Usulan proposal
Oleh
NIM : 711440117088
2019
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rematik adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena adanya peradangan atau
inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila
adanya suatu rangsangan yang mengenai reseptor nyeri. Penyebab rematik belum diketahui
secara pasti, biasanya hanya kombinasi dari genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system
reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikroplasma
dan virus.
Jumlah penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan menimbulkan berbagai
masalah antara lain masalah kesehatan, psikologis dan sosial ekonomi. Permasalahan pada lansia
sebagian besar adalah masalah kesehatan akibat proses penuaan, ditambah permasalahan lain
seperti masalah keuangan, kesepian, merasa tidak berguna, dan tidak produktif. Banyaknya
permasalahan yang dihadapi lansia, maka masalah kesehatanlah yang jadi peran pertama dalam
kehidupan lansia seperti munculnya penyakit-penyakit yang sering terjadi pada lansia.
Penduduk lansia pada umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu
proses menua (Aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
saling berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki keterkaitan dengan perubahan
kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah
menurunnya kemampuan musculoskeletal kearah yang lebih buruk.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah Asuhan Keperawatan Gerontik P dengan reumatik
adalah sebagai berikut:
2. Apa Etiologi, Patofisiologi serta Manifestasi Klinis rheumatoid artritis yang terjadi pada
lansia?
C. tujuan penelitian
1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum tentang rheumatoid arthritis yang terjadi pada
lansia.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui pengertian, etiologi, patofisiologi, serta tanda dan gejala yang terjadi
pada lansia penderita rheumatoid artritis.
2) Mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan gerontik yang sesuai diberikan
pada lansia dengan rheumatoid arthritis
D. manfaat penelitian
Memperoleh pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien secara nyata.
Menerapkan teori yang sudah didapat dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya
Asuhan Keperawatan Gerontik dengan masalah rheumatoid artritis, memperoleh pengalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara nyata, dan menambah wawasan
dalam menangani klien dengan masalah rheumatoid artritis.
Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan untuk acuan dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya asuhan keperawatan dengan rematik
3. bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang dampak dari rematik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur
tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat
proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar
ke tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi
terbatas.
4. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada
pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih
lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat
yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
5. Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila kerusakan
kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan
fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan
tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari
persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang mempunyai
faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang
progresif.
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
Sedimentasi eritrosit meningkat
Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
7. Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang
sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:
Golongan Makanan yang boleh Makanan yang tidak
bahan diberikan boleh diberikan
makanan
Karbohidrat Semua --
Protein Daging atau ayam, ikan Sardin, kerang, jantung,
hewani tongkol, bandeng 50 gr/hari, hati, usus, limpa, paru-paru,
telur, susu, keju otak, ekstrak daging/ kaldu,
bebek, angsa, burung.
Kacang-kacangan kering 25 --
Protein nabati gr atau tahu, tempe, oncom
8. Komplikasi
a. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses granulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
c. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
d. Terjadi splenomegaly
3. Intervensi keperawatan
1) Nyeri kronis b/d proses inflamasi
a) Kriteria hasil
1. Nyeri teratasi atau berkurang
2. Ekspresi wajah tenang
b) Intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
prespitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknymanan
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi
- teknik relaksasi nafas dalam
- atur posisi nyaman
- masase lembut
4. Monitor penerimaan kien tentang manajemen nyeri
5. Kolaborasi dengan tim medis dan obat yaitu natrium
diklofenak
2) Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
a. Kriteria hasil
Bisa melakukan aktivitas secara mandiri
b. Intervensi
1. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
2. Ajarkan klien tentang teknik ambulasi
3. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
4. Dampingi klien dan bantu saat mobilisasi dan bantu penuhi adls
5. Berikan alat bantu jika klien memerlukan
6. Ajarkan klien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat studi kasus
B. Subjek
C. Lokasi penelitian
D. Definisi operasional
Pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose rematik di rs mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi
E. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
pembuatan/konsultasi proposal
c) Pengesahan proposal
b) Pengajuan surat permohonan untuk bersedia menjadi subjek penelitian kepada calon
keseragaman data.
3. Tahap pengujian
J. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Sebelum dilakukan penelitian maka akan diedarkan lembaran persetujuan untuk menjadi
responden, dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui
dampaknya, jika subjek bersedia maka responden harus menandatangani lembar persetujuan dan
Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
BAB IV
1. Pengkajian
a. Data demografi :
1. Nama : Ny. MD
3. Umur : 69
4. Agama : Kristen
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : manado
9. No.RM : 08821
Keluarga terdekat :
b. Status kesehatan
1. Keluhan utama
Pada saat melakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri pada kaki sebelah kanan
sejak 4 tahun yang lalu. P=Nyeri pada saat bergerak/beraktivitas, Q=Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, R=Pada kaki sebelah kanan, S=Skala nyeri 6 (0-10), T=Nyeri
sewaktu-waktu 5 menit sekali. Klien tampak meringis dan klien tampak memegang
kaki sebelah kanan.
Klien mengatakan dikeluarga ada yang mengalami sakit jantung yaitu ayah klien dan
sakit typhus yaitu ibu klien
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
1) Pola nutrisi :
a) Berat badan : -
b) Tinggi badan :-
2) Pola eliminasi :
a) Buan air besar : pasien mengatakan BAB 1x sehari, pada waktu pagi hari, dengan
warna kecoklatan, dngan konsistensi lembek dan tidak ada kesulitan saat BAB.
b) Buang air kecil : pasien mengatakan BAK 4x sehari, dengan warna kekuningan dan
3) Pola isitrahat dan tidur : pasien mengatakan biasa lama tidur bias 7-8 jam dan tidak
4) Pola aktivitas dan latihan : pasien mengatakan setelah selesai melakukan pekerjaan
1) Kepala : tidak ada perdarahan, tidak ada nyeri tekan, rambut kepala bersih, tidak ada
benjolan
2) Mata : fungsi penglihatan baik pasien masih bisa membaca dalam jarak jauh sekitar 5
meter tapi terasah pusing ketika melihat sinar matahari
3) Telinga : pendengaran baik, posisi simetris kiri dan kanan, tidak ada keluhan
4) Hidung dan sinus : tidak ada pembengkakan, tidak ada perdarahan, tidak ada
5) Mulut dan tenggorokan : keadaan gigi baik, keadaan membrane mukosa merah muda
6) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening, tidak ada luka, tidak ada nyeri
tekan.
7) Thoraks : tidak ada kelainan bentuk thoraks, pergerakan dada kanan kiri simetris,
8) Sirkulasi : frekuensi nadi 98x/ menit, tekanan darah 170/110 mmHg, suhu tubuh 37,60
9) Abdomen : tidak ada luka, tidak ada memar, tidak ada perdarahan, nafsu makan baik,
dengan konsistensi lembek, BAK 4x/ hari dengan warna kuning, klien memiliki 2
orang anak yang di lahirkan secara normal, tidak ada gangguan dan keluhan pada
sistem reproduksi.
10) Ektermitas : klien mengatakan kedua kaki mengalami nyeri, terutama kaki sebelah
kanan. Klien mengatakan kaki terasa lemah dan terkadang tersa kram
e. Analisa data
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak memegang kaki
sebelah kanan
DO :
- Klien tampak bergerak/berjalan
lambat
- Klien tampak memakai tongkat saat
berjalan
- Umur = 75 tahun
- Skala otot 5555 5555
4444 4444
Ekstremitas atas skala otot 5=kekuatan
penuh
Ekstremitas bawah Skala otot 4=
kekuatan kurang
f. Diagnose keperawatan
1. Nyeri kronis b/d proses inflamasi
2. Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri persendian
g. Intervensi
Diagnosa
No Keperawata Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
n
1. Nyeri Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Kronis b/d keperawatan selama 1x 8 jam secara komprehensif,
Proses diharapkan nyeri teratasi, termasuk lokasi,
Inflamasi kriteria hasil : karakteristik, durasi,
Indikator IR ER frekuensi, kualitas dan
-melaporkan adanya 3 4 faktor prespitasi
nyeri 2. Observasi reaksi
-luas bagian tubuh yg 3 4 nonverbal dari
terpengaruh ketidaknymanan
-frekuensi nyeri 3 4 3. Ajarkan teknik
-pernyataan nyeri 3 4 nonfarmakologi
Ekspresi nyeri pada - teknik relaksasi nafas
wajah dalam
- atur posisi nyaman
Ket: - masase lembut
1. Kuat 4. Monitor penerimaan kien
2. Berat tentang manajemen nyeri
3. Sedang 5. Kolaborasi dengan tim
4. Ringan medis dan obat yaitu
5. Tidak ada natrium diklofenak
h. Implementasi
Diagnosa
No Keperawat Implementasi Evaluasi
an
1 Nyeri 1. Melakukan pengkajian S : Klien mengatakan nyeri pada kaki
Kronis b/d nyeri secara sebelah kanan
Proses komprehensif termasuk -P= Nyeri pada saat
lokasi, karakteristik,
Inflamasi beraktifitas/bergerak
durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor prespitasi -Q = Nyeri seperti ditusuk-tusuk
H/P = Nyeri saat -R = Pada kaki sebelah kanan
bergerak / beraktifitas -S = Skala nyeri 6 (0-10) sedang
Q= nyeri seperti ditusuk- -T = sewaktu –waktu 5 menit sekali
tusuk O : -klien tampak meringis
R=Pada harus sebelah -klien tampak memegangi kakinya
kanan
S=Skala nyeri 6 (0-10)
T=Nyeri sewaktu-waktu A: Masalah belum teratasi
hilang timbul 5 menit Indikator IR ER
2. Mengobservasi reaksi -Melaporkan adanya nyeri 3 4
nonverbal dari -Luas bagian tubuh yang 3 4
ketidaknyamanan terpengaruh
H/ Klien tampak -Frekuensi nyeri 3 4
meringis, memegangi -Panjangnya episode nyeri 3 4
kakinya -Pernyataan nyeri 3 4
3. mengajarkan tentang -Ekspresi nyeri pada wajah 3 4
teknik nonfarmakologi
-teknik relaksasi nafas
dalam P : Lanjutkan Intervensi
H/ Klien menarik nafas
dalam
saat terasa sakit Tarik
nafas tahan 2-3 detik
kemudian hembuskan
-Mengatur posisi nyaman
H/ memberikan posisi
nyaman
H/ memberikan posisi
nyaman untuk klien
-masase lembut
-memijat-mijat untuk
mengurangi rasa sakit
4. Memonitor
penerimaan klien tentang
manajemen nyeri
H/ klien tamoak
kooperatif melakukan
manajemen nyeri
Pembahasan
implementasi, dan evaluasi yang dilakukan selama 8 jam di igd pada tamnggal 25 juni
1. Pengkajian
tersebut di lakukan pada Ny. M. D pada tanggal 25 juni 2019 berdasarkan teori,
artikel dan praktek klinik, di dapatkan ada kesenjangan, karena tidak semua
2. Diagnosa
3. Prencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
klien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dicapai dalam diagnosa
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan rematoid astritis maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesenjangan antara teori dan kasus
pada pengakajian tidak ditemukan semua tanda dan gejala hanya beberapa yaitu
Nyeri kronis b/d proses inflamasi Pada penatalaksanaan yang terjadi dilapangan
klien kooperatif dan mau diajak bekerja sama sehingga memudahkan proses
keperawatan
Saran
Berdasarkan hasil penerapan kasus yang telah dilakukan pada klien, maka penulis
memberikan beberapa saran yang kiranya berguna bagi kita semua untuk
teliti sehingga diperoleh data yang akurat untuk dapat menegakkan diagnosa
keperawatan.
aspek perawatan yaitu bio, psiko, sosio dan spiritual, sehingga Asuhan
antara tujuan dan kriteri hasil yang telah ditetapkan dengan hasil yang ditemui
pada klien, apakah masalah dapat teratasi seluruhnya atau sebagaian saja atau
b. Untuk klien
mengganggu kesehatanya
2. Klien hendaknya lebih memiliki harapan dan menghilangkan rasa kosong yang
beraktifitas secara normal dan istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan klien
DAFTAR PUSTAKA
Blackwell. http://ajunkdoank.wordpress.com/2008/12/25/definisi-dan-patologi-
Atasi Rematik dan Asam Urat Ala Hembing. Jakarta: Puspa Swara.
55