Anda di halaman 1dari 16

Jenis-jenis teknologi pengolahan air bersih

Author: AULIA AUDINA April 3, 2017 0 Comments

umum

Kemajuan teknologi dan kemajuan yang begitu pesatnya ternyata memiliki dampak baik dan
buruk. Salah satu dampak buruknya adalah semakin berkurangnya air bersih karena
tercemarnya sumber air bersih. Di pedesaan mungkin kita masih bisa menemukan sumber air
bersih, namun kadang di perkotaan sumber air bersih sangat susah untuk ditemukan. Karena
itulah kini mulai banyak muncul teknologi pengelolaan air bersih. Teknologi inilah yang
digadang-gadang menjadi solusi kelangkaan air bersih. Berikut beberapa metode pengelolaan
air bersih.

1. Teknologi saringan pasir lambat

Metode ini cukup sederhana dan cukup mudah untuk dilakukan. Namun out put air yang
dihasilkan terbukti jauh lebih bagus kualitasnya. Salah satu keunggulandari metode ini adalah
tidak adanya zat kimia yang digunakan untuk menyaring, karena media penyaringnya hanya
menggunakan pasir. Hanya saja seperti namanya, kecepatan menyaring metode ini sangatlah
lambat. Maka itu metode ini dinamakan Saringan Pasir Lambat.

2. Desalinasi air laut

Seperti namanya metode ini menggunakan air laut untuk diproses menjadi air bersih. Air laut
diambil dari pipa yang yang disambungkan kelaut, air disedot dengan kecepatan yang rendah
agar biota laut tak terambil dan ikut tersedot. Air yang sudah tersedot kemudian dimasukan
ke bak penampungan, kemudian disaring untuk memisahkan kotoran yang kecil dan yang
besar. Setelah itu air dipisahkan dengan unsur garam melalui proses pemanasan atau proses
membran. Setelah itu biasanya air akan ditambahi unsur mineral agar lebih berkualitas dan
dapat dijadikan air minum. Proses jenis ini sama murahnya dengan metode Saringan Pasir
Lambat. Selain murah prosesnya hemat energi dan ramah lingkungan.

3. Biological Purity

Sesuai ketentuan yang diumumkan oleh Mentri Kesehatan Lingkungan, air limbah yang
dibuang ke lingkungan haruslah memenuhi beberapa syarat. Teknologi seperti ini dapat
diterapkan dalam rumah tangga maupun proyek besar seperti pabrik. Keunggulan dari metode
ini adalah ramah lingkungan dan tidak perlu memerlukan resapan. Dan yang terpenting air
yang dibuang bisa langsung dialirkan ke drainase umum.Reverse Osmosis

Pada Air RO proses yang dilakukan melakukan filter air yang ketat dan khusus menggunakan
“membran RO” sebagai penyaring. Asumsi dari 8 liter air yang di filter menggunakan sistem
RO, hanya menghasilkan 2 liter air saja dan 6 liter dibuang menjadi limbah RO. Dalam air
RO hanya terdapat unsur H2O saja jadi benar-benar terdapat satu unsur air didalamnya,
karena proses filtrasi yang telah memisahkan unsur mineral dari air

http://student.blog.dinus.ac.id/auliadina/jenis-jenis-teknologi-pengolahan-air-bersih/
Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting. Tanpa

air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Meskipun

merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui oleh alam sendri, tapi

kenyataan ketersediaan air tanah tidak bertambah.

Di Indonesia, akses terhadap air bersih masih menjadi masalah.

Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari air sungai, danau,

waduk dan sumur. Pencemaran oleh mikroorganisme terhadap badan air

maupun dalam suplai air minum merupakan kasus yang sering terjadi, dan

saat ini pencemaran dari faktor kimia dan fisika misalnya pencemaran oleh

senyawa polutan mikro yang bersifat mutagenik dan/atau yang menyebabkan

kanker perlu diwaspadai.

Pesatnya pembangunan wilayah Indonesia dan laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang

sering kali tidak tersedia untuk penduduk, dan juga akibat penggunaan

teknologi produksi yang mana sering tidak atau kurang ramah terhadap

lingkungan atau kesehatan masyarakat.

Meskipun demikian telah terbukti bahwa penyediaan air bersih untuk

masyarakat memainkan peran penting dalam hal meningkatkan kesehatan

lingkungan dan kesehatan masyarakat , yakni mempunyai peranan dalam

menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang behubungan dengan

air dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup

masyarakat.

B. Tujuan

Tujuan makalah ini untuk mengetahui pengaruh ketersediaan air bersih

terhadap kesehatan masyarakat.

PEMBAHASAN

A. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan

akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai


batasan nya, air bersih adalah yang memenuhi persyaratan bagi sistem

penyediaan air munum, dimana persyaratan yang dimaksud adalah

persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia,

biologis dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan

efek samping (Ketentuan Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/1990).

Pesyaratan tersebut juga memperhatikan pengamanan terhadap

sistem distribusi air bersih dari isntalasi air bersih sampai pada

konsumen.

Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia. Lebih dari 1 milliar manusia di seluruh

dunia kehilangan akses terhadap sumber air bersih. Badan Kesehatan

Dunia (WHO) menyebutkan sekitar 1.6 juta anak di seluruh dunia

meninggal akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan sanitasi yang

sehat. Dampak tidak terpenuhinya kebutuhan tersebut langsung

dirasakan oleh jutaan keluarga terutama anak-anak dan balita sebagai

kelompok usia rentan. Jika target penyediaan air bersih dan sanitasi tidak

segera diatasi dunia diperkirakan mengalami krisis meluas. Krisis akan

lebih terasa diwilayah perkotaan karena pertumbuhan penduduk yang

cepat sehingga memunculkan tekanan pelayanan kesehatan bagi warga

kelas bawah.

Pada saat terpaksa, manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan,

tetapi tidak dapat hidup tanpa air. Hal itu juga berhubungan dengan

kenyataan bahwa 70% dari tubuh manusia berupa cairan (air).

Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari tanpa memperhatikan

kualitasnya akan dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Karena air

dapat berperan dalam penyebaran penyakit yang berkaitan dengan air.

Beberapa fungsi air yang berguna untuk tubuh adalah sebagai bagian

dari sistem yang mengangkut nurisi dan gizi sebagai hasil metablisme

dari makanan yang dikonsumsi. Air juga berfungsi mengangkut sisa-sisa


metabolisme dalam tubuh, membantu memecahkan komponen dalam

tubuh, menjaga keseimbangan suhu tubuh karena proses oksidasi yang

menghasilkan panas, menjaga elastisitas kulit, dan membantu proses

bernafas dengan melembabkan udara ketika dihembuskan. Walaupun

kita tidak beraktivitas tinggi, air yang dikeluarkan tubuh terhitung banyak.

Salah satu kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan adalah

mengkonsumsi air hanya ketika haus. Hal ini berakibat fatal karena

asupan air hanya sedikit. Tubuh membutuhkan sedikitnya satu liter air

lebih banyak dari rasa haus.

Air yang dikonsumsi sehari-hari harus memiliki syarat kesehatan agar

tidak menimbulkan penyakit Penyebab penyakit yang ada dapat

dikelompokan menjadi 4 bagian:

1. Penyebab tak hidup yang menyebabkan penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular yang disebabkan air banyak sekali.

Penyebabnya dapat berupa zat-zat kimia seperti wabah yang

disebabkan air raksa, cadmium, dan cobalt.

2. Penyebab hidup yang menyebabkan penyakit menular

Penyakit menular lewat air dapat disebabkan oleh

a) organisme patogen seperti bakteri, vibrio cholera penyebab

penyakit kolera, salmonella thypipenyebab penyakit demam tipoid,

sigella penyebab penyakit disentri basilus, salmonella parathypi

penyebab penyakit demam parathypi, protozoa, virus penyebab

penyakit hepetitis infeksiosa.

b) organisme nonpatogen seperti aetenomi cetes menyebabkan rasa

dan bau yang tidak diharapkan, algae dalam jumlah besar dapat

menghambat pekerjaan pada sistem saringan, bakteri coli dan

coliform sebagai indikasi apakah air tercemar oleh tinja manusia atau

kotoran hewan.
3. Air sebagai sarang insekta penyebab penyakit

Air sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit kepada

masyarakat. Insekta demikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor

yang bersarang di air dan terpenting di Indonesia pada umumnya

nyamuk seperti nyamuk aedes aegypti dan anopheles spp.

4. Air sebagai media penularan penyakit

Pola mekanisme penularan penyakit infeksi yang berkaitan dengan air

minum yaitu, sumber-air-manusia atau sumber-air-makanan, susu,

sayuran-manusia.

Mengingat air berfungsi sebagai media penularan penyakit, maka

untuk mengurangi timbulnya penyakit atau menurunkan angka

kematian usahanya adalah meningkatkan penggunaan air minum

yang memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas

B. Penyakit Yang Berhubungan Dengan Air

Adapun penyakit-penyakit yang berkaitan dengan ketersediaan air bersih,

diantaranya :

1. Karena keterbatasan air bersih. Manusia menjadi sangat hemat air,

misalnya lebih dipentingkan untuk minum, atau memasak, sedangkan

untuk mencuci baju, mandi/kebersihan badan, kurang dipenuhi.

Akibatnya penyakit-2 kulit dapat berkembang karena kurang bersih,

jamur, bakteri tumbuh pada permukaan kulit (kudis, panu, kurap, dsb)

2. Karena bakteri, virus, atau agent penyebab penyakit berada dalam

air. Bila tidak tersedia pilihan air bersih, maka dengan terpaksa

manusia akan menggunakan air bersih yang ada. Walaupun kriteria

bersih yang digunakan relatif. Air bersih yang sebetulnya kurang

bersih (misalnya asal kelihatan jernih) digunakan untuk mencuci

beras, piring, sendok, gelas, sayuran. Sayuran setelah dicuci tidak

dimasak, misal digunakan sebagai lalapan, atau geals, piring sendok

digunakan sebagai wadah makanan atau minuman, maka

kemungkinan terjadi penyakit perut. Seperti diare, disentri, kolera,

tiphus, dan sebagainya karena bakteri penyebab penyakit memang


berada dalam air yang sebelumnya digunakan.

3. Karena vektor pembawa kuman penyakit membutuhkan air dalam

siklus hidupnya. Misalnya penyakit dengan vektor nyamuk, seperti :

demam berdarah, malaria, demam kuning, kaki gajah. Nyamuk dalam

perkembangbiakannya membutuhkan media air. Telur nyamuk

tumbuh berkembang menjadi jentik-jentik dalam air, hingga suatua

saat menjadi nyamuk dewasa. Bila nyamuk dewasa tersebut

menggigit manusia, yang dlam darahnya mengandung kuman/ bakteri

penyakit, maka nyamuk tersebut bila menggigit orang berikutnya akan

memasukkan kuman/bakteri penyakit dalam darahnya.

Banyak dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena

adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas

konsentrasi yang diizinkan.

Sebetulnya senyawa kimia ini bisa secara alamiah maupun akibat

kegiatan

manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang bersifat racun

terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, senyawa polutan

hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya.

1. nitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertanian. Pencemaran

nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandung senyawa nitrat

akibat penggunaan pupuk nitrogen (urea).

Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan

methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi haemoglobin di

dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah

kekurangan oksigen.

2. Flourida (F) adalah senyawa kimia yang alami pada air di berbagai

konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan bermanfaat

pada

kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/l)


menyebabkan

kerusakan gigi (gigi bercak-bercak0. ''Bila lebih besar lagi 3-6 mg/l

menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis flourida di dalam air

minum maksimal 0,8 mg/l.''

3. Unsur berbahaya lainnya adalah air raksa (merkurium, Hg) adalah

logam

berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium akibat

industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata

Jepang, 1950.

4. Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum

biasanya

mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang

mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar Cd

dalam air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah

No 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005

mg/l.

5. Zat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di daerah

seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan

selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi.

WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l

sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan

kadar selenium yang diperbolehkan 0,01 mg/l.

C. Peranan Terhadap Penurunan Penyakit

Telah diketahui bahwa dengan adnya suplai air bersih yang sehat, dapat

menurunkan angka penderita penyakit, khusus nya penyakit yang

berhubungan dengan air (Waterborne Deseases) tidak hanya disentri,

kholera dan thypus, tetapi juga trachoma, beberapa penyakit kulit dan

penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit. Di negara maju dimana

suplai air bersih untuk masyarakat sudah hampir 100%, maka jumlah
penyakit akibat infeksi penyakit enterik misalnya penyakit kolera, thypus,

disentri dan sebagaianya dapat ditekan dengan tajam.

Hal ini juga ditunjang karena ada kemajuan medis berupa pengembangan

obat-obatan baru.walaupun demikian telah diyakini bahwa yang

memeberikan kontribusi terbesar adalah adanya suplai air bersih yang

sehatuntuk kehidupan sehari-hari dengan sistem yang sangat baik.

Di Jepang misalnya, jumlah konsumsi air bersih per kapita adlah 365

Ltr/hari dan jumlah suplai air bersih dengan sistem perpipaan mencapai 13

milyard M3 untuk tahun fiskal 1977. Prosentase pelayanan di daerah

pedesaan lebih kecil daripada daerah perkotaan. Di kota-kota besar di

Jepang hampir seluruh penduduk telah menikmati pelayanan air bersih

dengan sistem perpipaan (water works system). Dengan kondisi yang

demikian, bedasarkan statistik (1977), jumlah penderita kolera dan polio

nol, disentri 737, thypus 340 dan pasien parathypus sebanyak 77 orang.

Lalu kematian bayi 8,9 per 1000 kelahiran. Usia hidup rat-rata orang

jepang adalah 72,69 tahun untuk laki-laki dan 77,96 tahun untuk

perempuan, yang merupakan angka tertinggi di dunia. Apabila

dibandingkan dengan di Indonesia , untuk kota jakarta misalnya, kapasitas

produksi air bersih oleh PAM 10,485 M3/detik , melayani sekitar 40-45 %

dari 8 juta penduduk jakarta (1989). Dalam kondisi yang demikian,

berdasarkan data yang ada, jumlah penderita penyakit yang berhubungan

dengan air, yakni kolera, disentri dan thypus adalah 2.146, 15.131, dan

2.220 penderita (rata-rata Th 1984-1988).

Dari data tersebut terlihat bahwa dengan adanya sistem penyedian air

bersih yang dpat melayani sebagian/seluruh masyarakat , maka jumlah

penderita penyakit, khususnya yang berkaitan dengan air dapat ditekan

dengan tajam. Hal ini harus tentu perlu ditunjang juga dengan sistem

sanitasi lingkungan yang baik pula.

D. Sistem Pengolahan Air Bersih

Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu pengolahan


secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya

dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia.

Contohnya adalah pengendapan, filtari, adsorpsi, dan lain-lain. Pada

pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti

klor, tawas, dan lain-lain, biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-

logam berat yang terkandung dalam air. Pada pengolahan secara

biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media

pengolahnya.

1. Tekhnik Pengolahan Air Bersih PDAM

PDAM, biasanya melakukan pengolahan secara fisika dan kimiawi

dalam proses penyediaan air bersih. Secara umum, skema

pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia terlihat seperti

pada gambar di bawah. Terdapat 3 bagian penting dalam sistem

pengolahannya.

Skema pengolahan air bersih

a. Bangunan Intake

Bangunan intake ini berfungsi sebagai bangunan pertama untuk

masuknya air dari sumber air. Pada umumnya, sumber air untuk

pengolahan air bersih, diambil dari sungai. Pada bangunan intake ini

biasanya terdapat bar screen yang berfungsi untuk menyaring benda-

benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke

dalam sebuah bak yang nantinya akan dipompa ke bangunan

selanjutnya, yaitu WTP – Water Treatment Plant.

b. Water Treatment Plant

Water Treatment Plant atau lebih populer dengan akronim WTP adalah

bangunan utama pengolahan air bersih. Biasanya bagunan ini terdiri

dari 4 bagian, yaitu : bak koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi,


dan bak filtrasi.

Koagulasi

Dari bangunan intake, air akan dipompa ke bak koagulasi ini.

pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi

partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air-air

kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel

koloid yang terkandung di dalamnya. Destabilisasi partikel

koloid ini bisa dengan penambahan bahan kimia berupa tawas,

ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid mixing (pengadukan

cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump), maupun secara

mekanis (menggunakan batang pengaduk). Biasanya pada

WTP dilakukan dengan cara hidrolis berupa hydrolic jump.

Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.

Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar

Flokulasi

Setelah dari unit koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke

dalam unit flokulasi. Unit ini ditujukan untuk membentuk dan

memperbesar flok. Teknisnya adalah dengan dilakukan

pengadukan lambat (slow mixing).

Proses Flokulasi Partikel Koloid

Sedimentasi

Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui

unit koagulasi dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air

akan masuk ke dalam unit sedimentasi. Unit ini berfungsi untuk

mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah

didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan


prinsip berat jenis. Berat jenis partikel koloid (biasanya berupa

lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Dalam bak

sedimentasi, akan terpisah antara air dan lumpur.

Proses Sedimentasi

Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut

unit aselator

Unit Aselator pada Water Treatment Plant

Filtrasi

Setelah proses sedimentasi, proses selanjutnya adalah filtrasi.

Unit filtrasi ini, sesuai dengan namanya, adalah untuk

menyaring dengan media berbutir. Media berbutir ini biasanya

terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica denga

ketebalan berbeda. Dilakukan secara grafitasi.

Unit Filtrasi

Selesailah sudah proses pengolahan air bersih. Biasanya

untuk proses tambahan, dilakukan disinfeksi berupa

penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain

sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.

c. Reservoir

Setelah dari WTP dan berupa clear water, sebelum didistribusikan, air

masuk ke dalam reservoir. Reservoir ini berfungsi sebagai tempat

penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui

pipa-pipa secara grafitasi. Karena kebanyakan distribusi di kita


menggunakan grafitasi, maka reservoir ini biasanya diletakkan di

tempat dengan eleveasi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang

menjadi sasaran distribusi. Biasanya terletak diatas bukit, atau

gunung.

Reservoir air bersih

Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi

Pengolahan Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, biasanya

Intake, WTP, dan Reservoir dibangun dalam satu kawasan dengan

ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak diperlukan pumping

station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk

menyalurkan air dari WTP ke reservoir. Barulah, setelah dari

reservoir, air bersih siap untuk didistribusikan melalui pipa-pipa

dengan berbagai ukuran ke tiap daerah distribusi.

2. Teknologi Sederhana Pengolahan Air Bersih

Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk

mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling

umum digunakan adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita

mungkin yang paling tepat adalah membuat penjernih

air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan, bahwa air

bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana

tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut

di dalam air. Gunakandestilasi sederhana untuk menghasilkan air

yang tidak mengandung garam.Sebelum membeli alat /

mesin penjernih air yang harganya ratusan ribu sampai jutaan rupiah,

kita bisa mencoba terlebih dahulu beberapa alternatif cara sederhana

dan mudah guna mendapatkan air bersih dengan cara

mempergunakan filter air / penyaringan air :


a. Pengolahan Air Keruh Dengan Pengendapan

Bahan:

2 Buah Drum Air

b. Pengolahan Air Gambut (pH 2-5)

Ada 2 tahap pengolahan:

1. Koagulasi,Flokulasi,Absorbsi dan Sedimentasi

2. Penyaringan/Filtrasi

10

c.Pengolahan Air Kotor Dengan Saringan Pasir (AERASI DAN

FILTRASI)

Tujuan:

Menurunkan Fe (besi), Mn (mangan), AL (alumunium)

Bahan:

- Pasir

- Kerikil

- Sirtu

d. Pengolahan Air Bertingkat

Bahan:

11

- Pasir

- Kerikil

- Ijuk

- Arang Karbon Aktif

- Drum Air 2 Buah

e. Pengolahan Air Dengan Penyulingan


Tujuan

1. Memisahkan racun bahan kimia (insektisida & limbah industri)

2. Memisahkan unsur radioaktif (Ra dan Plutonium)

3. Memisahkan mineral tidak diperlukan (Mercuri, arsenik dan timah

hitam)

4. Membunuh organisme merugikan (bakteri, virus dan parasit)

Bahan

1. Tangki pemanas listrik

2. Kumparan kondensor

3. Penyaring karbon aktif

4. Wadah penampung air

Cara Kerja Alat

1. Air ledeng dimasukkan dalam tangki pemanas

2. Pada titik didih normal 100۫ C bakteri dan virus mati

3. Air mendidih berubah jadi uap, menyisakan zat padat yang tidak

larut, logam atau lainnya dalam tangki

4. Uap menjadi tetesan air suling murni

5. melewati saringan karbon aktif untuk menghilangkan bau, warna

dan rasa

6. Ditampung dalam wadah plastik

12

7. Langsung diminum tanpa direbus

Keterangan:

1. Penutup

a) Kumparan kondensor

b) Kipas angin

c) Penguapan

d) Karbon aktif diletakkan pada ujung penetes


2. Tangki pemanas

a) Lempengan pemanas

b) Tombol reset

c) Kabel penutup

3. Wadah Plastik penampung air suling

a) Tutup berlobang sebesar ujung penetes dipakai pada saat alat

bekerja

b) Tutup bulat rapat dipakai sewaktu menyimpan air

f. Pengolahan Air Suling Yang Mengandung Bakteri E.Coli

Bahan:

1. Pompa air

2. Bak penampung/pengendapan awal

3. Bak pengolahan/penyaringan

4. Saringan pasir dan kerikil

5. Desinfektan kaporit

13

g. Membuat Instalasi Penjernihan Air Skala Rumah Tangga

Sumber: Widarto, 1996

Bahan:

1. Pasir, Kerikil, Ijuk, Arang Karbon Aktif

2. Kaporit 0,01%, Tawas 0,10% dan Batu Kapur 0,10%

3. Drum air penampung

4. Drum air penyaringan/pengolahan

14
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat

dapat mengalami penurunan bila pasokan/ketersediaan air bersih

yang dibutuhkan tidak tersedia . sistem pengolahan air bersih untuk

masyakat perlu ditingkatkan lagi agar dapat mengurangi jumlah

penderita (pasien) khususnya pasien yang menderita penyakit yang

berhubungan dengan air. Pemantauan lebih lanjut mengenai kualitas

air minum maupun air untuk peruntukan yang lain adalah merupakan

hal yang sangat penting, karena dengan adanya

pantauan/pemeriksaan secara berkala tersebut akan dapat

mengetahui permasalahan yang terjadi pada badan air atau terhadap

pasokan air secara menyeluruh. Sehingga bila terjadi penurunan

kualitas air ataupun pencemaran pada badan air dapat diketahui

secara dini faktor penyebab nya.

https://dokumen.tips/documents/pengolahan-air-bersih.html

Anda mungkin juga menyukai