Anda di halaman 1dari 1

Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti dengan sendirinya setelah beberapa menit.

Namun untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami kejang, orang tua dapat
melakukan beberapa hal berikut di rumah:

 Baringkan anak di lantai. Pada bayi, rebahkan di pangkuan dengan posisi wajah bayi
menghadap ke bawah. Jangan menahan tubuh anak.
 Miringkan posisi tubuh anak agar muntah atau air liur dapat keluar dari rongga mulut,
serta mencegah lidah menyumbat saluran pernapasan.
 Longgarkan pakaian anak dan jangan menaruh apa pun pada mulut anak untuk mencegah
tergigitnya lidah.
 Hitung durasi terjadinya kejang demam dan perhatikan tingkah laku anak saat kejang.
Beritahukan hal tersebut saat berkonsultasi ke dokter.

Jika anak mengalami kejang demam sederhana, Anda boleh tidak membawa anak ke dokter
setelah kejang berhenti. Meski begitu, akan lebih baik jika Anda tetap memeriksakannya ke
dokter untuk mengetahui penyebab demam yang dialami anak.

Bila tidak ada penyebab khusus dari kejang demam, dokter bisa tidak memberikan pengobatan
apa pun. Dokter juga bisa meresepkan obat penurun panas, seperti paracetamol, atau obat
antikejang, seperti diazepam. Umumnya, anak tidak perlu dirawat inap di rumah sakit, namun hal
ini tergantung pada penyakit yang menyebabkan demam.

Kejang demam atau penyakit step merupakan kondisi yang tidak berbahaya, dan bisa terjadi pada
anak yang menderita demam tanpa menimbulkan komplikasi. Setelah mengalami kejang demam,
umumnya anak dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

Komplikasi Kejang Demam

Kejang demam sederhana tidak mengakibatkan kerusakan otak maupun kecacatan mental. Salah
satu komplikasi dari kejang demam adalah kemungkinan mengalami kejang demam kembali di
kemudian hari. Risiko tersebut akan lebih besar jika:

 Jeda waktu antara awal demam dengan munculnya kejang cukup singkat.
 Kejang demam pertama kali terjadi ketika suhu tubuh tidak terlalu tinggi.
 Usia anak di bawah 18 bulan ketika mengalami kejang demam pertama.
 Memiliki anggota keluarga lain yang juga pernah mengalami kejang demam.

Anak yang menderita kejang demam memiliki risiko menderita epilepsi di kemudian hari, tetapi
risiko ini ada pada anak yang mengalami kejang demam kompleks. Selain epilepsi, anak
penderita kejang demam berisiko menderita kelainan otak atau ensefalopati. Namun, kasus ini
sangat jarang terjadi.

Pencegahan Kejang Demam

Kejang demam umumnya tidak dapat dicegah, termasuk dengan pemberian obat-obatan penurun
panas atau obat antikejang. Namun jika anak mengalami demam, dokter tetap dapat memberikan
obat penurun panas. Pemberian obat antikejang lewat dubur biasanya hanya diberikan bila
kejang terjadi lebih dari 5 menit.

Terakhir diperbarui: 29 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai