Epidemiologi
Epidemiologi
Angak kejadian penyakit malaria di sebuah kabupaten berpenduduk 1 juta orang pada tahun
2017 menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Kabupaten tersebut merupakan
endemi penyakit malaria. Data dinkes kabupaten menunjukkan bahwa angka mortalitas nya
nol (tidak ada) dan angka morbiditas belom diketahui. Selama tahun 2017, tercatat ada 250
orang yang menderita malaria. Jumlah tersebut mencapai puncak di bulan Februari, sebanyak
75 orang. Insidensi penyakit malaria dinyatakan meningkat di kabupaten tersebut.
Endemi = dari kata Yunani en : di dalam ; demos : rakyat. Suatu wilayah disebut endemi
kalau infeksi berlangsung dalam populasi tanpa adanya pengaruh dari luar
Insidensi = gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ada di suatu
wilayah dan dilaporkan pada periode waktu tertentu
EPIDEMIOLOGI
Definisi : ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada
sekelompok manusia serta faktor faktor yang mempengaruhinya (berasal dari bahasa Yunani
epi = tentang , demos = penduduk , logos = ilmu)
3 sifat pokok :
1
dilakukan menemukan masalah kesehatan kemudian dilanjutkan dengan
melakukan pengukuran masalah kesehatan tersebut.
2. Penyebaran masalah kesehatan
Maksudnya pengelompokkan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu.
Keadaan tertentu menurut ciri manusia (man), tempat (place), dan waktu (time)
3. Faktor faktor yang mempengaruhi
Yang dimaksud faktor disini tu faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan.
3 langkah yang dilakukan = merumuskan hipotesis tentang penyebab, melakukan
pengujian rumusan hipotesa, dan menarik kesimpulan. Kalau uda tau penyebab suatu
masalah kesehatan, nanti bisa disusun untuk langkah selanjutnya (penanggulangan)
Manfaat Epidemiologi :
2
dimaksud adalah perpaduan antara keterangan menurut man, place, and time.
Perpaduan ini menghasilkan 4 keadaan masalah kesehatan :
a. Epidemi : keadaan dimana suatu masalah kesehatan ditemukan di daerah tertentu
dalam waktu singkat dan berada dalam frekuensi yang meningkat
b. Pandemi : keadaan dimana suatu masalah kesehatan frekuensinya meningkat
tajam dan penyebarannya amat luas
c. Endemi : suatu keadaan masalah kesehatan yang frekuensinya menetap dalam
waktu yang lama di suatu daerah tertentu
d. Sporadik : keadaan masalah kesehatan di suatu wilayah tertentu dan
frekuensinya berubah ubah menurut perubahan waktu.
Note :
Epidemi dikenal sebagai wabah dan tidak selalu berarti masalah kesehatan (penyakit) yang
baru. Kalau suatu masalah kesehatan telah lama ada, tetapi pada suatu masa meningkat
dengan cepat, maka disebut juga sebagai wabah.
3
1. Penelitian deskriptif
2. Penelitian Analitik
PENELITIAN DESKRIPTIF
Deskripsi data dapat dikelompokkan menurut (1) ciri karakteristik individu (umur, jenis
kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, status sosio-ekonomik, status perkawinan, status
kesehatan, dsb); (2) tempat (rumahsakit, puskesmas, kecamatan, pedesaan, dsb); dan (3)
waktu (musim, siklus, dsb).
Sebuah penelitian deskriptif dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : (1) Memberikan
masukan kepada para pemberi pelayanan kesehatan, perencana kesehatan, administrator
kesehatan tentang pengalokasian sumberdaya dalam rangka perencanaan kesehatan yang
lebih efisien di masa mendatang, (2) Memberikan petunjuk awal untuk merumuskan hipotesis
4
bahwa suatu variabel adalah faktor risiko penyakit. Hipotesis tersebut kelak akan diuji lebih
lanjut pada studi analitik.
a. PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Pada studi cross-sectiona/potong lintang atau juga dikenal sebagai studi
prevalensi maka status eksposur (paparan) dan status penyakit diukur pada waktu
yang bersamaan pada suatu populasi.
Salah satu prinsip utama dari studi cross sectional adalah bahwa studi ini tidak
dapat digunakan untuk menjawab hubungan sebab-akibat. Mengapa demikian? Oleh
karena baik outcome (penyakit) maupun eksposur (faktor risiko) diukur pada saat
yang bersamaan, sehingga tidak dapat diketahui secara definitif apakah eksposur
mendahului outcome atau sebaliknya outcome mendahului eksposur.
a. Penentuan populasi penelitian
Dalam studi cross sectional maka populasi penelitian menjadi sangat penting
dan harus spesifik
Contoh adalah jika ingin mengetahui angka kejadian pneumia akibat
penggunaan alat medik, maka populasinya ada 2 macam, yaitu (1) penderita yang
mengalami pneumonia dan (2) penderita yang tidak mengalami pneumonia. Dari
masing-masing kelompok tersebut tentu juga akan terdiri dari mereka yang
menggunakan alat medik dan yang tidak menggunakan alat medik. Dapat juga
dijadikan perbandingan.
b. Pengukuran Exposure
Untuk mengukur adanya paparan pada subyek penelitian dapat dilakukan
antara lain dengan menggunakkan kuesioner, catatan medik, hasil pemeriksaan
laboratorium, maupun hasil pemeriksaan fisik.
5
d. Mengukur dan menghitung hubungan antara 2 variabel.
6
PENELITIAN ANALITIK
Penelitian analitik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu (1) case-control study
atau studi kasus-kontrol, dan (2) cohort study.
Rancangan studi case control ini harus dibuat secara sangat hati-hati, oleh karena
rentan terhadap risiko bias
Dalam studi case control maka kasus harus didefinisikan secara sangat rinci, antara
lain adalah:
apa yang dimaksud dengan kasus atau penyakit,
kriteria apa saja yang harus ada untuk dapat dikatakan sebagai kasus
dsb
7
Akibatnya ketika dilakukan analisis, seolah-olah memang rokoklah penyebab
Ca pulmo
Measurement bias, yaitu bias yang terjadi pada saat pengukuran eksposur
Ex : ingin mengetahui hubungan sebab akibat antara stroke dan hipertensi,
pemeriksa yang berbeda melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara
yang berbeda atau menggunakan alat ukur yang tidak sama. Akibatnya hasil
pengukuran menjadi tidak valid.
Information bias, yaitu bias yang terjadi pada saat peneliti menggali informasi
dari subyek.
Ex : pemeriksa mengetahui bahwa subyek menderita Ca pulmo, maka
pertanyaan mengenai merokok pada subyek tersebut dilakukan secara
mendalam, sedangkan yang bukan penderita Ca pulmo, pertanyaan dilakukan
secara pintas lalu.
Recall bias, yaitu bias dalam menjaring informasi dari responden
Ex: peneliti ingin mengetahui apakah terjadinya low birth weight disebabkan
oleh intake makanan yang buruk selama kehamilan. Lalu dilakukanlah interview
untuk menanyakan apa saja yang dimakan dalam 2 minggu terakhir. Kalaupun
dijawab oleh responden, maka jawaban tersebut tidaklah valid, karena
kemampuan untuk mengingat setiap subyek sangat terbatas.
Confounder. Kadar kolesterol ataupun kadar trigliserida yang tinggi merupakan
confounder untuk terjadinya stroke pada penderita hipertensi. Mengapa
demikian? Oleh karena pada penderita hipertensi yang disertai kadar kolesterol
atau kadar trigliserida yang tinggi memiliki risiko menderita stroke yang lebih
besar dari pada jika hanya menderita hipertensi saja.
8
Matching : jika umur sbg confounder suatu penyakit(umur tua beresiko
Alzheimer) dpt dilakukan matching. Setiap 1 kasus di mached dengan 1 atau
lebih kontrol dgn usia sama.
Stratifikasi : Sebagai contoh adalah angka kematian bayi hingga umur 28 hari,
yang salah satu confoundernya adalah low birth weight atau berat badan lahir
rendah. Untuk itu maka ketika melakukan analisis dilakukan stratifikasi, mereka
yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram dikelompokkan sendiri
dan dibandingkan dengan yang berat lahirnya di atas 2500 gram.
Analisis
Penelitian case-control yang dihitung adalah Odds Ratio (OR), yang formulanya
adalah sbb
b. COHORT
Penelitian cohort bermula dari eksposur. Sebagai contoh, ketika kita sedang
membeli bensin akan terlihat banyak anak kecil yang menjajakan koran dan makanan.
Mengingat bahwa di sekitar pom bensin tentu banyak kandungan timbalnya, maka
pertanyaannya adalah apa yang akan terjadi pada anak-anak tersebut setelah sekian lama
terpapar lingkungan pom bensin yang notabene mengandung banyak timbal.
9
Pendekatan penelitian cohort harus banyak memperhitungkan segi logistik, karena
pengamatan pada kelompok eksposur untuk terjadinya outcome bisa sangat lama dan
sering tidak menentu. Dapat dibayangkan apabila kita mengamati dan melakukan follow
up terhadap semua orang yang merokok dan menunggu hingga timbul outcome berupa
Ca pulmo. Waktu yang diperlukan untuk pengamatan tersebut tentu akan sangat lama,
bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Oleh sebab itu jarang sekali orang melakukan
penelitian jenis ini jika kemungkinan terjadinya outcome sangat lama.
Rate
Kenapa penting?
Misalnya ada berbagai jenis kasus gigitan anjing pada manusia. Jadi kalau misal
ada anjing Standford sebanyak 15 kasus dan najing Collie ada 6 kasus, apakah
kita bisa bilang bahwa anjing Standford lebih sering menggigit dibanding anjing
Collie? BELUM TENTU
Alasan : Bisa saja anjing Standford jumlahnya memang lebih banyak di populasi
atau waktu kontak dengan manusia dibanding anjing Collie juga lebih banyak.
Jadi, RATE adalah seberapa sering suatu penyakit terjadi pada populasi dan
penyakit tertentu.
10
populasi misal di kabupaten A rate angka kematian kasar kabupaten A lebih
rendah dibanding kabupaten B soalnya di Kab A banyak anak mudanya kalau B
banyak lansianya.
Ratio
Ratio adalah suatu perbandingan. Kalau rate dia dibanding dengan semua
jumlah populasi kalau ratio penyebutnya adalah jumlah populasi yang tidak
terkena penyakit tersebut.
Misalnya Fetal death ratio : jumlah kematian fetus dalam 1 tahun/jumlah lahir
hidup dalam 1 tahun. Nah kalau bedanya dengan fetal death rate : jumlah
kematian fetus dalam 1 tahun/ jumlah kematian fetus + jumlah lahir hidup dalam
1 tahun. Jadi, kalau rate mau mati mau ga tetep dimasukin soalnya seluruh
jumlah populasi.
Populasi Berisiko
Populasi berisiko adalah populasi yang memiliki kerentanan terkena suatu
penyakit. Misal ngitung prevalensi nah dalam rumus kan ada populasi berisiko
kasus Ca mamae yang berisiko berarti perempuan.
Populasi berisiko bisa dilihat dari umur, jenis kelamin, lingkungan, gizi,
demografi dll.
Sebenernya populasi berisiko itu susah ngitungnya dalam keadaan real di
masyarakat karena ga semua penyakit keliatan populasi berisiko nya contoh ada
orang flu kita nyari orang yg berisiko flu itu berdasarkan apa kan susah. Jadi,
beberapa kasus itu bisa aja dilaporin banyaknya kasus doang misal pas ada
H5N1 , WHO tu Cuma laporin jumlah kasusnya aja biar kesannya kasusnya
besar.
Pengukuran Morbiditas
Pengukuran morbiditas itu ada 2 jenis yang utama : Insidensi dan
Prevalensi
Insidensi adalah ngitung kasus baru yang ada dalam populasi
Prevalensi adalah menghitung semua jumlah kasus yang ada dalam
populasi
Kalau Insidensi biasanya digunakan untuk menghitung kasus yang akut kalau
prevalensi biasanya kasus kronis. Misal : ada flu itu dia insidensinya lebih tinggi
daripada DM tapi prevalensinya cenderung rendah soalnya kan kasusnya dia akut
11
cepet sembuh tapi juga banyak orang cepet kena. Kalau prevalensi DM itu tinggi
soalnya dia kronis mau diukur di bulan A, bulan B, bulan C bakalan terus ada dan
menetap jadi jumlah prevalensinya tinggi tapi insidensinya rendah.
Insidence rate adalah jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu/
jumlah population at risk (populasi berisiko) pada periode waktu yang sama.
Kapan digunakan? Pada studi prospektif misalnya mau neliti 100 tikus sehat
yang dicampur dikandang dengan tikus yang kena tbc berarti itungannya kalau
ada 10 tikus yang awalnya sehat tadi jadi tbc artinya insidensinya 10/100 atau
1/10.
Prevalence rate adalah semua orang yang terkena suatu penyakit dalam
waktu tertentu/ jumlah population at risk (populasi berisiko) pada periode
waktu tertentu. Misal ada kasus infeksi di PICU 61 anak dibagi jumlah total
pasien PICU 512 anak pada 28 desember 2018. Wkatu tertentunya itu ya 28
desember 2018. Biar mudah kan itu hasinya 0,119 kalau dibuat tabel atau nyebut
susah nah bisa dikalikan persen. 0,119x100% jadi 11,9%.
Prevalensi dipengaruhi oleh 1. KEPARAHAN PENYAKIT ( kalau suatu
kasus bikin cepet meninggal atau meninggal dalam waktu singkat prevalensinya
rendah, makanya kalau penyakit kronis dia kan lama meninggalnya jadi kasus tu
akan terus ada mau diitung dalam beberapa periode waktu kan) 2. DURASI
PENYAKIT ( kalau semakin pendek durasi semakin rendah prevalensi 3.
Jumlah KASUS BARU (Kasus baru makin banyak prevalensi makin besar) 4.
Perbaikan fasilitas diagnosis (Makin banyak yg terdeteksi makin banyak yg
cepet sembuh prevalensinya turun).
12
Hubungan Prevalensi dan Insidensi
Kalau kita lihat berati prevalensi itu dipengaruhi oleh jumlah air yang mengalir
dari atas (insidensi). Dan kalau misal airnya di kolam bawah itu bocor akan
mengurangi jumlah prevalensi (kematian) dan kalau air di kolam ada dalam
waktu lama berati prevalensi makin besar (durasi). Jadi Prevalensi dipengaruhi
durasi, banyaknya insidensi dan kematian.
13
Misal ada kasus DBD pada Oktober smapai Desember 2018 50 kasus yang
meninggal 5 kasus berati CFRNYA 5/50 -> 10%
Mortality Rate
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Intinya hampir sama kayak ngitung insidensi bedanya Cuma ini tuh kematian. Berati
rumusnya
WABAH
Definisi
14
o Menurut UU No. 4 Tahun 1984 kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka.
Keempat hal yang perlu diperhatikan untuk mengerti wabah
o Penyakit menular penyakit yang disebabkan oleh suatu mikroorganisme
atau produk toksinnya yang ditularkan dari penderita atau reservoirnya kepada
manusia lain yang rentan.
o Kendaaan yang lazim hasil pengamatan terhadap jumlah penderita suatu
penyakit menular dalam suatu masyarakat atau wilayah yang berkisar nilai
rata-rata (mean).
o Peningkatan jumlah penderita angka hasil pengamatan penyakit menular
tersebut bisa melebihi nilai rata-ratanya, jika melebihi 2 standar deviasi dari
nilai rata-ratanya atau 2 kali dari nilai rata-rata keadaan ini disebut wabah
o Dapat menimbulkan malapetaka apabila penyakit mempunyai potensi
besar untuk menular secara cepat
Endemik : Terjadi bila didaerah tersebut sepanjang waktu selalu ada penyakit yang
bersangkutan.
o Meso endemi Bila penyakit tersebut diderita kurang dari 25% jumlah
penduduknya
o Hiper endemi Bila penyakit tersebut telah mencapai sekitar 25-75% jumlah
penduduknya.
o Holo endemi Bila penyakit tersebut mencapai lebih dari 75% jumlah
penduduknya.
Epidemi : Keadaan suatu daerah yang dahulu tiada adapenyakit yang bersangkutan,
kemudian timbul penyakit tersebut, atau sebelumnya sudah ada (endemis) kemudian
meningkat signifikan (2-3 kali) dalam waktu yang relatif singkat.
Pandemi : Suatu epidemi yang telah meluas ke seluruh regional yang luas di dunia.
Regulasi
Regulasi yang mengatur tentang wabah sudah beberapa kali dikeluarkan di Indonesia antara
lain :
15
UU No. 6/1962 UU No. 7/1968 tentang Wabah.
UU No. 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular
PP No.40/1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
Upaya penanggulangan
16
Kenaikan > 2 kasus baru penyakit pd populasi yang sebelumnya tidak
pernah ada kasus tsb.
Melaksanakan penanganan keadaan wabah
o Kegiatan yang ditujukan kepada penderita
- Anamnesis
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Penunjang
- Diagnosis
- Terapi
- Isolasi
o Kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat
- Promosi Kesehatan
- Spesific Protection
- Pencarian kasus baru
o Kegiatan yang ditujukan terhadap lingkungan
- Lingkungan fisik
Terhadap lingkungan fisik yang masih baik
o Contoh: perlindungan sumber air minum perlindungan
makanan & minuman
Terhadap lingkungan fisik yang teklah tercemar
o Contoh : Kloridasi sumber air Pemberian antiseptik
Pemusnahan barang-barang yang telah tercemar.
Terhadap lingkungan fisik yang dipakai sebagai sarang vektor
o Contoh: ‘pengobatan’ atau pemusnahan abatisasi dan
penimbunan rawa
- Lingkungan biologik
Tindakan terhadap binatang yang sehat
o Tujuan : agar tidak menjadi reservoir bibit penyakit
o Contoh : imunisasi rabies pada anjing yang sehat
Tindakan terhadap binatang yang sakit
o Tujuan: agar tidak sampai menjadi penyebab timbulnya
penyakit
o Contoh: membunuh anjing yang terserang rabies
17
Tindakan terhadap vektor
o Tujuan : Memusnahkan vektor
o Contoh: fogging pada DBD (DHF)
Menetapkan berakhirnya keadaan wabah
o Sama dengan menetapkan terjangkitnya wabah, yakni melakukan
pengumpulan data, penganalisisan data, dan penarikan kesimpulan
berpedoman Nilai Batas Keadaan Wabah.
o Menggunakan 2 teknik
- Teknik Grafik Penyakit
Jika grafik yang diamati berada di bawah garis horison wabah, selama
paling sedikit 2 x masa inkubasi, maka dapat ditarik kesimpulan
keadaan wabah telah berakhir
- Teknik Tabel Penyakit
Bila berhadapan dengan beberapa penyakit. Jika perbedaan antara data
penyakit dengan data NBKW telah negatif selama paling sedikit 2 x
masa inkubasi
Pelaporan wabah
o Laporan meliputi terjangkitnya keadaan wabah, laporan penanganan wabah,
serta laporan berakhirnya keadaan wabah.
o Dipersiapkan Puskesmas untuk dikirim ke Dinas Kesehatan tingkat II.
o Jenis laporan
- Laporan terjangkitnya keadaan wabah Laporan harus dikirimkan
dalam waktu 24 jam setelah keadaan wabah itu diketahui (Laporan
W1) ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, yang selanjutnya
dikirimkan pula laporan oleh Dinkes ke propinsi dan Depkes ( Ditjen
P2M-PLP)
- Laporan penyelidikan epidemiologi sementara
jenis penyakit yang mewabah
jumlah penderita yang terserang
lokasi tempat terjadinya wabah
waktu terjadinya wabah
sumber penularan yang dicurigai
- Laporan keadaan wabah
18
Laporan mingguan (W2) (rutin, baik ada maupun tidak ada
wabah) Puskesmas Kabupaten/Kota Propinsi Ditjen P2MPLP
Yang dilaporkan : data morbiditas dan mortalitas beberapa
penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah.
- Laporan berakhirnya wabah
Studi Epidemiologi
Tindakan pemeriksaan, pengobatan, perawatan, isolasi penderita dan tindakan
karantina.
Prevensi primer pada anggota populasi berisiko.
Tindakan pemusnahan penyebab penyakit.
Tindakan penanganan jenazah.
Promosi kesehatan.
o Pendidikan kesehatan
o Pemberdayaan masyarakat, misal dengan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam memberikan informasi adanya penderita atau tersangka
penderita penyakit wabah.
19
Kriteria Kejadian Luar Biasa
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut
menurut penyakitnya (jam, hari, minggu).
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan, tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
WABAH
o Penyakit menular
o Ditentukan oleh MENKES
KLB
o Tidak hanya penyakit menular
o Ditentukan oleh kepala wilayah setempat
20