Anda di halaman 1dari 4

KLASIFIKASI IKTERUS

Ikterus adalah suatu sindroma yang dikarakteristikan oleh adanya hiperbilirubunemia


dan deposit pigmen empedu pada jaringan termasuk kulit dan membran mukosa.

Kisaran normal pigmen empedu pada anjing dewasa 0.1 – 0.6 mg/dl; kucing 0.12 – 0.3
mg/dl. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urin yang menjadi gelap bila
bilirubin serum mencapai 2 – 3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0.3 – 1.0 mg/dl. Jaringan
permukaan yang kaya elastin, seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi
kuning pertama kali.

Sekitar 80 – 85 % bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam system


monosit-makrofag. Masa hidup rata-rata eritrosit adalah 120 hari. Setiap hari dihancurkan
sekitar 50 ml darah, dan menghasilkan 250 sampai 350 mg bilirubin. Kini diketahui bahwa
sekitar 15 – 20 % pigmen empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini, tetapi berasal
dari dekstruksi sel eritrosit matur dalam sumsum tulang (hematopoiesis tak efektif) dan dari
hemoprotein lain, terutama dari hati.

Pada katabolisme hemoglobin (terutama terjadi dalam limpa), globin mula-mula


dipisahkan dari heme, setelah itu heme diubah menjadi biliverdin. Bilirubin unconjugated
(disebut dengan bilirubin bebas, bilirubun pre hepatic atau bilirubin reaksi tidak langsung)
kemudian dibentuk dari biliverdin. Biliverdin adalah pigmen kehijauan yang dibentuk melalui
oksidasi bilirubin. Bilirubin unconjugated larut dalam lemak, tidak larut dalam air, dan tidak
dapat dieksresikan dalam empedu atau urine. Bilirubin unconjugated berikatan dengan albumin
dalam suatu kompleks larut air, kemudian diangkut oleh darah ke sel-sel hati. Metabolisme
bilirubin didalam hati berlangsung dalam tiga langkah : ambilan, konjugasi, dan eksresi. Ambilan
oleh sel hati memerlukan dua protein hati, yaitu yang di beri symbol sebagai Y dan Z . Konjugasi
bilirubin dengan asam glukoronat dikatalisasi oleh enzim glukoronil transferase dalam reticulum
endoplasma. Bilirubin conjugated tidak larut dalam lemak, tetapi larut dalam air dan dapat
dieksresikan dalam empedu dan urine.
Langkah terakhir dalam metabolisme bolirubin hati adalah traspor bilirubin
unconjugated melalui memberan sel kedalam empedu melalui suatu proses aktif. Bilirubin
unconjugated tidak dieksresikan kedalam empedu, kecuali setelah proses foto-oksidasi atau
fotoisomerasi

Adanya peningkatan level bilirubin dalam plasma (hiperbilirubinemia) dapat terjadi


akibat 6 gangguan utama :

1. Produksi bilirubin unconjugated yang berlebihan karena haemoglobin.

2. Gangguan up-take bilirubin unconjugated oleh sel hati yang tidak sempurna.

3. Konjugasi dari bilirubin unconjugated yang tidak sempurna oleh sel hati.

4. Eksresi bilirubin conjugated oleh sel hati yang tidak sempurna

5. Obstruksi aliran empedu dalam hati sering karena peradangan yang menyebabkan
pembengkakan sel.

6. Obstruksi aliran empedu diluar hati karena adanya sumbatan atau tekanan pada duktus
empedu

Ikterus/jaundice pada dasarnya diklasifikasikan sebagai hemolitik, hepatoseluler atau


obstruksi (cholestasis), walaupun kadang terjadi tumpang tindih terutama antara tipe
hepatoseluler dan obstuksi. Test yang sering digunakan untuk mengukur level bilirubin adalah
reaksi Van Den Berg yang menggunakan suatu larutan beralkohol pada test bilirubin total
(conjugated, unconjugated) dan yang menggunakan larutan berair hanya untuk mengukur
bilirubin conjugated. Selisih antara keduanya merupakan level bilirubin unconjugated.
Klasifikasi Ikterus

1. Ikterus hemolitik/prehepatik
Ikterus ini terjadi bila zat warna empedu yang dibentuk berlebihan tidak dapat
dipergunakan secara sempurna. Hal ini ditemukan pada pertambahan peruntuhan sel-
sel darah merah. Kita lihat bahwa sel-sel R.E.S. di dalam dan di luar hati bekerja sangat
giat (superfungsi sel-sel hati).Sekresi empedu bertambah, empedu menjadi tebal dan
berwarna hijau hitam (empedu pleiokhrom).
Yang menyebabkannya ialah racun-racun darah (nama lain: ikterus toksik) atau
penyakit menular (ikterus septic), parasit-parasit darah (piroplasmosis, leptospirosis).
Ikterus neonatorum pada manusia termasuk dalam golongan ini. Ikterus ini disebabkan
oleh peruntuhan sejumlah besar eritrosit-eritrosit (dalam keadaan fisiologik) juga
kadang-kadang dijumpai pada anak sapi, anak kuda, anak domba dan anak kambing.

2. Ikterus intrahepatik/retensi
Ikterus ini terjadi pada kerusakan sel-sel hati. sel-sel ini tidak dapat lagi
membentuk dan menyalurkan empedu sebagaimana mestinya. Zat warna empedu
secara langsung tiba di dalam darah dan jalan limfe. Ikteus ini dijumpai pada perlemakan
hati, pada peruntuhan hati karena toksin, pada atropi kuning dan akut hati dan ia dapat
bersama terjadi dengan ikterus resorbsi.
Pada ikterus retensi ada dua hal yang utama. Pertama ada degenerasi dan
nekrosa sel-sel hati dan kedua kholebilirubin keluara dari kapiler-kapiler empedu dan
tiba di dalam sinusoid-sinusoid. Yang kedua langsung bersangkut paut dengan yang
pertama; degenerasi dan nekrosa sel-sel hati menimbulkan rupture kapiler-kapiler
empedu. Di samping empedu itu sel-sel hati yang rusak tidak berfungsi secara sempurna
dan hal ini menyebabkan retensi hemobilirubin.
3. Ikterus posthepatik/obstruktif
Ikterus ini terjadi bila aliran empedu dari hati ke usus terhambat. Yang dapat
menyebabkannya ialah batu-batu empedu, karena tekanan-tekanan oleh tumor,
ekinokok, kelenjar portal yang membesar tetapi juga pembendungan kapiler-kapiler
empedu yang terhalus bila aliran empedu di dalamnya terhindar misalnya ada sirosis
hati. empedu pada ikterus ini tiba di dalam jalan-jalan limfe. Oleh karena
pembendungan maka kapiler-kapiler empedu meluas, meyobek dan empedu tiba di
dalam ruangan limfe perivaskuler.
Asam-asam empedu yang kini tercampur dengan cairan-cairan jaringan
merusakkan sel-sel dan kapiler-kapiler, menambah permeabilitas kapiler-kapiler dan
mempermudah warna masuk kedalam jaringan. Yang sering terjadi pada babi ialah
ikterus obstruksi oleh karena cacing-cacing ascaris menyumbat duktus choledochus.
Sebaliknya kadang-kadang banyak cacing-cacing ascaris dijumpai di dalam saluran ini
tanpa menimbulkan ikterus. Hal ini berarti cacing-cacing itu tiba di dalam duktus
choledochus sewaktu hewan dalam agoni. Ikterus obstruksi ini berbahaya karena
menyebabkan hemolisis eritrosit-eritrosit (oleh garam-garam empedu).

Daftar Bacaan

Ressang. 1984. Patologi Khusus Veteriner Edisi Kedua. Percetakan Bali: Bogor

Studi Literatur : Mengenal Istilah Ikterus http://duniaveteriner.com/2009/08/studi-literatur-


mengenal-istilah-uremia/print

http://belibis-a17.com/2009/06/06/ikterus/

Anda mungkin juga menyukai