Klasifikasi Ikterus
Klasifikasi Ikterus
Kisaran normal pigmen empedu pada anjing dewasa 0.1 – 0.6 mg/dl; kucing 0.12 – 0.3
mg/dl. Ikterus biasanya dapat dideteksi pada sclera, kulit, atau urin yang menjadi gelap bila
bilirubin serum mencapai 2 – 3 mg/dl. Bilirubin serum normal adalah 0.3 – 1.0 mg/dl. Jaringan
permukaan yang kaya elastin, seperti sclera dan permukaan bawah lidah, biasanya menjadi
kuning pertama kali.
2. Gangguan up-take bilirubin unconjugated oleh sel hati yang tidak sempurna.
3. Konjugasi dari bilirubin unconjugated yang tidak sempurna oleh sel hati.
5. Obstruksi aliran empedu dalam hati sering karena peradangan yang menyebabkan
pembengkakan sel.
6. Obstruksi aliran empedu diluar hati karena adanya sumbatan atau tekanan pada duktus
empedu
1. Ikterus hemolitik/prehepatik
Ikterus ini terjadi bila zat warna empedu yang dibentuk berlebihan tidak dapat
dipergunakan secara sempurna. Hal ini ditemukan pada pertambahan peruntuhan sel-
sel darah merah. Kita lihat bahwa sel-sel R.E.S. di dalam dan di luar hati bekerja sangat
giat (superfungsi sel-sel hati).Sekresi empedu bertambah, empedu menjadi tebal dan
berwarna hijau hitam (empedu pleiokhrom).
Yang menyebabkannya ialah racun-racun darah (nama lain: ikterus toksik) atau
penyakit menular (ikterus septic), parasit-parasit darah (piroplasmosis, leptospirosis).
Ikterus neonatorum pada manusia termasuk dalam golongan ini. Ikterus ini disebabkan
oleh peruntuhan sejumlah besar eritrosit-eritrosit (dalam keadaan fisiologik) juga
kadang-kadang dijumpai pada anak sapi, anak kuda, anak domba dan anak kambing.
2. Ikterus intrahepatik/retensi
Ikterus ini terjadi pada kerusakan sel-sel hati. sel-sel ini tidak dapat lagi
membentuk dan menyalurkan empedu sebagaimana mestinya. Zat warna empedu
secara langsung tiba di dalam darah dan jalan limfe. Ikteus ini dijumpai pada perlemakan
hati, pada peruntuhan hati karena toksin, pada atropi kuning dan akut hati dan ia dapat
bersama terjadi dengan ikterus resorbsi.
Pada ikterus retensi ada dua hal yang utama. Pertama ada degenerasi dan
nekrosa sel-sel hati dan kedua kholebilirubin keluara dari kapiler-kapiler empedu dan
tiba di dalam sinusoid-sinusoid. Yang kedua langsung bersangkut paut dengan yang
pertama; degenerasi dan nekrosa sel-sel hati menimbulkan rupture kapiler-kapiler
empedu. Di samping empedu itu sel-sel hati yang rusak tidak berfungsi secara sempurna
dan hal ini menyebabkan retensi hemobilirubin.
3. Ikterus posthepatik/obstruktif
Ikterus ini terjadi bila aliran empedu dari hati ke usus terhambat. Yang dapat
menyebabkannya ialah batu-batu empedu, karena tekanan-tekanan oleh tumor,
ekinokok, kelenjar portal yang membesar tetapi juga pembendungan kapiler-kapiler
empedu yang terhalus bila aliran empedu di dalamnya terhindar misalnya ada sirosis
hati. empedu pada ikterus ini tiba di dalam jalan-jalan limfe. Oleh karena
pembendungan maka kapiler-kapiler empedu meluas, meyobek dan empedu tiba di
dalam ruangan limfe perivaskuler.
Asam-asam empedu yang kini tercampur dengan cairan-cairan jaringan
merusakkan sel-sel dan kapiler-kapiler, menambah permeabilitas kapiler-kapiler dan
mempermudah warna masuk kedalam jaringan. Yang sering terjadi pada babi ialah
ikterus obstruksi oleh karena cacing-cacing ascaris menyumbat duktus choledochus.
Sebaliknya kadang-kadang banyak cacing-cacing ascaris dijumpai di dalam saluran ini
tanpa menimbulkan ikterus. Hal ini berarti cacing-cacing itu tiba di dalam duktus
choledochus sewaktu hewan dalam agoni. Ikterus obstruksi ini berbahaya karena
menyebabkan hemolisis eritrosit-eritrosit (oleh garam-garam empedu).
Daftar Bacaan
Ressang. 1984. Patologi Khusus Veteriner Edisi Kedua. Percetakan Bali: Bogor
http://belibis-a17.com/2009/06/06/ikterus/