Oleh:
Muh. Anugrah Prasetya C014172176
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : kala I (kala pembukaan), kala II (kala
pengeluaran janin), yaitu waktu di saat kekuatan his dan kekuatan mengejan mendorong
bayi keluar. Proses ini biasanya berlangsung kurang dari 60 menit untuk primipara dan
30 menit untuk multipara. Kala III ( kala pengeluaran uri) dan kala IV dimulai dari
lahirnya uri selama 1 - 2 jam.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kala II antara lain : power meliputi :
his (kontraksi otot rahim), kontraksi dinding perut, kontraksi diafragma pelvis atau
kekuatan meneran, ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum, passanger meliputi
janin, plasenta dan ketuban, passage meliputi: jalan lahir lunak dan jalan lahir keras,
psikis dan penolong.
Kekuatan fisiologis utama selama persalinan adalah kontraksi uterus. His adalah
gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri, awal gelombang tersebut didapat dari pacemaker yang terdapat di dinding uterus
yang dalam keadaan normal mengarah ke daerah.
Pada persalinan kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula
tekanan pada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah
lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan
mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah simpisis dan
dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1
jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.1
Berdasarkan penjelasan diatas penting untuk memahami His dan bagaimana cara
pemantauan his dalam proses persalian.1
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi His
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang
dimulai dari daerah fundus uteri, awal gelombang tersebut didapat dari
pacemaker yang terdapat di dinding uterus yang dalam keadaan normal mengarah
ke daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk mendorong Janin
B. Fisiologi His
Seperti telah dikemukakan di atas, uterus terdiri atas tiga lapisan otot
polos, yaitu lapisan luar longitudinal, lapisan dalam sirkular, dan di antara dua
lapisan ini terdapat lapisan dengan otot-otot yang beranyaman "tikar". Berbeda
dengan otot polos lain, pemendekan otot rahim lebih besar, tenaga dapat
tekanan dan menyebabkannya tidak bergantung pada letak atau presentasi janin3
His yang sempurna bila terdapat (a) kontraksi yang simetris, (b) kontraksi
paling kuat atau adanya dominasi di fundus uteri, dan (c) sesudah itu terjadi
6
Dalam ruang amnion masih terukur antara 6 - 12 mmHg. Pada tiap
kontraksi tekanan tersebut meningkat, disebut amplitudo atau intensitas his yang
mempunyai dua bagian: bagian pertama peningkatan tekanan yang agak cepat
dan ini diukur dengan unir Montevideo. Umpama amplitudo 50 mmHg, frekuensi
Montevideo. Nilai yang adekuat untuk terjadinya persalinan ialah 150 - 250 unit
Montevideo. 3
Tiap his dimulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba
masuk ke dalam dinding uterus yang disebut sebagai pace maher tempat
His paling tinggi di fundus uteri yang lapisan otornya paling tebai dan puncak
kontraksi terjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, orot-oror korpus
7
uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya yang disebut sebagai retraksi. Oleh
karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan terbuka (penipisan dan
pembukaan); lebih-lebih jika ada rekanan oleh bagian janin yang keras, umpamanya
kepalaa.3
ginekologik waktu hamil kadang dapat diraba adanya kontraksi uterus (tanda Braxton-
Hicks). Pada seluruh trimester kehamilan dapat dicatat adanya kontraksi ringan dengan
amplitudo 5 mmHg yang tidak teratur. His sesudah kehamilan 30 minggu terasa lebih
kuat dan lebih sering. Sesudah 36 minggu aktivitas uterus lebih meningkat lagi sampai
persalinan mulai. Jika persalinan mulai, yakni pada permulaan kaia I, frekuensi dan
Amplitudo uterus meningkat terus sampai 60 mmHg pada akhir kala I dan
frekuensi his menjadi 2 sampai 4 kontraksi tiap 10 menit. Juga durasi his meningkat dari
hanya 20 detik pada permulaan partus sampai 60 - 90 detik pada akhir kala I atau pada
permulaan kala IL His yang sempurna dan efektif bila ada koordinasi dari geiombang
kontraksi, sehingga kontraksi simetris dengan dominasi di fundus uteri, dan mempunyai
amplitudo 40 sampai 60 mmHg yang berdurasi 60 sampai 90 detik, dengan jangka waktu
antara kontraksi 2 sampai 4 menit, dan pada relaksasi tonus utems kurang dari 12 mmHg.
Jika frekuensi dan amplitudo his lebih tinggi, maka dapat mengurangi pertukaran 02.
Terjadilah hipoksia janin dan timbul gawat janin yang secara klinik dapat ditentukan
dengan antara lain menghitung detak jantung janin araupun dengan pemeriksaan
kardiotokografi 4.
His menyebabkan pembukaan dan penipisan di samping rekanan air ketuban pada
permulaan kala I dan selanjutnya oleh kepala janin yang makin masuk ke rongga panggul
8
dan sebagai benda keras yang mengadakan rekanan kepada serviks hingga pembukaan
menjadi lengkap.5
C. Klasifikasi His
Otot polos rahim, seperti jenis lainnya otot polos visceral, aktif secara spontan.
Itu uterus terdiri dari miliaran sel otot polos. Selama kehamilan, aktivitas kontraktil ini
sel tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga tidak efektif kontraksi uterus dan,
akibatnya, uterus relatif ketenangan. Namun, pada saat persalinan, peningkatan hasil
kontraksi disinkronkan dengan baik dan efektif dalam pengusiran produk konsepsi.
2. Myometrial Pacemaker
4. Excitation-Contraction
5. Transmission Of Force
1. Myogenic Factors
2. Neurogenic Factors
3. Hormonal Factors
9
Daftar Pustaka
1
0