktor-faktor
ini meliputi : kebijakan perusahaan , kondisi pekerjaan, hubungan perseorangan,
keamanan kerja dan gaji. Faktor motivasi meliputi : prestasi, pengakuan,
tantangan pekerjaan, promosi, dan tanggung jawab.
Herzberg juga menjelaskan bahwa hasil riset yang dilakukannya terhadap 200
responden yang terdiri atas akuntan dan insinyur menunjukkan bahwa terdapat
30
dua hal yang terkait dengan kepuasan dan motivasi. Kedua faktor tersebut
meliputi :
Sejumlah kondisi kerja ekstrinsik
Yang apabila tidak ada menyebabkan terjadinya ketidakpuasan di antara para
karyawan. Kondisi ini disebut dengan faktor penyebab ketidakpuasan atau faktor
higiene, karena kondisi atau faktor-faktor tersebut minimal dibutuhkan untuk
menjaga agar ketidakpuasan tidak terjadi
Sejumlah kondisi kerja instrinsik
Yang apabila ada berfungsi sebagai motivator dan dapat menghasilkan prestasi
ketja yang baik. Tetapi jika kondisi atau faktor tersebut tidak ada, maka hal
tersebut tidak akan menyebabkan terjadinya ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut
berkaitan dengan isi pekerjaan, yang disebut dengan istilah faktor pemuas.
31
Teori ERG berargumen, bahwa kebutuhan tingkat rendah yang terpuaskan
menghantar ke hasrat untuk memnuhi kebutuhandengan tingkatan yang lebih
tinggi. Tetapi kebutuhan ganda dapat beroperasi sebagai motivator dan halangan
sekaligus, di mana dalam mencoba untuk memuaskan kebutuhan tingkat lebih
tinggi dihasilkan pengaruh terhadap pemuasan akan kebutuhan dengan tingkat
yang lebih rendah. Secara keseluruhan teori ERG menyatakan suatu versi yang
lebih valid dibandingkan dengan hierarki kebutuhan.
32
Semakin pendek interval waktu antara tanggapan atau respon karyawan (misalnya
prestasi kerja) dengan pemberian penguatan (imbalan), maka semakin besar
pengaruhya terhadap perilaku.
33
Teori ini mengasumsikan kinerja yang efisien dan bahwa kinerja organisasi
ditentukan oleh usaha dan pengaruh kondisi lingkunngan. Teori ini secara umum
mengasumsikan bahwa principal bersikap netral terdadap risiko sementara agen
bersikap menolak usaha dan risiko.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
34
a. Ilmu pengetahuan keperilakuan mempunyai kaitan dengan menjelaskan
akuntansi
penetahuan keprilakuan
perilaku manusia
35