Anda di halaman 1dari 4

GEMPA BUMI BISA MENYEBABKAN TSUNAMI: MENGAPA BISA

TERJADI?

Dalfa Hudaifah,
Jurusan Pendidikan Fisika, Institut Pendidikan Indonesia, Garut, Indonesia
dalfahudaifa11@gmail.com

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penyebab terjadinya tsunami karena
gempa bumi. Penyebab tsunami diantaranya akibat gempa bumi di bawah laut, karena berada di Pasifik di
sepanjang zona subduksi Cincin Api dan gesekan dua lempeng yang bergerak di kerak bumi. Hasil penelitian ini
berfokus pada gempa bumi yang menyebabkan tsunami dan proses terjadinya gempa. Pada akhirnya, artikel ini
diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana cara mewaspadai akan terjadinya gempa yang menyebabkan
tsunami, terutama bagi yang tempat tinggalnya dekat di daerah pantai.

Kata kunci: Gempa, Tsunami, dan Penyebab.

1. PENDAHULUAN

Bumi merupakan satu-satunya planet pada sistem tata surya yang dihuni oleh makhluk
hidup, karena bumi mengandung air dan udara (Lela Fony Sulistyowati, Dodo Hermana,
2009). Semua makhluk, hidup di lapisan Lithosfer yang berbeda-beda bentuknya, ada dataran,
perbukitan, pegunungan, perairan dan yang lainnya. Masing-masing bentuk mempunyai
potensi dan rawan akan terjadinya bencana yang berbeda, berawal dari proses pergeseran
lempeng-lempeng benua dan dan samudera yang disebut Teori Tektonik Lempeng.

Teori tersebut menjelaskan bahwa Lithosfer merupakan suatu massa yang kaku dan
bergerak di atas suatu lapisan Astenosfer yang sifatnya cair dan plastis, karena pergerakan
inilah terjadi tumbukan antar lempeng yang membentuk permukaan bumi dengan potensi dan
kerawanan bencana yang berbeda. Dengan adanya proses tersebut kehidupan makhluk hidup
di atasnya mendapatkan keuntungan juga kerugian dari bencana yang terjadi.

Salah satu dampak negatif dari proses tektonik tersebut yaitu gempa bumi (earth quake)
yang menimbulkan bencana tsunami, daerah-daerah tumbukan (subduction zone) menjadi
daerah rawan gempa bumi, mulai dari ujung pantai barat Sumatera sampai selatan Flores,
pantai barat laut dan barat Irian Jaya, utara pulau Seram, barat dan utara Maluku serta sampai
timur dan utara Sulawesi.

Rumusan masalah dari penulisan artikel ini, yaitu:

1) Mengetahui konsep gempa bumi.


2) Mengetahui penyebab terjadinya tsunami karena gempa bumi.
3) Mengetahui system peringatan dini bencana.
2. KERANGKA TEORI

2.1 Gempa Bumi

Pada hakikatnya gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi
yang bersifat tidak abadi/ sementara dan kemudian menyebar ke segala arah (Howel,
1969). Dengan mempelajari seismotektonik, kita dapat mengetahui karakteristik
bermacam-macam bencana gempa bumi, salah satunya yaitu gempa bumi penyebab
tsunami. Gempa di zona subduksi identik dengan penguncian yang menimbulkan
akumulasi energi, sehingga terjadi sesar naik akibat bounce pack pada daerah gempa
tersebut yang sering disebut megathrust. Jika titik fokus gempa bumi tersebut berada di
wilayah laut dekat daratan maka gempa bumi dapat menyebabkan potensi tsunami.

2.2 Penyebab Terjadinya Tsunami karena Gempa Bumi

Tsunami bisa terjadi karena perpindahan sejumlah besar air yang disebabkan oleh
gunung berapi, longsor, gempa bumi dan meteor. Tetapi 90% tsunami merupakan akibat
dari gempa bumi dibawah laut. Menurut International Tsunami Information Center,
sebagian besar tsunami dihasilkan oleh gempa bumi dangkal dan besar di zona subduksi
atau tempat potongan kerak kerak bumi saling menekan. Lebih dari 80% tsunami dunia
terjadi di Pasifik di sepanjang zona subduksi Cincin Api.

Indonesia merupakan salah satu negara paling aktif secara seismic, karena berada di
tengah-tengah daerah Cincin Api Pasifik, jalur gempa Sabuk Alpide, serta di atas beberapa
lempengan tektonik dan termasuk memiliki banyak gunung berapi. Contoh tsunami karena
gempa bumi terjadi di Aceh pada 2004.

Gesekan antara dua lempeng yang bergerak lambat di kerak bumi lalu menciptakan
energi seismik dalam jumlah besar yang dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Proses
tersebut akan memindahkan sejumlah air laut yang mengakibatkan bencana tsunami,
menyebar ke segala arah dari pusat gempa bumi. Perlu diketahui bahwa tidak semua
gempa bumi menyebabkan tsunami. Butuh gempa berkekuatan lebih dari 7,5 magnitudo,
pusat gempa 30 km di bawah permukaan laut dan gempa bumi dengan pola sesar naik atau
turun untuk menyebabkan terjadinya tsunami.

2.3 Sistem Peringatan Dini Bencana

Negara Indonesia dengan bantuan negara-negara donor, sudah mengembangkan


Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System –
InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkankan peringatan
tsunami jika terjadi gempa yang bepotensi tsunami. Sistem ini mengeluarkan peringatan
dini dalam waktu paling lama menit sesudah gempa bumi terjadi.

Jika terjadi gempa bumi, maka kejadian dicatat oleh Seismograf (pencatat gempa).
Informasi gempa dengan (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirim melalui satelit ke
BMKG Jakarta. BMKG menyampaikan info gempa melalui SMS, Facsimile, Telepon,
Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio Data Sistem) dan Website BMKG
(www.bmkg.go.id).

3. METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian literatur dengan mecari referensi teori
yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Menurut Creswell, John.
W. (2014; 40) menyatakan bahwa kajian literatur adalah ringkasan trtulis mengenai jurnal,
buku, dan dokumen lain yang mendeskrpsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun
saat ini mengorganisasikan pustaka ke dalam topik dan dokumen yang dibutuhkan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pembahasan, yaitu:
1. Lithosfer merupakan tempat semua makhluk hidup, bergerak di atas lapisan Astenosfer
yang bersifat cair dan elastis sehingga terjadi proses tektonik , salah satu dampaknya
terjadi gempa bumi (earth quake).
2. Gempa bumi adalah getaran atau serentetan getaran dari kulit bumi, seismotektonik
mempelajari karakteristik dan bermacam;macam gempa bumi.
3. Penyebab tsunami terjadi karena perpindahan sejumlah besar air yang disebabkan oleh
gesekan dua lempeng yang bergerak lambat di kerak bumi menciptakan energi seismik
dalam bentuk gempa bumi.
4. Sistem peringatan dini jika terjadinya gempa yang berpotensi tsunami di Indonesia, yaitu
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jakarta.
5. DISKUSI
Gempa dan tsunami sampai saat ini tidak bisa diprediksikan kapan dan dimana
akan terjadi. Maka kita harus selalu waspada dan aktif terhadap informasi dari BMKG dan
yang lainnya, kenalilah tanda-tanda akan terjadinya tsunami yang biasanya didahului oleh
gempa besar, dan jika kita tinggal dekat pantai ketahuilah tempat yang paling tinggi
dengan kontruksi yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nendi. (2006). Gempa Bumi. Diperoleh dari http://file.upi.edu/Direktori


2. Wikipedia: Gempa Tsunami.
3. Mulyo, Agung. (2004). Pengantar Ilmu Kebumian Untuk Pengetahuan Geologi untuk
Pemula. CV. Pustaka Setia, Bandung.
4. Belajarpsikologi.com 3 April 2012: Metode Penelitian.
5. Kumparan.com 22 Desember 2018: Hal-hal Penyebab Tsunami: Gempa Bumi, Erupsi,
sampai Meteor Jatuh.

Anda mungkin juga menyukai