Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia merupakan suatu proses yang alami dari tumbuh kembang

seseorang. Semua orang pasti akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua

merupakan fase hidup yang terakhir (Azizah, 2010). Lansia atau menua adalah

suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri atau mempertahankan struktur dan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan

penyakit degeneratif (Nurrahmani, 2012).

Meningkatnya penduduk lansia dibutuhkan banyak perhatian dari semua

pihak dalam mengatisipasi berbagai permasalahan berkaitan dengan penuaan.

Penuaan penduduk akan membawa berbagai implikasi baik dari aspek sosial,

ekonomi, hukum, politik dan terutama kesehatan (Komnas Lansia 2010).

Meningkatnya populasi lansia juga tidak dapat dipisahkan dari masalah

kesehatan yang terjadi, menurunya fungsi organ akan memicu tenyadinya

bebrbagai penyakit degeneratif (Azizh 2011). Penduduk lanjut usia cenderung

akan mengalami berbagai masalah kesehatan disebabkan oleh penurunan fungsi

tubuh akibat proses penuaan. Salah satu dampak dari penurunan fungsi organ

tubuh lanjut usia secara alamiah adalah terjadi labilitas tekanan darah, sekitar

60% lansia setelah berumur 75 tahun akan mengalami peningkatan tekanan

darah (Mubarak dkk, 2006 dlam Astari 2013).

1
2

Jika Penyakit pada lanjut usia ini tidak ditangani dengan baik maka akan

menambah beban finansial negara yang tidak sedikit dan juga akan menurunkan

kualitas hidup lansia karena meningkatakn angka morbiditas bahkan dapat

menyebabkan kematian (Depkes, 2013). Beberapa penyakit degenerative yang

paling banyak dijumpai pada lansia antara lain hipertensi, gangguan sendi,

stroke, katarak, gangguan mental emosional, diabetes mellitus dan penyakit

jantung (Riskesdes, 2013).

Hipertensi identik dengan peningkatan tekanan darah melebihi batas normal

(Sunardi, 2012). Seseorang dikatakan hipertensi jika hasil pengukuran tekanan

darah sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg (Hartono, 2013).

Semakin meningkatnya usia maka lebih beresiko terhadap peningkatan tekanan

darah. Laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki kemungkinan beresiko

hipertensi. Namun, laki-laki lebih beresiko mengalami hipertensi dibandingkan

perempuan saat usia <45 tahun tetapi saat usia > 65 tahun perempuan lebih

beresiko mengalami hipertensi (Prasetyaningrum, 2014). Hipertensi juga dapat

didefinisikan sebagai tekanan darah dimana tekanan sistoloiknya di atas 140

mmHg dan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan teknan diastolic 90

mmHg (Rohaendi, 2008)

Prevalensi hipertensi di dunia diperkirakan sebesar 1 milyar jiwa dan

hampir mencapai sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi setiap tahunya, atau

sekitar 13% dari total kematian (Gusmira, 2012). Prevalensi hipertensi di

Indonesia untuk penduduk berumur diatas 25 tahun sebanyak 8,3% dengan

prevalensi laki-laki sebesar 12,2 dan pada perempuan sebesar 15,5%.


3

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Depkes (Riskesdas) 201, sekitar 76%

kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil

pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas di temukan prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 31,7% (Depkes RI, 2013). Selain itu Hipertensi

banyak terjadi pada umur 35-44 tahun 6,3%, umur 45-54 tahun 11,9%, dan

umur 55-64 tahun 17,2%. Sedangkan menurut status ekonominya, proporsi

Hipertensi terbanyak pada tingkat menengah bawah 27,2% dan menengah

25,9% (Kemenkes RI, 2017)

Hipertensi sering ditemukan pada lansia. Dari hasil studi mengenai kondisi

sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia yang dilaksanakan Komnas lansia di

10 Provinsi tahun 2012, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita

lansia adalah penyakit sendi (52,3%) dan hipertensi (38,8%), penyakit tersebut

merupakan penyebab utama disabilitas pada lanjut usia (Kemenkes RI, 2013).

Jumlah lansia di jawa timur pada tahun 2014 mencapai 1.171 juta jiwa dan

13,47% mengalami hipertensi. Pada tahun 2015 mencapai 1.582 juta jiwa dan

685,994 (15,1%) jiwa diantaranya mengalami hipertensi (DinKes Jatim 2016).

Cara penceghan yang dapat dilakukan pada lansia agar terhindar dari

penyakit hipertensi diterapkan dengan semboyan SEHAT yaitu seimbangakan

gizi, hindari rokok, hindari stress, pantau tekanan darah dan teratur berolahraga.

Teratur berolahraga dapat dilakukan dengan cara latihan fisik yang sesuai

dengan lansia diantaranya melakukan pekerjaan rumah, berjalan-jalan,

bersepeda, berenang dan senam hipertensi (Maryam dkk, 2008).

Senam hipertensi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi berat

badan dan mengurangi stress yang merupakan dua faktor yang dapat
4

mempertinggi terjanya hipertensi (Vitahealth, 2004). Senam hipertensi juga

merupakan olahraga yang salah satunya bertujuan untuk meningkatkan aliran

darah dan pasokan osigen kedalam otot-otot rangka yang aktif khususnya

terhadap otot jantung.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang “Pengarauh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pada Lansia di UPT Panti Tresna Werdha Kabupaten Magetan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan peneliti ini dapat dirumuskan: “Pengaruh Senam Hipertensi

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia” di UPT Panti Tresna Werdha

Kabupaten Magetan.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Senam Hipertensi

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia)” di UPT Panti Tresna

Werdha Kabupaten Magetan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi IPTEK
5

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang telah didapat dan dapat

sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya, khususnya mengenai

pengaruh senam Hipertensi terhadap penurunan tekanan darah.

2. Bagi Prodi S1 Keperawatan

Bagi dunia pendidikan keperawatan khususnya Institusi Prodi S1

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dapat digunakan untuk

mengembangkan ilmu dan teori keperawatan khususnya mata kuliah

Asuhan Keperawatan Komunitas.

3. Bagi Peneliti

Untuk memenuhi tugas akhir penelitian sebagai syarat kelulusan sebagai

Sarjana Keperawatan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah

dipelajari selama menjalani pendidikan keperawatan di Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, serta menambah

wawasan pengetahuan dan keterampilan peneliti.

4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk penekliti selanjutnya

sebagai referensi peneliti lebih lanjut tentang lansia, hipertensi dan senam

hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi tentang senam hipertensi sebagai salah satu cara

untuk menurunkan tekanan darah

2. Bagi Pemerintah
6

Meningkatnya kesadaran masyarakat khususnya lansia akan menjaga

kesehatan dapat mengurangi beban finansial negara dan pemerintah

mengetahui sampai mana pengetahuan masyarakat tentang pengaruh

senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah.

3. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi individu masyarakat

khusunya lansia hipertensi untuk menerapakan senam hipertensi sebagai

salah satu cara menurunkan tekanan darah

1.5 Keaslian penelitian

Penelitian- penelitian yang telah dilakukan terkait dengan Pengaruh Senam

Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah adalah sebagai berikut:

1. Totok Hernawan (2017) dengan judul penelitian Pengaruh Senam

Hipertensi Lansia Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan

Hipertensi Di Panti Wreda Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta.

Desain penelitian yang digunakan adalah kuntitatif dengan rancangana pre

experiment design One Group Pre-test Post-tes. Tehnik sampling yang

digunakan adalah teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel 28 lansia

yang mengalami hipertensi. Pengumpulan data menggunakan

Sphygmomanometer terkalibrasi, sedangkan analisis data menggunakan uji

Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil dari penelitian ini adalah tekanan darah

sebelum pemberian intervensi sebagian besar adalah prehypertension

(39%), tekanan darah setelah pemberian intervensi senam hipertensi

sebagian besar adalah normal (56%), danterdapat pengaruh senam


7

hipertensi terhadap tekanan darah lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti

Pajang Surakarta (p-value = 0,001).

a. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada

variabel yang akan diteliti, Tehnik sampling (peneliti menggunakan

purposive sampling)

b. Sedangkan persamaanya adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh

senam hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada lansia, desain

penelitian (experiment)

2. Wahyuningsih Safitri (2017) dengan judul penelitian Pengaruh Senam

Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Di Desa Blembem Wilayah

Kerja Puskesmas Gondangrejo. Desain penelitian yang digunakan adalah

kuantitatif dengan rancangan pre-experiment One Group Pre-test dan Post-

tes design. Tehnik sampling yang digunakan adalah purposive sampling

dengan jumlah sampel 40 orang. Pengumpulan data menggunakan

sphygmomanometer, stetoskop dan lembar observasi tekanan darah pre-test

dan post-test. Analisa dada menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada efek senam hipertensi untuk pengurangan tekanan

darah Di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo dengan

nilai p 0,000. Berdasarkan hasil penelitian senam hipertensi dapat

digunakan sebagai informasi dan pertimbangan dalam memilih intervensi

untuk orang tua yang memiliki hipertensi.

a. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada

variabel yang akan diteliti dan tempat penelitian.


8

b. Sedangkan persamaanya adalah sama-sama meneliti tentang pengaruh

senam hipertensi terhadap tekanan darah, desain penelitian (experiment)

c. Penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada penurunan tekanan

darah, sedangakan penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada

penurunan tekanan darah pada lansia.

3. Mariana Christiani Sunkudon (2015) dengan judul penelitian Pengaruh

Senam Lansia Terhadap Stabilitas Tekanan Darah Kelompok Lansia Gimn

Anugerah Di Desa Tumaratas 2 Kec. Langowan Barat Kab. Minahasa.

Desain penelitian yang diunakan adalah pre eksperimental dengan

rancangan one grup pre test and post test design. Teknik samping yang

digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 49.

Pengumpulan data meggunakan lembar observasi. Hasil penelitian

menggunakan uji t berpasangan, perbedaan tekanan darah sistolik sebelum

dan sesudah senam lansia, pertemuan I nilai P(0.083) > α(0,05) II P(0.044)

< α(0,05) III P(0.322) > α (0,05). Perbedaan tekanan darah diastolik sebelum

dan sesudah senam lansia, pertemuan I didapat nilai P(0.000) < α(0,05) II

P(0.001) < α(0,05) III P(0.013) < α(0,05) tidak terdapat pengaruh senam

lansia terhadap tekanan darah sistolik dan terdapat pengaruh senam lansia

terhadap tekanan darah diastolik pada kelompok lansia GMIM Anugerah di

Desa Tumaratas 2 Kecamatan Langowan Barat Kabupaten.

a. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada

variabel yang akan diteliti dan tempat penelitian.


9

b. Persamaan sama-sama meneliti tentang ptang pengaruh senam, desai

penelitian (experiment).

c. Penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada senam terhadap

stabilitas tekanan darah, sedangakan penelitian yang akan dilakukan

difokuskan pada pengaruh seanm terhadap penurunan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai