Anda di halaman 1dari 27

HANYA

CONTOH

Kementerian Ketenagakerjaan
Republik Indonesia

PT.Sehat Semangat

LAPORAN O.J.T (On


the Job Training)

Oleh:

Taklekang Dilanda,ST,MT
PT.Gembira Power

SERTIFIKASI & PEMBINAAN


CALON AHLI K3 LISTRIK
22 NOPEMBER – 2 DESEMBER 2016
DI BUANA RAJA - TERNATE
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan O.J.T (On the Job Training) oleh :

Tanda Tangan Tanda Tangan

( Atasan Langsung) ( Peserta )

Diperiksa dan disetujui oleh


Instruktur Ahli K3 Listrik :

(tanda tangan)

Muhammad Darwis, ST

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan

BAB II. PROFIL LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB III. PRAKTEK PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)


- PEMBANGKITAN LISTRIK – GENSET
- TRANSMISI
- DISTRIBUSI
- PEMANFAATAN
A. LVMDP – SDP
B. INSTALASI KHUSUS
C. PENERANGAN, MOTOR LISTRIK
D. INSTALASI PENYALUR PETIR

BAB IV. AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA
LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD PREVENTION)

BAB V. PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

LAMPIRAN
- Dicantumkan semua regulasi tentang kelistrikan

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan


K3 No.Kep.47/PPK&K3/VIII/2015 tanggal 5 Agustus 2015 tentang Pembinaan Calon Ahli
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bidang Listrik, disebutkan Materi Pembinaan
Kelompok Inti no.17 adalah Praktek, dan no.18 adalah Seminar.

Telah disepakati dan ditentukan pada Temu Teknis tanggal 18-21 Agustus 2015 di
Bandung ,untuk lebih memantapkan materi-materi dan Praktek serta Seminar yang
diperoleh selama pelatihan / pembinaan maka para peserta pembinaan diberi tugas O.J.T
(On the Job Training) di perusahaannya masing-masing.

B. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan O.J.T (On the Job Training) ini adalah :

1. Mempraktekkan Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) yang berkaitan dengan K3


listrik di perusahaannya masing-masing.

2. Mempraktekkan Audit K3 Listrik dengan memggunakan “Check List Pencegahan


Bahaya Listrik (Electrical Hazard Prevention)” di perusahaannya masing-masing.

C. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan O.J.T (On the Job Training) ini selama 5 (lima) hari setelah pelatihan
(pembinaan) di kelas selesai.

Laporannya paling lambat 1 minggu (7 hari) setelah pelatihan / pembinaan di kelas


selesai, harus diserahkan kepada Penyelenggara Pembinaan dalam hal ini PT.Sehat
Semangat melalui email, dan lain sebagainya.

3
BAB II

PROFIL LOKASI O.J.T (ON THE JOB TRAINING)


DI PERUSAHAANNYA MASING-MASING

PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) PT.GEMBIRA POWER di Gorontalo terdiri dari 5
unit dengan kapasitas masing-masing 8.920 KW, tegangan 6,6 kV, total kapasitas
terpasang sebesar 44,6 MW mulai di bangun pada tanggal 01 Juli 2008 dan Commercial
Operation pada tanggal 03 Oktober 2009.

PLTD yang dioperasikan pada sistem Gorontalo Timur ini adalah sebagai penyandang
beban dasar (base Load), pada saat beban puncak memiliki kontribusi ± 20% terhadap
total beban sistem yang ada saat ini.

PLTD PT.GEMBIRA POWER dilengkapi dengan fungsi Blackstart, fungsinya saat terjadi
pemadaman total atau Blackout diharapkan mampu secara mandiri melakukan start dan
dapat sinkron kembali ke sistem Timur untuk bisa membantu mempercepat pernormalan
sistem Timur.

Energi listrik PLTD ini disalurkan oleh 2 feeder 20 KV ke GI Gorontalo Timur.

Single Line Diagram dari PLTD PT.GEMBIRA POWER

4
Dalam pencapaian target produksi harian sesuai kontrak sebesar 856.230 KWh/hari ,
bahan bakar MFO yang dibutuhkan sebesar 201 kiloliter per hari dengan Specific fuel
Consumption (SFC) mesin sebesar 0,235 liter/KWh.

Beroperasinya PLTD MFO ini di harapkan dapat menekan penggunaan HSD diwilayah
Gorontalo Timur.

Dengan pengoperasian PLTD PT.GEMBIRA POWER yang menggunakan bahan bakar MFO
ini , didapat penghematan yang cukup besar per tahun yang di dapat dari hasil selisih
antara harga HSD dan MFO saat ini.

5
BAB III

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN (RIKSA UJI)

Pemeriksaan dan Pengujian (Riksa Uji) Listrik secara teori telah dibahas dalam pelatihan /
pembinaan terutama Alat-alat Uji Isolasi (Insulation) yang sangat berkaitan dengan
terjadinya Short Circuit yang menyebabkan Shock, Arc & Blast.
Kemudian secara terbatas telah dilakukan Praktek Riksa Uji di PLTH (Pembangkit Listrik
Tenaga Hibrid) Pantai Neo-Ternate, dan telah dibuat Laporan Praktek.

Dalam O.J.T (On The Job Training) perlu melakukan Riksa Uji dengan kemungkinan
tersedianya alat-alat uji yang lebih lengkap terhadap peralatan-peralatan listrik yang lebih
riil dan bervariasi di perusahaannya masing-masing.
Riksa Uji dalam O.J.T meliputi :
1. Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Tester/ Megger)
2. Riksa Uji Indeks Polarisasi (P.I = Polarization Index)
3. Pelaksanaan LOTO (Lock Out Tag Out).
4. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)
5. Riksa Uji Hi Pot (High Potential)
6. Riksa Uji Tangen Delta
7. Riksa Uji Partial Discharge
8. Dan Riksa Uji lainnya

Minimal melakukan Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Tester/


Megger), dan Riksa Uji Indeks Polarisasi (P.I = Polarization Index), serta
LOTO.

PELAKSANAAN RIKSA UJI

1. Riksa Uji Tahanan Isolasi (Insulation Resistance Tester/ Megger) :

a). Pengujian tahanan isolasi kabel dari generator ke trafo

Kabel Nilai Kabel Nilai Kabel Nilai


U1 - Ground 37. 8 GΩ U1 - W1 94.8 GΩ V1 - W1 127 GΩ
U2 - Ground 15.9 GΩ U1 - W2 88.5 GΩ V1 - W2 149 GΩ
U1 - U2 81.7 GΩ U2 - W1 102 GΩ V2 W1 127 GΩ
U2 - W2 95.5 GΩ V2 W2 147 GΩ

6
Kabel Nilai Kabel Nilai Kabel Nilai
V1 - Ground 37.1 GΩ U1 - V1 68.2 GΩ W1 - Ground 12 GΩ
V2 - Ground 10.4 GΩ U1 - V2 72 GΩ W2 - Ground 13.4 GΩ
V1 - V2 95.5 GΩ U2 - V2 103 GΩ W1 - W2 62.5 GΩ
U2 - V1 76.7 GΩ

b). Pengujian tahanan isolasi kabel dari trafo ke CB

Kabel Nilai
L1 - Ground 418 GΩ
L2 - Ground 106 GΩ
L3 - Ground 106 GΩ
L1 - L2 834 GΩ
L1 - L3 835 GΩ
L2 - L3 653 GΩ

c). Pengujian insulation resistance pada Exciter Generator

7
Kabel Nilai Kabel Nilai
U1 – G 268 MΩ U2 – G 181 MΩ
V1 – G 250 MΩ V2 – G 186 MΩ
W1 – G 268 MΩ W2 – G 188 MΩ

Pengujian insulation resistance yang dilakukan pada kabel, nilai yang didapat masih
masuk dalan nilai estándar. Pada stándar PUIL diatas 5000 V nilai resistansi lebih dari
atau sama dengan 1 Mohm sedangkan pada NETA pada rating 34500 V nilai resistansi
mínimum 1 G Ohm dan pada stándar IEEE mínimum 5 Mohm pada rating tegangan 1 Kv.

2. Riksa Uji “P.I (Polarization Index)” :

LV – Ground
No Waktu Nilai
1 30 Detik 9.99 GΩ
2 1 Menit 10.1 GΩ
3 2 Menit 12 GΩ
4 3 Menit 12.5 GΩ
5 4 Menit 13.5 GΩ
6 5 Menit 2.91 GΩ
7 6 Menit 8.95 GΩ
8 7 Menit 10.5 GΩ
9 8 Menit 16.6 GΩ
10 9 Menit 16.9 GΩ
11 10 Menit 17.8 GΩ

PI DAR A C
1.76 1.01 302 nA 94 nF

8
HV – Ground
No Waktu Nilai
1 30 Detik 6.67 GΩ
2 1 Menit 8.45 GΩ
3 2 Menit 10.3 GΩ
4 3 Menit 13.6 GΩ
5 4 Menit 17 GΩ
6 5 Menit 20.7 GΩ
7 6 Menit 27.2 GΩ
8 7 Menit 24.6 GΩ
9 8 Menit 28.6 GΩ
10 9 Menit 27.9 GΩ
11 10 Menit 32.5 GΩ

PI DAR A C
3.85 1.27 166 nA 11.1 nF

HV - LV
No Waktu Nilai
1 30 Detik 19.9 GΩ
2 1 Menit 23.4 GΩ
3 2 Menit 26.5 GΩ
4 3 Menit 28.3 GΩ
5 4 Menit 29.1 GΩ
6 5 Menit 31.3 GΩ
7 6 Menit 33.8 GΩ
8 7 Menit 34.6 GΩ
9 8 Menit 32 GΩ
10 9 Menit 32.9 GΩ
11 10 Menit 31.1 GΩ

PI DAR A C
1.37 1.15 302 nA 94 nF

Pada pengujian yang dilakukan pada sisi LV – Ground nilai PI yang didapat kurang dari 2
yang mana menurut Chauvin Arnaux pada nilai kurang dari 2 merupakan problem,
menurut IEEE nilai 1.5 – 1.9 questionable, menurut Fluke 1 – 2 poor.

Sedangkan untuk nilai DAR kurang dari 1.25 merupakan insufficient.

Kesimpulannya kemungkinan pada belitan tersebut lembab dan kotor.

9
3. Mempraktekkan LOTO (Lock Out Tag Out)

4. Riksa Uji Tahanan Pembumian (Earth Resistance Testing)

Dengan menggunakan alat uji Earth Resistance Tester, diukur tahanan pembumian dan
hasilnya = 0.56 Ω.
Berarti ini bagus karena < 5 Ω seperti yang disyartakan oleh NFPA, IEEE, dll.

10
5. Riksa Uji “Tangen Delta”

Pengujian dilakukan oleh pihak external karena di tempat kami tidak mempunyai alat uji
Tangen Delta.

11
12
6. Riksa Uji “Partial Discharge”

Untuk pengujian dilakukan oleh pihak external dikarenakan di kami tidak mempunyai alat
pengujian menggunakan Partial Discharge.

13
14
BAB IV

AUDIT K3 LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN


CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA LISTRIK
(ELECTRICAL HAZARD PREVENTION)

CHECK LIST PENCEGAHAN BAHAYA


LISTRIK (ELECTRICAL HAZARD
PREVENTION)

Check List Cara mencegah Bahaya “SHOCK” (Tersengat Listrik)


URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1.Jangan membiasakan diri
mencoba secara sengaja
maupun tidak sengaja
memegang benda-benda Periksa dahulu dengan
logam yang kemungkinan menggunakan multi meter
bisa ada tegangan untuk mengetahui apakah
listriknya. ada arus yang bocor pada
panel tersebut serta
Membuka panel listrik pergunakan sarung tangan
yang bertegangan tanpa khusus listrik pada saat
sarung tangan listrik. bekerja

2.Beri Isolasi bagian-


bagian terbuka yang
bertegangan.

Beri sign dan isolasi


ataupun tutup ujung cable
yang bertegangan ataupun
Ujung kabel tidak di isolasi yang tidak bertegangan
dan tidak di ketahui masih agar aman dan jika sudah
aktif atau tidak karena tidak tidak terpakai maka di
ada tanda / marking. cabut agar lebih aman

15
3.Beri tutup yang aman
pada bagian-bagian yang
bertegangan
Pasang tutup pada MCB
tersebut agar tidak di
sentuh orang jika tidak
melihat agar terhindar dari
Pada bagian yang bertegangan bahaya listrik serta pasang
tidak ada penutup dan sign “ AWAS BAHAYA
berbahaya. LISTRIK “.

Membuat penutup dari


bahan isolator yang
Pada terminal yang transparan seperti dari
bertegangan tidak ada penutup mika plastik
(bahaya bila tersentuh)

4.Beri pagar pengaman


pada bagian-bagian
bertegangan yang
kemungkinan bisa
tersentuh manusia secara
tidak sengaja, pasang
peralatan Interlocking (bila Rapatkan serta pasang
perlu). Tutup MCB yang terbuka bisa cover tambahan agar
masuk binatang sehingga terhindar dari bahaya
menimbulkan bahaya short binatang masuk ke MCB
circuit. box dan bisa short circuit

16
5.Pasang Grounding pada
Instalasi listrik
Pasang Grounding pada
panel tersebut sebelum di
operasikan untuk
Panel sub distribution tidak ada menghindari bahaya
grounding. tersengat listrik

Pada panel tidak ada grounding Diharuskan memasang


bar (kabel grounding hanya grounding bar pada panel
diisolasi)

6.Pasang Grounding pada


bagian-bagian yang
kemungkinan bisa
bertegangan (misalnya Pasang cable grounding
frame dari motor, dan lain- pada welding machine
lain) sebelum di operasikan
Welding machine tidak ada untuk menghindari bahaya
grounding ke body/frame. tersengat listrik.

17
7.Pasang ELCB (Earth
Leakage Circuit Breaker)
dengan sensitivity
maksimum 30 mA. Nama
lain dari ELCB adalah GPAS
(Gawai Proteksi Arus Sisa),
alias RCCB (Residual Pasang ELCB (Earth
Current Circuit Breaker), Leakage Circuit Breaker)
Tidak ada terpasang untuk
alias RCD (Residual dengan sensitivity
pengaman arus bocor.
Current Detector), alias maksimum 30 mA.
GFCI (Ground Fault
Current Interrupter).

Memasang ELCB untuk


Tidak ada ELCB atau alat proteksi pada manusia
proteksi yang terpasang pada
panel.

8.Laksanakan LOTO (Lock


Out Tag Out) sewaktu
melakukan pekerjaan
listrik.
Pasang personal pad lock
pada sumber power
Memasang Pad lock personal sebelum melakukan
pada saat akan melakukan pekerjaan dan pergunakan
pekerjaan tetapi tidak memakai sarung tangan pada saat
sarun tangan bekerja

9.Gunakan PPE (Personal


Protective Equipment) atau
APD (Alat Proteksi Diri)
yang baik, tepat dan benar

Pergunakan sarung tangan


serta kaca mata pada saat
Tidak menggunakan sarung bekerja utuk menghindari
tangan pada saat bekerja pada bahaya dari listrik
area yang bertegangan bertegangan

18
Check List Cara mencegah bahaya ARC FLASH
yang terjadi karena Short Circuit
URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1.Pada saat melakukan
pekerjaan Pemeliharaan,
harus selalu listriknya
dimatikan dulu (off & Lakukan prosedur LOTO
LOTO), kecuali terpaksa. sebelum memulai
pekerjaan dan check
kembali dengan multi
Tidak melakukan prosedur
meter untuk memastikan
LOTO pada saat bekerja
tidak ada tegangan (0
dan power listrik tidak di
Volt)
matikan

2.Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit,
dan pastikan harus ada
alat proteksi (CB atau Rapikan cable serta
Fuse) pasang penutup panel
Cable berantakan dan (pasang Gland plate)
tidak ada penutup pada sebelum cable di pasang
atas lubang cable serta pasang cable gland
incoming dan out going pada cable yang di install

3. Hindari Kondisi tidak


aman (Unsafe condition)
dan Perilaku yang tidak
aman (Unsafe Act)

Matikan Power listrik saat


bekerja pada panel yang
bertegangan serta
pergunakan scaffolding
untuk bekerja di
ketinggian dan
Power listrik belum di
pergunakan pull body
matikan dan bekerja pada
hardness
panel yang bertegangan

19
4. Gunakan Alat
Pelaindung Diri (APD)
yang baik , tepat dan
benar
Pada saat bekerja tidak Pada saat bekerja
menggunakan APD dan pergunakan APD atau PPE
bisa terbentur juga bahaya yang lainnya agar
tersayat pada saat terhindar dari bahaya yang
mengupas kabel serta tidak di inginkan serta
tertusuk pada saat konsentrasi pada saat
terminasi bekerja

Check List Cara mencegah


bahaya ARC yang menyebabkan Kebakaran (FIRE)
URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
1. Hindarkan kemungkinan
terjadinya short circuit,
dan harus ada alat
proteksi (CB atau Fuse)
Rapikan cable pada saat
Cable berantakan dan akan di terminasi dan
tidak ada penutup pada pastikan cable terkoneksi
atas lubang cable dengan kencang pada
incoming dan out going terminal kabel

2. Gunakan kulaitas kabel


(kawat dan isolasi) yang
baik Jangan menggunakan
kabel yang berisi 2 serta
kwalitasnya tidak
termasuk dalam 10 besar
Cable 2 core di sambung dan tidak mengikuti SPLN
dengan 3c x 1.5mm2 dan LMK

3. Gunakan jenis kabel


yang benar

Kabel ukuran 2c x 1.5mm Gunakan jenis cable


di pakai untuk receptacle dengan isi 3 konduktor
tanpa grounding pada cable tersebut

20
4. Gunakan ukuran kawat
yang sesuai dengan KHA
(Ampacity)nya.
Pastikan untuk power
Kabel ukuran 1.5mm receptacle ukuran cable
tetapi MCB yang di pakai konduktor yang paling
25 Amp kecil adalah 2,5 mm2

5. Hindari terjadinya “Loss


connection”

Pasang cable / cable


scound pada cable yang
Cable grounding tidak
akan di terminasi
terpasang dengan benar

Check List Cara mencegah bahaya BLAST karena


Pemeliharaan yang kurang baik pada Peralatan
URAIAN TEMUAN REKOMENDASI
1.Laksanakan pekerjaan
Pemeliharaan (PM, PdM,
dan CM) sesuai dengan
prosedur-prosedur Lakukan perbaikan serta
pemeliharaan rapikan kabel dan pasang
(Maintenance Prosedures). pada jalur line yang sesuai
dengan gambar serta
pasang wire marker pada
Pemasangan cable listrik kabel tersebut agar mudah
yang kurang rapi dan tidak saat perbaikan dan
standard karena tidak di perawatan
maintenance dengan baik

2.Lakukan JSA (Job Safety Belum ada program JSA Membuat program JSA
Analysis) untuk setiap (Job Safety Analysis) (Job Safety Analysis).
pekerjaan Pemeliharaan Sosialisasi kepada semua
(PM, PdM, CM) team yang terlibat dalam
pekerjaan.

21
Check List Cara mencegah BLAST yang terjadi karena
Interrupting Rating yang tidak benar pada CB & Fuse
URAIAN TEMUAN REKOMENDASI
1. Hindari kemungkinan
terjadinya short circuit

Rapikan cable pada saat


akan di terminasi dan
Pemasangan cable listrik pastikan cable terkoneksi
yang kurang rapi dan tidak dengan kencang pada
standard terminal kabel

2. Pastikan Breaking
Capacity dari Fuse dan
Circuit Breaker adalah
lebih besar daripada
Maximum Short Circuit
pada titik terjadinya short
circuit tersebut. Maximum
Short Circuit pada setiap
titik Bus dihitung
menggunakan software
misalnya ETAP (Electrical
Transient Analizer
Program), atau dengan
menggunakan Tabel
seperti contoh dari PLN. Harus dievaluasi lebih
lanjut berapa kA
CB didalam panel ada
Interrupting Rating yang
yang Interrupting Rating-
seharusnya dala Panel
nya 10 kA, dan ada yang
tersebut.
15 kA.

Check List Cara mencegah BAHAYA LISTRIK lainnya


URAIAN TEMUAN & FOTO REKOMENDASI
a. Bahaya Induksi
Electromagnetic ketika
sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan Pergunakan sarung tangan
listrik pada saat bekerja dan di
kwatirkan adanya induksi
Tidak menggunakan sarung pada alat yang di pegang
tangan saat mengecek CT. tersebut

22
b. Bahaya radiasi ketika
sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan
listrik Pergunakan baju untuk
pengaman debu serta
chemical yang lainya serta
periksa lokasi kerja
sebelum memulai
pekerjaan dan pergunakan
APD. Dan jangan
Bekerja pada area boiler yang
menyentuh pipa yang
juga terpapar debu serta bau
panas serta air chemical
chemical

c. Bahaya terpeleset ketika Rapikan area kerja


sedang melakukan sebelum memulai
pekerjaan pemeliharaan pekerjaan serta gantung
listrik cable dengan posisi di atas
kepala agar aman pada
saat melintas dan tidak
tersandung ataupun
terpeleset pada saat
berjalan.
Kabel di sekitar lokasi kerja
Jika lantai licin pasang
tidak digantung dan bisa
sign dan juga keringkan
terpeleset jika berjalan dikabel
lantai.
dan kabel menggelinding.
Bahaya lantai tergenang air
dan licin

d. Bahaya jatuh dari


ketinggian ketika sedang
melakukan pekerjaan
pemeliharaan listrik

Pergunakan scaffolding
saat bekerja di ketinggian
Pada saat bekerja di serta pergunakan pull
ketinggian tidak body hardness untuk
menggunakan pull body menahan bahaya jatuh
hardness.

23
e. Bahaya tersentuh panas
pada peralatan listrik ketika
sedang melakukan
pekerjaan pemeliharaan
listrik
Pasang sign untuk pipa
yang panas serta jangan
menyentuh pipa yang
panas pada saat
melakukan pekerjaan
Ada pipa steam di sekitar area
listrik
kerja listrik.

Bahaya panas pada pipa Memberikan tanda


disekitar motor dan tidak ada peringatan bahaya
tanda peringatan bahaya tersentuh benda panas
tersentuh benda panas

f. Lakukan Pre Job sebelum Lakukan tools box meeting


memulai pekerjaan pada agar semua karyawan
saat Tools box meeting. faham apa yang akan di
kerjakan.

24
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Riksa Uji Tahanan isolasi (megger), Polarization Index (P.I), Earth Resistance kami lakukan
sendiri karena kami mempunyai alat-alatnya.

Sedangkan Riksa Uji Tangen Delta dan Partial Discharge dilakukan oleh tim dari pihak
external yaitu dari ABB, dikarenakan pada perusahaan kami belum memiliki alat-alat
tersebut.
Pihak internal hanya sebatas memonitoring pelaksanaan Riksa uji tersebut.

Pada waktu melakukan Audit K3 Listrik dengan menggunakan Checklist Pencegahan Bahaya
Listrik (Electrical Hazard Prevention) ditemukan banyak hal yang perlu diperbaiki.

Setelah diperbaiki, kami yakin Audit K3 listrik yang kami lakukan berikutnya akan semakin
sedikit temuan-temuannya.

B. Saran

Lakukan Audit K3 listrik dengan menggunakan Check list Pencegahan bahaya listrik
(Electrical Hazard Prevention) secara berkala misalnya setiap 6 bulan.

Selalu melakukan safety induction setiap akan melakukan pekerjaan guna selalu
mengingatkan kepada pekerja bahaya kerja dan potensi bahaya akibat kerja.

Selalu menggunakan APD yang baik, tepat dan benar.

25

Anda mungkin juga menyukai