Anda di halaman 1dari 8

DEBIT ALIRAN

a) Debit Aliran dengan metoda F.J. Mock

Bagan alir Metode Mock dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Pada metode Mock ini, untuk setiap bulannya pertama-tama dihitung


penyimpanan kelembaban tanah (Soil Moisture Storage = SMS) pada akhir bulan.
Jika SMS akhir lebih besar dari kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity =
SMC), maka akan ada kelebihan air (Water Surplus = WS). Dan jika SMS akhir
lebih kecil dari SMC, maka WS = 0.

1
Walaupun tidak terjadi kelebihan air (WS = 0), aliran langsung tetap dapat terjadi
akibat limpasan hujan lebat (storm run off).
Besarnya aliran dan penyimpanan air tanah (Ground Water Storage) diperoleh
dengan menghitung infiltrasi dari volume penyimpanan, dimana faktor infiltrasi (i),
resesi aliran tanah (k) dan aliran hujan lebat (PF) ditentukan.

Kriteria Perhitungan dan Asumsi


1. Evapotranspirasi Terbatas (Et)
Evapotranspirasi terbatas (Et) dihitung dari evapotranspirasi potensial metode
Penman (Eto) dari Nedeco/Prosida.
Hubungan antara evapotranspirasi potensial dengan evapotranspirasi
terbatas dihitung dengan rumus berikut :
Et = Eto - E
E = Eto x ( m/20 ) x (18 – n)
dimana :
m = persentase lahan yang tidak tertutup tanaman, ditaksir dari peta
tata guna tanah
m = 0  untuk lahan dengan hutan lebat
m = 0  untuk lahan dengan hutan sekunder pada akhir musim hujan
dan bertambah 10 % setiap bulan kering berikutnya
m = 10 – 40 %  untuk lahan yang tererosi
m = 30 – 50 %  untuk lahan pertanian yang diolah (misal : sawah,
ladang)
Dalam bulan kering (5 s/d 8 hari hujan dalam sebulan) faktor m dianggap
konstan, sementara dalam musim hujan (lebih dari 8 hari hujan dalam
sebulan) setelah musim kemarau, dianggap faktor ini berkurang 10 – 20 %
per bulan.
n = jumlah hari hujan dalam sebulan
Evapotranspirasi terbatas akan semakin berkurang dari rata-rata
evapotranspirasi potensial selama musim kemarau dimana terjadi
kekurangan kelembaban tanah berturut-turut.

2
2. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah
a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai
berikut:

s = P - Et

P= curah hujan
Et = evapotranspirasi terbatas

s = perbedaan jumlah curah hujan dan evapotranspirasi terbatas

Bila harga s positif (P > Et), maka air akan masuk kedalam tanah bila
kapasitas kelembaban tanah belum terpenuhi, dan sebaliknya akan
melimpas bila kondisi tanah jenuh.

Bila harga s negatif (P < Et), sebagian air tanah akan keluar dan terjadi
kekurangan (defisit).
b. Perubahan kandungan air tanah (Soil Storage) tergantung dari harga
s.
Bila harga s negatif, maka kapasitas kelembaban tanah akan
berkurang dan bila harga s positif akan menambah kekurangan
kapasitas kelembaban tanah bulan sebelumnya.
c. Kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity)
Perkiraan kapasitas kelembaban tanah awal diperlukan pada saat
dimulainya simulasi, dan besarnya tergantung dari kondisi porositas
lapisan tanah atas daerah pengaliran.
Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air dalam
tanah per m2. Jika porositas tanah lapisan atas tersebut makin besar,
maka kapasitas kelembaban tanah akan makin besar pula.
Untuk kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity) di jaringan
irigasi Dander diambil 150 mm, dengan asumsi di Daerah Aliran Sungai
(DAS) jaringan irigasi Dander dengan kondisi porositas lapisan
tanahnya kecil sampai sedang.

3. Aliran dan Penyimpanan Air Tanah (Run Off and Groundwater Storage)
a. Koefisien Infiltrasi ( I )

3
Koefisien infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan
kemiringan daerah pengaliran.
Lahan yang porous misalnya pasir halus mempunyai infiltrasi lebih
tinggi dibandingkan tanah lempung berat. Sedangkan lahan yang terjal,
dimana air tidak sempat infiltrasi kedalam tanah, maka koefisien
infiltrasi akan kecil.
Batasan koefisien infiltrasi adalah 0 – 1,0.
Di daerah aliran sungai (DAS) Bendung berdasarkan pengamatan
kondisi tanahnya cukup porous karena mengandung pasir dan
daerahnya yang cukup terjal, maka untuk harga koefisien infiltrasi (I)
untuk di daerah aliran sungai (DAS) Bendung ditaksir sebesar 0,40.

b. Penyimpanan Air Tanah (Groundwater Storage)


Pada permulaan simulasi harus ditentukan penyimpanan awal (initial
storage) yang besarnya tergantung dari kondisi geologi setempat dan
waktu, sebagai contoh : dalam daerah pengaliran kecil, dimana kondisi
geologi lapisan bawah adalah tidak tembus air dan mungkin tidak ada
air di sungai pada musim kemarau, maka penyimpanan air tanah
menjadi nol.
Di Daerah Aliran Sungai (DAS) berdasarkan pengamatan untuk kondisi
geologi lapisan bawah tidak begitu porous dan sedikit tembus air
karena mengandung sedikit pasir, dimana pada musim kemarau tidak
ada air di sungai.
Maka untuk permulaan simulasi penyimpanan awal (initial storage) di
Daerah Aliran Sungai (DAS) diambil sebesar 150 mm.
Rumus yang digunakan :
Vn = k . V n – 1 + ½ (1 + k) . In
dimana :
Vn = volume air tanah
k = qt / qo = faktor resesi aliran air tanah
qt = aliran air tanah pada waktu t (bulan ke-t)
qo = aliran air tanah pada awal (bulan ke-0)
In = koefisien infiltrasi bulan ke-n

4
 Vn = Vn - V n - 1

 Vn = perubahan volume aliran air tanah


Vn = volume air tanah bulan ke-n
Vn – 1 = volume air tanah bulan ke-(n-1)
Faktor resesi aliran air tanah (k) adalah 0 – 1,0.
Harga k yang tinggi akan memberikan resesi yang lambat seperti pada
kondisi geologi lapisan bawah yang sangat lulus air (permeable).
Pemilihan parameter penyimpanan awal, I dan k harus hati-hati.

c. Aliran (Run off)


Aliran dasar : infiltrasi dikurangi perubahan
volume aliran air dalam tanah
Aliran permukaan (langsung) : kelebihan air (water surplus) -
infiltrasi
Aliran : aliran dasar + aliran langsung
Debit aliran : aliran sungai dinyatakan dalam
m3/bulan

4. Aliran Hujan Lebat (Storm Run Off)


Selama bulan-bulan kering, dimana intensitas curah hujan melampaui harga
infiltrasi tanah, sejumlah kecil debit aliran air dalam tanah dapat terjadi
akibat hujan lebat pada bulan basah sebelumnya.
Debit aliran ini adalah beberapa persen dari curah hujan (P) sebelum
dikurangi evapotranspirasi terbatas (Et) dan akan terlihat pada debit aliran
langsung (Direct Run Off).

 Data Hujan
Untuk perhitungan debit aliran digunakan data hujan yang berpengaruh
pada Daerah Aliran Sungai (DAS) diambil dari stasiun Dander (No. 53.d)
Data yang tersedia masing-masing selama 10 tahun (1999 – 2008).

 Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan debit aliran dengan Metode Mock ini selengkapnya
dapat diperiksa pada lampiran.

5
b) Debit Aliran dengan metoda Nreca
Metode Nreca (National Rural Electric Cooperative Association ) merupakan model
perhitungan yang relatif sesuai untuk daerah cekungan yang setelah hujan
berhenti masih ada aliran air selama beberapa hari.

Bagan alir Metode Nreca dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Model Nreca dikembangkan oleh Norman H. Crawford (USA) dengan menerapkan


persamaan keseimbangan air sebagai berikut :
Q = DF + GWF
DF = EM – GWS
GWF = P2 x GWS
GWS = P1 x EM
S = WB – EM
EM = EMR x WB
WB = Rb – AET
AET = AET/PET x PET
Wi = Wo / N
N = 100 + 0.20 Ra

Dengan :
Q= debit aliran rerata, m3/dt
DF = aliran langsung (direct flow)

6
GWF = aliran air tanah (ground water flow)
EM = kelebihan kelengasan (excess moist)
GWS = tampungan air tanah (ground water storage)
P1 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan
P2 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah bagian dalam
WB = keseimbangan air (water balance)
EMR = rasio kelebihan kelengasan (excess moist ratio)
Rb = curah hujan bulanan, mm
AET = evapotranspirasi aktual, mm
PET = evapotranspirasi potensial, mm
Wi = tampungan kelengasan tanah
Wo = tampungan kelengasan awal
N = nominal
Ra = curah hujan tahunan, mm

c) Debit Aliran dengan metoda Tank Model

Bagan alir Metode Tank Model dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

7
Metoda ini dikembangkan Sugawara (1958) untuk menghitung runoff yang diakibatkan hujan
yang jatuh di dalam sebuah daerah tangkapan air. Model tanki ini mendeskripsikan suatu daerah
tankapan air digantikan kombinasi beberapa tank yang disusun sedemikian rupa untuk mewakili
lapisan tanah di dalam daerah tangkapan air tersebut. Jumlah tank dapat bervariasi dan
susunannya dapat berupa tank seri atau paralel. Setiap tank memiliki lubang pada dasarnya dan
juga pada sisinya untuk mengalirkan keluar air yang terdapat dalam tank.
Outflow dari tanki pertama mempresentasikan aliran run off dan sub surface flow, tank ke dua
mempresentasikan intermediate flow, tank ketiga mempresentasikan sub-base flow dan tank ke
empat mempresentasikan baseflow. Total aliran pada sungai merupakan jumlah dari aliran-aliran
tersebut. Pada susunan 4 tank seri mengandung sebanyak 16 parameter model yang harus
ditetapkan terlebih dulu sebelum diimplementasikan, yaitu ; tinggi tampungan awal tank (SA0,
SB0, SC0, SD0), koefisien lubang tank (CcA0, CcA1, CcA2 untuk Tank A ; CcB0, CcB1 untuk
Tank B ; CcC0, CcC1 untuk Tank C ; dan CcD1 untuk Tank D), dan kedudukan lubang tank (Ha1,
Ha2, Hb dan Hc).
Dari ketiga metoda perhitungan debit aliran dapat diketahui bahwa sebagian air yang terinfiltrasi
ke dalam tanah akan kembali menuju sungai bergabung dengan aliran permukaan. Dengan
demikian resapan air oleh sumur resapan akan menurunkan debit puncak banjir dan
memperpanjang waktu sampainya air pada titik pengamatan hidrologi. Jenis dan lapisan tanah
juga akan mempengaruhi besarnya infiltrasi dan aliran air di dalam asing-masing lapisan tanah.

Anda mungkin juga menyukai