Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaimana tercantum dalam Undang – undang Nomor 36 tentang kesehatan pada


pasal 3 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya , sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis . Selanjutnya dalam pasal 46 dinyatakan
bahwa untuk mewujudkan derajat kesehahatn yang setinggi – tingginya bagi masyarakat
diselenggarakan upaya kesehatan terpadu dan meyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat . Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk
kegiatan dengan pendekatan promotif , preventif , kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan
secara terpadu , menyeluruh dan berkesinambungan
Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit
tinggi dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan , antara
lain ibu , bayi , anak , manusia usia lanjut , dan keluarga miskin.
Undang - undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit dalam pasal 1
menyebutkan pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap ,
rawat jalan , dan gawat darurat . Selanjutnya dikatakan bahwa pelayanan kesehatan paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif , preventif , kuratif .manusia yang setinggi –
tingginya.
Mengacu pada peraturan perundang – undangan tersebut diatas , kiranya dapat
dinyatakan bahwa di setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan , salah
satunya melalui kegiatan promosi kesehatan
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di daerah, disebutkan bahwa prinsip dasar
Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
melalui pembelajarandari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai social
budaya setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
Menolong diri sendiri artinya masyarakat mampu menghadapi masalah-masalah
kesehatan potensial (yang mengancam) dengan cara mencegahnya, dan mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang sudah terjadi dengan cara menanganinya secara efektif serta efisien.
Dengan kata lain, masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya (problem solving), baik masalah-

1
masalah kesehatan yang sudah diderita maupun yang potensial (mengancam), secara mandiri
(dalam batas-batas tertentu)
Jika definisi itu diterapkan di tumah sakit, maka dapat dibuat rumusan sebagai
berikut : Promosi kesehatan oleh Rumah Sakit (PKRS) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan kelompok-kelompok masayarakat dapat
mandeiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk dan bersama mereka, sesuai social budaya mereka, serta didukung kebijakan public yang
berwawasan kesehatan.

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar


RSUD Wangaya berdiri sejak Tahun 1921 dengan jumlah tempat tidur 30 buah, 15
buah untuk orang sakit bangsa Eropa dan Cina, serta 15 tempat tidur lainnya untuk
bumiputera. RSUD Wangaya merupakan pusat pelayanan kesehatan untuk Bali Selatan,
sedangkan untuk Bali Utara kegiatan pelayanan kesehatannya adalah Rumah Sakit Singaraja.

2
Bila kita membagi kurun waktu tentang perkembangan pelayanan kesehatan di
RSUD Wangaya dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Masa Penjajahan Pemerintah Hindia Belanda ( 1921 - 1942 )
Pada masa ini RSUD Wangaya juga memberikan pelayanan penyakit kusta,
penyakit menular. Dokter yang memberikan pelayanan adalah Dokter Belanda, Dokter
Jawa dibantu oleh ZEIKEN OPASSER ( penjaga orang sakit ), I Wayan Nugra adalah
seorang Zeiken Opasser yang paling rajin dan aktif waktu itu. Pada masa ini ada beberapa
kali pergantian direktur, tahun 1921 adalah Dokter Abdul Tahir, tahun 1923 adalah
Dokter Wirasma, tahun 1936 adalah Dokter Benne dan Tahun 1937 adalah Dokter
Eykman.
2. Masa Penjajahan Pemerintahan Jepang (1942 - 1945)
Dengan jatuhnya Belanda dan berkuasanya Jepang, maka dengan otomatis
RSUD Wangaya berada di bawah Pemerintahan Jepang. Pada masa ini pelayanan
kesehatan sangat menurun karena semua dokter dan tenaga kesehatan dari Belanda dan
Eropa ditangkap oleh bangsa Jepang, obat - obatan dan sarana kesehatan sangat terbatas
sehingga derajat kesehatan masyarakat sangat rendah.
3. Masa Revolusi Fisik sampai dengan penyatuan RIS menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia ( 1945 - 1951 )
Pada masa ini Rumah Sakit Wangaya utamanya perawatnya banyak membantu
para pejuang saat itu, yang tercatat diantaranya Made Suberata, I Gede Pelasa, Ida Bagus
Kompiang, I Nyoman Purna, I Made Rasna, Ida Bagus Jagra, I Made Putra, I Gusti Putu
Susesa. Disamping banyak membantu pejuang Rumah Sakit Wangaya pada masa ini
sangat berperan dalam mencetak tenaga - tenaga perawat dengan membuka pendidikan
juru rawat.

4. Masa pulau Bali sebagai bagian dari Provinsi Sunda Kecil / Nusa Tenggara sampai
Bali berdiri sebagai Provinsi sampai sekarang.
Pada masa ini pelayanan kesehatan sudah mulai berkembang dengan baik,
karena mulainya pemisahan Bali sebagai bagian Provinsi Sunda Kecil. Pada bulan Maret
1963 waktu meletusnya gunung agung pengabdian tenaga perawat Rumah Sakit Wangaya
sangat besar, dimana Ida Bagus Kompiang memimpin dan mengatur tenaga perawat
untuk bertugas selaku tenaga sukarela membantu korban gunung meletus.
Selama kurun waktu 1921 - 2009 RSUD Wangaya sudah dipimpin oleh 29
orang Direktur. Dengan terbentuknya Pemerintah Kota Denpasar pada Tahun 1992, maka

3
RSUD Wangaya dibawah naungan Pemerintah Kota Denpasar dan dengan Peraturan
Daerah Kota Denpasar Nomor 22 Tahun 2001, RSUD Wangaya sudah menjadi Badan
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar. Berdasarkan Keputusan
Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008 Badan Pelayanan Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar ditetapkan menjadi Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK BLUD ) dengan status BLUD penuh.

B. Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar Menjadi Badan Layanan Umum
Daerah
Pelayanan kesehatan pada RSUD Wangaya antara tahun 1964 sampai dengan tahun
1984 dapat diketahui tidak mengalami perkembangan berarti. Salah satu penyebabnya adalah
RSUD Wangaya belum mempunyai dokter ahli dan saat itu RSUD Wangaya berstatus Rumah
Sakit tipe D.
Tahun 1990 RSUD Wangaya meningkat kelasnya dari Rumah Sakit Kelas D menjadi
Rumah Sakit kelas C. Dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 23 Tahun 2001,
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar ditetapkan menjadi unit swadana. Dan
sejak tahun 2002 telah terakreditasi untuk 12 standar pelayanan. Dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 538 / Menkes / SK / IV / 2003, tanggal 11 April 2003
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar meningkat kelasnya dari kelas C
menjadi kelas B non pendidikan. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (PPK - BLUD) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah,
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar mulai mempersiapkan diri menuju
Badan Layanan Umum ( BLU ) dengan menyusun bisnis plan, tata kelola, penyempurnaan
laporan keuangan dan menyusun standar pelayanan minimal. Tanggal 23 Juli 2008 dengan
Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008, Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar ditetapkan menjadi PPK BLUD dengan status BLUD penuh.

C. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar


Pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari pelayanan dan sub
pelayanan sebagai berikut :
1. Pelayanan Bedah
- Bedah Umum

4
- Bedah Orthopedi
2. Pelayanan Kesehatan Anak
- Neonatologi
- Endokrin Anak dan Remaja
3. Pelayanan Penyakit Dalam (Interna)
- Hemodialisis
- Endoscopy
- VCT
4. Pelayanan Kesehatan Jiwa (Psikiatri)
5. Pelayanan Kulit dan Kelamin
- Kosmetik dan Bedah Kulit
6. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
7. Pelayanan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
8. Pelayanan Mata
9. Pelayanan Saraf (Neurologi)
- Unit Stroke
10. Pelayanan Anestesi
11. Pelayanan Laboratorium Patologi Klinik
12. Pelayanan Radiologi
13. Pelayanan Penyakit Paru
- TB - DOTS
14. Pelayanan Gawat Darurat
15. Pelayanan Gigi
16. Pelayanan Fisioterapi
17. Pelayanan Gizi
18. Pelayanan Farmasi
Kegiatan pelayanan dan sub pelayanan di RSUD Wangaya Kota Denpasar
dilaksanakan di Instalasi :
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Instalasi Gawat Darurat
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Rehabilitasi Medik

5
7. Instalasi Pemulasaraan Jenasah
8. Farmasi Rekam Medis
9. Instalasi Radiologi
10. Instalasi Laboratorium Klinik
11. Instalasi Farmasi
12. Instalasi Gizi
13. Instalasi Sterilisasi Sentral
14. Instalasi Binatu / Laundry
15. Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
16. Instalasi Elektro Data Prosessing / SIM-RS

D. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


A. Kedudukan :
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar merupakan perangkat dan
unsur pendukung penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kota Denpasar.
- Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar dipimpin oleh seorang Direktur
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Denpasar melalui Sekretaris
Daerah Kota Denpasar
B. Tugas Pokok :
- Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.

3. Fungsi :
- Menyelenggarakan pelayanan medis
- Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
- Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
- Menyelenggarakan pelayanan rujukan
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
- Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
- Menyelenggarakan pelayanan administrasi umum dan keuangan

6
7
BAB III
VISI, MISI, NILAI, MOTTO, JANJI LAYANAN
DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI :
Menjadi Rumah Sakit Pilihan Utama, Inovatif Dalam Pelayanan Berbasis Budaya Kerja

B. MISI :
 Memberikan Pelayanan Bermutu dan Terjangkau Oleh Tenaga Profesional
 Mengutamakan Kenyamanan dan Keselamatan Pasien

C. NILAI :
 Melayani adalah kewajiban (Sewaka Dharma)
 Mengawali pekerjaan dengan doa
 Senantiasa senyum, ramah, sopan santun dan rendah hati
 Empati kepada pasien ( mendengarkan, penuh perhatian, peduli, responsif dan suka
menolong
 Menjaga kebersihan (rapi, berpenampilan menarik)
 Menjunjung tinggi nilai profesionalisme

D. MOTTO :
Melajani Sedjak Tahoen 1921

E. JANJI LAYANAN :
Memberikan pelayanan yang aman dan bermutu

F. TUJUAN :
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kesehatan

8
BAB IV
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
RSUD WANGAYA KOTA DENPASAR
(TERLAMPIR)

DIREKTUR

KETUA TIM PKRS

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI, SUSUNAN KEANGGOTAAN, TUGAS POKOK DAN
SEKRETARIS PKRS
URAIAN TUGAS TIM PKRS

1. Struktur Organisasi Tim PKRS

KOORDINATOR
KOORDINATOR KOORDINATOR PKRS DI LUAR
PKRS PASIEN PKRS KLIEN SEHAT 9
GEDUNG RUMAH
RUMAH SAKIT SAKIT
2. Susunan Keanggotaan

SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR TAHUN 2013

1. Penanggung Jawab : dr. Setiawati Hartawan, M.Kes


2. Ketua : Ni Nyoman Putri Sriadi, S.Pd.Kes.
3. Sekretaris : Ida Ayu Gede Swarini Putri , SIP
4. Koordinator PKRS :
a. Koordinator PKRS Untuk Pasien : Luh Gede Suartini, S.Kep
b. Koordinator PKRS Untuk Klien Sehat : I Wayan Agus Umbara

10
c. Koordinator PKRS Diluar Gedung RS : I Made Rai Sukadana

3. Tugas Pokok Dan Uraian Tugas Tim PKRS


1. Ketua PKRS
a. Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinir, memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
PKRS
b. Fungsi
Melakukan koordinasi dan sebagai penghubung antara instalasi, unit kerja terkait
dan direksi dalam rangka pelaksanaan pendidikan pasien dan keluarga
c. Wewenang dan Tanggung Jawab
Mengkoordinir, mengawasi dan melaksanakan kegiatan PKRS di rumah sakit
dan mengembangkan kemampuan sumber daya manusia di lingkungan kerjanya
dan bertanggung jawab kepada Direktur RSUD Wangaya Kota Denpasar
d. Uraian Tugas
1) Merencanakan dan menyusun program PKRS
2) Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan PKRS kepada semua tim terkait
3) Memonitoring seluruh kegiatan PKRS
4) Mengevaluasi seluruh kegiatan PKRS

e. Hubungan Kerja
Tim PKRS melakukan hubungan kerja terintegrasi dengan semua satuan kerja di
lingkungan RS dalam melaksanakan PKRS terhadap pasien, klien sehat dan
PKRS diluar gedung
f. Tata Kerja
Ketua Tim PKRS dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
1) Sekretaris
2) Koordinator PKRS Pasien
3) Koordinator PKRS Klien Sehat
4) Koordinator PKRS di Luar Gedung

2. Sekretaris
a. Tugas Pokok
Pembantu utama Ketua Tim PKRS
b. Uraian Tugas
1) Mengkoordinasikan kegiatan PKRS
2) Menyusun program bersama tim PKRS terkait
3) Melakukan surat menyurat kegiatan PKRS
4) Membuat laporan hasil kegiatan

3. Koordinator PKRS Masing - Masing Kegiatan


a. Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, memonitoring dan
mengevaluasi kegiatan PKRS yang menjadi tanggung jawabnya
b. Uraian Tugas

11
1) Merencanakan kegiatan PKRS sesuai dengan disiplin ilmunya
2) Mengkoordinir kegiatan PKRS kepada instalasi/unit terkait
3) Melaksanakan PKRS sesuai dengan disiplin ilmu terkait
4) Melakukan evaluasi dan laporan pelaksanaan PKRS

BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA
.
Adapun Tata hubungan kerja Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit dapat
digambarkan sbb :

DIREKTUR

HUMAS ,
RUMAH SMF
TANGGA

TIM
PKRS

KOMITE
INSTALASI

Instalasi : SMF : Komite :


1. Rawat Jalan 1. Kesehatan Anak 1. Komite Medik
2. Rawat Inap 2. Kesehatan Jiwa 2. Komite Keperawatan
3. Rawat Intensif 3. Penyakit Dalam 3. Komite Keselamatan Pasien (KKP)
4. Rawat Darurat 4. Kulit dan Kelamin 4. Komite Pencegahan dan Pengendalian
5. Bedah Sentral 5. Bedah Infeksi (PPI)
6.
7.
Rehabilitasi Medik
Pemulasaran Jenazah
6.
7.
Kebidanan dan Kandungan
Telinga, Hidung dan Tenggorokan
5. Komite Kesehatan, Keselamatan Kerja
8. Rekam Medik 8. Mata Rumah Sakit (K3RS)
9. Radiologi 9. Saraf
10. Laboratorium 10. Anestesi
11. Farmasi 11. Patologi Klinik
12. Gizi 12. Radiologi
13. Sterilisasi Sentral 13. Paru
14. Laundry 14. Gigi
12
15. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS
15. Rehabilitasi Medik
16. Elektro Data Prosesing / SIM RS
Keterangan :
1. Tim PKRS berada langsung dibawah Direktur dan bertanggungjawab kepada Direktur
2. Tim PKRS berkoordinasi dengan masing-masing Instalasi, SMF , Komite , Hukum dan
Humas , dan Bagian Rumah Tangga dalam pelaksanaan kegiatan PKRS

13
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tim PKRS pada RSUD Wangaya Kota Denpasar terdiri dari 9 (Sembilan) sub-unit
tim PKRS yaitu : Medical Information, Keperawatan (Bidan Dan Perawat) , Humas, Gizi,
Farmasi, Panitia Pengendali Infeksi (PPI), Rehab Medik, Promosi, Dan Rekam Medik. Tim
PKRS berada langsung dibawah Direktur dan berkoordinasi dengan DPJP (Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan), dokter ruangan dan seluruh jajaran unit pelayanan rumah sakit dalam
menyampaikan informasi medis kepada pasien.
Pola ketenagaan dan kualifikasi tim promosi kesehatan rumah sakit adalah :

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Jumlah Ket

1 Medical Information S1 Kedokteran Umum 1

2 Keperawatan / Kebidanan D3 Keperawatan / D3 Kebidanan 1

3 Humas S1 Komunikasi 2

4 Gizi D3 Gizi 1

5 Pelayanan Farmasi S1 Farmasi 1

6 Panitia Pengendali Infeksi S1 Kedokteran Umum/ D3 1


Keperawatan
7 Fisiotherapi D3 Fisiotherapi 1

8 Promosi S1 Kesehatan / S1 Kesehatan 2


Masyarakat
9 Rekam Medik D3 Rekam medik 1

BAB VIII
KEGIATAN ORIENTASI DAN PELATIHAN

1. Kegiatan Orientasi
A. Orientasi Umum
Kegiatan orientasi yang diberikan kepada setiap pegawai baru/mahasiswa
praktek kerja yang akan melaksanakan penyuluhan di Rumah Sakit perlu diberikan
pemahaman tentang lingkungan Rumah Sakit.

14
Dalam kegiatan ini, seluruh peserta orientasi dikumpulkan dalam ruangan
untuk mendapatkan ceramah dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Adapun
materi dalam pertemuan ini adalah :
a. Struktur organisasi rumah sakit dan struktur organisasi unit kerjanya.
b. Visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit
c. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
d. Pola ketenagaan dan sistem penilaian penampilan kerja
e. Kebijakan rumah sakit
f. Tata tertib Rumah Sakit
g. Prosedur pengamanan dalam berbagai bidang di rumah sakit
h. Hak dan Kewajiban Pegawai serta Hak dan Kewajiban pasien
i. Program Patient Safety
j. Program Pengendalian dan Pencegahan Infeksi
k. Tinjauan Langsung ke Lapangan

B. Orientasi Khusus
Setiap pegawai baru (dokter, perawat, gizi, humas, fisioterapi, promosi, dan
farmasi) edukasi/penyuluhan dalam rangka pelaksanaan praktek kerja lapangan harus
mendapatkan orientasi pekerjaan. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat
edukasi/penyuluhan kepada pasien sangat penting dilakukan sehingga dapat
memberikan gambaran yang jelas terhadap apa yang harus dilakukan /dikerjakan
sehingga tujuan dari pelaksanaan edukasi terhadap pasien/keluarga pasien/
pengunjung RS dapat tercapai secara maksimal.

C. Kegiatan Pelatihan
Pelatihan dan Pendidikan yang diperlukan adalah dalam pelaksanaan PKRS
adalah pelatihan cara berkomunikasi yang efektif serta pelatihan lain yang
diwajibkan oleh Rumah Sakit.

Waktu Jenis Pelatihan Peserta


Januari – Desember 2014 Pelatihan Cara Berkomunikasi yang - Seluruh staf RS
efektif
Januari – Desember 2014
Pelatihan Pengembangan Promosi
15
Kesehatan Rumah sakit - Seluruh staf
RS

Pelaksanaan seluruh kegiatan PKRS ini dapat berjalan dengan baik apabila mendapat
dukungan dari Direksi Rumah Sakit dan seluruh jajarannya. Dalam pelaksanaannya juga perlu
keterlibatan dari berbagai profesi yang ada di rumah sakit ini. Keterlibatan tersebut termasuk
keterlibatan dari kepala ruangan/poliklinik/ instalasi yang ada di rumah sakit sebagai
penanggung jawab dalam area pelaksanaan kegiatan PKRS di RSUD wangaya.

BAB IX
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan/rapat-rapat dilaksanakan pada saat merencanakan kegiatan PKRS


dengan Tim PKRS sebanyak 3 kali pertemuan untuk membahas kegiatan yang akan dilakukan.
Pertemuan/rapat berikutnya adalah setiap bulan dengan tim PKRS dalam rangka mengevaluasi
kegiatan PKRS yang telah dilaksanakan setiap bulan guna mencari solusi / pemecahan masalah
yang muncul selama kegiatan tersebut berlangsung sebagai berikut :
 Melaksanakan rapat – rapat evaluasi setiap bulan
 Melaksanakan Rapat – rapat insidentil terkait dengan pelaksanaan PKRS
 Melaksanakan Rapat Tahunan

16
BAB X
PELAPORAN

Pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan Tim PKRS dibuat dan dilaksanakan setiap
3 bulan sekali dan laporan akhir pelaksanaan kegiatan dibuat setiap akhir tahun. Adapun laporan
yang dibuat berupa :
A. Laporan Triwulan
Laporan triwulan dibuat untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan edukasi selama 3 bulan
dan mencari solusi terhadap permasalahan yang timbul
B. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat sesuai dengan perkembangan pelaksnaan edukasi dalam kurun
waktu satu tahun

17

Anda mungkin juga menyukai