Anda di halaman 1dari 3

GOUT ARTRITIS

No dokumen :
No. Revisi :-
S O P Tanggal Terbit :
Halaman :

Selvian Pauweni,A.Md.Keb
Puskesmas Buntulia
NIP. 19720917 199212 2 01

1. Pengertian Kondisi kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl pada pria dan pada
wanita 6 mg/dl. Hiperurisemia dapat terjadi akibat meningkatnya produksi
ataupun menurunnya pembuangan asam urat, atau kombinasi dari keduanya.

Gout adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi kristal monosodium urat
pada jaringan sekitar sendi.
Sebagai pedoman didalam memberikan pelayanan pasien gout artritis dan
2. Tujuan
mencegah komplikasinya

3. Kebijakan Sesuai dengan SK Kepala Puskesmas Nomor : tentang gout


artritis

4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
1. Paramedis melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan dan
5. Prosedur
mencatat dalam buku status pasien.
2. Dokter menanyakan keluhan pasien. Keluhan yang sering ditemui
adalah bengkak dan nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada
malam hari. Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan. Keluhan juga
dapat disertai demam, menggigil, dan nyeri badan. Apabila serangan
pertama, 90% kejadian hanya pada 1 sendi dan keluhan dapat
menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan.
3. Mencari faktor resiko yang berupa :
a) Usia & Jenis kelamin
b) Obesitas
c) Alkohol
d) Hipertensi
e) Gangguan Fungsi Ginjal
f) Penyakit-penyakit metabolik
g) Pola diet
h) Obat : Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC
4. Mencari faktor pencetus timbulnya serangan nyeri sendi trauma lokal,
diet tinggi purin, minum alkohol, kelelahan fisik, stress, tindakan
operasi, penggunaan diuretik, penggunaan obat yang dapat
meningkatkan kadar asam urat.
5. Melakukan pemeriksaan fisik dasar. Pada pemeriksaan fisik dapat
ditemukan Keadaan umum: Tampak sehat atau kesakitan akibat nyeri
sendi. Arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya melibatkan
sendi MTP-1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang mengalami inflamasi
tampak kemerahan dan bengkak.
6. Melakukan pemeriksaan penunjang. Pada pemeriksaan ini dapat
ditemukan pembengkakan asimetris pada sendi dan kista subkortikal
tanpa erosi pada pemeriksaan radiologis. Kadar asam urat dalam darah
> 7 mg/dl.
7. Menegakkan diagnosis klinis yang berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan untuk diagnosis definitifGout arthritis adalah ditemukannya
kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus.
8. Menemukan gambaran klinis hiperurisemia, yang berupa :
a) Hiperurisemia asimptomatis.
Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti. Serangan
arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini.
b) Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium, yaitu:
i. Stadium akut
ii. Stadium interkritikal
iii. Stadium kronis
c) Penyakit Ginjal
9. Menentukan diagnosis banding yang berupa : sepsis arthritis dan
rheumatoid arthritis.
10. Menentukan komplikasi hiperurisemia, yaitu bisa menimbulkan
terbentuknya batu ginjal dan keadaan terminal berupa gagal ginjal.
11. Memberikan tatalaksana berupa :
a) Mengatasi serangan akut segera. Bisa dengan menggunakan :
i. Kolkisin (Efektif pada 24 jam pertama setelah serangan nyeri
sendi timbul. Dosis oral 0.5-0.6 mg per hari dengan dosis
maksimal 6 mg.
ii. Kortikosteroid sistemik (bila NSAID dan Colchicine tidak
berespon baik) seperti prednison 2-3x5 mg/hari selama 3 hari
iii. NSAID seperti Natrium Diklofenak 25-50 mg selama 3-5 hari
b) Program pengobatan unutk mencegah serangan berulang dengan
obat : analgesik dan kolkisin dosis rendah
c) Mengelola hiperurisemia (menurunkan kadar asam urat) &
mencegah komplikasi lain
i. Agen penurun asam urat (tidak digunakan selama serangan
akut).Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah,
100mg, kemudian bertahap dinaikkan bila diperlukan, dengan
dosis maksimal 800mg/hari. Target terapi adalah kadar asam
urat < 6mg/dl.
ii. Modifikasi gaya hidup, dengan minum cukup (8-10 gelas/hari),
mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal, mengurangi
konsumsi alkohol, dan pola diet sehat (rendah purin)
12. Mempertimbangkan rujukan Apabila pasien mengalami komplikasi atau
pasien memiliki penyakit komorbid, perlu dirujuk ke dokter spesialis
penyakit dalam.

6. Bagan Alir -

7. Unit Terkait 1. Poli Umum

2. Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai