Hati memiliki kedudukan yang agung, ia merupakan salah satu rahasia Allah diatas bumi ini,
sebagaimana sang penyair berkata;
Oleh karena itu, dalam syariat islam ini, banyak terdapat dalil pengagungan terhadap keagungan hati,
dan andai dalam syariat islam tidak terdapat dalil pengagungan terhadapnya kecuali satu hadis saja ,
maka hal itu telah cukup. Hadis itu terdapat dalam Shahihain dari hadis riwayat Al Nu’man bin Basyir
radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda;
) أال و هي القلب، وإذا فسدت فسد الجسد كله، (أال وإن فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله
“Ingatlah, sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh
jasad, dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasad ,ia adalah hati. ”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata“ ; Adapun makna ketakwaan hati terhadap Allah
adalah penghambaan hati yang hanya tertuju kepadaNya dengan setinggi-tingginya penghambaan
kepadaNya, dan penghambaan hati ini adalah dengan memberikan setinggi-tingginya kecintaan ,sikap
tunduk dan keikhlasan, inilah agama Ibrahim al khalil‘ alaihissalaam, dan ini semua merupakan
penjelasan bahwa ibadah hati adalah inti dari semua ibadah, sebagaimana sabda Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam“ ;Ingatlah ,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, jika ia
baik maka baiklah seluruh jasad ,dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh jasad ,ia adalah hati.2 ”
Semoga Allah merahmati Ibnul Qayim rahimahullah yang berkata dalam“ Qashidah Al Nuuniyah; ”
Sungguh sangat tepat ucapan Ahmad bin Khadhrawaih rahimahullah ketika berkata ” ; Hati adalah
laksana bejana, jika ia telah dipenuhi oleh kebenaran, maka ia akan menampakkan banyak cahaya
pada anggota tubuh lainnya, dan jika hati itu dipenuhi oleh kebatilan, maka ia akan menampakkan
banyak kegelapan pada anggota tubuh lainnya.”
Dikisahkan bahwa bacaan Al Quran Al Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah adalah bacaan yang
mengharukan ,sekaligus indah, lambat, dan pelan, seakan-akan bacaan tersebut ditujukan terhadap hati
manusia.
Diantara penjelas yang menunjukkan bahwa Al Quran ditujukan kepada hati ,sebagai beikut;
“Dan sungguh (AlQuran) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam .Yang dibawa turun
oleh al ruh al amiin (Jibril). Kedalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang member
peringatan. Dengan bahasa arab yang jelas( “ .QS Al Syu’araa’ ; 192-195.)
Perhatikan firman Allah‘ ” ala qalbika / Kedalam hatimu ,”dan Dia tidak berfirman bahwa Al Quran
diturunkan kepada pendengaran ,penglihatan, otak atau lainnya, akan tetapi ia diturunkan kedalam
hati ,dan ini sangatlah jelas.
“Katakanlah (wahai Muhammad) ; Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka (ketahuilah) bahwa
dialah yang menurunkan Al Quran kedalam hatimu dengan izin Allah( ”QS Al Baqarah ; 97)
Ini menunjukkan bahwa anggota tubuh pertama yang ditujukan kepadanya Al Quran adalah hati, jika
hati langsung taat kepadanya ,maka seluruh anggota tubuh akan turut taat, sebaliknya jika ia berpaling
maka seluruh anggota tubuh juga akan berpaling.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya“ Al Tuhfah Al ‘Iraqiyah ”setelah menjelaskan masalah
hati ,beliau berkata ” ; Dan apa yang telah kami jelaskan ini menunjukkan bahwa inti agama ini pada
hakikatnya adalah perkara-perkara batin (hati) berupa ilmu dan amalan-amalan hati, adapun amalan-
amalan dzhahir (anggota tubuh) maka ia tidak bermanfaat tanpa adanya amalan hati.3”
Sebab itulah, hati Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam telah dipersiapkan dan disucikan
sebelum Al Quran ini diturunkan kepadanya ,sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu’anhu
meriwayatkan“ ; Bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam didatangi oleh Jibril dan ia sedang
bermain bersama dengan anak-anak (seusianya), Lalu Jibril mengambil, dan membaringkannya lalu
membelah dadanya dan mengeluarkan hatinya (untuk dicuci) ,lalu Jibril mengeluarkan dari hati
tersebut gumpalan daging ,dan berkata ; “Ini adalah bagian Syaithan dari dirimu( .”…HR Muslim dan
Bukhari juga meriwayatkan dengan lafaz yang hampir sama dengan ini.)
Para sahabat juga telah banyak mengisahkan keadaan hati mereka ketika pertama kali mendengarkan
bacaan Al Quran ,sebagaimana diantaranya dalam Shahihain dari Muhammad bin Jubair bin
Muth’im ,dari ayahnya ,bahwa ia berkata;
“Saya mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam membaca Surat Al Thuur pada shalat
maghrib,ketika beliau sampai pada ayat“ ; Ataukah mereka tercipta tanpa asal usul ataukah mereka
yang menciptakan ( diri mereka sendiri) ?.Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi ?
sebenarnya tidak meyakini (apa yang mereka katakana). Ataukah disisi mereka ada perbendaharaan
tuhanmu ataukah mereka yang berkuasa ? (Al Thur 35-37).Maka hatikupun seakan hampir tercabut.”
Juga seperti itulah yang diriwayatkan dari para salaf ketika mereka pertama kali mendengarkan Al Quran
dengan sepenuh hati.
Yunus Al balkhi meriwayatkan“ ; Dulu ,Ibrahim bin Adham rahimahullah berasal dari keluarga
terpandang ,ayahnya memiliki banyak harta, pembantu, kendaraan, ,Maka suatu ketika Ibrahim sedang
berburu dengan mengendarai kudanya ,tiba-tiba ada suara terdengar dari atasnya ; “Wahai Ibrahim,
apa gunanya perbuatan sia-sia ini, Allah berfirman :
Al Fadhl bin Musa berkata“ ; Dahulu Al Fudhail bin ‘Iyaadh adalah seorang penyamun yang suka
membajak jalan, dan kisah sebab taubatnya adalah saat ia mencintai seorang wanita, maka ketika ia
memanjat dinding agar bisa bertemu dengannya, ia mendengar seseorang membaca ayat ;
“Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk secara khusyu ’mengingat Allah dan
mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka ”)(Al Hadiid ; 16). Mendengar ayat ini,
Al Fudhail berkata ; “Wahai tuhanku, telah tiba waktunya (untuk bertaubat)”. Lalu iapun pulang
sehingga ketika hari telah gelap ia tiba disuatu bangunan yang telah roboh, didalamnya ada sebuah
kafilah, sebagian mereka berkata“ : mari kita melanjutkan perjalanan”, tapi sebagian yang lain
berkata“ ; jangan dulu, sampai datang waktu pagi karena Fudhail telah berada dijalan dan akan
membajak kita”. Akan tetapi Fudhail telah bertaubat dan iapun memberikan keamanan terhadap
kafilah tersebut.Lalu ia menetap diMakkah ,menghabiskan sisa umurnya beribadah kepada Allah sampai
ia wafat 5”.
Kata hati dengan lafaz“ al qalbu, al fu-aad, dan al shadr ”begitu banyak terdapat dalam ayat Al Quran,
ayat-ayat tersebut secara khusus menyandarkan kata“ hati ”tanpa menyebutkan anggota tubuh lainnya.
Saya telah mendapatkan sekitar 40 sifat yang disandarkan oleh Al Quran terhadap hati, semuanya
merupakan sifat yang memiliki pengaruh yang sangat penting. Dibawah ini saya akan menyebutkan
semuanya demi satu tujuan yaitu bahwa dengan menghayati semua ayat-ayat ini dapat menyadarkan
hati kita akan betapa pentingnya sifat-sifat “hati” ini, adapun makna dan penafsirannya maka nanti
akan ada penjelasannya (dalam risalah lainnya), insyaAllah. Diantara sifat-sifat yang disandarkan pada
hati tersebut adalah;
“Dan barangsiapa beriman kepada Allah niscaya Allah akan member petunjuk kepada hatinya .Dan
Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu( ”QS Al Thaghabun ; 11)
) الحديد27( }ًب الَّ ِذينَ ات َّ َبعُوهُ َرأْفَةً َو َرحْ َمةً َو َر ْهبَا ِن َّية
ِ { َو َجعَ ْلنَا فِي قُلُو
…“dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya ”…
(QS Al Hadid ; 27.)
Inilah diantara sifat hati yang ada dalam Al Quran ,menghayati empat sifat dari semua sifat ini telah
cukup membuktikan keagungan hati bagi orang yang benar-benar menghayatinya. Hayatilah hubungan
erat antara Al Quran dan hati dalam ayat-ayat ini secara berulang-ulang ,lalu rasakan pengaruh yang
didapatkan oleh hatimu darinya.
Kebaikan terbesar yang didapatkan oleh orang yang senantiasa memperhatikan dan menghayati Al
Quran adalah kelembutan dan kesucian hati, sebaliknya penyakit terbesar yang menimpa orang yang
berpaling dari Al Quran adalah kematian dan kerasnya hati, sebab itu nasehat quraniyah hanyalah bisa
diterima dan dilakukan oleh orang yang memiliki hati yang menghayati Al Quran, atau orang yang
berusaha memperbaiki keadaan hatinya dengannya ,sebagaimana firman Allah ta’ala;
َّ ب أ َ ْو أ َ ْلقَى ال
) سورة ق37( }س ْم َع َوه َُو ش َِهي ٌد ٌ {إِنَّ فِي ذَ ِلكَ لَ ِذك َْرى ِل َمن كَانَ لَهُ قَ ْل
“Sungguh pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati
atau menggunakan pendengarannya sedang dia menyaksikannya( ”QS Qaaf ; 37)
Allah ta’ala juga telah memperingatkan dampak negatif berpaling dari Al Quran yaitu diharamkannya
hati dari cahaya wahyu (petunjuk Al Quran) ,sebagaimana firmanNya;
ب أ َ ْقفَالُهَا َ أَفَال يَت َ َدبَّ ُرونَ ا ْلقُ ْرآنَ أ َ ْم) سورة محمد24(
ٍ علَى قُلُو
“Maka tidakkah mereka menghayati Al Quran ,ataukah hati mereka sudah terkunci( ”? QS
Muhammad ; 24.)
Tentang ayat:
) سورة اإلسراء107( }س َّجدًا ِ َعلَي ِْه ْم يَخِ ُّرونَ ِلأل َ ْذق
ُ ان َ {قُ ْل آمِ نُواْ بِ ِه أ َ ْو الَ ت ُؤْ مِ نُواْ إِنَّ الَّ ِذينَ أُوت ُواْ ا ْل ِع ْل َم مِ ن قَ ْب ِل ِه إِذَا يُتْلَى
“Katakanlah (Wahai Muhammad) ; berimanlah kamu kepadanya (Al Quran) atau tidak usah beriman
(sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya ,apabila (Al
Quran) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah ,bersujud “ (QS Al Israa’ ; 7). Imam
Abdul A’laa Al Tamimi rahimahullah berkata“ ; Sesungguhnya barangsiapa yang diberikan ilmu tapi
tidak membuatnya menangis (ketika menghayati Al Quran -pent), maka ia memang telah diberikan ilmu
yang tidak bermanfaat bagi dirinya, karena Allah ta’ala telah menyebutkan sifat ahli ilmu yang hakiki
dengan firmanNya “ ; apabila (Al Quran) dibacakan kepada mereka , mereka menyungkurkan
wajah ,bersujud.“
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata“ ; Seseungguhnya hati ini adalah laksana bejana, maka isi dan
sibukkanlah ia dengan Al Quran dan jangan diisi dan disibukkan dengan selainnya.”
Diantara ucapan para salaf yang popular“ ; Sesungguhnya ilmu itu adalah khasy-yah (rasa takut dan
tunduk kepada Allah).”
Tentang ayat;
َّ ُور الَّ ِذينَ أُوت ُوا ا ْل ِع ْل َم َو َما يَجْ َح ُد بِآيَاتِنَا إِال ال
) سورة العنكبوت49( } َظا ِل ُمون ِ صدُ {بَ ْل ه َُو آيَاتٌ بَيِنَاتٌ فِي
“Sebenarnya (Al Quran) itu adalah ayat-ayat yang jelas didalam dada orang-orang yang
berilmu .Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami .”(QS Al Ankabut ; 49). Al
Hasan Al Bashri rahimahullah menafsirkannya dengan berkata ; lafaz ” Sebenarnya itu adalah ayat-
ayat yang jelas , ”maknanya adalah Al Quran, dan lafaz ” ; didalam dada orang-orang yang berilmu ,”
maknanya adalah orang-orang yang beriman.”
Ibnu Katsir rahimahullah berkata ” ; (Al Quran adalah ayat-ayat yang jelas –pent) karena ia terjaga
dalam dada orang beriman, dimudahkan pada lisan untuk membacanya, menjaga kesucian hati serta
memiliki mukjizat baik dari segi makna ataupun lafaznya.6”
Dalam“ Mursal Al Hasan rahimahullah ,”ia berkata ” ; Ilmu ada dua macam ; 1.ilmu yang ada dalam
hati, inilah ilmu yang bermanfaat…2.ilmu yang hanya ada pada lisan, ini adalah hujjah Allah yang
mencelakakan hamba (yang memilikinya)”.
Jadi bagi para salaf, tolak ukur ilmu dan iman itu bukanlah hanya pada banyaknya ilmu dan
bacaan/hafalan ,tapi ia adalah rasa khusyu’ dan khasy-yahnya/ketundukan hati terhadap Allah ta’ala.
Dalam Shahih Muslim ,Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam
bersabda;
َ َ صد ِْر ِه ث
. الث َم َّرات َ (الت َّ ْق َوى َها ُهنَا) َوأش
َ َار إِلَى
“Takwa adalah disini – sambil beliau menunjuk dadanya tiga kali. ” -
Dalil-dalil lainnya tentang masalah ini begitu sangat banyak,akan tetapi disini saya hanya akan
menyebutkan beberapa amalan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ,lalu para salaf rahimahumullah.
Dalam“ Kutub Al Sunan ,”dari sahabat Abdullah bin Al Syakhir radhiyallahu’anhu ,ia berkata;
(رأيت رسول هللا)يصلي بنا وفي صدره أزيز كأزيز المِ رجَل من البكاء
“Saya melihat Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam sedangkan ia sedang mengimami shalat kami, dan
dari dadanya terdengar suara mendidih seperti suara air yang mendidih karena disebabkan
tangisannya .”Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim, dan Ibnu Hajar
berkata dalam “Al Fath Al Baari“ ; ” sanadnya qawiy (kuat).”
Juga diriwayatkan oleh Ahmad, Al Nasai dan Al Hakim dari hadis Abu Dzar radhiyallahu’anhu ;
“Bahwasanya Rasulullah shallallau’alaihi wasallam berdiri shalat malam dengan satu ayat yang ia
ulang-ulangi terus sampai pagi “, dan ayat itu adalah;
إِن تُعَ ِذ ْب ُه ْم فَ ِإنَّ ُه ْم ِعبَادُكَ َوإِن ت َ ْغف ِْر لَ ُه ْم فَ ِإنَّكَ أ َنتَ ا ْلعَ ِزي ُز ا ْل َحكِي ُم) المائدة118(
“Jika engkau menyiksa mereka maka sesungguhnya mereka itu adalah hamba-hambaMu dan jika
engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana( Al
Maaidah ; 118 . ”)Hadis ini dinilai shahih oleh Al Nasai dan Al Hakim, Al Bushiri berkata“ ; Hadis ini
sanadnya shahih, dan perawi-perawinya tsiqaat ,”dan dinilai shahih juga oleh Ibnul Qayim.
Dalam Kitab“ Al Durr Al Mantsur ”pada tafsir surat Al A’raf ayat 50 : ketika ahli neraka meminta air dari
ahli surga dengan berseru“ ; Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami ,”diriwayatkan bahwa Ibnu Umar
radhiyallahu’anhuma minum air segar lagi dingin, lalu iapun menangis bahkan tangisannyapun
bertambah, iapun ditanya ; “apa yang membuatmu menangis ?”, ia menjawab ; “Saya mengingat ayat
dalam Kitab Allah :
“Dan diberi penghalang antara mereka dan apa yang mereka inginkan..” (QS Saba’ ; 54) ,dan saya
sungguh tahu bahwa ahli neraka tidak menginginkan apapun kecuali air segar lagi dingin, Allah ta’ala
telah berfirman ;
Dalam Kitab“ Shifah Al Shafwah , ”Sa’ad bin Zanbur berkata“ ; Adalah kami sedang berada didepan
rumah Al Fudhail bin ‘Iyadh ,lalu kami meminta izin kepada beliau untuk keluar menemui kami, akan
tetapi kami tidak diizinkannya, lalu ada orang berkata ; “Ia (Al Fudhail) tidak akan keluar menemui
kalian kecuali kalau ia mendengar bacaan Al Quran ,”kebetulan bersama kami ada seorang muadzdzin
yang memiliki suara yang indah, lalu kami memintanya untuk membaca surat Al Takaatsur, lalu iapun
membacanya dengan suara nyaring, sehingga Fudhail datang menemui kami dengan keadaan menangis
hingga jenggotnya basah oleh air mata, lalu ia bersyair;
Tahun demi tahun umurku telah buatku sakit hingga buatku lemah…
Ketika tiba dibait ini, iapun terseduk menangis, dan diantara kami ada Ali bin Khasyram, iapun
melanjutkan bait syairnya dengan berkata;
Tahun demi tahun umurku telah buatku sakit hingga buatku melemah…
Al Imam Al Suyuti rahimahullah berkata dalam kitabnya“ Al Itqan“ ; ”Disunatkan membaca Al Quran
dengan tadabbur (menghayati) dan tafahhum (berusaha memahami ayat-ayatnya), karena hal ini
adalah tujuan dan tuntutan paling utama ,dan dengan melakukan hal ini (tadabbur dan tafahhum) hati
bisa tentram dan diberikan cahaya petunjuk”.
Dan Allah ta’ala telah menjelaskan hikmah diturunkannya Al Quran ini dalam firmanNya;
ب أ َ ْقفَالُهَا َ أَفَال يَت َ َدبَّ ُرونَ ا ْلقُ ْرآنَ أ َ ْم) سورة محمد24(
ٍ علَى قُلُو
“Maka tidakkah mereka menghayati Al Quran ,ataukah hati mereka sudah terkunci ?” (QS
Muhammad ; 24) .Ayat ini hanya memberikan dua pilihan ,bisa menghayati Al Quran atau jika tidak
maka itu tandanya hati telah terkunci dengan banyak kunci .Penyair berkata;
Keduanya adalah jalan berbeda, tidak ada jalan lain bagi seorang insan kecuali salah satu darinya…
Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mencela orang yang membaca beberapa ayat dan
ia tidak menghayatinya, sebagaimana diriwayatkan Ibnu Hibban dan selainnya dari Aisyah
radhiyallahu’anha bahwa ia berkata ; Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda;
Mungkin tidak lagi terhitung berapa banyak kita telah membaca dan mendengar ayat ini, namun jika
kita sedikit saja menghayati ancaman Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ” celakalah orang yang
membacanya namun ia tidak menghayati maknanya “, mungkin hati kita bisa berubah.
Simaklah ucapan pemimpin para qari’ dikalangan sahabat Nabi,Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu
ketika berkata tentang Al Quran“ ; Hayatilah ketika kalian membaca keajaiban ayat-ayat Al Quran,
gerakkanlah dengannya hati-hati kalian (untuk memahami dan menghayatinya –pent), dan jangan
sekali-sekali tujuan utama salah seorang diantara kamu (ketika membaca Al Quran) adalah sekedar
menyelesaikannya sampai akhir surat.”
Saya mengakhiri nukilan ini dengan penjelasan Al Imam Muhammad bin Al Husain Al Ajurri
rahimahullah, beliau berkata“ ; Sedikit mempelajari Al Quran yang dibarengi dengan memahami dan
menghayati ayat-ayatnya, lebih saya cintai daripada banyak belajar Al Quran tapi tidak dibarengi
dengan memahami dan menghayati ayat-ayatnya, karena dalil Al Quran dan Sunnah juga ucapan para
imam umat islam menunjukkan keutamaan hal tersebut.”
Sebab itu, dalam menyelami keadaan para salaf bersama Al Quran, marilah masing-masing melihat dan
intropeksi diri, marilah membandingkan antara keadaan mereka dengan keadaan diri kita, carilah
perbedaan keduanya ,jika kita masih banyak lalai maka pilihlah jalan mereka, semoga Allah
menganugerahkan taufiq kepada anda untuk mensucikan hatimu.
Wahai pembaca Al Quran ! Jika anda hendak membuka lembaran kitab suci Al Quran untuk
membacanya, maka terlebih dahulu selamilah hatimu ,apakah hatimu memang benar-benar terbuka
untuk menghayatinya ataukah ia telah terkunci ? Semoga Allah memberimu taufiq untuk mendapat
petunjuknya.
(Disadur dari Kitab Fann AtTadabbur oleh Syaikh ‘Isham Al ‘Uwayid…diringkas dan diterjemahkan :
Ustadz Maulana La Eda.)
12 tipe di antaranya.
1. Hati yang berpenyakit
Yaitu hati yang tertimpa penyakit seperti keraguan, kemunafikan dan suka memuaskan syahwat dengan cara yang haram.
ضٌ ط َم َع الَّذِي فِي قَ ْلبِ ِه َم َر ْ َفَي
“Sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS.al-Ahzab: 32)
2. Hati yang buta
Yaitu hati yang tidak dapat melihat dan menemukan kebenaran.
ُورِ صد ُّ ار َو َٰلَك ِْن تَ ْع َمى ْالقُلُوبُ الَّتِي فِي ال ُ ص َ فَإِنَّ َها ََل تَ ْع َمى ْاْل َ ْب
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS.al-Hajj: 46)
3. Hati yang alpa
Yaitu hati yang lalai dari Al-Qur’an. Karena terlalu disibukkan dengan hal-hal duniawi dan syahwat yang menyesatkan.
ََل ِهيَةً قُلُوبُ ُهم
“Hati mereka dalam keadaan lalai.” (QS.al-Anbiya’: 3)
4. Hati yang berdosa
Yaitu hati yang menutupi kesaksian atas sebuah kebenaran.
ش َها َدةَ َو َم ْن يَ ْكت ُ ْم َها فَإِنَّهُ آثِ ٌم قَ ْلبُه
َّ َو ََل تَ ْكت ُ ُموا ال
“Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya.” (QS.al-Baqarah: 283)
5. Hati yang sombong
Yaitu hati yang congkak dan enggan mengakui Ke-Esa-an Allah.
Ia semena-mena melakukan kezaliman dan permusuhan.
ٍ ب ُمتَك َِب ٍر َجب
َّار ِ َّللاُ َعلَ َٰى ُك ِل قَ ْل ْ َك َٰذَلِكَ َي
َّ ط َب ُع
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS.Ghafir: 35)
6. Hati yang kasar
Yaitu hati yang tidak memiliki kasih sayang dan belas kasihan.
ب ََل ْنفَضُّوا مِ ْن َح ْولِك ِ ظ ْالقَ ْلَ ظا َغلِي ًّ ََولَ ْو ُك ْنتَ ف
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS.Ali Imran: 159)
7. Hati yang terkunci
Yaitu hati yang tidak mau mendengarkan hidayah dan enggan merenungkannya.
س ْم ِع ِه َوقَ ْلبِهَ َو َخت ََم َعلَى
“Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya.” (QS.al-Jatsiyah: 23)
8. Hati yang keras
Yaitu hati yang tidak dapat diluluhkan oleh keimanan.
Tak dapat terpengaruh oleh nasehat dan peringatan.
Dan ia berpaling dari mengingat Allah.
ًَو َجعَ ْلنَا قُلُوبَ ُه ْم قَا ِسيَة
“Dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.” (QS.al-Ma’idah: 13)
9. Hati yang lalai
Yaitu hati yang menolak untuk mengingat Allah dan mendahulukan hawa nafsu dibanding ketaatan kepada-Nya.
َو ََل تُطِ ْع َم ْن أَ ْغف َْلنَا قَ ْلبَهُ َعن ِذ ْك ِرنَا
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami.” (QS.al-Kahfi: 38)
10. Hati yang tertutup
Yaitu hati yang tertutup rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh ayat-ayat Allah dan sabda-sabda Nabi.
ف ٌ َوقَالُوا قُلُوبُنَا غ ُْل
Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup”. (QS.al-Baqarah: 88)
11. Hati yang jauh (dari kebenaran)
Yaitu hati yang melenceng jauh dari cahaya kebenaran.
فأ َ َّما الَّذِينَ في قُلُوبِ ِه ْم زَ ْي ٌغ
“Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan.” (QS.Ali Imran: 7)
12. Hati yang ragu
Yaitu hati yang selalu diombang-ambingkan oleh keraguan.
ِ َّ انَّ َما َي ْستَأ ْ ِذنُكَ الَّذِينَ ََل يُؤْ مِ نُونَ ِب
اَّلل َو ْال َي ْو ِم ْاْلخِ ِر َوارْ تَا َبتْ قُلُوبُ ُه ْم فَ ُه ْم فِي َر ْي ِب ِه ْم َيت ََر َّددُون
Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian,
Dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (QS.at-Taubah: 45)
Inilah 12 tipe hati yang sakit menurut Al-Qur’an.