PORTOFOLIO
KASUS KEGAWATDARURTAN
EFUSI PLEURA
OLEH:
dr. FIQI SUCIKO
PEMBIMBING:
dr. ENDAH WORO UTAMI. MMRS
2.1 Definisi
Ada tiga gejala yang paling umum dijumpai pada efusi pleura yaitu
nyeri dada, batuk, dan sesak napas. Nyeri dada yang disebabkan efusi
pleura oleh karena penumpukan cairan di dalam rongga pleura. Nyeri dada
yang ditimbulkan oleh efusi pleura bersifat pleuritic pain. Nyeri pleuritik
menunjukkan iritasi lokal dari pleura parietal, yang banyak terdapat serabut
saraf. Karena dipersarafi oleh nervus frenikus, maka keterlibatan pleura
mediastinal menghasilkan nyeri dada dengan nyeri bahu ipsilateral. Nyeri
juga bisa menjalar hingga ke perut melalui persarafan interkostalis.
Sedangkan batuk kemungkinan akibat iritasi bronkial
disebabkan kompresi parenkim paru. (Roberts JR et al, 2014)
a. Foto Toraks
b. USG Toraks
Pada kasus efusi pleura yang belum tegak diagnosisnya di mana dicurigai
disebabkan oleh keganasan dan nodul pada pleura tampak pada CT scan
dengan kontras, maka biopsi jarum dengan tuntunan CT scan merupakan
metode yang tepat. Biopsi jarum Abram hanya bermakna jika dilakukan di
daerah dengan tingkat kejadian tuberkulosis yang tinggi, walaupun
torakoskopi dan biopsi jarum dengan tuntunan CT scan dapat dilakukan
untuk hasil diagnostik yang lebih akurat. (Havelock T et al, 2010)
5) Torakoskopi
Torakoskopi merupakan pemeriksaan yang dipilih untuk kasus efusi pleura
eksudat di mana diagnostik dengan aspirasi cairan pleura tidak meyakinkan
dan dicurigai adanya keganasan. (Havelock T et al, 2010)
a. Torakosentesis
Indikasi Torakosentesis
1) Diagnostik
2) Terapeutik
Kontraindikasi torakosentesis
Tidak ada kontraindikasi untuk torakosentesis. Studi terbaru menunjukkan
bahwa jika torakosentesis dilakukan dengan tuntunan USG, maka hal ini
aman untuk dilakukan meskipun terdapat kelainan koagulasi. Perhatikan
pasien dengan kelainan koagulasi, termasuk gagal ginjal, tanda – tanda
perdarahan yang terjadi setelah prosedur. Hindari tempat yang terdapat
selulitis maupun herpes zoster dengan memilih lokasi torakosentesis
alternatif. (Roberts JR et al, 2014)
Pemasangan selang dada dapat dilakukan pada pasien dengan efusi pleura
ataupun pneumotoraks dengan ukuran moderat sampai large, pasien dengan
riwayat aspirasi cairan pleura berulang, efusi pleura yang berulang, pada
pasien yang dilakukan bedah toraks, pasien dengan pneumotoraks yang
berhubungan dengan trauma, hemotoraks, kilotoraks, empiema, atau pada
keadaan lain misalnya untuk pencegahan setelah tindakan pembedahan
untuk evakuasi darah dan mencegah tamponade jantung. (Klopp M, 2013)
- Pneumothoraks
- Hemopneumotoraks
- Ruptur esophagus dengan kebocoran lambung ke rongga pleura
- Kilotoraks
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Anamnesa
1. Identitas
Nama : Tn. n
Alamat : Gandusari
Usia : 73 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
No RM :234xxx
Tanggal periksa : 11 januari 2019
Pekerjaan : Petani
2. Keluhan utama :
Sesak
2. Riwayat Kontak
Tidak ada keluarga, teman kerja, maupun tetangga yang menderita batuk
lama atau penyakit yang serupa dengan px
3. Riwayat sosial
Px merokok kurang lebih 2 pak/hari sejak SMA, px bekerja di lampung,
jauh dari istri, riwayat hubungan seks diluar nikah disangkal, minum
alkohol (-), penggunaan narkoba disangkal
Status Generalis
• Status interna:
• KU: tampak sesak
• GCS: 4-5-6
• Tekanan darah: 141/98mmHg
• Nadi: 105x/ menit, reguler, kuat angkat
• Frenkuensi nafas: 30x/ menit
• Suhu aksila: 36,8oC
• SpO2: 94 % dengan 4 lpm NC
Kepala dan leher : anemia (-), ikterus (-), sianosis (-), dispnea (+)
Penggunaan otot bantu napas +
Thoraks
Cor : S1 S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Pulmo :
Inspeksi Bentuk dada normal
Simetris
Retraksi (-)
Gerak napas tertinggal sisi S
2. Pleuropneuomonia dd pneumonia
4. Hipertensi
5. Heart failure
3.4. Planning
Planning Diagnosis
Lab lengkap
Thorax PA
Analisa dan sitologi cairan pleura
Analisa dan sitologi cairan abdomen
Planning Terapi
• O2 nasal canule 2-4lpm
• IV NS 20 tpm
• Inf. Omeprazol 40 mg
• Nebul combiven 3x/hari
• Pulmicort 1 amp
• NAC 3x200 mg
• Amlodipine 1x10 mg
PTx:
IVFD NS 20 tpm
Po : salbutamol 3x2 mg
NAC 3 x 200 mg
Konsul kardio
Amlodipin stop
Valsartan 1 x 80 mg
Digoxin 1 x 0,25 mg
3.5. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Lab Lengkap :
DL, FH, SE, LFT, RFT dan Marker serologis tidak ada kelainan
Thorax PA :
3.7. Terapi
Medikamentosa:
O2 4 -6 lpm
- IVFD Ns 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
- Inj. omeprazole 1x40 mg
- Inj. Metoclopramide 3x10 (kp)
Po : salbutamol 3x2 mg
NAC 3 x 200 mg
nebul combivent 3x/hari (kp)
valsartan 0-0-80 mg
digoxin 1x0,25 mg
Non Medikamentosa:
KIE diagnosis penyakit, perjalanan penyakit, rencana terapi, dan efek
samping obat
KIE bahwa pasien akan dilakukan pungsi dan evakuasi cairan pleura
secara berkala
KIE agar pasien patuh terhadap pengobatan
KIE cara batuk yang benar dan penggunaan masker
KIE agar setelah KRS pasien control rutin
3.8. Monitoring
3.9. Prognosa
Dubia
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pasien ini terdapat efusi pleura masif di kiri yang membuatnya
sesak.Tatalaksana pada pasien ini dilakukan dengan evakuasi cairan pleura
dengan pungsi secara berkala tanpa memasang thorax drain mengingat
keterbatasan alat dan sumber daya. Juga dilakukan evaluasi dengan USG thorax
marker agar lebih memudahkan proses evakuasi cairan. Terapi medikamentosa
juga diberika berupa furosemide untuk membantu mengevakuasi cairan ascites
agar mengurangi sesak pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Light RW. 2011. Clinical practice in Pleural effusion. N Engl J Med. 346: 1971-
1977 Article in New England Journal of Medicine 346(25):1971-7 · July
2002
Ariyanti, Tatik. 2003. Karakteristik Dan Penyebab Efusi Pleura Pada Penderita
Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Karyadi Semarang
Pada Bulan November Tahun 2002.
Tobing et al. 2013. Karakteristik Penderita Efusi Pleura di RSUP H. Adam Malik.
Jurnal FK USU Volume 1 nomor 2 tahun 2013.
Klopp M. 2013. Recurrent pleural effusion: who benefits from a tunneled pleural
catheter. NCBI : Pubmed
Stefan Hammerschmidt, Hubert Wirtz. 2013. Lung cancer : current diagnosis and
treatment.
Rita Sood. 2012. Ascites : Diagnosis and Management. All India Institute of
Medical Sciences, New Delhi-110 029
M. Nawal Lutfiyya, Ph.D., Eric Henley, M.D., M.P.H., And Linda F. Chang,
Pharm.D., M.P.H., B.C.P.S.. 2010. Diagnosis and Treatment of
Community-Acquired Pneumonia. University of Illinois College of
Medicine at Rockford, Rockford, Illinois.
William D. Travis, MD et al. 2015. Impact of Genetic, Clinical and Radiologic