Anda di halaman 1dari 8

REVIEW JURNAL

Yoga in Children with Epilepsy: A Randomized Controlled Trial

(Yoga pada Anak dengan Epilepsi: A Trial Acak Terkendali)

Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Keperawatan anak II

Pembimbing:

Malisa Ariani, Ns., M.Kep

Di susun oleh :

Kelompok 5

1. Ahmad Doni Faisal (11194561920074)


2. Ainun Jariah (11194561920075)
3. Ivana Itasia Putri (11194561920090)
4. Made Aditia Affanda (11194561920118)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat melakanakan penulisan makalah ini.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KeperawatanAnak II agar bisa
tercapai sistem pembelajaran semester ini.

Dalam rangka pembuatan makalah tentang Review Jurnal Yoga in Children with Epilepsy: A
Randomized Controlled Trial oleh sebab itu sudah sepatutnya penulis mengucapkan terimaksih
kepada :

1. Ibu Malisa Ariani, Ns., M.kep selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan. Guna
memperbaiki laporan makalah ini agar menjadi lebih baik, maka penyusun sangat
mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca lporan ini.

Banjarmasin, 26 September 2019

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................................................2
TELAAH JURNAL...........................................................................................................................................2
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................................4
1. Kesimpulan......................................................................................................................................4
2. Saran................................................................................................................................................4

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya epilepsi
merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya ketidak
seimbangan polarisasi listrik di otak. Ketidak seimbangan polarisasi listrik tersebut terjadi
akibat adanya fokus-fokus iritatif pada neuron sehingga menimbulkan letupan muatan listrik
spontan yang berlebihan dari sebagian atau seluruh daerah yang ada di dalam otak. Epilepsi
sering dihubungkan dengan disabilitas fisik, disabilitas mental, dan konsekuensi psikososial
yang berat bagi penyandangnya (pendidikan yang rendah, pengangguran yang tinggi, stigma
sosial, rasa rendah diri, kecenderungan tidak menikah bagi penyandangnya). (Santoso,2018)
Penyandang epilepsi pada masa anak dan remaja dihadapkan pada masalah
keterbatasan interaksi sosial dan kesulitan dalam mengikuti pendidikan formal. Mereka
memiliki risiko lebih besar terhadap terjadinya kecelakaan dan kematian yang berhubungan
dengan epilepsi. (Dayanti Ani, 2017)
Penanganan terhadap penyakit ini bukan saja menyangkut penanganan medikamentosa
dan perawatan belaka, namun yang lebih penting adalah bagaimana meminimalisasikan
dampak yang muncul akibat penyakit ini bagi penderita dan keluarga maupun merubah
stigma masyarakat tentang penderita epilepsi. (Dayanti Ani, 2017)

Intervensi
Sebuah protokol yoga 10-h standar secara khusus dirancang oleh para ahli yoga dan
guru yoga. Sesi yoga yang akan dilakukan divalidasi oleh dokter yang ahli yang berkualitas di
bidang yoga untuk memastikan keselamatan anak-anak. Protokol yoga 10-h terdiri dari
delapan sesi dari 1 jam setiap dilakukan seminggu sekali selama 8 minggu (2 bulan) diikuti
oleh dua sesi penguat pada akhir 4 dan bulan ke-5, masing-masing. sesi yoga termasuk
beberapa asana yang dipilih primer (dalam semua empat posisi), teknik pernapasan,
sadhana mudra, pranayama ( terutama bhramari dan pernapasan hidung alternatif),
keseimbangan tubuh dan neuromuskuler koordinasi latihan, suryanamaskar, games
koordinasi tubuh-pikiran, relaksasi melalui nyanyian, doa, dan Shavasana ( didesain khusus
yoganidra dengan saran positif).

1
BAB II

TELAAH JURNAL

Penulis Sujata V. Kanhere, Deepak R. Bagadia 1, Varsha D. Phadke,


Priyashree S. Mukherje

Tahun Terbit 2018


Judul Yoga in Children with Epilepsy: A Randomized Controlled Trial
(Yoga pada Anak dengan Epilepsi: A Trial Acak Terkendali).

Lembaga penerbit Journal of Pediatric Neuroscience.


Volume, nomer & Volume 13 | Issue 4 | (411-415)
Halaman
Tanggal terbit Oktober-Desember 2018.
Reviewer (mahasiswa- 1. Ahmad Doni Faisal
npm) 2. Ainun Jariah
3. Ivana Itasia Putri
4. Made Aditia Affanda

1. Pendahuluaan
a. Latar Belakang Mayoritas epilepsi dimulai di masa kecil dan dapat
mempengaruhi perkembangan kognitif dan kinerja skolastik.
Sebuah modifikasi gaya hidup dengan memasukkan yoga dalam
sehari-hari hidup dapat bertindak sebagai pengobatan
komplementer anak-anak dengan epilepsi. Beberapa penelitian
dalam literatur yang tersedia untuk menilai efek dari yoga pada
anak-anak di berbagai gangguan tetapi tidak ada uji coba
terkontrol secara acak untuk yoga pada anak dengan epilepsi.
b. Alasan Peneliti ingin mengetahui efek yoga pada anak-anak yang
epilepsi. Karena pada saat ini tidak ada peneliti yang meneliti
efek yoga pada anak-anak yang mengidap epilepsi.
c. Tujuan Untuk mempelajari efek dari yoga pada kejang dan
electroencephalogram (EEG) hasil pada anak dengan epilepsi.
d. Teori & hasil Teori yang digunakan sebelumnya pada teori Streeter CC,
penelitian Gerbarg PL, Saper RB, Ciraulo DA, Brown RP pada jurnal
sebelumnya Effects of yoga on the autonomic nervous system,
gammaaminobutyric-acid, and allostasis in epilepsy, depression,
and post-traumatic stress disorder pada tahun 2012 mengatakan
yoga meningkatkan desinkronisasi otak. Yoga juga mengurangi
stres, meningkatkan penghambatan asam gamma-aminobutyric
(GABA) tingkat pusat, dan mengatur aliran darah dari sistem
saraf pusat dan menyebabkan pergeseran dalam keseimbangan
otonom terhadap dominasi parasimpatis relatif.
2. Metodelogi
penelitian
a. Subjek penelitian Kepada 10 anak-anak yang membentuk kelompok studi.
b. Teknik Menggunakan consecutive sampling pada 10 anak-anak yang di
pengumpulan data bagi menjadi 2 kelompok.
c. Alat pengumpulan Alat pengumpulan data Microsoft excel dindia.
data
d. Prosedur Prosedur penelitian sebuah protokol yoga 10-h standar secara
penelitian khusus dirancang oleh para ahli yoga dan guru yoga. Sesi yoga
yang akan dilakukan divalidasi oleh dokter yang ahli yang
berkualitas di bidang yoga untuk memastikan keselamatan anak-
anak. Protokol yoga 10-h terdiri dari 8 sesi dari 1 jam setiap
dilakukan seminggu sekali selama 8 minggu (2 bulan). Sesi Yoga
dengan teknik pernapasan,Sadhana mudra, pranayama
(terutama bhramari dan pernapasan hidung alternative),
Kesimbangan tubuh dan neuromuskuler koordinasi tubuh-pikiran,
relaksasi melalui nyanyian, do’a, dan Shavasana (didesain
khusus yogoanidra dengan saran positif).
Praktek-praktek yoga tersebut diajarkan untuk setiap anak dan

2
setidaknya satu orang tua. Sesi dilakukan di ruang yang terpisah
di lingkungan yang paling nyaman di hadapan orang tua. Sesi
dirancang mengingat keterbatasan dan kapasitas anak. Anak-
anak diawasi dan diperiksa untuk cara yang benar untuk
melakukannya dan diperintahkan untuk berlatih sendiri secara
teratur setidaknya empat kali seminggu di rumah. Kinerja anak
tercatat secara teratur pada setiap kunjungan.
e. Analisis data Dianalisis dengan Statistical Package for Social Sciences (SPSS)
software, IBM, India.
3. Hasil dan
Pembahasan
a. Hasil Semua anak berada di AED yang tepat dalam dosis yang tepat.
Namun, pada awal, tiga anak dalam kelompok studi dan empat di
kelompok kontrol memiliki sejarah kejang dalam 3 bulan
sebelumnya. Ketika efek yoga sebagai intervensi pada kejang
dianalisis, kami menemukan bahwa tidak ada anak-anak
mengalami kejang pada akhir 3 dan 6 bulan dalam kelompok
yoga. Pada kelompok kontrol, pada 3 dan 6 bulan, empat dan
tiga anak, masing-masing, memiliki kejang. Perbedaan ini secara
statistik tidak signifikan [Tabel 2]. Namun, tidak ada pasien lain
memiliki episode kejang selama periode ini.
b. Pembahasan Yoga adalah seni kuno tradisional India fisio-psychophilosophical,
budaya hidup dan ilmu penyembuhan. Yoga telah digunakan
sebagai adjuvant atau pengobatan komplementer untuk sejumlah
gangguan neurologis dan non-neurologis pada orang dewasa
dan anak-anak. Untuk yang terbaik dari pengetahuan kita, ini
adalah pertama uji coba terkontrol secara acak mempelajari efek
dari yoga pada anak dengan epilepsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yoga sebagai terapi
tambahan pada anak dengan epilepsi dikaitkan dengan
kebebasan kejang bila dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Temuan ini mirip dengan semua penelitian lain dalam literatur.
Walaupun semua anak dalam kelompok yoga yang bebas
kejang, perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa pasien dalam kedua
kelompok mengambil AED.
4. Kesimpulan,
keterbatasan saran
dan rekomendasi
a. Kesimpulan Yoga adalah sebagai terapi tambahan pada anak dengan
epilepsi menyebabkan kejang kebebasan dan peningkatan yang
signifikan dalam EEG pada 6 bulan.
b. Keterbatasan K Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peserta yang di
dapatkan berjumlah sedikit sehingga menyulitkan peneliti untuk
melakukan penelitian.
c. Saran Uu Penelitian lebih lanjut melakukan uji coba multisenter
d. Rekomendasi Peneliti menganjurkan pada penelitian yang akan datang untuk
mengevaluasi berbagai efek dari yoga pada anak dan epilepsy.

5. Kekuatan dan
Kelemahan jurnal
oleh reviewer
a. Kekuatan 1. Terapi yoga ini mudah dilakukan di Indonesia.
2. Pada jurnal ini singkatan kata sangat mudah di pahami karena
dilengkapi arti singkatannya.
3. Penelitian konsisten dalam menggunakan metode untuk
mengumpulkan datanya.
b. Kelemahan 1. Tidak dijelaskan persub untuk prosedur yoga.
2. Belum ada evaluasi efek samping dari yoga yang di lakukan
pada anak.

3
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Epilepsi merupakan salah satu penyakit neurologis yang utama. Pada dasarnya
epilepsi merupakan suatu penyakit Susunan Saraf Pusat (SSP) yang timbul akibat adanya
ketidak seimbangan polarisasi listrik di otak. Untuk mengatasi epilepsi ini dengan terapi
yoga sebagai terapi tambahan pada anak dengan epilepsi menyebabkan kejang
kebebasan dan peningkatan yang signifikan dalam EEG.

2. Saran
Untuk rekan-rekan mahasiswa diharapkan Mahasiswa mampu memahami konsep
keperawatan anak dengan penyakit kronis dalam konteks keluarga berdasarkan Evidence
base practice dengan mencari jurnal internasional dan nasional untuk menambah
penegtahuan rekan-rekan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai