Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Koma adalah kelainan kesadaran yang ditandai oleh tidak adanya stimulasi atau

keadaan tidak responsif di mana pasien berbaring dengan mata tertutup dan tidak memiliki

kesadaran terhadap diri dan lingkungan. Koma harus berlangsung setidaknya satu jam agar

dapat dibedakan dengan jelas dari sinkop, gegar otak, atau keadaan tidak sadar sementara

lainnya. Secara umum, pasien koma yang selamat mulai bangun dan pulih secara bertahap

dalam 2 hingga 4 minggu atau memasuki kondisi vegetatif atau kesadaran minimal (Laureys

et al, 2001).

Koma adalah situasi akut yang mengancam jiwa sehingga harus di evaluasi dengan

cepat, komprehensif, dan sementara dilakukan langkah-langkah mendesak untuk

meminimalkan kerusakan neurologis lebih lanjut. Manajemen darurat harus mencakup:

resusitasi dengan dukungan sistem kardiovaskular dan pernapasan, koreksi gangguan

metabolisme terutama kontrol glukosa darah dan tiamin, kontrol kejang dan suhu tubuh setiap

perawatan khusus seperti nalokson untuk overdosis opiate (Bateman, 2011).

Koma sebagai kegawatan maksimal fungsi susunan saraf pusat memerlukan tindakan

yang cepat dan tepat, sebab makin lama koma berlangsung makin parah keadaan susunan

saraf pusat sehingga kemungkinan makin kecil terjadinya penyembuhan sempurna. Koma

merupakan suatu proses kerusakan fungsi otak yang berat, yang dapat membahayakan

kehidupan. Pada proses ini susunan saraf pusat terganggu fungsi utamanya untuk

mempertahankan kesadaran. Gangguan kesadaran ini dapat disebabkan beraneka ragam

penyebab baik primer intrakranial ataupun ekstrakranial, yang mengakibatkan kerusakan

struktural/metabolik ditingkat korteks serebri, batang otak atau keduanya.Penanggulangan


koma sangat tergantung pada patologi dasarnya serta patofisiologi koma. Hal ini sangat sulit,

apalagi jika riwayat penyakit dan perkembangan gejala fisik sebelumnya tak jelas diketahui.

Anda mungkin juga menyukai