Anda di halaman 1dari 7

DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2019


UNIVERSITAS HASANUDDIN

HIS DAN PEMANTAUANNYA

Oleh:
Muh. Anugrah Prasetya C014172176

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : kala I (kala pembukaan), kala II (kala
pengeluaran janin), yaitu waktu di saat kekuatan his dan kekuatan mengejan mendorong
bayi keluar. Proses ini biasanya berlangsung kurang dari 60 menit untuk primipara dan
30 menit untuk multipara. Kala III ( kala pengeluaran uri) dan kala IV dimulai dari
lahirnya uri selama 1 - 2 jam.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kala II antara lain : power meliputi :
his (kontraksi otot rahim), kontraksi dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan meneran, ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum, passanger meliputi
janin, plasenta dan ketuban, passage meliputi: jalan lahir lunak dan jalan lahir keras,
psikis dan penolong.
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His adalah
gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus
yang dalam keadaan normal mengarah ke daerah.
Pada persalinan kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula
tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah
lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan
dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1
jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.1
Berdasarkan penjelasan diatas penting untuk memahami His dan bagaimana cara
pemantauan his dalam proses persalian.1

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi His

His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang

dimulai dari daerah fundus uteri, awal gelombang tersebut didapat dari

pacemaker yang terdapat di dinding uterus yang dalam keadaan normal mengarah

ke daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong Janin

dan plasenta keluar.2

B. Fisiologi His

Seperti telah dikemukakan di atas, uterus terdiri atas tiga lapisan otot

polos, yaitu lapisan luar longitudinal, lapisan dalam sirkular, dan di antara dua

lapisan ini terdapat lapisan dengan otot-otot yang beranyaman "tikar". Berbeda

dengan otot polos lain, pemendekan otot rahim lebih besar, tenaga dapat

disebarkan ke segala arah dan karena susunannya tidak terorganisasi secara

memanjang hal ini memudahkan pemendekan, kapasitas untuk meningkatkan

tekanan dan menyebabkannya tidak bergantung pada letak atau presentasi janin3

His yang sempurna bila terdapat (a) kontraksi yang simetris, (b) kontraksi

paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri, dan (c) sesudah itu terjadi

relaksasi. Pengetahuan fungsi uterus dalam masa kehamilan dan persalinan

banyak dipelajari oleh Caldeyro-Barcia dengan memasukkan kateter polietilen

halus ke dalam ruang amnion dan memasang mikrobalon di miometrium fundus

uteri, di tengah-tengah korpus uteri dan di bagian bawah uterus, semuanya

disambung kateter polietilen halus ke alat pencatat (elemometer). Ternyata

diketahui bahwa otor-otor urerus ddak mengadakan.3

6
Dalam ruang amnion masih terukur antara 6 - 12 mmHg. Pada tiap

kontraksi tekanan tersebut meningkat, disebut amplitudo atau intensitas his yang

mempunyai dua bagian: bagian pertama peningkatan tekanan yang agak cepat

dan bagian kedua penurunan tekanan yang agak lamban 3.

Frekuensi his adalah jumlah his dalam waktu tertentu. Amplitudo

dikalikan dengan frekuensi his dalam 10 menit menggambarkan keaktifan uterus

dan ini diukur dengan unir Montevideo. Umpama amplitudo 50 mmHg, frekuensi

his 3 x dalam 10 menit, maka aktivitas utelus adalah 50 x 3 : 150 unit

Montevideo. Nilai yang adekuat untuk terjadinya persalinan ialah 150 - 250 unit

Montevideo. 3

Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba

masuk ke dalam dinding uterus yang disebut sebagai pace maher tempat

gelombang his berasal. Gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan

kecepatan 2 cm tiap detik sampai ke seluruh uterus. 3

His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan otornya paling tebai dan puncak

kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, orot-oror korpus

7
uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut sebagai retraksi. Oleh

karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan

pembukaan); lebih-lebih jika ada rekanan oleh bagian janin yang keras, umpamanya

kepalaa.3

Aktivitas miometrium dimulai saat kehamilan. Bila melakukan pemeriksaan

ginekologik waktu hamil kadang dapat diraba adanya kontraksi uterus (tanda Braxton-

Hicks). Pada seluruh trimester kehamilan dapat dicatat adanya kontraksi ringan dengan

amplitudo 5 mmHg yang tidak teratur. His sesudah kehamilan 30 minggu terasa lebih

kuat dan lebih sering. Sesudah 36 minggu aktivitas uterus lebih meningkat lagi sampai

persalinan mulai. Jika persalinan mulai, yakni pada permulaan kaia I, frekuensi dan

amplitudo his meningkat.3

Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala I dan

frekuensi his menjadi 2 sampai 4 kontraksi tiap 10 menit. Juga durasi his meningkat dari

hanya 20 detik pada permulaan partus sampai 60 - 90 detik pada akhir kala I atau pada

permulaan kala IL His yang sempurna dan efektif bila ada koordinasi dari geiombang

kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai

amplitudo 40 sampai 60 mmHg yang berdurasi 60 sampai 90 detik, dengan jangka waktu

antara kontraksi 2 sampai 4 menit, dan pada relaksasi tonus utems kurang dari 12 mmHg.

Jika frekuensi dan amplitudo his lebih tinggi, maka dapat mengurangi pertukaran 02.

Terjadilah hipoksia janin dan timbul gawat janin yang secara klinik dapat ditentukan

dengan antara lain menghitung detak jantung janin araupun dengan pemeriksaan

kardiotokografi 4.

His menyebabkan pembukaan dan penipisan di samping rekanan air ketuban pada

permulaan kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul

8
dan sebagai benda keras yang mengadakan rekanan kepada serviks hingga pembukaan

menjadi lengkap.5

C. Klasifikasi His

Otot polos rahim, seperti jenis lainnya otot polos visceral, aktif secara spontan.

Itu uterus terdiri dari miliaran sel otot polos. Selama kehamilan, aktivitas kontraktil ini

sel tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga tidak efektif kontraksi uterus dan,

akibatnya, uterus relatif ketenangan. Namun, pada saat persalinan, peningkatan hasil

kopling sel-ke-sel dalam pembentukan dari sinkronisasi fungsional. Akibatnya, rahim

kontraksi disinkronkan dengan baik dan efektif dalam pengusiran produk konsepsi.

Urutannya peristiwa yang mengakibatkan kontraksi uterus dijelaskan secara rinci.4

1. Spontaneus Electrical Activity

2. Myometrial Pacemaker

3. Propagation of Eletrical Activity

4. Excitation-Contraction

5. Transmission Of Force

D. Faktor yang mempengaruhi His

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi His yaitu4

1. Myogenic Factors

2. Neurogenic Factors

3. Hormonal Factors

9
Daftar Pustaka

1. VANDEWIELE, Gilles, et al. A Critical Look at Studies Applying Over-


Sampling on the TPEHGDB Dataset. In: Conference on Artificial Intelligence in
Medicine in Europe. Springer, Cham, 2019. p. 355-364.
2. Pritchard, J. A., MacDonald, P. C., & Gant, N. F. (1980). Williams obstetrics (pp.
730-738). New York: Appleton-Century-Crofts.
3. OXORN, Harry; FORTE, William R. Ilmu kebidanan: patologi dan fisiologi
persalinan. Penerbit Andi, 2010.
4. Manuaba, Ida Ayu Chandranita. "Buku Ajar Patologi Obstetri." EGC, 2009.
5. Fanchin, R., Righini, C., Olivennes, F., Taylor, S., de Ziegler, D., & Frydman, R.
(1998). Uterine contractions at the time of embryo transfer alter pregnancy rates
after in-vitro fertilization. Human reproduction (Oxford, England), 13(7), 1968-
1974.

1
0

Anda mungkin juga menyukai