Anda di halaman 1dari 11

TINJAUAN PUSTAKA

Biopsi dalam Bidang Dermatologi

Savitri Restu Wardhani


Bagian Kulit Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Abstrak
Biopsi adalah mengambil sepotong jaringan hidup dan memeriksa secara mikroskopis.
Tujuan biopsi terutama adalah menegakkan diagnosis, selain itu dapat pula digunakan untuk
mengevaluasi perjalanan penyakit dan pengobatan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada tindakan biopsi, yaitu persiapan
prebiopsi termasuk di dalamnya persiapan alat dan pasien; berbagai teknik biopsi ; perlakuan
terhadap jaringan hasil biopsi dan komplikasi post biopsi.

Kata kunci : Biopsi Kulit & Kuku, Teknik-teknik Biopsi, Komplikasi Biopsi.

Pendahuluan daan klinis sebelum mengerjakan


Istilah biopsi berasal dari biopsi. Biopsi kulit yang diren-
kata : ”bios” artinya hidup dan canakan dengan benar akan dapat
“opsis” artinya melihat, jadi biopsi memberikan informasi bernilai.
adalah mengambil sepotong jaring- Namun biopsi yang terlalu
an yang masih dalam keadaan kecil, terlalu superfisial, maupun
hidup dan memeriksa secara biopsi pada lesi yang sudah lanjut
mikroskopis. Kata biopsi diper- atau terlalu dini tidak ada gunanya.
kenalkan pertama kali pada tahun Sebagai contoh pada penyakit
1879 oleh ahli penyakit kulit vesikobulosa dipilih bahan
Perancis yang bernama Ernest pemeriksaan dari vesikel dengan
Henri Besneier (Hardy, 1959). umur muda (Harris-1959,
Tujuan utama melakukan Ackerman-1978, Burge-1993 ).
biopsi kulit adalah : menegakkan Jaringan patologis diambil
diagnosis, untuk mengevaluasi bersama jaringan sehat sekitarnya.
perjalanan penyakit, konfirmasi Tindakan yang dapat menim-
data klinis dengan keadaan bulkan kerusakan jaringan hasil
histopatologi kulit (Hardy-1959, biopsi haruslah dihindari, jaringan
Robinson-1986, Malamed-1985) dan kering dapat mengganggu peme-
untuk pengobatan (Harris, 1991). riksaan, karena itu jaringan harus
Para klinisi harus memikir- cepat difiksasi (Robinson-1986,
kan kemungkinan penyebab kea- Ackerman-1978). Sebelum melaku-

14
Biopsi dalam Bidang Dermatologi
Savitri Restu Wardhani

kan biopsi para klinisi harus Beberapa prinsip dapat


menjelaskan kepada penderita, dijadikan petunjuk untuk pengam-
latar belakang dilakukan suatu bilan bahan pemeriksaan dengan
biopsi. Dan mereka harus mena- tepat. Prinsip pemilihan lesi antara
nyakan riwayat alergi pasien terha- lain : (Harris-1991, Ackerman-1978,
dap zat anastesi pasien. Harahap-1979).
Satu hal yang penting 1. Hindari daerah trauma, jaring-
diperhatikan setelah dilakukan an parut, infeksi sekunder dan
biopsi, adalah cara merawat luka daerah yang telah berubah
biopsi supaya tidak terjadi infeksi. akibat pengobatan.
Pada tulisan ini akan 2. Lesi yang dipilih merupakan
dibicarakan hal-hal mengenai : lesi yang telah berkembang
I. Persiapan sempurna.
II. Berbagai teknik biopsi 3. Pengambilan beberapa bahan
III. Perlakuan terhadap jaringan pemeriksaan dengan berma-
hasil biopsi cam stadium perkembangan
IV. Komplikasi yang mungkin akan lebih membantu menaf-
terjadi. sirkan diagnosis.
4. Jaringan patologis diambil
bersama jaringan normal yang
I. Persiapan berbatasan.
Pemilihan lokasi biopsi 5. Bila lesi berupa vesikel atau
Pemilihan daerah biopsi bula maka lesi tersebut diang-
sangatlah penting karena kita kat seluruhnya.
mengharapkan dari sepotong ja-
ringan kulit kecil dari daerah yang Persiapan pasien
dipilih dapat memberikan infor- Anamnesis keadaan pasien
masi (Ackerman-1978, Burge-1993, secara rinci, demikian pula dengan
Harahap-1979, Harris-1993). Klinisi pemeriksaan penyaring. Pasien
yang memeriksa penderita, dapat hendaknya berbaring, betapapun
menentukan lokasi biopsi secara kecilnya prosedur tersebut dan
benar, tempat dimana potensi sebaiknya dalam keadaan tenang.
terjadinya jaringan parut jika Daerah biopsi sampai 5 cm sekitar-
mungkin dihindari. Bila terdapat nya dibersihkan dengan povido-
beberapa tumor yang sama, biopsi neiodine lalu dihapus dengan
dilakukan di tempat termudah larutan alcohol 70% (Robinson-
serta tidak merugikan secara 1986).
kosmetik. Kedalaman biopsi ter- Batas eksisi ditandai de-
gantung dari kedalaman proses, ngan metilen biru atau dengan
sebaiknya diambil sedalam mung- gentian violet (Ackerman-1978,
kin sampai subkutan (Robinson- Harahap-1979).
1986, Malamed-1985, Ackerman-
1978, Harris-1993).

15
JKM.
Vol. 5, No. 2 ,Juli 2005

Persiapan alat dengan ukuran diameter antara


Alat-alat harus disterilkan, 1,5 – 10 mm. Sebagian besar biopsi
dipilih jarum suntik berukuran dilakukan dengan memakai punch
kecil (nomor 30), untuk mengu- ukuran diameter 3 mm. Biopsi
rangi rasa sakit. Standar alat untuk pada wajah ukuran tidak lebih
biopsi yang dipakai rutin adalah besar dari 5 – 6 mm. Pada badan
punch. Dianjurkan untuk memakai tidak melebihi 8 – 10 mm dan
punch yang tajam, untuk supaya folikel rambut pada kepala ukuran
mempermudah pengambilan ba- 6 mm.
han pemeriksaan dan mengurangi
trauma jaringan. Digunakan punch Indikasi :
dan jarum sekali pakai sehingga a. Mengangkat lesi kecil
tidak akan menularkan penyakit b. Mendapatkan sampel jaringan
kepada pasien lain. Alat-alat sebuah tumor sebelum operasi
lainnya adalah pisau skalpel, definitif.
gagang skalpel, kait kulit, gunting, c. Bahan untuk pemeriksaan mi-
klem arteri (Ackerman-1978, kroskop imunofluoresen
Harris-1993, Smith-1992). d. Mengobati skar akne dengan
ukuran diameter kecil.
Anestesi
Lidokain 1% dapat dipakai Teknik :
dengan cara infiltrasi langsung atau Setelah melakukan tindak-
pada daerah sekitarnya. Jika daerah an antiseptik, dilakukan anestesi
infiltrasinya sangat luas lebih baik lokal, kulit ditegangkan. Caranya
digunakan larutan yang diencerkan antara lain jari tegak lurus dengan
( yaitu 0,25 – 0,50%). “relaxed skintention lines” (RSTL),
Lidokain dan adrenalin (1 : Punch diputar sambil ditekan
100.000) dipakai jika diperkirakan sampai kedalaman yang cukup.
banyak perdarahan contoh daerah Jika menginginkan lesi yang lebih
kepala (Robinson-1986). dalam, dilakukan dengan cara
Lebih baik memilih suntik- punch ganda, yaitu setelah jaring-
an di sekitar dan di bawah lesi. an diangkat dilakukan punch sekali
Diusahakan jangan sampai me- lagi pada lubang tadi. Jaringan
nyulitkan lokasi lesi yang akan diangkat dengan forsep jaringan
diambil. dan dibebaskan dari sub-kutan.
Luka terbuka dan perdarahan di-
hentikan. Bahkan kadang-kadang
II. Berbagai Teknik Biopsi dilakukan penjahitan pada luka.
A. Biopsi pada kulit : Metode ini dapat dilakukan
1. Biopsi punch dengan cepat, namun terdapat
Biopsi kulit dilakukan dengan cara kerugian, yaitu hasil bahan yang
punch. Punch adalah sebuah alat diperoleh biasanya berukuran kecil
pemotong berbentuk silinder dan mungkin tidak mewakili

16
Biopsi dalam Bidang Dermatologi
Savitri Restu Wardhani

seluruh lesi. Bahan berukuran kecil e. Memeriksa semua kelompok


kadang-kadang tidak memperli- suspek neoplasma.
hatkan perubahan dari kulit nor-
mal ke abnormal. Jaringan lemak Teknik insisional
sering lepas, cara ini tidak cocok Garis insisi ditandai dengan
untuk lesi primer di jaringan Gentian violet dan setelah tindakan
subkutan. antiseptik kulit dianestesi, biopsi
mulai dari kulit normal sejajar
2. Biopsi elips (Insisional atau dengan garis kulit, kulit diinsisi
eksisional) secara vertikal sampai jaringan
Untuk memperoleh potong- subkutan, ukuran panjang tiga kali
an kulit dilakukan dengan sayatan ukuran lebar dengan sudut kurang
dua busur yang beremu pada dari 300, bahan pemeriksaan ditarik
kedua ujungnya sehingga berupa dan dasarnya dipotong, luka
bentuk elips, terutama untuk ruam ditutup dengan dijahit.
yang lebar dan besar. Sebelum
melakukan biopsi dengan cara ini Teknik Eksisional
garis Langer harus diperhatikan. Tidak berbeda dengan insisi
Indikasi Biopsi secara elips, antara hanya disamping untuk konfir-
lain : masi diagnosis teknik ini sekaligus
a. Memeriksa perubahan kulit juga untuk pengobatan. Biopsi ini
normal dan abnormal. cocok untuk lesi tumor jinak. Dapat
b. Memeriksa keseluruhan arsi- pula dilakukan pada tumor ganas
tektur lesi. (Melanoma Maligna) yang beru-
c. Mendapat sampel dari jaringan kuran kecil, karena angka kekam-
subkutan. buhan setelah eksisi total sangat
d. Mendapat jaringan tambahan rendah.
untuk pembiakan dan mikros-
kop “imunofluresense”.

Gb.1 Biopsi Punch (dikutip dari Nouri K., 2003)

17
JKM.
Vol. 5, No. 2 ,Juli 2005

Gb. 2 Biopsi Insisional (dikutip dari Nouri K., 2003)

Gb.3 Biopsi Eksisional (dikutip dari Nouri K., 2003)

Gbr. 4 Biopsi Kuretase (dikutip dari Robinson, 1986)

18
Biopsi dalam Bidang Dermatologi
Savitri Restu Wardhani

3. Biopsi kuretase yang menggunakan skalpel. Cara


Biopsi kulit yang dilakukan ini merupakan cara yang mudah
dengan menggunakan kuret bun- dan adekuat untuk biopsi lesi
dar, untuk lesi kecil, ukuran superfisialis, yang diambil adalah
diameter kuret 3,5 mm. Dengan lapisan epidermis atau epidermis
hasil biopsi berupa fragmen kecil. dan dermis superfisial.
Teknik : Teknik :
Setelah tindakan antiseptik, Setelah tindakan antiseptik,
dilakukan anestesi dan kulit dilakukan anestesi dan insisi
ditegangkan. Taruh permukaan jaringan dengan pisau, biasanya
kuret pada lesi dan lakukanlah dengan satu kali sayatan. Ketebal-
gerakan mengerok dengan cepat. an tergantung dari ketebalan lesi
Jaringan akan menyangkut pada dan keterampilan operator. Perda-
kuret, perdarahan dihentikan rahan yang terjadi dihentikan, luka
dengan tekanan atau Alumunium diberi salep antibiotik, luka jangan
Clotida 30% dan dapat juga lesi ditutup dengan plester. Sisa
dikoagulasi dengan Elektrokauter jaringan tidak meninggalkan parut
(Burge-1993, Grekin-1990). (Burge-1993, Smith-1992).

4. Biopsi Eksisi Shave


Biopsi kulit dilakukan
dengan cara membuat sayatan

19
JKM.
Vol. 5, No. 2 ,Juli 2005

Gbr.5 Biopsi Shave (dikutip dari Nouri K., 2003)

Gbr. 6 Biopsi eksisi bedah listrik (dikutip dari Sebben, 1989)

5. Biopsi Eksisi Bedah Listrik disedot dan dikirim untuk


(Pollack-1988, Pollack-1991) pemeriksaan sitologis. Kerugian
Untuk mendapatkan bahan seluruh ini adalah jaringan yang
pemeriksaan menggunakan teknik diperoleh terlalu sedikit (Burge-
elektroseksi (memotong) dengan 1993, Smith-1992).
menggunakan elemen panas Dalam mengobati suatu
(Pollack-1988). Indikasi pada tumor tumor (contoh : Basal Cell Carci-
kulit bertangkai superfisial jinak noma) dapat dilakukan dengan
dan tumor vaskuler jinak kecil, teknik biopsi, yaitu dengan cara
contoh pada penyakit seborhoic kuretase dilanjutkan dengan insisi.
Keratosis dan Acne Keloidal Teknik ini akan memberikan hasil
(Pollack-1991). lebih baik karena waktu penyem-
buhan lebih pendek. Untuk keada-
6. Biopsi Sedot / Aspirasi an tertentu misalnya Basal Cell
Teknik ini dapat membeda- Carcinoma batas pengambilan
kan antara ruam berupa kista atau eksisi adalah 3 – 5 mm (Nouri K,
padat. Namun apabila padat perlu 2003)
ditentukan tumor tersebut ganas
atau jinak. Indikasi pada kista yang B. Biopsi Kuku
berukuran besar di jaringan lunak Ada beberapa metoda
tulang atau kelenjar getah bening. biopsi kuku
Teknik : 1. Biopsi Punch
Setelah tindakan antiseptik, Indikasi :
dilakukan anestesi spray kemu-dian Tumor lokal pada dasar
kista ditusuk dengan jarum, cairan kuku atau matriks. Dengan teknik

20
Biopsi dalam Bidang Dermatologi
Savitri Restu Wardhani

ini diperoleh sebuah bahan peme-


riksaan dari lembaran kuku dan Teknik :
dasar kuku atau matriks di Dua insisi sejajar dibuat
bawahnya. pada lembaran kuku, dari lipat
Teknik : kuku proksimal ke ujung jari,
Kuku yang tebal dilunak- dengan jarak kurang dari 3 mm.
kan terlebih dahulu dalam air, Kemudian dibuat 2 insisi hori-
lembaran kuku ditusuk dengan sontal pendek menghubungkan
Punch diameter 2 mm atau 3 mm insisi longitudinal. Bahan pemerik-
sampai dasar kuku. Pangkal biopsi saan diambil, luka ditutup dengan
dipotong dengan skalpel dan bahan dijahit dengan jarak yang lebar dan
pehan pemeriksaan diang-kat. dipasang bebat tekan selama 4 – 5
Perdarahan dihentikan (Burge- hari.
1993).
III. Penanganan Bahan Pemerik-
2. Biopsi elips dasar kuku saan
Indikasi : Bahan pemeriksaan hasil
Tumor yang terletak di biopsi harus ditangani dengan baik,
dasar kuku. pengangkatan dapat dengan jarum,
Teknik : kait kulit, kuret atau pinset. Bila
Biopsi ini dapat berupa jaringan mengkerut harus
insisi dan eksisi, kuku dilepas dari diluruskan lebih dahulu di atas
dasar kuku, dilakukan eksisi karton atau kertas, baru di
jaringan secara elips. Perdarahan masukkan ke dalam cairan fiksasi
dihentikan, luka dijahit. tergantung kepada pemeriksaan
patologi anatomi yang akan
3. Biopsi kuku longitudinal dilakukan.
Indikasi : Cairan fiksasi dapat berupa
Distrofi pada kuku, larutan formalin 10% (pemeriksaan
pemeriksaan secara simultan ten- histopatologi), Na Cl fisiologis
tang matriks kuku, dasar kuku dan (pemeriksaan kultur jaringan),
lembaran.

21
JKM.
Vol. 5, No. 2 ,Juli 2005

Gb. 7 Biopsi pada kuku (dikutip dari Burge, 1993)

Gb. 8 Biopsi pada kuku (dikutip dari Nouri K., 2003)

nitrogen cair (pemeriksaan imuno- tampak sebagai neoplasma


fluoresen) (Hardy-1959, Robinson- (Harahap-1996).
1986) dan cairan FMA (Formal- Tempat bahan pemeriksaan
dehyde 40%, Mercuric chloride, harus diberi label yang jelas me-
Acetic acid glacial), yang digu- ngenai nama, jenis kelamin, umur,
nakan untuk pengiriman bahan lokasi diagnosis klinis, supaya
biopsi kulit penderita lepra. Tem- tidak tertukar di laboratorium
pat jaringan lebih baik beberapa (Hardy-1959, Robinson-1986).
kali besar jaringan dan cairan
fiksasi paling sedikit 10 kali volume
jaringan (Pollack-1991). IV. Komplikasi Biopsi
Beberapa keadaan yang 1. Perdarahan
dapat merusak bahan pemeriksaan Pada jaringan banyak mengan-
yaitu apabila cairan anestesi ter- dung pembuluh darah, pembu-
kumpul pada suatu tempat, dapat luh ini dapat terpotong dan
menyebabkan terjadinya ruang akan menimbulkan perdarah-
hampa antara selaput kolagen dan an.
epidermis, pada wajah granul sisa 2. Infeksi
bedak bila kosmetik kurang Biopsi membuat luka, merupa-
dibersihkan, tekanan pinset yang kan tempat masuknya kuman.
terlalu kuat akan tampak sebagai 3. Traksi kulit
peningkatan jumlah jaringan ikat, Jika terjadi traksi kulit, luka
jaringan mengkerut atau melipat menjadi lama sembuh.

22
Biopsi dalam Bidang Dermatologi
Savitri Restu Wardhani

4. Dapat menyebarkan sel-sel Harahap M., Moerbono M., 1996. Teknik


tumor ganas, terutama pada Biopsi. Makalah dalam Sim-
posium Skin Surgery. Solo 1 – 8.
anestesi infiltrasi, oleh karena Harris DWS. 1993. Practical procedures. I
itu pada tumor ganas sebaik- Buxton PK., eds. ABC
nya dilakukan blok anestesi. Dermatology. 2nd ed. London :
5. Reaksi alergi BMJ Publ. 76 – 78.
Harris MN. 1991. Biopsy Technique and
Obat-obat anestesi dapat me-
General Surgical Principles for
nyebabkan reaksi alergi yang Cancer of The Skin. In : Friedman
dapat menyebabkan syok. RJ. Eds., Cancer of the skin,
Philadelphia : 421-427.
Malamed SF. 1985. Lokal Anesthesia. In :
Marwaly Harahap., eds, Skin
Daftar Pustaka surgery 1st ed., St. Louis : Warren
Ackerman AB. 1978. Histologic Diagnosis H., Green, Inc. : 13 – 81.
of Inflamatory Skin Desease, Perez M., Lodha R., Nouri K. 2003. Skin
London : Lea & Febiger, Publ. 119- Biopsy Techniques. In : Nouri K.,
155. Leal-Khouri S., eds Techniques in
Burge S., Rayment Ruth. 1993. Bedah Kulit Dermatogic Surgery, Edinburg ;
Praktis, alih bahasa Suyono J. In : Mosby. hal : 76, 197.
Ronardy DH., 1st ed. Jakarta : Pollack S.V., Siegle R.J., Hemostasis. 1988.
Widya Medika. 10 – 28. In : Mawarly Harahap, eds.
Grekin RC. 1990. Physical Modalities of Principles of Dermatologic Plastic
Dermatologic Therapy in : Surgery. 1st ed. New York : PMA
Andrews, Disease of The Skin. 8th Publishing Corp.,: 28 – 29.
ed. Philadelphia : WB. Saunders Pollack S.V. 1991. Electrosurgery of The
Co. : 1008 – 1009. Skin. 1st ed. New York : Churchill
Hardy JD., Griffin JR., Rodriyeuz JA. 1959. Livingstone Inc., 51 – 68.
Biopsy manual. Philadelphia & Robinson JK. 1986. Fundamentalis Of Skin
London : WB Saunders Company: Biopsy. Chicago : Year Book
2 – 27. Medical Publishers, Inc., 1 – 37.
Harahap M., 1979. Biopsi dalam Seben JE., 1989. Cutaneus Electrosurgery.
dermatologi, Medan : Fak. Year Book Medical Publ. Inc.,
Kedokteran Univ. Sumatera Utara Chicago. Hal. : 95.
Bag. Peny. Kulit & Kelamin, Juli :
1 – 14.

23
24

24

Anda mungkin juga menyukai