PENDAHULUAN
I.1. Latar Be
Belakang
Pusk
Puskes
esma
mass sela
selain
in meru
merupa
paka
kan
n pusa
pusatt ruju
rujuka
kan
n medi
medik,
k, juga
juga pote
potens
nsia
iall
mengandung ancaman penularan penyakit di samping pencemaran lingkungan. Untuk
meminimalkan terjadinya penularan penyakit dibutuhkan suatu pusat sterilisasi yang
berfungsi untuk membantu unit-unit lain di Puskesmas Susunan Baru yang
membutuhkan barang steril, membantu menurunkan angka kejadian infeksi/infeksi
nosokomial di Puskesmas Susunan Baru serta menyediakan dan menjamin kualitas
hasil sterilisasi yang dihasilkan.
Sala
Salah
h satu
satu indi
indika
kato
torr kebe
keberh
rhas
asil
ilan
an dala
dalam
m pela
pelaya
yana
nan
n Puskes
Puskesma
mass adala
adalah
h
rendahnya
rendahnya angka infeksi nosokomial
nosokomial di Puskesmas.
Puskesmas. Untuk mencapai
mencapai keberhasil
keberhasilan
an
terseb
tersebut
ut maka
maka perlu
perlu dilaku
dilakukan
kan pengend
pengendali
alian
an infeks
infeksii di Puskes
Puskesmas
mas dengan
dengan cara
cara
mela
melaku
kuka
kan
n ster
steril
ilis
isas
asii pada
pada alat
alat atau
atau baha
bahan
n tert
terten
entu
tu yang
yang bert
bertuj
ujua
uan
n untu
untuk
k
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat
dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat atau bahan diperlukan pengetahuan
dan keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapatkan hasil
yang baik yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara cepat dan tepat.dari masing-
masi
masing
ng unit
unit lain
lain yang
yang memb
membut
utuhk
uhkan
annya
nya sehi
sehing
ngga
ga resi
resiko
ko terj
terjad
adin
inya
ya infe
infeks
ksii
nosokomial terhadap pasien dan karyawan.
1.2. Tujuan
1
$ apat
apat meningka
meningkatka
tkan
n pengetahua
pengetahuan
n dan wawasan
wawasan kepad
kepadaa petugas
petugas atau
atau para
medis tentang prosedur pelaksanaan sterilisasi.
$ apat meningkatkan pengetahuan bagi pihak manajemen %S
&'()'*dalam pengambilan keputusan dan kebijakan tentang prosedur
sterilisasi.
1.3. Manaat
Untuk dapat menjadi sebagai pedoman penatalaksanaan pusat sterilisasi dalam
meni
mening
ngkat
katkan
kan mutu
mutu pelay
pelayana
anan
n yang
yang bert
bertuj
ujua
uan
n untu
untuk
k menc
menceg
egah
ah resi
resiko
ko
terjadinya infeksi
1.!. Pengert"an
1. Aerasi adalah pemaparan kemasan yang baru disterilkan gas +tilen oksida
pada sirkulasi udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida.
2. AAM adalah singkatan dari Associaton
dari Associaton for the advancement of Medical
Instrumentation
3. AHA adalah singkatan dari merican *ospital ssociation
ssociation
4. Ant"se#t"k adalah disinfektan yang digunakan pada permukaan kulit dan
membran mukosa untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
5. Aut$%la adalah suatu alat/mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan
menggunakan uap bertekanan
6. Ba%"
Ba%"ll
llus
us stea
stearr$the
$therm
rm$#
$#h&
h&lu
luss adal
adalah
ah mikr
mikroo
oorrgani
ganism
smee yang
yang dapa
dapatt
membentuk spora serta resisten terhadap panas dan digunakan untuk uji
efektifitas sterilisasi
7. Ba%"llus su't"l"s adalah mikroorgisme yang dapat membentuk spora dan
digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi etilen oksida
8. B"$'ur(en adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi
9. B$)"e*D"%k test adalah uji efektifitas pompa akum pada mesin sterilisasi
uap berpompa akum, penemu metodenya adalah j.h Bowie dan . ick
10. Dek$
Dek$nt
ntam
am"nas" adal
"na adalah
ah pros
proses
es untu
untuk
k meng
mengur
uran
angi
gi juml
jumlah
ah penc
pencem
emar
ar
mikroorganisme atau substansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk
penanganan lebih lanjut
11. D"s"neks" adalah proses inaktiasi mikroorganisme melalui sistem termal
0panas1 atau kimia
12. +$ggle adalah alat proteksi mata
2
13. nkubator adalah alat yang digunakan untuk dapat menghasilkan syhu
tertentu secara kontinyu untuk menumbuhkan kultur bakteri
14. nkubator biologi adalah sedian berisi sejumlah tertentu mikroorganisme
spesifik dalam bentuk spesifik dalam bentuk spora yang paling resisten
terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk menunjukkan
bahwa sterilisasi telah tercapai.
15. ndikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang menandai
terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan
adanya perubahan warna
16. ndikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dll pada mesin
sterilisasi yang menunjukkan mesin berjalan normal
17. nfeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di %umah Sakit dimana
pada saat masuk rumah sakit tidak ada tanda/gejala atau tidak dalam masa
inkubasi.
18. 2umen adalah lubang kecil dan panjang seperti pada kateter, jarum suntik
maupun pembuluh darah
19. oint of use 3 menunjukkan tempat pemakaian alat
20. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora
21. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk
spora melalui cara fisika atau kimia
22. Sterilan adalah 4at yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
23. )ermokopel adalah sepasang kabel termo-elektrik untuk mengukur
perbedaan suhu dan digunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin
sterilisasi.
3
BAB II
,A-ANA I,IK DAN PE-ALATAN
)imbangan
!eja
6ursi
2emari linen
2emari alat
+mber tertutup
Baskom
)romol
Bahan pengemas
am dinding
)ermometer
)ensimeter
)issue
4
Peralatan Me("k
etergen
esinfektan
6apas, kasa
2.3. Peng$#eras"an alat ster"l"sas"
Proses penyeterilan alat/bahan di menggunakan metode sterilisasi uap,
sterilisasi panas-kering dan gas +'. Untuk metode steril +' jarang di gunakan,
sterilisasi ini hanya untuk peralatan laparoscopy.
,ter"l"sas" Ua# Autoclave delta
4ara Kerja 5
". !andle "#its di naikkan ke angka #
#. )ekan tombol main 0lampu merah akan menyala1
7. Pilih salah satu temperature "#"8 atau "7#8, kemudian tekan tombol start
0lampu hijau akan menyala1
9. tur "terili$er %imer yang dikehendaki 0#: nenit untuk instrument, 7:
menit untuk alat tenun1 ;. 5unakan skala yang paling luar 0huruf putih1
dengan jarum penunjuk warna hijau. pabila sudah selesai waktu
sterili$er nya, jarum penunjuk berwarna hijau akan kembali ke :, tetapi
jarum penunjuk warna merah tetap diam tidak akan berubah. emikian
juga jarum penunjuk warna hijau pada &r' %imer .
$. tur &r' %imer yang dikehendaki, kita pakai 7: menit, gunakan skala
yang paling luar 0huruf putih1 dengan jarum penunjuk warna hijau
0disebelah dalam1
<. 2ampu tanda pengisian air dan pemanasan/#ater /(aetin) akan menyala
5
=. Setelah air mendidih lampu-lampu dari vacum sterili$er 0lampu hijau
dan oran)e akan menyala bergantian1
>. ari e*haust /dr' 0lampu kuning/putih1 menyala bergantian
?. Setelah lampu komplit menyala @ $ menit kemudian alarm berbunyi,
menandakan bahwa proses sterili$er sudah selesai.
":. arum jacket sedikit demi sedikit turun ke angka : dan diturunkan, jarum
chan+er sedikit demi sedikit akan turun dari "-:
"". Setelah jarum chan+er menunjuk angka : autoclave baru boleh di buka
dan alat di dalamnya bisa di keluarkan
"#. !andle "#its di turunkan lagi ke angka :
,ter"l"sas" Panas*Ker"ng Memmert
4ara kerja 5
1. !asukkan ke dalam boA memmert alat-alat/barang yang akan di
sterilkan
2. )utup pintu oen / memmert
3. Putar tombol suhu sampai angka "$:8 c
4. Putar power ke angka satu
5. 2ampu hijau, merah dan kuning akn menyala
6. ,resh air di tutup 0tombol turunkan sampai angka 9 $1
7. Bila sudah mencapai waktu " jam, lampu merah 0alarm1 akan mati
8. ,resh air buka 0 tombol naikkan sampai :1
9. Pintu memmert di buka
10. Bila yang disterilkan tromol, lubang-lubang tromol di tutup d ahulu, baru
di keluarkan
,ter"l"sas" E6 +as
4ara kerja 5
1. lat yang akan disterilkan disikat, dicuci bersih dengan deter)ent ,
dibilas dengan air sampai bersih dan dikeringkan
2. lat yang bias dilepaskan bagian-bagiannya, baterai dilepaskan dari
alat yang akan disterilkan dan disterilkan secara terpisah
3. Bila alat yang disterilkan tidak dapat dicuci dengan air, masukkan
humiditichip mendapat kelembaban yang diinginkan
4. ac( alat yang akan disterilkan dengan seal C -eal , tempelkan
e*-osure indikator
6
5. !asukkan dalam kantong sterilisasi, masukkan osimeter,
!umiditichi- dan +' gas yang sudah di cabut pengamannya 0tapi
tombol pengaktifan jangan di tekan dulu1
6. 6antong sterilisasi di tutup/ seal dengan menggunakan plastik sealer
0udara dalam kantung plastik di kempeskan/dibuang sebelum di seal
dengan seal plastik1
7. )ekan tombol '( pada sterili$er
8. Untuk memulai mensterilkan alat/masukkan alat kedalam sterili$er
tekan tombol load
9. Untuk memasukkan data berapa kantong yang akan di sterilkan tekan
tanda panah naik/turun kemudian tekan tombol enter untuk konfirmasi.
"terili$ator akan masuk dalam /arm u- c'cle dan pintu sterili$er akan
terbuka pada suhu 9>8 &
10. Sebelum pintu sterili$er dapat di buka sterili$er memasuki tahap
11. Pada saat ini entilasi berfungsi untuk membuang sisa gas +' dalam
cabinet, pintu sterili$er akan terbuka setelah timer menghitumg
mundur sp ::.::
12. Pada saat pintu sterili$er tidak terkunci, ini memungkinkan untuk
mamasukkan kantung yang akan disterilkan. Bunyi D ee-E tiap "$
detik mengingatkan operator bahwa sterili$er siap untuk di masuki
tambahan kantung yang akan disterilkan
13. Pintu dapat di buka dan di tutup beberapa kali sesuai kebutuhan sp
timer menghitung ::.::. setelah memasukkan kantung yang akan di
sterilkan tutup pintu sterili$ator dan akan mengunci dengan sendirinya
bila timer sudah menunjukkan ::.::. Bila pintu sterili$ator masih
terbuka pada saat timer menunjukkan ::.:: alarm akan berbunyi untuk
mengingatkan operator.
14. Untuk mengeluarkan kantung yang sudah selesai prosesnya, tekan
tombol DA&
7
2.!. Penguj"an Alat ,ter"l"sas"
Sebelum mesin sterilisasi dapat digunakan secara rutin maka harus dilakukan
pengujian telebih dahulu sesuai dengan prosedur pada masing-masing autoclave
atau sesuai dengan mesin sterilisasi yang digunakan. 6erja mesin sterilisasi
tidak hanya tergantung pada disain mesinnya saja tetapi juga tergantung pada
elemen pendukung lainnya seperti generator uap dan distribusi uap, sistem
kelistrikan dan sistem mekanik lainnya.
6ompatibilitas mesin sterilisasi dengan sistem penunjanglainnya
2.7. Kal"'ras" alat
6alibrasi secara periodik harus dilakukan sesuai dengan instruksi manual dari
produsen mesin. Beberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah 3 pengukur
suhu dan tekanan, timer dan elemen pencatat lainnya. 6alibrasi ulang harus
dilakukan apabila komponen-komponen ini mengalami perbaikan. 6alibrasi alat
harus dilakukan oleh orang terlatih khususnya terhadap jenis mesin sterilisasi
yang akan dikalibrasi. 6alibrasi terhadap mesin sterilisasi sangat penting untuk
menjamin bahwa mesin sterilisasi bekerja dengan baik dan efektif serta dapat
diandalkan.
8
BAB III
PEN+EL6LAAN
3.1. Pengert"an
Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora
melalui cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi/infeksi nosokomial
3.2. Pr"ns"# Dasar 6#eras"$nal
9
!empertahankan stok inventor' yang memadai untuk keperluan perawatan
pasien
!empertahankan standar yang telah ditetapkan
!enerima alat/bahan yang akan disterilkan dari unit-unit lain yang ada di
puskesmas yang telah di cuci dengan desinfectan dan dikemas serta diberi
label/tanda dari ruangan masing-masing, kemudian dicatat di buku sterilisasi
alat untuk disterilisasikan
Pen%u%"an
lat-alat/instrument bekas pakai operasi dicuci bersih dengan desinfectan
"avlon, kemudian direndam dengan larutan desinfektan dalam waktu yang
cukup lama untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan men-
dea(tivasi sel-sel patogen. !encuci bersih adalah proses
yangmenghilangkan semua partikel yang kelihatan dan hampir semua
partikel yang tidak kelihatan, dan menyiapkan permukaan dari semua alat-
alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi.
11
Bahan kemasan dan isinya harus tahan terhadap suhu selama waktu yang
diperlukan untuk siklus panas-kering tanpa meleleh, terbakar, atau rusak.
Da#at Menahan M"kr$$rgan"sma (an Bakter"
Bahan yang dipakai untuk mengemas harus dapat menjaga sterilitas dan
melindungi isinya yang sudah steril, dari sumber-sumber kontaminasi
mikroba mulai dari saat kemasan dikeluarkan dari mesin sterilisasi, sampai
kemasan dibuka untuk dipakai. 6arenanya, bahan yang dipakai sebaiknya
tidak berbulu, juga dapat menahan masuknya debu dan terserapnya uap 0air
atau cairan lainnya1.
Kuat (an Tahan Lama
Bahan kemasan harus cukup kuat untuk menampung isinya selama proses
sterilisasi dan penanganannya. *arus tahan sobekan dan tusukan, tidak
boleh terpengaruh tingkat atmosfir dan kelembaban udara. Selama
penyimpanan sebelum dan sesudah sterilisasi, bahan kemasan tidak boleh
berkerut, berlubang jika dilipat, kusut, atau melekat satu sama lain jika
ditumpuk, dan segel tidak tidak boleh terlepas.
Mu(ah ("gunakan
Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus, dan harus sesuai dengan
ukuran dan bentuk alat yang akan dikemas, dan harus membungkus alat
rapat-rapat.
T"(ak mengan(ung -a%un .
Bahan kemasan tidak boleh mengandung bahan beracun dan warna yang
bisa menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan terhadap pekerja, atau yang
luntur jika terkena sterilan. Sebaliknya, bahan-bahan pakai ulang yang sudah
dilaundry atau kotak kontainer pakai ulang harus bebas dari detergen bahan
pemutih, atau bahan kimia lainnya yang dapat bereaksi dengan uap sehingga
menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau menimbulkan
perubahan kimia pada alat di dalam kemasan.
,egel &ang 'a"k
Segel sangat penting untuk melindungi isi kemasan dan menjaga sterilitas.
Pembungkus datar dapat disegel dengan indikator tape atau diikat dengan
tali kain. 6antong terbuat dari plastik, kombinasi plastik dan kertas, atau
kertas saja harus disegel dengan segel panas atau tape. 6antong bersegel
12
harus disegel sesuai instruksi produsen. 6otak kontainer sterilisasi biasanya
disegel dengan pengunci tahan hancur. Saat membuka kemasan, semua
metode segel harus rusak dan tidak dapat dipakai lagi untuk menghindari
kesalahan.
13
- 6ertas berlaminasi3 terdiri dari tiga lapisan, lapisan kedua mencegah
penyerapan uap terapi berpori untuk udara, sehingga harus dilipat
sedemikian rupa agar proses sterilisasi berlangsung dengan baik.
- 6ertas mentega yang non-gla4e 0=,# kg/rim1 bisa dipakai untuk sterilisasi
uap tetapi mudah robek.
- 6ertas krep 3 menggantung dengan baik dan tidak mudah robek. Bisa
dipakai untuk membungkus sekaligus sebagai area steril 0duk1.
)ape indikator kimia harus dilekatkan pada setiap kemasan. )ape ini
berubah warna untuk identifikasi kemasan yang sudah melalui proses
sterilisasi.
"lm Plast"k
;ilm plastik tidak dapat menyerap air baik berupa cairan atau uap,
karenanya film plastik tidak dapat dipakai sebagai kemasan untuk sterilisasi
uap. 6antong biasanya didisain dengan kertas di salah satu sisinya untuk
penetrasi uap. ol'eth'lene 0P+1 dapat menyerap +' dan dapat dipakai
sebagai tas plastik dengan disain khusus, tetapi biasanya kantong plastik
untuk +' juga dikombinasikan dengan kertas. ol'vin'l hloride 0PF&1
tidak boleh dipakai karena tidak dapat menyerap +' dengan baik dan
menyimpan gas untuk waktu yang cukup lama. 'lon atau -ol'amide juga
tidak direkomendasikan untuk uap dan +'. 6etebalan film plastik biasanya
"-7 milimikron untuk porositas terhadap +'. ;ilm plastik sering dipakai
setelah proses sterilisasi untuk menjaga kelembaban dan pelindung terhadap
debu.
Ka"n l"nen
2inen adalah bahan tradisional untuk membungkus nampan-nampan
operasi. 6elebihannya adalah bisa dipakai ulang, murah, kuat, pelindung
yang cukup yang baik, mudah digunakan, dan sangat baik untuk duk.
6elemahannya3
- Bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air.
- Suhu panas menyebabkan mudah robek. Sebaiknya memakai kain yang
baru di laundr'
- Perlu diperiksa jika ada lubang, sobekan, dan kerusakan lainnya
- Pembungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi
"9: thread count , dan harus dipakai # lembar.
14
- !uslin yang tidak di +leach lebih baik karena ": G lebih kuat dari muslin
yang di +leach.
- 6ain yang tebal seperti kanas tidak boleh dipakai karena sulit menyerap
uap.
- 6ain dapat dipakai untuk sterilisasi uap dan +'
Ka"n %am#uran
15
&uran katun dan plastik memperbaiki kemampuan menghalangi bakteri
dan air. )etapi karena sering dicuci, menjadi kurang baik. Bahan ini sesuai
untuk sterilisasi uap dan +'.
Pr$se(ur (an Langkah*langkah #engemasan
Prosedur pengemasan harus mencakup3
- (ama alat-alat yang akan dikemas
- 2angkah-langkah yang tepat untuk persiapan dan inspeksi alat-alat, sesuai
instruksi produsen dan spesifikasinya.
- Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang dipakai
- )ipe dan ukuran alat-alat yang akan dikemas
- Penempatan alat-alat yang tepat dalam kemasan
- )ipe dan penempatan yang tepat indikator kimia eAternal dan internal,
sesuai dengan kebijakan pengendalian mutu proses sterilisasi
- !etoda atau teknik mengemas. 02ihat 2ampiran $1
- !etoda pemberian segel pada setiap kemasan
- !etoda dan penempatan label untuk identifikasi isi kemasan
- plikasi informasi untuk pengendalian mutu, seperti nomor lot, tanggal,
dan identifikasi pekerja yang menyiapkan
- Petunjuk untuk penempatan kemasan di dalam mesin sterilisasi
- Peringatan mengenai waktu pengeringan, waktu pendinginan, dan
penanganan setelah proses sterilisasi.
- nformasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap
debu, uap,ermin, dsb.
- Petunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi
ketempat pemakaian.
- nformasi untuk pemakai untuk mencegah kemungkinan kontaminasi,
misalnya prosedur yang tepat untuk penyimpanan dan penanganan
kemasan sterilH inspeksi segel, dan metode yang tepat untuk membuka
alat-alat steril.
Pr$ses ,ter"l"sas"
Setelah alat dicuci dan dikemas kemudian dimasukkan kedalam
mesin sterilisasi yaitu mesin autoclave delta dengan menggunakan suhu
"7#8 & sampai mesin sterilisasi autoclave delta berbunyi menandakan
proses sterilisasi telah selesai, kira-kira memakan waktu selama satu
setengah jam.
Pen&"m#anan (an D"str"'us"
lat/bahan yang disterilkan di catat jumlah set nya, berat alat, tanggal dan
petugas/perawat yang mensterilkan di dalam buku pencatatan dan pelaporan
sterilisasi.
Pem'uangan L"m'ah
2imbah atau buangan hasil proses sterilisasi dibuang ke P2
BAB I8
KETENA+AAN
7.1. M$n"t$r"ng
Jang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan
proses sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi seawal
mungkin, untuk dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam
pelaksanaan program.
Tujuan m$n"t$r"ng a(alah5
". Untuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem
pelayanan sterilisasi 0bila perlu1.
#. Untuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan sterilisasi yang
dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan temuan-temuan dilapangan.
7. *asil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian
pelayanan sterilisasi di puskesmas. !onitoring sebaiknya dilakukan
sesuai keperluan dan dipergunakan segera untuk perbaikan program.
Hal*hal &ang harus ("#erhat"kan untuk k$ntr$l kual"tas a(ala h 3
1. Pem'er"an n$m$r l$t #a(a set"a# kemasan .
Setiap item/kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan identitas
berupa nomor lot yang mencakup nomor mesin sterilisasi, tanggal proses
sterilisasi, dan keterangan siklus keberapa dari mesin sterilisasi.
Pengidentifikasian ini akan memudahkan pada saat diperlukannya
melakukan recall atau penarikan kembali kemasan yang sudah
terdistribusikan.
2. Data mes"n ster"l"sas" .
Untuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan informasi berikut harus
didokumentasikan 3
- (omor lot
- nformasi umum kemasan 0misal 3 kemasan linen, atau kemasan
instrument 1
- Kaktu pemaparan dan suhu 0kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi1
- (ama operator
- ata hasil pengujian biologis
- ata respons terhadap indikator kimia
- ata hasil dari uji Bowie-ick
okumentasi ini akan bermanfaat dalam monitoring proses dan
memastikan bahwa parameter pada setiap siklus proses sterilisasi telah
tercapai sehingga akuntabilitas proses terjamin. engan melakukan
dokumentasi ini maka apabila ada barang yang harus ditarik ulang akan
menjadi lebih mudah.
3. 9aktu Ka(aluarsa.
Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang
mengindikasikan waktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi
stok, walaupun kadaluarsa tidak tergantung pada waktu melainkan pada
kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut.
7.2. E:aluas"
Setiap kegiatan harus selalu di ealuasi pada tahap proses akhir seperti pada
tahap pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga ealuasi secara keseluruhan
dalam rangka kinerja dari pengelolaan sterilisasi di Puskesmas
Tujuan (ar" e:aluas" terse'ut antara la"n 3
". !eningkatkan kinerja pengelolaan sterilisasi Puskesmas