Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AGAMA ISLAM

D
I
S
U
S
U
N

OLEH
Nama: 1.Sukri Razaq
2.Penggurun Nelike Sabe

Kelas: XII TKR 1


SALING MENASEHATI DENGAN SANTUN
1. Pengertian Nasihat

Saling mengingatkan dalam hal kebaikan adalah kewajiban sesama muslim. Dalam
islam, mengingatkan orang lain secara lisan semacam itu biasa disebut dengan
nasihat, wasiat, tausiyah, mau’izah, dan tazkirah (peringatan). Semua kegiatan itu
adalah bagian dari dakwah, yaitu dakwah bilisan (secara lisan), karena hanya
berupa ceramah, sedangkan dakwah bukan hanya melalui lisan.
Makna dari nasihat adalah 'menyuruh kebajikan dan melarang kemungkaran', yaitu
mengajak orang lain untuk mengerjakan perbuatan yang dapat mendekatkan
dirinya kepada Allah SWT dan mengajaknya untuk tidak melakukan perbuatan
yang malah dapat menjauhkan diri dari-Nya.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
َ ‫سو ِّل ِّه َوألَئِّ َّم ِّة ْال ُم ْس ِّل ِّمينَ َو‬
‫عا َّمتِّ ِّه ْم‬ ُ ‫صي َحةُ » قُ ْلنَا ِّل َم ْن قَا َل « ِّ َّّلِلِّ َو ِّل ِّكت َابِّ ِّه َو ِّل َر‬
ِّ َّ‫ِّين الن‬
ُ ‫الد‬
Artinya :
“Agama adalah nasehat. Kemudian kami (para shahabat) bertanya, “Nasehat untuk
siapa?”, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menjawab, “Untuk Allah, untuk
Kitab-Nya, untuk Rasul-Nya, untuk pemimpin kaum muslimin dan untuk kaum
muslimin secara umum” HR. Imam Muslim
Dalam hadits tersebut Rasulullah saw.. memberitakan kepada para shahabat beliau
bahwa hakikat agama Islam adalah nasehat. Beliau bersabda “Ad Diinu An
Nashihatu”.
Kata “an nashihah” merupakan kata yang luas cakupan maknanya, maknanya
adalah menghendaki kebaikan bagi orang lain yang diberi nasehat. Perbuatan
seseorang yang memberi nasehat kepada orang lain, pada hakekatnya adalah
menghendaki kebaikan pada orang yang diberi nasehat.
Kata ‘an nashihah’dalam bahasa Arab, dapat ditafsirkan dengan dua penafsiran :
-Pertama, kata ‘an nashihah’ dimaknai dengan (‫‘ )الخلوص‬al khulus’, yang artinya
suci dan bersih dari kotoran. Semisal dikatakan dalam bahasa arab : ( ‫عسل‬
‫‘)ناصح‬aslun nashihun’, artinya madu yang tidak tercampur dengan pengotor
apapun.
-Kedua, kata ‘an nashihah’ dimaknai dengan ‘al iltiamu syaiaini’ (dua hal yang
saling merapat dan bersatu, sehingga tidak berjauhan di antara keduanya). Artinya
kita membuat hubungan yang sesuai antara dua hal, sehingga kedua hal tersebut
merapat dan tidak ada celah di antara keduanya. Maka dikatakan bahwa
penjahit (‫‘ )الخياط‬al khiyatu’ merupakan orang yang memberikan nasehat (‫‘ )ناصح‬an
nashihu’, karena biasanya seorang penjahit menyatukan antara dua sisi kain dengan
jahitan yang dia buat.
Adapun nasehat kepada tiga yang awal, yaitu kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
kepada Kitab-Nya dan kepada Rasul-Nya, maka makna nasehat di sini dimaknai
dengan ‘iltiamu syaiaini/ merapatnya hubungan antara kedua hal, sehingga
keduanya saling berdekatan dan tidak terpisah. Yaitu dengan memenuhi haknya
masing-masing secara penuh, berupa hak Allah subhanahu wa ta’ala, hak Kitab-
Nya dan hak Rasul-Nya , sebagaimana disebutkan dalam hadits.
Seorang hamba mendekatkan diri kepada Tuhannya yaitu dengan memenuhi hak-
hak Allah subhanahu wa ta’ala, dimana hal ini merupakan kewajiban bagi seorang
hamba. Begitu pula yang seharusnya seorang hamba lakukan berkaitan dengan
hak-hak Al Quran dan hak Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.

2. Saling Menasehati
Agama adalah nasihat bagi orang awam dari umat Islam (rakyat biasa bukan
pemimpin), maksudnya bahwa tegaknya agama hanyalah dengan memberikan
kasih sayang kepada orang-orang kecil, memperhatikan kepentingan mereka,
mengajari apa-apa yang bermanfaat bagi mereka dan menjauhkan semua hal yang
membahayakan mereka.
Pemberian nasihat merupakan pengingatan, dorongan dan pemberitahuan bahwa
kita satu sasaran dan satu tujuan akhir.
''Demi masa. Sesungguhya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati
supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.''
(QS Al-Ashr [103]: 1-3).
Seseorang akan merasa beruntung bila ia menggunakan waktunya untuk saling
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Memang, alangkah indahnya bila
kehidupan kita sudah disemarakkan dengan semangat saling menasihati.
''Dan, hendaklah ada dari antara kamu segolongan umat yang berseru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan,
merekalah orang-orang yang beruntung.'' (QS Ali Imran [3]: 104).
Namun demikian, terkadang banyak yang mau menasihati orang lain, memberikan
koreksi, bahkan mengkritik. Tapi, sayangnya, ketika ia sendiri yang dikoreksi dan
dinasihati, terkadang sulit sekali untuk berlapang dada menerimanya.
Nasihat yang baik yang boleh kita sampaikan adalah nasihat yang benar,
mengandung muatan positif, dan tentunya penuh makna serta manfaat bagi semua
orang, yaitu mengajak pada kebajikan dan menjauhi kemungkaran yang
berdasarkan Alquran dan sunah.
Dan, bukanlah sebaliknya, menganjurkan kemungkaran dan melarang untuk
mengerjakan kebajikan. Apa pun yang kita sampaikan jika itu benar, alangkah
baiknya bila cara menyampaikannya pun benar.
Dengan nasihat, kita harus membantu yang lupa agar menjadi ingat, membantu
yang lalai agar menjadi semangat, yang tergelincir menjadi bangkit kembali, yang
berlumur dosa menjadi bertobat. Intinya, kalau dilandasi niat yang baik

Ayat al-Qur’an dan Hadis Nabi Tentang Saling Nasehat

Firman Allah dalam QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasihat

ْ‫سانَ ْبِ َوا ِلدَي ِه‬


َ ‫َاْاْلن‬
ِ ‫صين‬ َّ ‫)ْو َو‬
َ 13(ْ‫ع ِظي ٌم‬ َ ْ‫ظل ٌم‬ُ َ‫اَّللِْإِ َّنْالشِركَ ْل‬
َّ ِ‫ي َِْلْتُش ِركْب‬ ُ ‫ْو ُه َوْيَ ِع‬
َّ َ‫ظهُْيَاْبُن‬ ُ ‫َوإِذْْقَالَْلُق َم‬
َ ‫ان ِِْلبنِ ِه‬
)14(ْ‫ير‬ ُ ‫ص‬
ِ ‫يْال َم‬ َ ‫عا َمي ِنْأ َ ِنْاش ُكرْ ِل‬
َّ َ‫يْو ِل َوا ِلدَيكَ ْإِْل‬ َ ْ‫صالُهُْفِي‬ َ ِ‫ْوف‬َ ‫ىْوه ٍن‬ َ َ‫عل‬ َ ْ‫َح َملَتهُْأ ُ ُّمه َُْوهنًا‬

Kosa kata:

ُ ‫ = يَ ِع‬memberi nasihat akan dia , memberi mau’izhah kepadanya


ُ‫ظ ْه‬

ُ َ‫ = ل‬sungguh kegelapan, penganiayaan


ْ‫ظل ٌم‬

ُ‫صالُ ْه‬
َ ِ‫= َوف‬bersapih dari susuan

Terjemahan:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi


pelajaran kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar". (QS. 31:13)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)

3. Adab Memberi Nasihat


1) Ikhlaskan niat
Semata-mata untuk mengharapakan wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena
yang demikian ini berarti pemberi nasehat akan mendapatkan ganjaran dari Allah
Jalla wa ‘Ala, sehingga Allah pun akan membantu engkau agar orang yang
dinasehati diberikan hidayah oleh-Nya.
2) Menasehati Secara Rahasia
Perhatikanlah, bahwa penerima nasehat adalah orang yang sangat butuh untuk
ditutupi segala keburukannya, dan diperbaiki kekurangan-kekurangannya. Maka,
tidaklah nasehat akan mudah diterima bila disampaikan secara rahasia.

Imam Abu Hatim bin Hibban Al Busti rahimahumullahberkata:


“Namun nasehat tidaklah wajib diberikan kecuali dengan cara rahasia. Karena
orang yang menasehati saudaranya secara terang-terangan pada sejatinya ia telah
memperburuknya (keadaan penerima nasehat). Barangsiapa yang member nasehat
secara rahasia, maka dia telah menghiasinya. Maka menyampaikan sesuatukepada
seseorang muslim dengan cara menghiasinya, lebih utama daripada bermaksud
untuk memburukkannya”. (Raudhatul Uqala’, hlm 196)

3) Memberi Nasehat dengan Halus, Penuh Adab dan Lemah Lembut.


Hal ini dikarenakan memberi nasehat ibaratnya seperti membuka pintu. Sedangkan
sebuah pintu tidak akan bisa dibuka kecuali dengan kunci yang pas & tepat. Maka
pintu itu adalah hati, dan kuncinya adalah nasehat yang disampaikan dengan lemah
lembut, santun, dan halus. Ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidaklah berada dalam sesuatu kecuali
menghiasinya. Dan tidaklah terpisah dari sesuatu kecuali ia perburuk.” (HR.
Muslim)

4) Tidak Memaksa
Orang yang menasehati tidaklah berhak sama sekali untuk menerima nasehatnya.
Karena pemberi nasehat adalah seseorang yang membimbing menuju kebaikan.
Sehingga hak pemberi nasehat hanyalah menyampaikan dan memberi arahan saja.

5) Memilih Waktu yang Tepat untuk Memberi Nasehat


Ibnu Mas’ud rodhiyallohu’anhu berkata:
“Hati itu memiliki rasa suka dan keterbukaan. Hati juga memiliki kemalasan dan
penolakan. Maka raihlah ketika ia suka dan menerima. Dan tinggalkanlah ia ketika
ia malas dan menolak.” (Al –Adab Asy-Syar’iyyah, karya Ibnu Muflih)
4. Hikmah dan Manfaat Nasihat
Ø Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak
mampu melakukan introspeksi (muhasabah)
Ø Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasehat)
Ø Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/tercela
Ø Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan
masyarakat
Ø Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial
Ø Terciptanya keadilan, keamanan, ketentraman, dan perdamaian dalam masyarakat
Ø Mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT di dunia dan akhirat

Anda mungkin juga menyukai