TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3.1.1 Kegemukan
Obesitas menyebabkan luas permukaan tubuh menjadi lebih
luas, sehingga kolom hidrostatik yang dilalui untuk sirkulasi
sistemik akan semakin panjang. Makin panjang kolom hidrostatik
makin tinggi pula tahanan sistemiknya, maka diperlukan juga
tekanan hidrostatik yang lebih besar untuk dapat memenuhi
kebutuhan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan. Selain itu, kondisi
obesitas, maka posisi pembuluh darah sering kali terjepit oleh
lapisan lemak, sehingga akan menimbulkan beban afterload yang
lebih tinggi. Kondisi obesitas juga menyebabkan tubuh
membutuhkan lebih banyak oksigen untuk membakar kalori,
dengan demikian kerja jantung akan semakin berat untuk
berusaha memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Pada kondisi
obesitas, seringkali lemak januh dan lemak trans yang masuk ke
dalam tubuh secara terus menerus dapat menyebabkan
penumpukan lemak di dalam pembuluh darah. Akibatnya arteri
menyempit dan perlu tekanan lebih besar untuk memompa darah
ke seluruh tubuh.
2.3.1.2 Diabetes Melitus
Glukosa yang merupakan produk hasil pemecahan
karbohidrat yang kita konsumsi, akan diangkut oleh darah ke
seluruh tubuh lalu diubah menjadi sumber energi. Agar glukosa
bisa masuk ke dalam sel tubuh dibutuhkan insulin. Pada
kondisi diabetes mellitus, produksi insulin oleh pankreas tidak
adekuat, sehingga menyebabkan glukosa menumpuk di
intravaskuler. Kondisi ini akan mengakibatkan darah terlalu
kental karena molekul glukosa yang berukuran cukup besar
banyak berada di dalam intravaskuler. Viskositas darah yang
meningkat ini menyebabkan tahan sistemik semakin besar,
sehingga jantung memerlukan tekanan yang lebih kuat untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
2.3.1.3 Kurangnya aktivitas fisik
Jika seseorang kurang begerak frekwensi denyut jantung
menjadi lebih tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih
keras setiap kali kontraksi.
2.3.1.4 Perokok
Racun didalam rokok terutama karbonmonoksida
menyebabkan oksigen yang terikat oleh hemoglobin didalam
sirkulasi sedikit dikarenakan afinitas CO (karbon oksida) lebih
tinggi terhadap Hemoglobin jika dibandingkan dengan O2,
sehingga jantung akan mengkompensasi dengan menaikkan
heart rate untuk memenuhi kebutuhan suplay ke jaringan.
Untuk mengejar cardiac output yang optimal maka kenaikan
denyut jantung tersebut diikuti dengan peningkatan
kontraktilitas miokard, sehingga tekanan darah akan meningkat
pula. Nikotin dari asap rokok masuk ke tubuh dan diedarkan
oleh pembuluh darah. Nikotin yang masuk sampai otak
diperkirakan dapat menyebabkan merangsang kelenjar adrenal
untuk melepas epinephrin yang mengakibatkan vasokonstriksi,
sehingga akan meningkatkan afterload. Beban afterload yang
meningkat menyebabkan tekanan darah makin tinggi.
2.3.2.1 Ras
Suku berkulit hitam beresiko lebih tinggi terkena hipertensi
2.3.2.2 Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin
bertambah usia seseorang resiko terserang hipertensi semakin
meningkat. Hal ini terjadi akibat perubahan alami pada
jantung, pembuluh darah dan hormon.
Faktor lain yang diduga menjadi penyebab adalah kekakuan
aorta seiring meningkatnya usia, sering menyebabkan isolated
or predominant systolic pressure (diastolik sering ditemukan
dalam rentang normal).
2.4 Patofisiologi
2.5 Manisfestsi Klinis
Sering dikaitkan bahwa gejala taklazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala karena adanya peningkatan tekanan darah sehingga mengakibatkan
hipertensi dan tekanan intrakarnial naik, dan kelelahan. Dalam kenyataan ini
merupakan gejala terlazim yang mencari pertolongan medis.
2.7 Komplikasi
2.7.1 Retinopati
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan tekanan pada
pembuluh darah retina juga meningkat. Lama kelaman terjadi
kerusakan pada pembuluh darah ini sehingga retina tidak dapa
menjalankan fungsinya manangkap dan meneruskan cahaya
dari lensa ke saraf mata. Hal tersebut menyebabkan pasien
mengalami gangguan penglihatan.
2.7.2 Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan afterload
meningkat akibat tahanan sistemik yang meningkat. Keadaan
ini menyebabkan kontraksi ventrikel kiri meningkat untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Keadaan ini lama-
kelamaan menyebabkan terjadinya kerdiomegali dan gagal
jantung.
2.7.3 Gagal Ginjal Kronik
Tekanan darah yang tinggi menyebabkan stenosis pada
arteri Renalis yang memperdarahi ginjal. Hal ini
mengakibatkan suplay darah ke ginjal berkurang sehingga
ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya.
2.7.4 Penyakit Serebrovaskular
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan suplai darah
ke otak berkurang. Hal tersebut bisa disebabkan karena
stenosis pada pembuluh darah atau Cerebrovascular
DiseaseNon Hemoragic dan ruptur pembuluh darah atau
Cerebrovaskular Disease Hemoragic.
2.8.1.2 Riwayat
7) Faktor risiko
8) Riwayat alergi
Perencanaan
NO DIAGNOSA
Kriteria Hasil Intervensi
6.Monitor status
respirasi, terkait dengan
tanda-tanda heart failure
7. Identifikasi tingkat
kecemasan
8. Bantu pasien
mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
5. Identifikasi
kemungkinan penyebab,
dengan cara yang tepat
6. Sediakan informasi
pada pasien tentang
kondisi
8. Diskusikan perubahan
gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk
mencegah komplikasi
dimasa yang akan dating
dan proses pengontrolan
penyakit
9. Diskusikan pilihan
terapi atau penanganan