Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEYWORDS ABSTRACT
62
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol 6, No.1 : page 63-70
ISSN 2301-5454, e-ISSN 2654-7643
Available online at https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/index
Pemanfaatan bahan-bahan alam di bidang Penyembuhan luka pada bidang bedah mulut
kedokteran gigi semakin berkembang pesat salah satunya adalah penyembuhan luka
dari tahun ke tahun, salah satunya yaitu pasca pencabutan gigi. Pencabutan gigi
suatu derivate kitin dengan formula N-acetyl- dari soketnya yang dapat menyebabkan
D Glucosamine yang berasal dari adanya kerusakan pada area soket gigi,
biopolimer dan hasil konversi senyawa kitin Beberapa saat setelah proses pencabutan gigi
melalui deasetilasi kitin dengan alkali kuat akan terjadi proses inflamasi yang akan
atau enzim kitin deasetilase. Kitosan diikuti oleh perbaikan jaringan dan
merupakan biomaterial yang masih terus remodeling tulang. Proses penyembuhan luka
dikembangkan hingga saat ini, karena tersebut memerlukan kondisi yang steril dan
cukup besar di Indonesia dapat dijadikan menyebutkan bahwa kitosan dapat berperan
sebagai sumber kitin, sehingga kitosan sebagai bahan antiinflamasi, serta dapat
menjadi polimer paling berlimpah kedua menstimulasi proliferasi sel dan remodeling
yang ditemukan di alam setelah selulosa2. dalam proses penyembuhan luka4. Pada
biomaterial kitosan dalam menunjang proses dapat mengaktifkan sel-sel inflamasi seperti
63
Hartomo : Pemanfaatan biomaterial kitosan dalam bidang…
fibroblas, dan sel angioendotelial.3 Kitosan kitosan dapat dilakukan dengan cara kimiawi
juga memiliki sifat osteokonduktifitas tinggi maupun enzimatik.
yang baik untuk meningkatkan regenerasi
tulang, sehingga sangat cocok digunakan
sebagai alternatif bone graft apabila terjadi
kerusakan pada tulang alveolar pasca
pencabutan gigi. Berdasarkan hal tersebut,
literature review ini bertujuan untuk
Gambar 1. Reaksi pembentukan kitin menjadi kitosan2
menjelaskan pemanfaatan biomaterial
kitosan dalam bidang bedah mulut.
Kitosan memiliki komposisi seperti hidrogen
(5,83%), karbon (40,30%), dan nitrogen
TINJAUAN PUSTAKA (6,35%). Kitosan yang memiliki berat
Kitosan molekul sedang diperoleh dari hewan laut
Kitosan pertama kali ditemukan oleh Rouget bercangkang lunak, seperti cangkang cumi-
pada tahun 1985. Kitosan atau poly-β-1,4- cumi, udang, dan rajungan. Sedangkan
glucosamine adalah biopolimer alami yang kitosan yang memiliki berat molekul tinggi
terdapat di alam setelah selulosa yang diperoleh dari hewan laut bercangkang keras,
memiliki rantai linier dengan rumus struktur seperti kerang, kepiting, dan blangkas2.
(C6H11NO4)n.2 Kitosan merupakan deasetilasi Kitosan juga merupakan polisakarida
kitin yang diperoleh secara alami dan kationik yang tidak larut dalam cairan
merupakan polisakarida yang bersifat bersifat netral maupun basa, karena memiliki
biokompatibel dan banyak ditemukan pada sedikit karakter kristalin. Akan tetapi,
eksoskeleton berbagai kelas invertebrata, lingkungan yang asam akan memungkinkan
termasuk krustasea. Krustasea adalah hewan kelompok amino bebas dari kitosan menjadi
yang termasuk ke dalam filum arthtropoda terprotonasi. Oleh karena itu, molekulnya
atau hewan beruas-ruas. Sebagian besar akan larut dalam larutan yang memiliki pH
krustasea hidup secara akuatis dan bernafas rendah dengan muatan positif. Muatan positif
menggunakan insang. Krustasea memiliki yang tinggi dari kitosan memungkinkan
eksoskeleton yang keras dan dari kitin yang terjadinya pembentukan polielektrolit
berlendir. Beberapa hewan yang termasuk hidrogel kompleks dengan spesies
krustasea adalah lobster, udang, dan kepiting polianionik dalam lingkungan yang asam6.
atau rajungan5. Kitin merupakan kopolimer Kitosan bersifat multiguna, banyak
yang terdiri dari N-acetyl-glucosamine dan digunakan di bidang industri maupun bidang
subunit N-glucosamine. Proses deasetilasi kesehatan karena terlepas dari sifat alaminya,
kitosan juga memiliki sifat biologi dan kimia
64
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol 6, No.1 : page 63-70
ISSN 2301-5454, e-ISSN 2654-7643
Available online at https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/index
yang sangat baik. Kitosan dalam bidang vaskularisasi. Ketika timbul cedera, terjadi
kedokteran gigi digunakan sebagai bahan refleks neuronal sehingga sel otot polos
dressing saluran akar, antibakterial, bahan pembuluh darah mengalami kontraksi. Saat
penyembuh luka atau regenerasi tulang, serta proses reparatif, sejumlah fibrin disimpan
digunakan untuk memperbaiki sifat material pada area luka melalui keseimbangan yang
kedokteran gigi lainnya. Sifat antibakteri dinamik antara trombosit, sel endotel,
kitosan telah banyak dilaporkan, salah koagulasi, dan fibrinolisis untuk mengatur
satunya digunakan sebagai pembalut luka proses hemostasis. Bersamaan dengan proses
karena kemampuannya dalam mempercepat hemostasis juga terjadi proses pembentukan
penyembuhan luka6. Beberapa penelitian bekuan darah dan agregasi platelet untuk
terbaru melaporkan bahwa kitosan sangat membatasi kehilangan darah10.
efektif dalam menghambat pertumbuhan Setelah melalui proses hemostasis, kemudian
bakteri, karena kitosan menunjukkan terjadi fase inflamasi. Fase inflamasi juga
aktivitas antimikroba yang tinggi terhadap dimulai segera setelah cedera yang bertujuan
jamur serta bakteri gram negatif maupun untuk menghilangkan debris, jaringan yang
gram positif. Membran kitosan banyak nekrotik, serta bakteri oleh neutrofil dan
digunakan dalam bidang medis sebagai makrofag11. Fase pertama melibatkan
asuhan luka karena bermanfaat dalam vasokonstriksi, agregasi platelet pada area
penyembuhan luka, seperti memberikan efek yang terjadi luka, serta infiltrasi leukosit dan
proliferasi sel fibroblas kulit manusia dan sel limfosit T ke area luka. Pada umumnya, stase
keratinosit secara in vitro2. Kitosan yang ini diikuti dengan adanya gejala seperti rasa
dipadukan dengan membran komposit juga nyeri, edema, dan kemerahan12. Fase
7
mampu meregenerasi tulang dengan baik . inflamasi dibagi menjadi fase inflamasi awal
Penyembuhan Luka dan fase inflamasi akhir. Fase inflamasi awal
Luka adalah suatu kerusakan atau gangguan dimulai selama fase akhir koagulasi yang
struktur dan fungsi anatomi normal yang bertujuan untuk menginisiasi peristiwa
dapat meluas dari kerusakan yang bersifat molekuler. Untuk mencegah adanya infeksi,
sederhana serta merupakan proses fisiologis agen kemoatraktif termasuk transforming
yang terjadi sebagai respon adanya jejas8. growth factor β (TGF-β), komponen
Penyembuhan luka merupakan suatu proses komplemen seperti C3a dan C5a, dan peptida
dinamis yang terdiri dari beberapa fase yaitu formilmetionil yang dihasilkan oleh bakteri
hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan dan produk trombosit akan ditarik oleh
remodelling9. Fase hemostasis dimulai segera neutrofil ke area luka untuk menghancurkan
sesaat setelah terjadinya cedera yang dan menghilangkan bakteri, jaringan
bertujuan untuk melindungi sistem nekrotik, dan partikel asing melalui proses
65
Hartomo : Pemanfaatan biomaterial kitosan dalam bidang…
fagositosis.9 Intercelullar adhesion molecule- Setelah fase inflamasi, kemudian diikuti oleh
1 (ICAM-1) yang merupakan sebuah sel fase proliferasi. Pada fase ini terjadi
immunoglobulin yang diekspresikan oleh mekanisme seluler yang penting, yaitu
beberapa jenis sel termasuk endotel dan perbaikan dan penyembuhan luka yang
leukosit memegang peranan penting dalam ditandai dengan adanya proliferasi sel. Fase
mengerahkan dan memelihara neutrofil, serta ini memiliki 4 proses utama yaitu re-
terlibat dalam migrasi neutrofil ke sulkus epitelisasi, migrasi dan proliferasi fibroblas,
gingiva pada jaringan periodontal sehingga angiogenesis atau pembentukan pembuluh
menjadikannya sebagai pengatur utama darah baru, serta pembentukan jaringan
penyembuhan luka di periodonsium13. granulasi. Jaringan granulasi adalah
Setelah semua bakteri yang kombinasi dari elemen-elemen seluler seperti
mengkontaminasi berhasil dihilangkan, fibroblas dan sel inflamasi, yang bersama
aktivitas neutrofil berangsur-angsur berubah dengan kapiler baru akan tertanam di dalam
dan harus dihilangkan sebelum jaringan longgar ekstraseluler dari
perkembangan ke fase penyembuhan luka fibronektin, matriks kolagen, serta asam
selanjutnya9. hialuronat14. Aktivasi fibroblas untuk
Setelah fase inflamasi awal, terjadi fase mensintesis kolagen dikendalikan oleh
inflamasi akhir yang berhubungan dengan interleukin-4 (IL-4) yang dihasilkan oleh
kurang lebih 48-72 jam pada fase inflamasi sitokin sel Th 2 yang mulai terlihat pada hari
pasca terjadinya cedera. Pada fase ini ke-3, selanjutnya sintesis kolagen oleh
makrofag muncul dan melanjutkan proses fibroblas dirangsang oleh TGF-β8. Fibroblas
fagositosis. Makrofag kemudian tertarik ke memiliki peran penting dalam perbaikan
area luka oleh agen kemoatraktif seperti luka, yaitu bertanggung jawab dalam
faktor pembekuan, komponen komplemen, menghasilkan produk struktur protein yang
sitokin seperti TGF-β, platelet derived akan digunakan dan dibutuhkan selama
growth factor (PDGF), leukotriene B4, faktor proses perbaikan jaringan. Fibroblas akan
trombosit IV, dan produk pemecah elastin bergerak secara aktif dari jaringan sekitar
dan kolagen. Limfosit yang merupakan sel- luka maupun ke dalam daerah luka, setelah
sel akhir yang masuk ke area luka akan itu berproliferasi dan mengeluarkan beberapa
tertarik 72 jam setelah cedera oleh substansi meliputi kolagen, asam
mekanisme aksi interleukin-1 (IL-1) yang hialuronidase, elastin, fibronektin, dan
memiliki peranan penting dalam regulasi proteoglikan yang berguna dalam perbaikan
kolagenase, komponen komplemen, serta jaringan. Pada fase ini juga terjadi proses
produk pemecah immunoglobulin G10. angiogenesis, yaitu proses pembentukan
pembuluh darah kapiler baru di daerah luka
66
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol 6, No.1 : page 63-70
ISSN 2301-5454, e-ISSN 2654-7643
Available online at https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/index
67
Hartomo : Pemanfaatan biomaterial kitosan dalam bidang…
dari beberapa faktor pertumbuhan yang kitosan, sedangkan pada pasien tanpa
berasal dari trombosit, salah satunya yaitu hydrogel kitosan terjadi perdarahan hingga 1
PDGF yang mengatur tentang pertumbuhan minggu pasca tindakan10.
dan pembelahan sel serta memainkan Gambaran klinis berupa kemerahan pasca
peranan penting dalam proses angiogenesis pembedahan pada hari ke-1 lebih terlihat
dan menstimulasi proliferasi sel fibroblas. pada pasien kontrol yang tidak diberikan
Pada penelitian yang dilakukan oleh Sidharta kitosan dibandingkan pada pasien yang
pada tahun 2018, disebutkan bahwa kitosan diberikan kitosan. Pada hari ke-2 kemerahan
20% yang dikombinasikan dengan spirulina pada pasien yang diberikan kitosan sudah
12% dapat meningkatkan angiogenesis mulai berkurang, tetapi kemerahan masih
secara efektif pada soket tikus wistar dalam sangat terlihat pada pasien kontrol. Pada hari
kondisi non diabetes maupun diabetes ke-3 terlihat bahwa kemerahan pada pasien
18
terkontrol . yang diberikan kitosan jauh berkurang, tetapi
Pada tahun 2015, de Jesus melakukan pada pasien kontrol masih terlihat. Pada hari
penelitian pada 8 orang pasien pasca ke-7 terlihat bahwa kemerahan pada pasien
tindakan pengambilan gigi molar ketiga kontrol baru mulai berkurang. Kemudian
mandibular yang impaksi disertai suturing, pada saat pelepasan suturing, kondisi gingiva
didapatkan hasil bahwa hydrogel kitosan pada pasien kontrol masih terlihat
dapat mengurangi rasa nyeri, kemerahan, kemerahan, sedengkan pada pasien yang
serta pembengkakkan, serta perdarahan yang diberikan kitosan sudah tidak terdapat
signifikan dibandingkan dengan kelompok kemerahan dan mulai terjadi pembentukan
pasien yang tidak diberikan hydrogel kitosan. jaringan granulasi yang baik.
Rasa nyeri pada pasien yang diberikan
hydrogel kitosan menghilang pada hari ke 2, SIMPULAN
sedangkan rasa nyeri pada pasien yang tidak Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diberikan hydrogel kitosan masih ada hingga disimpulkan bahwa kitosan dapat menjadi
hari ke 3. Gambaran klinis berupa kemerahan akselerator atau dapat mempercepat proses
dan pembengkakkan pada pasien dengan penyembuhan luka dengan cara
hydrogel kitosan berangsur-angsur membaik meningkatkan sel-sel inflamasi seperti
dan menghilang pada 1 minggu pasca makrofag, sel leukosit polimorfonuklear
tindakan, sedangkan pada pasien tanpa (PMN), osteoblas, dan fibroblas. Kitosan
hydrogel kitosan masih terdapat kemerahan dapat ditoleransi dengan baik oleh fibroblas
dan pembengkakkan hingga 2 minggu pasca gingiva disertai respon sinergis dari faktor
tindakan. Perdarahan pasca tindakan tidak pertumbuhan seperti platelet derivate growth
ditemukan pada pasien dengan hydrogel factor (PDGF) yang memainkan peranan
68
B-Dent: Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Vol 6, No.1 : page 63-70
ISSN 2301-5454, e-ISSN 2654-7643
Available online at https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/bdent/index
69
Hartomo : Pemanfaatan biomaterial kitosan dalam bidang…
Research, 677-686, 2013, diakses 21 Pasca Ekstraksi Gigi Tikus Wistar (Rattus
Desember 2018, doi: 10.1111/jre.12053. norvegicus) Model Diabetes Tipe 2, Tesis,
18. Sidharta K., Efek Kombinasi Spirulina dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Kitosan terhadap Angiogenesis pada Soket Airlangga, Surabaya, 2018, Dipublikasika
70