Anda di halaman 1dari 28

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Teori Prestasi

a. Pengertian Prestasi

Belajar merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri

seseorang yang ditunjukkan dari perubahan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap. Perubahan yang diharapkan tentunya adalah perubahan yang positif.

Pada proses belajar perubahan yang positif ditunjukkan oleh prestasi belajar

yang baik. Prestasi belajar menurut Dimyati Mahmud (1989: 200) adalah

“tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan

pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan

skala nilai berupa huruf atau kata atau simbol”.Sedangkan menurut Ngalim

Purwanto (2003: 98) “Prestasi belajar adalah suatu pembuktian yang akan

menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam

pencapaian tujuan-tujuan kurikuler”.Berdasarkan pendapat di atas prestasi belajar

merupakan hasil dari belajar siswa yang diperoleh dari penilaian. Fungsi

dari penilaian menurut Nana Sudjana (2005: 111) adalah “untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya tujuan pengajaran, dalam hal ini adalah tujuan instruksional

khusus dan untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah

dilakukan guru”. Pendapat lain dikemukakan oleh Muhibin Syah (2006:213)

bahwa “pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap

10
11

ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar

siswa”.Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik pada

proses pembelajaran. Hasil tersebut dapat berupa nilai tes atau angka dari evaluasi

yang diberikan oleh guru.

b. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap

orang mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu proses

pendewasaan, baik pendewasaan secara fisik maupun psikis manusia atau kejiwaan.

Pendewasaan pada diri seseorang tidak bisa sempurna tanpa didukung dengan

pengalaman berupa penelitian, pembelajaran serta proses belajar. Artinya, belajar

dan pembelajaran merupakan proses penting bagi seseorang untuk menjadi dewasa.

Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan

lingkungannya. Perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan

lingkungannya. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian

belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya

apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan

berhasil. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kemampuan peserta didik dan

kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang

dimiliki oleh guru. Sadiman (2007: 2) menyatakan bahwa “belajar adalah suatu

proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,

sejak dia masih bayi sampai dia ke liang lahat nanti”.


12

Barlow (dalam Syah, 2010: 88) belajar adalah suatu prestasi adaptasi atau

penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif, selanjutnya dua

rumusan belajar adalah perolehan berubahan tingkah laku yang relatif menetap

sebagai akibat praktik dan pengalaman-pengalaman rumusan yang kedua belajar

adalah proses memperoleh respon-respon akibat adanya pelatihan khusus.

Pengertian belajar menurut Hintzman (dalam Syah, 2010: 88)

mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

dipengaruhi tingkah laku orgasme tersebut”, pengertian terakhir dari Wittig (dalam

Syah, 2010: 89) “Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam

segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu orgasme sebagai hasil

pengalaman”.

Menurut Syah (2000: 116) belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi

perubahan dalam diri peserta didik, namun tidak semua perubahan perilaku dapat

dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri

perwujudan yang khas antara lain:

a. Perubahan secara sadar

Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktik

yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini peserta didik menyadari

bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan,

kebiasaan dan keterampilan.


13

b. Perubahan positif dan aktif

Perubahan berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan

serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih

baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena

adanya usaha dari peserta didik yang bersangkutan.

c. Perubahan efektif dan fungsional

Perubahan efektif dan fungsional apabila membawa pengaruh dan manfaat

tertentu bagi peserta didik. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya

perubahan dalam diri peserta didik tersebut relatif menetap dan apabila

dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku bersifat relatif yang merupakan hasil dari

pengalaman seorang individu dalam hal menambah kualitas intelektual, emosional

dan tingkah laku. Dalam proses belajar terdapat kegiatan internalisasi di mana

seorang individu melakukan pengembangan-pengembangan didalam dirinya tanpa

proses internalisasi ini sangat sulit dikatakan bahwa seorang individu melakukan

proses belajar dan dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru sengaja keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif

menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi peserta didik

dalam berinteraksi dengan lingkungannya.


14

c. Jenis-jenis belajar

Menurut Slameto (2010:5) Dalam buku belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, jenis-jenis belajar dibagi atas :

a. Belajar bagian, dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar

yang bersifat luas.

b. Belajar dengan wawasan merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi

belajar dan proses berfikir.

c. Belajar diskrimnatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat

atau stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah

laku.

d. Belajar global atau keseluruhan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang

sampai pelajar menguasainya.

e. Belajar insidental, belajar tidak ada instruksi atau petunjuk yang diberikan

kepada individu megenai materi belajar yang akan diujikan kelak.

f. Belajar instrumental seseorang peserta didik yang diperhatikan diikuti oleh

tanda-tanda yang mengarah apakah peserta didik tersebut akan mendapatkan

hadiah, hukuman, berhasil atau gagal.

g. Belajar intertensional belajar dalam arah tujuan, merupakan lawan dari belajar

insidental.

h. Belajar laten yaitu perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara

segera.

i. Belajar mental dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain,

membayangkan kegerakan orang lain.


15

j. Belajar produktif adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer

tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain.

k. Belajar verbal adalah memalui latihan dan ingatan.

Dalam proses belajar dikenal adanya macam-macam kegiatan yang

memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek

materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubahan tingkah laku yang

diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar muncul dalam dunia pendidikan sejalan

dengan kebutuhan kehidupan manusia bermacam-macam.

d. pengertian prestasi belajar

Menurut Hamdani (2011:137) prestasi yaitu hasil dari suatu kegitan yang

telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual maupun kelompok. Hamalik

(2011: 18) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah

laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu. Saifudin Azwar

(1996:105) mengatakan prestasi belajar merupakan dapat dioperasionalkan dalam

bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, indeks prestasi studi, angka

kelulusan dan predikat keberhasilan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bawah Prestasi belajar adalah

sesuatu yang dapat dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap dan

keahlian. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang jika tidak

melakukan suatu kegiatan. Untuk mendapatkan prestasi dibutuhkan keuletandan

kegighan kerja.
16

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor-faktor tersebut juga akan mempengaruhi pencapaian prestasi

belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Faktor-faktor intern (faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar)

1) Faktor jasmaniah

Faktor jasmaniah yang mempengaruhi mencangkup: factor kesehatan dan

cacat tubuh.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi mencangkup: inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Ada dua kelelahan pada seseorang yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan

rohani (bersifat psikis).

b. Faktor-faktor ekstern (faktor yang ada di luar individu)

1) Faktor keluarga

Siswa akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua

mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan

keadaan ekonomi keluarga.


17

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi mencangkup: metode mengajar,

kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,

waktu sekolah, standar pengajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Faktor masyarakat yang mempengaruhi mencangkup: kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat.

Sedangkan Suharsimi Arikunto (1980: 20-21) juga berpendapat Bahwa

secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

dibedakan atas dua jenis yaitu yang bersumber dalam diri manusia yang belajar

yang disebut faktor internal dan faktor yang bersumber dari luar diri manusia

yang belajar, yang disebut faktor eksternal.

Secara ringkas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar

dapat digambarkan seperti berikut ini.


2

Prestasi Belajar

Faktor Internal Faktor Eksternal

Biologis : usia Manusia : di keluarga

kematangan di sekolah (media

kesehatan pembelajaran)

Psikologis : minat di masyarakat

motivasi Non manusia : udara

suasana hati suara

bau-bauan

Gambar 1. Faktor-faktor pengaruh prestasi belajar

Nana Sudjana (2005: 39) juga mengungkapkan bahwa “faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan”.Pendapat lain

dikemukakan oleh Muhibin Syah (2006: 129) faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan

rohani siswa.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

sekitar siswa.
3

c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan mempelajari materi-materi

pelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi:

kesehatan jasmani, minat belajar, kecerdasan, motivasi belajar, bakat siswa,

kemampuan kognitif, dan sikap siswa terhadap mata pelajaran.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi:

keluarga, lingkungan fisik dan sosial, kurikulum, metode mengajar, guru,

alat pelajaran/media, sarana serta fasilitas.

f. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan lepas dengan segala sesuatu

yang berbentuk kemsyarakatan. Sebagai makhluk sosial sangat perlu untuk

mempelajari, memahami, dan menerapkan hal-hal sosial yang sangat erat

hubungannya dengan masyarakat. Dengan mempelajari ilmu-ilmu sosial kita dapat

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat berinteraksi dan peka

terhadap lingkungan sekitar kita. Ilmu Pendidikan Sosial yang kita kenal sebagai

mata pelajaran di akademik ternyata sangat perlu kita kaji dan perdalam untuk bekal

kita dalam kehidupan ini. Ilmu sosial yang mencakup banyak hal seperti sosial,

ekonomi, geograpi, sejarah, antropologi, itu memuat banyak hal yang membahas

mengenai kehidupan di masyarakat. Dengan ruang lingkup yang sangat luas itulah
2

kita harus mengkaji satu persatu secara detail demi pemahaman kita tentang ilmu-

ilmu tersebut sehingga kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak hal yang dapat kita peroleh dari mempelajari Ilmu Pendidikan IPS,

karena ini sangat erat hubungannya dalam kehidupan sosial. Kita perlu

menanamkan hal ini sejak dini, dengan mendidik generasi-generasi penerus

sehingga mereka mempunyai bekal untuk menghadapi dunia ini dengan

pengetahuan/ ilmu.

Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan

mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat di Indonesia

pelajaran ilmu pengetahuan sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial

yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat

dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau

siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain,

baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa

dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali

pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.

Muhammad Numan Somantri (1988:8) mengemukakan:

Pendidikan IPS adalah suatu penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial,

ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial yang terkait,

yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan

pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.


3

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama

yang berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah menuntut adanya

perubahan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.Pada

proses pembelajaran dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

adalah diperkayanya sumber dan media pembelajaran.Saat ini telah tersedia

berbagai media pembelajaran, untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan dalam

memilih dan menggunakan berbagai media pembelajaran yang telah tersedia.

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

tengah, perantara, atau pengantar (Azhar Arsyad, 2006:3). Menurut Suranto

(2005:18) media ialah “suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan

pesan dari seorang komunikator kepada komunikan”. Sedangkan menurut

Sutirman (2013:15) media merupakan “komponen sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat

merangsang siswa untuk belajar”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadiman (1996:6) media adalah “segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.

Sementara itu, menurut Sukiman (2012:29) yang dimaksud dengan media adalah:

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta


4

kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan demikian media

pembelajaran adalah suatu perantara yang digunakan untuk menyampaikan

informasiatau pelajaran dengan tujuan agar merangsang peserta didik untuk

belajar.Sedangkan penggunaan media pembelajaran merupakan cara yang

dilakukan untuk menyampaikan informasi berupa materi pembelajaran.

Adanya media diharapkan proses pembelajaran akanlebih mudah bagi peserta

didik, karena media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang dan

waktu dalam belajar, selain itu media juga dapat memberikan motivasi bagi

peserta didik untuk belajar.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang

mempunyai peranan penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Pemanfaatan media

seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru perlu mempelajari bagaimana

menetapkan media pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

Pada kenyataannya media pembelajaran masih sering terabaikan dengan

berbagai alasan, antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,

sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya, dan lain-lain. Hal ini

sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan

dan ketrampilan mengenai media pembelajaran.


23

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran dalam menunjang proses pembelajaran

memiliki banyak fungsi dan manfaat. Menurut Levie & Lentz dalam Azhar

Arsyad (2006:16-17) fungsi media pembelajaran, yaitu:

1) Fungsi atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan

makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.Seringkali

pada awal pelajaran peserta didik tidak tertarik dengan materi pelajaran atau

mata pelajaran, itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh

mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar yang

diproyeksikan melalui LCD dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian

mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian,

kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

2) Fungsi afektif

Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan peserta didik ketika belajar atau

membaca teks yang bergambar.Gambar atau lambing dapat menggugah emosi

dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras.

3) Fungsi kognitif

Media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan

bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan

untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam

gambar.
24

4) Fungsi kompensatoris

Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual

yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu peserta didik

yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks

dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi

untuk mengakomodasikan peserta didik yang lemah dan lambat menerima

dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara

verbal.

Menurut Arief S. Sadiman, dkk. (1996:17-18) fungsi secara umum media

pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sifat pasif peserta didik.

4. Memberikan rangsangan pengalaman, dan persepsi yang sama terhadap

materi belajar.

Fungsi media pembelajaran menurut Suwardi (2007:76) dalam

bukunya Manajemen Pembelajaran diantaranya:

1) Media sebagai sumber belajar

Media sebagai sumber belajar maksudnya media yang digunakan

oleh guru dapat berfungsi sebagai tempat dimana bahan pembelajaran

itu berada. Wujud media pembelajaran sebagai sumber belajar dapat


25

berupa manusia, benda, peristiwa yang memungkinkan peserta didik

memperoleh bahan pembelajarannya.

2) Media sebagai alat bantu

Media sebagai alat bantu maksudnya media mempunyai fungsi untuk

membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan media

pembelajaran, guru dapat menyampaikan materi lebih menarik. Dengan

bantuan media pembelajaran, peserta didik akan lebih mudah memahami

materi yang dipelajari.

Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad(2006:21-23)

mengidentifikasi 8 manfaat media dalam pembelajaran:

1) Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena

kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk

mengantarkan pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak

dan kemungkinan dapat diserap oleh peserta didik.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.

6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau

diperlukan.

7) Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan

terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.


26

Menurut Sudjana & Rivai dalam Azhar Arsyad (2006:24) terdapat

empat manfaat media pembelajaran, yaitu:

1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih

dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan

mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik

tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga

4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendenganrkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain

seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-

lain.

Sukiman (2012:44) juga mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil

belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian

anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang

lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan


27

kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan

kemampuan dan minatnya.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan

waktu.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pemanfaatan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar memiliki

pengaruh yang besar.Adanya mediapembelajaran akan lebihmenjamin

pemahaman yang lebih baik kepada peserta didik dan mempermudah

penyampaian materi pembelajaran.Media pembelajaran juga dapat meningkatkan

minat dan motivasi belajar peserta didik karena mampu membawa siswa ke dalam

suasana senang. Selain itu, media pembelajaran dapat bermanfaat untuk

mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu sehingga proses pembelajaran

akan lebih efektif.

3.Motivasi Belajar

a. Pengertian motivasi

Individu merupakan faktor yang terpenting. Anak jadi belajar atau tidak

tergantung kepada anak itu sendiri. Mungkin faktor-faktor lain telah memenuhi

persyaratan tapi kalau individu tidak mempunyai kemampuan untuk belajar maka

proses untuk belajar tidak akan terjadi sehingga dapat menghambat pencapaian

prestasi belajar. Karakteristik bahan yang dipelajari juga akan menentukan cara atau

metode belajar apa yang akan ditempuh. Jadi teknik atau metode belajar akan

dipengaruhi atau ditentukan oleh macam dari materi yang dipelajarinya. Belajar

tentang mata pelajaran eksata akan berbeda dengan cara belajar mata pelajaran yang
28

bersifat sosial misalnya. Bahan pelajaran yang memiliki standar di atas ukuran

siswa, akan mengakibatkan siswa sulit menangkap pelajaran sehingga dapat

menghambat prestasi belajarnya. Oleh sebab itu harus ada kesesuaian antara materi

yang diajarkan dengan jenjang yang ditempuhnya.

Motivasi berawal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai “daya

penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak

(sadirman:2005:73). Motivasi memiliki persamaan makna atau beberapa istilan

memiliki beberapa makna seperti motivasi dalam berbagai literature, seperti needs,

drives, wants, interests, desires. Motivasi merupakan perilaku yang akan

menentukan kebutuhan (needs) atau wujud perilaku mencapai tujuan (yamin,

2003:82)

Menurut Gleitmen yang dikutip oh Mahmud (2010:100) pegertian motivasi

adalah kdaan internal organisme baik manusia ataupun hean yang mendorongnya

untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi berarti pemasok daya untuk

bertingkah laku secara terarah. Sedangkan meurut Samadi Suryabrata (2011:70)

motif adalah keadaan dam pribadi orang yang mendorong individu untuk

melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan

Mc Donald dalam Wasty Soemanto (1990:191) memberikan pengertian

motivasi yakni suat perbahan tenaga didalam diri/pribadi sseorang yang ditandai

oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. Purwanto

(1998:60) mengemukakan bahwa motif ialah segala sesuatu yang mendorong sestu

yan bertindak melakukan sesuatu. Selain itu Ahmad Thonthowi (1993:68) juga
29

mengemukakanbahwa tindakan belajar yang bermotif dapat dikatakan sebagai

tindakan belajar yang dilakukan oleh anak didik yang didorong oleh kebutua yang

dirasakannya, sehingga tindakan itu tertuju kea rah suatu tujuan yang diidamkan.

Menurut Mc Donald kutip Sadirman, A.M (2005:73-74), motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujua. Dari pengetian yang

dikemukakan oleh Mc Donald ini mengandung 3 elemen penting :

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada setiap

individu manusia. Pekembangan motivasi ak membawa beberapa perubahan

energy didalam sistem “neuropsikological” yang ada pada organisme anusia

karna menyangkut perubahan energy manusia (walaupun otivasi itu muncul

dalam diri manusia

2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi seseorang dalam hal

ini motivasi relevan dengan persoalan-prsoalan, afeksi,dan emosi yang dapa

menentukan tingkah laku manusia

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivas dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons stau aksi, akni tujuan. Motivasi memang

muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong

adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Menurut Santrok dalam Mardianto (2012:186) motivasi adalah proses yang

memberi semangat, arah dan keinginan perilaku. Atinya perilaku yang termotvasi

adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Mardianto

memberikan tiga kata kunci yang dapat diambil dari pegertian psikologi, yakni:
30

dalam motivasi terdapat dorongan yang menjadikn seseornag menjadikan tindakan

atau tidak mengambil tindakan, dalam motivasi terdapat suatu pertimbangan

apakah harus memprioritaskan tindakan alternative baik itu tindakan A atau

tindakan B, dalam motivasi terdapat lingkungan yang memberi atau menjadi

sumber masukan atau timangan seseorang untuk melakukan tindakan pertama atau

kedua.

Motivasi dapat dartikan sebagai kekuatan energy seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat persistensi dan antusismenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dalam suatu individu itu sendiri (motivasi intrinsik)

maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang

dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas perilaku yang ditampilkannya,

baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian

tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik sendiri dikalangan pendidik,

manajer, dan para peneliti terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya

pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi psikologi. Abin

Syamsuddinn Makmun dalam Sudrajat (2008:5) mengemukakan bahwa untuk

memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indicator diantaranya :

1. Durasi kegiatan

2. Frirekuensi kegiatan

3. Persistensi pada kegiatan

4. Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan

kesulitan

5. Pengorbanan untuk mencapai tujuan


31

6. Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan

7. Tingkat kualifikasi prestasi atau produk yang dicapai dari kegiatan yang

dilakukan

8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan

Menurut Mitchell (1997: 60-62) motivasi adalah elemen yang menjelaskan

intensitas arah dan ketekuanan seorang individu untuk mencapai tujuannya.

Menurut Robbins (2008:15) tiga elemen utama dalam definisi ini dalah intensitas,

arah dan ketekunan.

Motivasi merupakan alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang telah

dilakukan oleh seorang individu. Seorang dikakatan memiliki motivasi tinggi dapat

diartikan orang tersebut memiliki alas an yang sangat kuat untuk mencapai apa yang

diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan

motivasi pengetian yang berkembang dimasyarakat yang seringkali disamakan

dengan semangat seperti dcontoh dalam percakapan “saya ingin anak saya memiliki

motvasi yang tinggi”. Statemen ini dpaat diartikan orang tua tersebut menginginkan

anaknya memiliki semangat yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada

perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan

motivasi sebagai sebuah alasan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan

semanagat. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan

suatu tindakan dengaan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan.

Motivasi di sini merupakan suatu alat kejiwaan untuk bertindak sebagai daya gerak

atau daya dorong untuk melakukan pekerjaan.


32

b. Pengertian motivasi belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi,

siswa akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar. Thorndike

dalam Uno (2011:11) mendefinisikan belajar sebagai proses interakisnantara

stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan, atau gerakan) dan respons.

Pengertian ini senada dengan pendapat Good and Brophy dalam Uno (2011: 15)

yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses atau interaksi yang

dilakukan seseorang dalam memperoleh sesuatu yang baru dalam bentuk

perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman belajar. Perubahan tingkah laku

tersebut tampak dalam penguasaan siswa pada pola-pola tanggapan, baru

terhadap lingkungannya terhadap keterampilan, pengetahuan , sikap atau

pendirian, kemampuan, pemahaman, emosi, apresiasi, jasmani, budi pekerti, serta

hubungan sosial

Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan. Menuru Hamalik

(2001:161) motivasi sangat menentukan tingkah berhasil atau gagalnya perbuatan

belajar siswa, belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan terasa sulituntk

berhasil. Sebab seseorangyang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak

akan mungkin melakukan aktivitas belaja. Hal ini merupakan pertanda bahwa

sesuatu yang akan dikerjakannya itu tidak menyentuh kebutuhannya. Menurut

Djamarah (2011:16) segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu

menarik minat yang lain selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan

kebutuhannya. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fifiologis dan kematangan


33

psikologis siswa. Dimyati dan Mudjiyono (2009:97-99) mengemukakan beberapa

pendapat unsur yang memengaruhi motivasi dalam belajar yaitu :

1. Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi siswa

baik intrinsik maupun ekstrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan

mewujudkan aktualisasi diri.

2. Kemampuan siswa. Keinginan anak perlu dibarengi dengan kemampuan

atau kecakapan dalam pencapaiannya, kemampuan akan memperkuat

motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3. Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

memengaruhi motivasi belajar, seorang siswa yang sedang sakit akan

mengganggu perhatian belajar sebaliknya siswa yang sehat akan mudah

memusatkan perhatian dalam belajar.

4. Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berubah keadaan

alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan

bermasyarakat. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, lingkungan yang

aman, tentera, tertib dan indah, akan meningkatkan semangat motivasi

belajar yang lebih kuat bagi para siswa.

c. Jenis-Jenis motivasi belajar

Terdapat dua aspek dalam teori belajar yang dikemukakan oleh Santrok

dalam Darmadi (2012:23), yaitu :

1. Motivasi ekstrensik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapat sesuatu

yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering

dipengaruhi oleh inentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.


34

Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk

mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah,

yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya

adalah mengontrol perilaku siswa dan mengandung informasi tetang

penguasaan keahlian.

2. Motivasi intrinsik yaitu motiasi interal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri) misalnya murid belajar

menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang

diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi

pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan

kemampuan mereka dan mendapat imbalan yang mengandung nilai

informasional tetapi bukan dipakai untuk control, misalnya guru

memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi

intrinsik, yaitu :

a. Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan

personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa

mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena

kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan

meningkat jika merek mempunyai pilihan dan peluang untuk

mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka.

b. Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pegalaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan

berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat


35

dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga

tidak terlalu mudah.

d. Manfaat motivasi belajar

Menurut Mardianto (2012: 192) Bila anak bajajar dengan semanagat

yang tinggi, tanpa diperintah ia telah melakukan belaar sendiri, baik dirumah,

di sekolah, pada waktu istirahat maka pendidik atau guru selalu

menggambarkan inilah anak sekolah yang baik. Bagaimana itu semua dapat

terjadi, seornag pelajar biasanya hanya memberikan rangsangan-rangsangan

sehingga anak mau belajar, akan tetapi seorang pendidik yang benar maka I

akan mendalami bagaimana dunia anak belajar tanpa beban tetapi atas

doongan dari dirinya sendiri.

Keududukan motivasi dalam belaar tidk hanya memberikan arah

kegiatan belajar secara benar, lebih dari itu dengan motivasi seseorang akan

mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatannya termasuk

kegiatan belajar. Manfaaat motivasi merupakan sesuatu hal yang sangat

penting dalam beljar adalah sebagai berikut :

1. Motivasi memberikan semangat seorang pelahar dalam kegiatan-kegiatan

belajarnya.

2. Murdianto (2012: 193) Motivasi-motivasi perbuatan sebagai pemilih dari

tipe kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya

3. Motivasi memberikan petunjuk pada tingah laku

4. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk

belajar supaya berhasil.


36

5. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir.

6. Mengarahkan kegiatan belajar, sebagai ilustrasi setelah ia mngetahui

bahawa dirinya belum belajar serius, maka ia akan mengubah perilakunya

dalam belajar.

7. Membesarkan semangat dalam belajar sebagai ilustrasi jika ia

meghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang harus dibiayai maka

dia akan berusaha suoaya cepat lulus.

8. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan bekerja yang

berkesinambungan. Individu dilatih untuk menggunakan kekuatan

sedemikian rupa sehingga dapat berhasil

e. Fungsi motivasi belajar

Prestasi belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Motivasi

akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivas

bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut Winansih

(2009:111) memberikan tiga fungsi motivasi, yaitu :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan .

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kea rag tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapt memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.


37

3. Menyeleksi perbuatan, yakti menentukan perbuatan0perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisih

perbuatan-perbuatan yang tidak bemanfaat bagi tujuan tersebut.

Menurut Mardianto (2012:192) motivai berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukan prestasi yang baik. Demikian pula apalabila seorang anak mengetahui

bahwa rangaian dari niat belajar yang baik, dilakukan dengan baik pula makaia akan

mencapai prestasi yang gemlang. Tidak ada motivasi memberi alternative yang

tepat apabila dibalik, bahwa prestasi adalah menjadi motvasi belajar bagi aak. Bila

ini terjadi maka motivasi memberikan kepuasan sesaat dan bukan permanen

sebagaimana yang diinginkan dalam hukum belajar.

Anda mungkin juga menyukai