Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RUTIN

SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

KOMPONEN UTAMA PADA SUTT/SUTET

NAMA :

LAMRO TAMBA (5173131013)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya kepada kita semua, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas yang telah di berikan kepada kami. Tulisan ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
tulisan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan tulisan ini.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan,
oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapat memperbaiki tulisan ini. Akhir kata saya berharap semoga tulisan ini dapat memberikan
banyak manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca tenang SUTT/SUTET.

Medan, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3

BAB I ( PENDAHULUAN ) .............................................................................................. 4

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4


B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 4
C. TUJUAN ................................................................................................................ 4
D. MANFAAT ............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5

A. PENGERTIAN SUTT/SUTET ............................................................................... 5


B. KOMPONEN UTAMA SUTT/SUTET .................................................................. 6

BAB III ( PENUTUP ) ........................................................................................................ 13

A. KESIMPULAN ....................................................................................................... 13
B. SARAN ................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instalasi tenaga listrik terdiri dari suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri dari sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi. Sistem transmisi berfungsi untuk
menyalurkan daya listrik dari Sisi Pembangkit ke Gardu Induk Tegangan Tinggi / Ekstra Tinggi
dan dari GITET / GI / GIS ke GITET / GI / GIS lain melalui kawat telanjang dengan aman dan
dengan rugi daya yang kecil. Keandalan dari sistem tenaga listrik khususnya sistem transmisi
SUTT/SUTET akan sangat ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut dikelola, apalagi
SUTT/SUTET melintasi daerah terbuka sehingga sangat rawan terhadap gangguan baik gangguan
berasal dari kondisi internal transmisi maupun yang berasal dari gangguan eksternal seperti
gangguan alam, gangguan binatang, tumbuh tumbuhan maupun yang berasal dari aktifitas
manusia. Pedoman pengawasan dan asesmen SUTT/SUTET ditujukan agar SUTT/SUTET dapat
diawasi dengan metode yang tepat, dievaluasi kondisinya secara akurat dan selanjutnya jika
terdapat kondisi abnormal dapat dilaksanakan tindak lanjut dengan cepat dan tepat. Dengan
demikian diharapkan kondisi SUTT/SUTET akan selalu dalam kondisi yang andal sehingga
kelancaran penyaluran tenaga listrik kekonsumen dapat lebih terjamin.

B. RUMUS MASALAH
1. Apa arti SUTT/ SUTET?
2. Apa saja komponen utama SUTT/SUTET?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti SUTT/ SUTET?
2. Untuk mengetahui apa saja komponen utama SUTT/SUTET?

D. MANFAAT PENELITI
1. Dapat menyelesaikan Tugas pada mata kuliah sistem transmisi tenaga listrik.
2. Dapat mengetahui komponen SUTT/ SUTET
3. Dapat memberikan materi kepada siswa tentang SUTT/SUTET
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN SUTT/SUTET

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik
dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga
sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenaga listrik di transmisikan oleh suatu
bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik.

Berdasarkan sistem transmisi dan kapasitas tegangan yang disalurkan terdiri:

1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV

Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit


dengan kapastas 500 kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari
penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh
operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan
mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang
besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang
banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam
pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada
masalah pembiayaan.

2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV

Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai
150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan
penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang
disalurkan besar, maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat
(Double atau Qudrapole) dan Berkas.
KOMPONEN UTAMA SUTT/SUTET

Komponen-komponen utama dari saluran transmisi udara, terdiri dari:

1. MENARA TRANSMISI atau tiang transmisi, beserta pondasinya.


Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi yang bisa
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu. menurut penggunannya
diklasifikasikan menjadi:
a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan untuk saluran-
saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (dibawah 70 kV).

Gambar 1 Tiang Baja

10kv / 60kv / 132kv / 230kv / 380kv / 400 kvelectric tiang / menara baja galvanis / power
transmisi tiang baja
b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT) dan
tegangan ekstra tinggi (SUTET).

Gambar : 1 Menara baja ( SUTET )


Menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi:
a. menara dukung.
b. menara sudut.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.

2. ISOLATOR.
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:
a. isolator jenis pasak.

b. isolator jenis pos-saluran.


c. isolator gantung.

Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi dengan
tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung dapat digandeng
menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

3. KAWAT PENGHANTAR (KONDUKTOR)


jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah:
a. tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)
kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat
penghantar aluminium, karena konduktivitas dan kuat tariknya yang lebih tinggi.
tetapi juga memiliki kelemahan, yaitu untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih berat dan
lebih mahal dari aluminium. oleh karena itu dewasa ini kawat penghantar aluminium telah mulai
menggantikan kedudukan kawat penghantar tembaga.
Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium, digunakan campuran aluminum
(aluminium alloy). Untuk saluran-saluran transmisi tegangan tinggi, dimana jarak antara
menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter, maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi,
untuk itu digunakan kawat penghantar ACSR.
Kawat penghantar aluminium, terdiri dari berbagai jenis, dengan lambang sebagai berikut:
a. AAC (All-Aluminium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya terbuat dari
aluminium.
b. AAAC (All-Aluminium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari campuran aluminium.
c. ACSR (Aluminium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium berinti
kawat baja.

d. ACAR (Aluminium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar aluminium yang


diperkuat dengan logam campuran.

4. KAWAT TANAH.

Gbr. ilustrasi groundwire pada sistem transmisi


Keterangan gambar :

1. Primery power lines


2. Kawat tanah (groundwire)
3. Overhead lines
4. Trafo pengukuran
5. DS (disconecting switch)
6. Circuit breaker
7. Trafo arus
8. Lightning Arester
9. Trafo daya
10. Pusat pengontrol
11. Pagar pengaman
12. Secondary power lines
kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield wires), gunanya untuk
melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa terhadap sambaran petir. Jadi kawat
tanah itu dipasang diatas kawat fasa, sebagai kawat tanah umumnya digunakan kawat baja (steel
wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang digunakan ACSR.
Untuk pemahaman kawat tanah maka akan di bahas di lain pembahasan

Konduktor dan Kawat Tanah Pada Saluran Transmisi Udara


Konduktor adalah media untuk tempat mengalirkan arus listrik dari Pembangkit listrik ke
Gardu induk atau dari GI ke GI lainnya, yang terentang lewat tower-tower. Konduktor pada tower
tension dipegang oleh tension clamp, sedangkan pada tower suspension dipegang oleh suspension
clamp. Dibelakang clamp tersebut dipasang rencengan isolator yang terhubung ke tower.
Sedangkan Kawat Tanah atau Earth wire (kawat petir / kawat tanah) adalah media untuk
melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang di atas kawat fasa dengan sudut
perlindungan yang sekecil mungkin, karena dianggap petir menyambar dari atas kawat.

a. Bahan konduktor Bahan konduktor yang dipergunakan untuk saluran energi listrik perlu
memiliki sifat sifat sebagai berikut :

1) konduktivitas tinggi.

2) kekuatan tarik mekanikal tinggi


3) titik berat

4) biaya rendah

5) tidak mudah patah

Konduktor jenis Tembaga (BC : Bare copper) merupakan penghantar yang baik karena
memiliki konduktivitas tinggi dan kekuatan mekanikalnya cukup baik. Namun karena harganya
mahal maka konduktor jenis tembaga rawan pencurian. Aluminium harganya lebih rendah dan
lebih ringan namun konduktivitas dan kekuatan mekanikalnya lebih rendah dibanding tembaga.

Pada umumnya SUTT maupun SUTET menggunakan ACSR (Almunium Conductorn Steel
Reinforced). Bagian dalam kawat berupa steel yang mempunyai kuat mekanik tinggi, sedangkan
bagian luarnya mempunyai konduktifitas tinggi. Karena sifat electron lebih menyukai bagian luar
kawat daripada bagian sebelah dalam kawat maka ACSR cocok dipakai pada SUTT/SUTETI.
Untuk daerah yang udaranya mengandung kadar belerang tinggi dipakai jenis ACSR/AS, yaitu
kawat steelnya dilapisi dengan almunium.
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapastas 500
kV. Dimana tujuannya adalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara
maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat
permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar
dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan
biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang
akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi, yang biasa
berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertualang dan tiang kayu. Tiang-tiang baja, beton,
atau kayu biasanya digunakan pada saluran-saluran dengan tegangan kerja relatif rendah (dibawah
70 KV) sedang untuk saluran transmisi tegangan tinggi atau ekstra tinggi digunakan menara baja,
lihat gambar 1.1. Menara baja dibagi sesuai dengan fungsinya, yaitu: menara dukung, menara
sudut, menara ujung, menara percabangan dan menara transposisi.
Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.
Menurut penggunaan dan konstruksinya dikenal tiga jenis isolator, yaitu: isolator jenis pasak,
isolator jenis pos-saluran dan isolator gantung. Kawat penghantar tembaga mempunyai beberapa
kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar aluminium karena konduktivitas dan kuat
tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya adalah, untuk besar tahanan yang sama, tembaga lebih
berat dari aluminium, dan juga lebih mahal. Oleh karena itu kawat penghantar aluminium telah
menggantikan kedudukan tembaga. Untuk memperbesar kuat tarik dari kawat aluminium
digunakan campuran aluminium (Aluminium Alloy).
DAFTAR PUSTAKA
PT PLN(PERSERO), 2014, Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi, Jakarta, PT PLN
PERSERO

Sommeng, Andy Nursaman, 2017, Pedoman Transmisi Pemeliharaan, Jakarta; Gramedia

Anda mungkin juga menyukai