a. Sensasi
penerimaan informasi ialah sensasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat
menjadi implus-implus saraf dengan bahasa yang difahami oleh (komputer) otak maka
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis,
atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.
b. Atensi
Sumardi suryabrata (2012; 14) mengutip pengertian Atensi dalam Stren, 1950 dan
bigot 1950, ia menjelaskan atensi adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suau
objek. Sumardi juga menyatakan atensi adalah banyak sedikitnya kesadaran yang
adalah proses mental ketika stimulasi atau rangkaian stimulasi menjadi menonjol dalam
Syamsul Yusuf dan Nani M. Sughandhhi (2011;87) menjelaskan empat cara atensi
yaitu:
1) Atensi selektif, yaitu pemusatan perhatian terhadap aspek khusus yang relevan,
2) Atensi terbagi, yaitu konsentrasi terhadap lebih dari satu aktivitas dalam waktu
yang sama.
terhadap tujuan, kompensasi dan deteksi yang keliru, monitoring kemajuan tugas-
c. Persepsi
jeenis atau bentuk stimulasi, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada
stimulasi itu.
pertama; persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek-objek
yang mendapat tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan
Para psikolog Gestalt, seperti Kohler, Wartheimar dan Koffka (dalam Rakhmat
kemudian terkenal dengan teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsikan
sesuatu, kita mempersepsikannya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-
daya ingat terhadap informasi yang telah lalu. Memori merupakan pusat kehidupan
mental dan berpikir, remaja perlu menyimpan informasi dan memanggil kembali apabila
setiap waktu), dan (3) pemanggilan kembali (mengeluarkan informasi dari penyimpanan).
adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam
perilakunya.
a. Faktor internal (psikologis dan fisiologis) dan faktor eksternal (media atau saluran
komunikasi)
b. Memori yang kurang maksimal, hal ini disebabkan oleh individu yang kurang melatih
dalam ingatan.
menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari.
Secara sederhana, Gulo dan Reber (dalam Syah, 2012;170) mendefinisikan lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami.
Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan,
lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.
lupa yang dialami seseorang tak mungkin dapat diukur secara langsung. Sering terjadi,
apa yang dinyatakan telah terlupakan oleh seorang siswa justru ia katakana.
2) Lupa dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item yang
3) Lupa dapat terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu
4) Lupa dapat terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan
5) Lupa dapat terjadi karena materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
belajar, yaitu:
3) Sajikan pokok bahasan materi yang berkaitan dengan bahasan pada sesi
sebelumnya dan relevan dengan pokok bahasan materi yang akan disajikan pada
sesi berikutnya.
Kepustakaan
Yusuf, Syamsu dan Sugandhi, Nani M. 2011. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
(http://www.academia.edu/8554631/PEMROSESAN_INFORMASI_DALAM_BELAJA