ABSTRACT
Basically, physical disable person have had abilities and potencies that can be developed in order
to get self confidence. They need, of course, some actions in terms of social rehabilitation. Needs
assessment is seen as important to do the social rehabilitation. This research takes clients and ex
clients as main informants, then supported by homecare staffs and also from focused group
discussion (FGD).
Research result shows that physical disable person need obeying of their existence, both in term
of as an individual and social, who have similar potencies as normal persons. They also need
acceptance of parent, family members and also surrounding community. More than that, they
need social facilities that accessed to do their daily activity, includes in term of work.
Its recommended to socialize physical disable person existence, their needs, social awareness
campaign, accessibilities, some tools required. Beyond these above direct support, it recommends
to set up a kind of policy and legal support in every areas.
Keywords: Social services, Physical disable person
ABSTRAK
Penyandang cacat tubuh pada dasarnya memiliki kemampuan dan potensi yang dapat
dikembangkan agar dapat mandiri. Untuk dapat mandiri penyandang cacat memerlukan rehabilitasi
sosial dan untuk dapat melaksanakan rehabilitasi sosial dengan baik maka perlu diketahui kebutuhan
penyandang cacat. Informan utama dalam penelitian ini adalah kelayan dan mantan kelayan panti
yang diperkuat informasi dari pelaksana program baik unsur pimpinan, operasional maupun
penunjang yang diperoleh melalui wawancara langsung dan hasil diskusi kelompok terfokus (FGD).
Hasil kajian menunjukkan bahwa penyandang cacat tubuh membutuhkan adanya pengakuan akan
keberadaan mereka sebagai individu dan makluk sosial yang memiliki kemampuan dan potensi
yang tidak jauh berbeda dengan orang normal. Mereka juga membutuhkan adanya pengakuan
dan penerimaan dari orangtua, keluarga dan masyarakat dengan kondisi kecacatannya. Selanjutnya
mereka juga membutuhkan pelayanan umum/aksesibilitas yang dapat mendukung segala
aktivitasnya dan akses pekerjaan sesuai dengan kemampuannya.
I. PENDAHULUAN
Penyandang cacat tubuh sebagai salah
Penyandang cacat merupakan bagian satu penyandang masalah kesejahteraan sosial
masyarakat Indonesia yang memiliki perlu mendapat perhatian agar mereka dapat
kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan melaksanakan fungsi sosialnya. Penyandang
serta peran yang sama dalam segala aspek cacat tubuh adalah mereka yang tubuhnya tidak
kehidupan maupun penghidupan seperti halnya normal sehingga menghambat kemampuannya
WNI lain. Pengakuan tersebut dikuatkan secara untuk melaksanakan fungsi sosialnya di
hukum melalui Undang-Undang Nomor 4/1997 masyarakat. Mereka masih bisa berpikir normal,
diikuti terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor dapat melihat, mendengar, beraktivitas dan
43/1998 tentang Upaya Peningkatan berbuat sesuatu. Sementara ada bagian-bagian
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. tertentu dari tubuhnya yang kurang berfungsi
Data PBB mengungkapkan 10 % dari namun ada juga bagian-bagian tubuh lain yang
total populasi penduduk dunia atau sekitar 650 masih bisa difungsikan. Penyandang cacat
juta adalah penyandang cacat. Laporan yang tubuh didalam mobilitasnya secara tidak
disampaikan Bank Dunia mengungkapkan langsung akan mengalami kesulitan dalam
sekitar 20 % dari penyandang cacat diseluruh melakukan aktivitas. Jika dibandingkan dengan
dunia datang dari kelas ekonomi lemah. Kondisi orang yang normal secara fisik penyandang
sosial penyandang cacat pada umumnya dalam cacat tubuh mengalami kelemahan dalam
keadaan rentan baik dari aspek ekonomi, menggerakkan tubuhnya secara optimal.
pendidikan, keterampilan maupun Penyandang cacat tubuh secara psikis akan
kemasyarakatan. Secara ekstrem bahkan mengalami rasa rendah diri dan kesulitan dalam
masih ada keluarga yang menyembunyikan menyesuaikan diri di masyarakat, karena
anggota keluarga yang cacat terutama di perlakukan masyarakat/lingkungan sekitar
pedesaaan. Disisi lain masih ada masyarakat berupa celaan atau belas kasihan ketika
yang memandang dengan sebelah mata memandang mereka.
terhadap keberadaan dan kemampuan para Permasalahan yang dihadapi
penyandang cacat. penyandang cacat di Indonesia antara lain
c. Kebutuhan penyandang cacat tubuh dalam Penelitian ini akan mengkaji kebutuhan
keluarga pelayanan sosial penyandang cacat tubuh
berdasarkan kebutuhan-kebutuhan seperti
Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai tersebut di atas.
tempat berlindung yang aman bagi
anggotanya. Perlakuan keluarga yang
III. METODE PENELITIAN
wajar kepada anggota keluarga yang cacat
akan membuat mereka merasa aman dan Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
nyaman. Akan tetapi banyak keluarga yang pendekatan kualitatif. Penelitian di laksanakan
tidak dapat menerima anggota keluarga di BBRSBD Prof. Dr. Soeharso Surakarta
yang cacat karena ketidaktahuan dan sebagai lembaga yang melaksanakan pelayanan
persepsi yang salah. Oleh karena itu dan rehabilitasi sosial penyandang cacat.
diperlukan sosialisasi guna penyadaran bagi Pengumpulan data dilakukan dengan
keluarga agar dapat menerima penyandang wawancara langsung kepada informan.
cacat dan memperlakukan secara wajar. Informan utama dalam penelitian ini adalah
Hadirnya persatuan orangtua keluarga kelayan panti dan mantan kelayan yang
penyandang cacat sebagai wadah berjumlah 8 orang, diperkuat pelaksana program
BIODATA PENULIS :
Eny Hikmawati dan Chatarina Rusmiyati
adalah Peneliti pada Balai Besar Penelitian
Pengembangan dan Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta