Contoh Analisa Debit Aliran
Contoh Analisa Debit Aliran
Bagan alir Metode Mock dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
1
Walaupun tidak terjadi kelebihan air (WS = 0), aliran langsung tetap dapat terjadi
akibat limpasan hujan lebat (storm run off).
Besarnya aliran dan penyimpanan air tanah (Ground Water Storage) diperoleh
dengan menghitung infiltrasi dari volume penyimpanan, dimana faktor infiltrasi (i),
resesi aliran tanah (k) dan aliran hujan lebat (PF) ditentukan.
2
2. Keseimbangan Air di Permukaan Tanah
a. Air hujan yang mencapai permukaan tanah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
s = P - Et
P= curah hujan
Et = evapotranspirasi terbatas
Bila harga s positif (P > Et), maka air akan masuk kedalam tanah bila
kapasitas kelembaban tanah belum terpenuhi, dan sebaliknya akan
melimpas bila kondisi tanah jenuh.
Bila harga s negatif (P < Et), sebagian air tanah akan keluar dan terjadi
kekurangan (defisit).
b. Perubahan kandungan air tanah (Soil Storage) tergantung dari harga
s.
Bila harga s negatif, maka kapasitas kelembaban tanah akan
berkurang dan bila harga s positif akan menambah kekurangan
kapasitas kelembaban tanah bulan sebelumnya.
c. Kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity)
Perkiraan kapasitas kelembaban tanah awal diperlukan pada saat
dimulainya simulasi, dan besarnya tergantung dari kondisi porositas
lapisan tanah atas daerah pengaliran.
Biasanya diambil 50 s/d 250 mm, yaitu kapasitas kandungan air dalam
tanah per m2. Jika porositas tanah lapisan atas tersebut makin besar,
maka kapasitas kelembaban tanah akan makin besar pula.
Untuk kapasitas kelembaban tanah (Soil Moisture Capacity) di jaringan
irigasi Dander diambil 150 mm, dengan asumsi di Daerah Aliran Sungai
(DAS) jaringan irigasi Dander dengan kondisi porositas lapisan
tanahnya kecil sampai sedang.
3. Aliran dan Penyimpanan Air Tanah (Run Off and Groundwater Storage)
a. Koefisien Infiltrasi ( I )
3
Koefisien infiltrasi ditaksir berdasarkan kondisi porositas tanah dan
kemiringan daerah pengaliran.
Lahan yang porous misalnya pasir halus mempunyai infiltrasi lebih
tinggi dibandingkan tanah lempung berat. Sedangkan lahan yang terjal,
dimana air tidak sempat infiltrasi kedalam tanah, maka koefisien
infiltrasi akan kecil.
Batasan koefisien infiltrasi adalah 0 – 1,0.
Di daerah aliran sungai (DAS) Bendung berdasarkan pengamatan
kondisi tanahnya cukup porous karena mengandung pasir dan
daerahnya yang cukup terjal, maka untuk harga koefisien infiltrasi (I)
untuk di daerah aliran sungai (DAS) Bendung ditaksir sebesar 0,40.
4
Vn = Vn - V n - 1
Data Hujan
Untuk perhitungan debit aliran digunakan data hujan yang berpengaruh
pada Daerah Aliran Sungai (DAS) diambil dari stasiun Dander (No. 53.d)
Data yang tersedia masing-masing selama 10 tahun (1999 – 2008).
Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan debit aliran dengan Metode Mock ini selengkapnya
dapat diperiksa pada lampiran.
5
b) Debit Aliran dengan metoda Nreca
Metode Nreca (National Rural Electric Cooperative Association ) merupakan model
perhitungan yang relatif sesuai untuk daerah cekungan yang setelah hujan
berhenti masih ada aliran air selama beberapa hari.
Bagan alir Metode Nreca dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Dengan :
Q= debit aliran rerata, m3/dt
DF = aliran langsung (direct flow)
6
GWF = aliran air tanah (ground water flow)
EM = kelebihan kelengasan (excess moist)
GWS = tampungan air tanah (ground water storage)
P1 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan
P2 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah bagian dalam
WB = keseimbangan air (water balance)
EMR = rasio kelebihan kelengasan (excess moist ratio)
Rb = curah hujan bulanan, mm
AET = evapotranspirasi aktual, mm
PET = evapotranspirasi potensial, mm
Wi = tampungan kelengasan tanah
Wo = tampungan kelengasan awal
N = nominal
Ra = curah hujan tahunan, mm
Bagan alir Metode Tank Model dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
7
Metoda ini dikembangkan Sugawara (1958) untuk menghitung runoff yang diakibatkan hujan
yang jatuh di dalam sebuah daerah tangkapan air. Model tanki ini mendeskripsikan suatu daerah
tankapan air digantikan kombinasi beberapa tank yang disusun sedemikian rupa untuk mewakili
lapisan tanah di dalam daerah tangkapan air tersebut. Jumlah tank dapat bervariasi dan
susunannya dapat berupa tank seri atau paralel. Setiap tank memiliki lubang pada dasarnya dan
juga pada sisinya untuk mengalirkan keluar air yang terdapat dalam tank.
Outflow dari tanki pertama mempresentasikan aliran run off dan sub surface flow, tank ke dua
mempresentasikan intermediate flow, tank ketiga mempresentasikan sub-base flow dan tank ke
empat mempresentasikan baseflow. Total aliran pada sungai merupakan jumlah dari aliran-aliran
tersebut. Pada susunan 4 tank seri mengandung sebanyak 16 parameter model yang harus
ditetapkan terlebih dulu sebelum diimplementasikan, yaitu ; tinggi tampungan awal tank (SA0,
SB0, SC0, SD0), koefisien lubang tank (CcA0, CcA1, CcA2 untuk Tank A ; CcB0, CcB1 untuk
Tank B ; CcC0, CcC1 untuk Tank C ; dan CcD1 untuk Tank D), dan kedudukan lubang tank (Ha1,
Ha2, Hb dan Hc).
Dari ketiga metoda perhitungan debit aliran dapat diketahui bahwa sebagian air yang terinfiltrasi
ke dalam tanah akan kembali menuju sungai bergabung dengan aliran permukaan. Dengan
demikian resapan air oleh sumur resapan akan menurunkan debit puncak banjir dan
memperpanjang waktu sampainya air pada titik pengamatan hidrologi. Jenis dan lapisan tanah
juga akan mempengaruhi besarnya infiltrasi dan aliran air di dalam asing-masing lapisan tanah.