Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup
bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik
meskipun bukan termasuk sel.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme
hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-
kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di
dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan
karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam
tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi
dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.
Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan
peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan
mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan
mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin
mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini
semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa
cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi
lingkungan dan lain-lain.
Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir perkembangan
mikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin dampak dari
mikroorganime di dalam kehidupan. Mikrobiologi dalam kehidupan telah
diterapkan di banyak sekali sektor kehidupan, salah satunya dalam bidang
kesehatan penggunaan mikroorganisme dapat mengetahui lebih dalam tentang

1
penyakit infeksi, penyebarannya serta cara pengobatannya dengan berbagai cara
seperti pemberian antibiotika.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi kedokteran?
2. Bagaimana cara pemindahan sebaran penyakit?
3. Bagaimana infeksi nosokomial?
4. Bagaimana mikroflora normal tubuh manusia?
5. Bagaimana jalan masuknya mikroorganisme ke tubuh inangnya?
6. Bagaimana mekanisme patogenitas?
7. Bagaimana interaksi antara flora normal dengan inangnya?
8. Bagaimana peran virus, bakteri, alga, protozoa dalam bidang kesehatan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi kedokteran.
2. Untuk mengetahui cara pemindahan sebaran penyakit.
3. Untuk memahami infeksi nosokomial.
4. Untuk mengetahui mikroflora normal tubuh manusia.
5. Untuk mengetahui jalan masuknya mikroorganisme ke tubuh inangnya.
6. Untuk mengetahui mekanisme patogenitas.
7. Untuk mengetahui interaksi antara flora normal dengan inangnya.
8. Untuk mengetahui peran virus, bakteri, alga, protozoa dalam bidang kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi Kedokteran


Mikrobiologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari mikroorganisme
sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan
dan pengendalian infeksi.
Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap
tubuh inang disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme
untuk menimbulkan penyakit disebut pathogenesis. Ketika suatu mikroorganisme
memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri,
mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang rentan terhadap
infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini dapat menimbulkan penyakit.
Patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau organisme lain yang
berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit.
Derajat kemampuan suatu pathogen oportunistik untuk menyebabkan
penyakit disebut virulensi. Komponen mikroorganisme yang meningkatkan
pathogenesis disebut factor virulensi. Jika suatu mikroorganisme lebih mampu
menyebabkan suatu penyakit, dikatakan lebih virulen dari yang lain. Factor
virulensi beberapa pathogen mudah diidentifikasi. Sebagai contoh, sel
Streptococcus pnemoniae yang memiliki kapsul bersifat virulen dan menyebabkan
pneumonia, sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen. Strain virulen
dari Corynebacterium diptheriae menghasilkan suatu toksin yang menyebabkan
diphtheria. Untuk kebanyakan pathogen, factor virulensi tidak begitu nyata.
Mekanisme suatu pathogen untuk menyebabkan penyakit infeksi, adalah
melalui tahapan sebagai berikut :
a. Harus menginfeksi inang (suatu pathogen primer harus memasuki inang).
b. Harus melakukan metabolisme dan memperbanyak diri dalam jaringan inang.
c. Harus melawan pertahanan inang, untuk sementara.
d. Harus merusak inang.

3
2.2 Cara Pemindahan Sebaran Penyakit
Suatu patogen yang sangat virulen akan membawa kehancuran bagi
dirinya sendiri apabila membunuh inang yang menghidupinya atau melalui
resistensi inang yang menghancurkannya. Penyebaran atau penularan tergantung
pada dua faktor penting, yaitu terlepasnya patogen dari inang dan masuknya
patogen ke dalam inang yang rentan. Cara terlepasnya patogen tergantung pada
situs infeksi pada inang. Patogen penyebab penyakit saluran pernapasan seperti, S.
Pneumoniae, M. Tuberculosis, meninggalkan tubuh melalui eksudat dari mulut,
hidung serta tenggorokkan. Bersin dan batuk mempercepat penyebarluasan
mikroorganisme patogen dan menambah peluang untuk memasuki inang lain
(Kusnadi, dkk., 2003).
Berikut ada beberapa proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh,
baik pada manusia maupun hewan dapat melalui berbagai cara diantaranya
melalui:
1. Kontak Tubuh
Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung
maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan
kulit. Kontak langsung melalui hubungan seksual juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya pemindahan penyakit sepeerti sifilis, gonorhoe, trakoma.
Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi
kuman.
2. Makanan dan Minuman
Penyakit yang disebarkan melalui makanan dinamakan penyakit asal
makanan. Pemindah sebaran melalui makanan terjadi dengan dua mekanisme
yaitu:
a. Mikroba yang terdapat dalam makanan menginfeksi hospes
b. Mikroba mengeluarkan eksotoksin dalam makanan, kemudian menyebabkan
penyakit keracunan makanan (mabuk makanan). Contoh bakteri Salmonella
menyebabkan infeksi makanan, sedangkan spesies Clostridium dan
Staphylococcus menyebabkan keracunan makanan.

4
Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis penyakit infeksi cacing,
dan lain-lain.
3. Serangga
Arthropoda merupakan sumber pemindah sebaran mikroba pada manusia.
Jenis-jenis athropoda tertentu penting dari segi medik tidak hanya mampu
menyebabkan kerusakan nekrotik dan alergi, tetapi diantaranya dapat berfungsi
sebagai inang intermidiet bagi parasit atu sebgai vektor mikroba patogenik.
Kebanyakan penyakit-penyakit utama manusia yang dipindah sebarkan oleh
arthropoda sebagai vektor biologis. Salah satu contohnya adalah demam tifus
klasik akibat bakteri Rickettsia prowazekki dengan vektor biologis kutu badan
(Pediculus humanus), patogen berkembang biak dalam epitel usus tengah kutu.
Manusia di infeksi lewat gigitan, tinja atau karena menghancurkan kutu di kulit
(Waluyo, 2012).
Dalam Kusnadi, dkk., (2003) dijelaskan bahwa tubuh hewan termasuk
manusia menyediakan lingkungan yang dicocok bagi pertumbuhan beberapa
mikroorganisme. Hal ini karena tubuh hewan atau manusia kaya akan nutrisi
organik dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme heterotrof.
Walaupun demikian tubuh hewan tidak harus dianggap sebagai suatu lingkungan
bagi pertumbuhan mikroorganisme yang umum. Setiap daerah atau organ berbeda
secara kimia dan fisik dari daerah lain, jadi menyediakan suatu lingkungan yang
selektif diaman lebih disukai bagi mikroorganisme tertentu. Kulit, saluran
pernapasan, saluran gastrointestin, dan yang lainnya menyediakan kondisi kimia
dan fisik yang sangat beragam dimana mikroorganisme yang berbeda dapat
tumbuh secara selektif. Hewan memiliki suatu perbedaan mekanisme pertahanan
yang berbeda yang bertindak untuk mencegah atau menghambat masuk dan
tumbuhnya mikroorganisme.
Secara umum infeksi seringkali dimulai pada suatu tempat yang disebut membran
mukosa dari tubuh hewan. Membran mukosa ditemukan di seluruh tubuh
termasuk mulut, faring, esofagus, saluran urin, pernapasan, dan gastrointestin.

5
Mikroorganisme hampir selalu ditemukan pada bagian ditemukan pada bagian
tubuh yang terbuka ke arah luar seperti, rongga mulut, saluran pernapasan,
intestin, genetourinari (Kusnadi, dkk., 2003).
Serangga bekerja sebagai vektor biologi, contoh proses penyebaran penyakit
malaria dan demam berdarah oleh plasmodium pada nyamuk aedes, dan serangga
bekerja sebagai vektor mekanik contohnya disentri dan demam tifoid (penyakit
saluran pencernaan) yang dapat ditularkan melalui lalat rumah.
4. Udara
Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di
luar ruangan dan mikroorganisme udara.
a. Mikroba Di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial.
Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi
adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau
partikel debu yang tertiup angin. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu
spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus.
Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah
ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari
miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan
Corynebacterium, dan lain-lain.
b. Mikroba di dalam Ruangan
Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar
orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri
tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus. Bakteri ini tersebar
di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut
keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran
pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara.
Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang
mengandung patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin,
batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi
ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin

6
berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut
dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada
tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
Mikroorganisme yang ditemukan di udara dapat berasal dari tanah, air,
tumbuhan, hewan dan sumber lainnya. Di udara terbuka, kebanyakan mikroba
berasal dari tanah. Sedangkan di dalam ruangan jumlah mikroba dianggap lebih
banyak dibandingkan dengan udara di luarnya, dan kebanyakan ditemukan dalam
saluran pernafasan manusia (Pediatri, 2001).
Tanah sebenarnya merupakan sumber asal bakteri di udara. Angin
berdebu membawa populasi mikroba yang dapat menyebar secara luas.
Dalam ruangan, sumber utama mikroba adalah saluran pernafasan manusia.
Hanya sebagian kecil dari mikroba tersebut yang dapat bertahan di udara,
sehingga dapat menular secara efektif kepada habitat yang sesuai (manusia
lain), terjadi dalam waktu yang singkat. Walaupun demikian, patogen manusia
tertentu (Staphylococcus dan Streptococcus) dapat bertahan dalam keadaan
kering dan tetap hidup pada debu dalam periode waktu yang lama. Bakteri
gram-positif umumnya lebih resisten terhadap kekeringan dibandingkan dengan
bakteri gram-negatif, hal ini dapat menjadi alasan mengapa bakteri gram-positif
sering terlibat dalam penyebarannya melalui udara. Sumber lain dari mikroba
yang ditemukan berasal dari tanah juga bakteri gram positif (contohnya
Micrococcus). Bakteri gram-positif lebih resisten terhadap kekeringan karena
dinding selnya lebih rigid dan tebal dibandingkan dengan bakteri gram-negatif
(Pediatri, 2001).
Menurut Waluyo(2012) penyebaran penyakit yang melalui udara yaitu,
1. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit difteri. Difteri dalah
penyakit saluran pernapasan bagin atas. Penyakit difteri baru nampak biasanya
2-5 hari sesudah penularan.
2. Streptococcus pyogenes (Streptococcus beta hemolyticus Grup A)
menyebabkan berbagai penyakit misalnya faringitis (tonsilitis) yang
menyebabkan radang tenggorokan tanpa dahak, demam rematik (peradangan
jaringan penghubung pada persendian dann organ terutama jantung),

7
glomerulonefritis (peradangan ginjal; glomerulus). Kuman Streptococcus
pyogenes disebarkan terutama melalui bersin dan batuk. Kuman ini dapat
bertahan berminggu-minggu di dalam dahak atau sekresi tubuh yang lain,
sehingga membantu penyebarannya.
3. Mycobacterium tubercolusis menyebabkan penyakit menular tuberkulosis
pada manusia, disamping itu dapat menginfeksi primata dan kera. Penularan
TBC melalui yang terutama terdapat dalam dahak. TBC pada manusia
menyerang jaringan tubuh manapun, tetapi yang paling umum terinfeksi adalah
paru-paru.
4. Streptococcus pneumoniae dahulu namanya Diplococcus pneumoniae dan
biasanya disebut pneumokokus. Kuman ini penyebab penyakit pneumonia. Hal
ini karena penyebab pneumonia yang lain adalah Haemophilus influenzae
aureus.
5. Neisseria meningitidis menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput otak
dan sum-sum tulang belakang). Pada manusia kuman dapat menjalar ke selaput
otak lewat darah dari nesofaring. Menimbulkan luka-luka patogenik pada kulit,
tulang, dn kelenjar adrenalin yang diduga karena endotoksin yang di keluarkan
kuman tersebut. Masa inkubasi rata-rata seminggu setelah terkena kuman.
6. Bordetella pertussis berbentuk batang, kokobasilus kecil-kecil dan terdapat
sendiri-sendiri, berpasangan atau membentuk kelompok kecil serta bersifat
aerobik. Kuman ini meneyebabkan penyakit pertusis atau batuk rejan (whoping
cough). Penularan penyakit pertusis dengan menghisap droplet yang terinfeksi,
kuman berkembangbiak dalam saluran pernapasan. Masa inkubasi antara 5-21
hari.
7. Rhinovirus, tergolong piconavirus, mengandung ARN merupakan penyebab
sindror. Gejala-gejala salesma disebabkan oleh infeksi peradangan virus ini
yang jelas pada hidung, tenggorokan, sinus, trakhea, dan bronkhi, disertai oleh
eksudasi fluida, dan tidak dijumpai demam. Masa inkubasi 12-72 jam.
8. Influenzavirus merupakan penyebab penyakit influenza. Virus ini tergolong
Orthomyxoviridae.
9. Virus lain yang ditelurkan melalui udara, antara lain :

8
· Virus variola, meyebabkan penyakit cacar (variola)
· Virus Varisela-zoster, suatu herpesvirus, menyebabkan penyakit cacar air
(vrisela)
· Virus rubela, suatu toga virus, penyebb penyakit campak jerman (rubela)
· Virus gondong, suara paramyxovirus menyebabkan penyakit gondong dan
· Virus polio suatu suatu Piconvirus, menyebabkan penyakit polio.
10. Beberapa jamur yang dipindah sebarkan melalui udara yaitu:
· Cryptococcus neofarmans (filobasidiella), menyebabkan kriptokokosis
· Candida albicans menyebabkan penyakit moniliasis
· Blastomyces dermatitidis, menyebabkan blastomikosis Amerika Utara.
· Blastomyces brasiliensis menyebabkan blastomikosis Amerika Selatan.
· Histoplasma capsulatum penyebab histoplasmosis
· Coccidiodes immitis menyebabkan koksidiodomikosis
· Sporothrix schenchii menyebabkan penyakit sporotrikosis

5. Infeksi melalui laboratorium klinik.


Infeksi dapat terjadi melalui kelalaian pekerja medis di rumah sakit atau
tempat praktek, sebagai contoh, dalam penyuntikan, fungsi lumbal, katerterisasi,
dan lain-lain, yang dilakukan tidak menurut ketentuan kesehatan. Melalui tusukan
benda tajam seperti penyakit tetanus, rabies (gigitan anjing gila), hepatitis, AIDS
(jarum untuk transfusi darah).
6. Air
Sumber infeksi pada substrat ini adalah tinja yang berasal dari manusia
atau hewan ynag mencemari air. Tinja tersebut mengandung patogen-patogen
enterik. Bila air yang mengandung patogen mencemari makanan, infeksi ini
menyebabkan infeksi asal makanan. Pemindah sebaran mikroba penyakit asal air
dapat terjadi secara langsung. Misalnya dari ekskreta penderita ke mulut orang
lain lewat tangan atau benda-benda yang secara potensial tercemari mikroba
patogenik. Benda tercemar mungkin dicemari oleh serangga, seperti lalat yang
sebelumnya hinggap di kotoran (Waluyo, 2012).

9
Mikroba-mikroba sebagai penyebab infeksi asal air antara lain Salmonella typhi
penyebab demam tifoid, Sigella spp. penyebab penyakit disentri basiler.

2.3 Infeksi Nosokomial


Kata nosokomial berasal dari kata dalam bahasa yunani nosokomien yang
artinya rumah sakit atau tempat perawatan. Kata itu sendiri berasal dari norus
artinya penyakit, komeion berarti merawat. Nosokomial diartikan segala sesuatu
yang berasal atau berhubungan dengan rumah sakit atau tempat perawatan.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam
sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber
pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung,
maupun sumber lainnya.
Penyebab Infeksi nosokomial akan menjadi kuman yang berada di
lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri,
yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkaan bahwa kejadian Infeksi
nosokomial adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya
dapat juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah.
Infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan
yang berasal dari proses penyebaran disumber pelayanan kesehatan, baik melalui :
1. Pasien
Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi kepada
pasien lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan
yang lainnya.
2. Petugas kesehatan
Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yang
dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
3. Pengunjung
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam
lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya yang dapat dari dalam rumah sakit
keluar rumah sakit.
4. Sumber Lainnya

10
Yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi lingkungan
umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada dirumah sakit
yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien dan
sebaliknya.
Pada umumnya infeksi nosokomial yang mendapat perhatian hanyalah
infeksi yang terjadi pada penderita yang sedang dirawat dirumah sakit. Infeksi
yang tidak diketahui masa inkubasinya yang timbul pada penderita yang dirawat
inap, harus dianggap sebagai infeksi nosokomial sampai dapat dibuktikan secara
klinis ataupun epidemiologis bahwa infeksi dapat dibuktikan secara klinis ataupun
epidiomiologis bahwa infeksi tersebut berasal dari masyarakat.
Infeksi nosokomial dapat secara eksogen atau endogen yaitu:
a. Infeksi eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu, yang
bukan merupakan flora normal, contohnya adalah organisme Salmonella dan
Clostridium tetani.
b. Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian flora normal klien berubah dan
terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Contohnya adalah infeksi yang
disebabkan enterokokus, ragi, dan steptokokus. Bila organisme dalam jumlah
cukup yang normalnya ditemukan dalam salah satu rongga atau lapisan tubuh
dipindahkan kebagian tubuh lain, terjadi infeksi endogen. Misalnya penularan
dari enterokokus, normalnya ditemukan dalam feses, dari tangan kekulit sering
mengakibatkan infeksi luka. Jumlah mikroorganisme yang diperlukan untuk
menyebabkan infeksi nosokomial bergantung pada virulensi organisme,
kerentanan hospes dan daerah yang diinfeksi.
Jumlah tenaga pelayanan kesehatan yang kontak langsung dengan pasien,
jenis dan jumlah prosedur invasif terapi resiko yang diterima dan lama perawatan
mempengaruhi resiko terinfeksi. Tempat utama untuk infeksi nosokomial
piratorius, dan pembuluh darah.
Infeksi nosokomial meningkatkan biaya perawatan kesehatan secara
signifikan, lamanya masa rawat diinstitusi layanan kesehatan, meningkatnya
ketidakmampuan, peningkatan biaya antibodi dan masa penyembuhan yang
memanjang yang menambah pengeluaran klien, juga institusi layanan kesehatan

11
dan badan pemberian dana (misalnya medicare). Seringkali biaya untuk infeksi
nosokomial tidak diganti, oleh sebab itu pencegahan memiliki pengaruh finansial
yang menguntungkan dan merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan
perawatan.
Terjadinya infeksi nosokomial adalah karena beberapa factor-faktor yaitu:
1. Agen penyakit
Macam-macam agen penyakit dapat berupa kuman, virus, jamur, parasit atau
rickettsia. Dan macam-macam agen penyakit ini ditentukan pula oleh
patogenitasnya, virulensinya, daya invasifnya dan dosis infeksinya.
2. Reservoir/sumber
Semua kuman ada reseviornya/sumbernya seperti virus, reseviornya adalah
manusia, kuman positif gram manusia, tetapi kuman negatif dapat manusia
dapat juga alam seperti Pseudomonas. Apabila reseviornya manusia, maka
dapat berasal dari traktus respiratorius, traktus digestivus, traktus urogenitalis,
kulit (variola) atau darah (hepatitis B).Kuman itu akan ada diudara pada debu
seperti Salmonella, pada droplet seperti Mycrobacterium atau pada kulit yang
lepas.
3. Lingkungan
Keadaan udara sangat mempengaruhi seperti kelembapan udara, suhu dan
pergerakan udara atau tekanan udara.
4. Penularan
Penularan adalah perjalanan kuman patogen dari sumber ke hospes. Ada 4
jalan yang dapat ditempuh:
a. Kontak langsung (perawat)
b. Alat (endoskop)
c. Udara
d. Vektor (lalat)
5. Hospes
Tergantung port d'entree (tempat masuknya penyakit)
a. Melalui kulit seperti Leptospira atau Staphylococcus.
b. Melalui traktus digestivus seperti Eschericha coli, Shigella, Salmonela.

12
c. Melalui traktus respiratoris bagian atas partikel =5µ. Apakah melalui traktus
respiratorius bagian bawah partikel =5µ.
d. Melalui traktus urinarius seperti Klebsiel la pneumoniae.

2.4 Mikroflora Normal Tubuh Manusia


Flora normal sangat penting bagi kehidupan manusia karena dapat
berperan membantu melindungi tubuh dari infeksi bakteri patogen dengan cara
berkompetisi dalam memperebutkan nutrien dan ruang hidup, membantu
membuat vitamin K dalam usus besar dan merangsang pembentukan sistem
imunitas tubuh. Bahkan dalam suatu penelitian disebutkan bahwa flora normal
membantu terbentuknya mukosa usus yang normal. Berikut faktor-faktor yang
mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia yaitu:
v nutrisi
v kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
v kondisi hidup
v penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu
mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu
tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti
semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme
komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini
akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh
manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora
normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk
dari lingkungannya. Contohnya: Streptococcus viridans, S. faecalis,
Pityrosporum ovale, Candida albicans.
2) Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme non
patogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa

13
selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan
mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh
pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap
berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit.
Penyakit menular umumnya disebabkan oleh mikroba, yaitu bakteri, virus,
jamur, dan protozoa. Penularan suatu penyakit dapat berlangsung dalam 3 cara :
Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Dua Faktor, yaitu dari mikroba patogen langsung
ke manusia.
Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Tiga Faktor, yaitu mikroba patogen ke vektor ke
manusia
Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Empat Faktor, yaitu mikroba patogen, vektor
pertama, vektor kedua, manusia.
Masuknya penyakit menular ke dalam tubuh dapat terjadi dalam tiga (3)
tahapan yaitu :
Ø Masuknya penyebab (mikroba patogen) yang dapat menginfeksi tubuh melalui
rongga mulut, air, bahan makanan, dsb.
Ø Pertumbuhan mikroba patogen di dalam jaringan inang
Ø Timbulnya gangguan/kerusakkan pada tubuh inang oleh jasad mikroba patogen
baik secara langsung maupun tidak langsung
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang
kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran
urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1) Kulit
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan
bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakteri aerobik,
atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik
lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak
dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat

14
nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat
-tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan).
Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang
bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-
104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi
sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut
merupakan bagian dari flora normal.
2) Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan
streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri
Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae
(suatu batang gram negatif).
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3) Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan
dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan
ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat
beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi
mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria,
Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.
4) Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus
hemolitik, yang juga dinamakanStreptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan

15
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies
Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus
pneumonia).
5) Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat
di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah
tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat
alir perut pun menurun.
6) Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa
bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif.
Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus
dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-
spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat
juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh
(ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri
anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7) Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di
dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram
negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B.
melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh
spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi
pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba
patogen.
8) Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih),
dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya
dijumpai pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik

16
pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih,
agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra
dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut
variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran
terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina,
dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada
dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai
sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat
perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4
sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini
dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan
sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis
terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan
mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian
atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung
mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria
dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin
merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan
bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine
kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.
9) Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada.
Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias aprofit.
Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.

17
10) Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang
karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi,
flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan
normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan
tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan
saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal,
atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni
dan infeksi.

2.5 Jalan Masuknya Mikroorganisme Ke Tubuh Inang


Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai
macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental.
Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran
mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva,
serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.
a) Saluran pernafasan : Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi
mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut
dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah
pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.
b) Saluran pencernaan : Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan
melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang
terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut
akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau
oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat
menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A,
dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat
ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan
yang terkontaminasi.
c) Kulit: Kulit sangat penting sebagai pertahanan terhadap penyakit. Kulit yang
tidak mengalami perlukaan tidak dapat dipenetrasi oleh mayoritas

18
mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah
terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat.
Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan
bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini
disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan
dapat membuka rute infeksi parenteral.
d) Rongga mulut: Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni
mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat
kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat
pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada
permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi
komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi
selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula
utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran
menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.
Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces.
Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang
diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan
akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut melekat.

2.6 Mekanisme Patogenitas


Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor
biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat
penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan
karena hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora
yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting
dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota
flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai
zat makanan.

19
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan
bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan,
penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat
antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan
tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari
lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan
bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik
dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh
normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi
tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena
hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari
lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme
ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas
atas, bila masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat
sampai ke katup jantung yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial
endocarditis. Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan
peritonitis mengikuti suatu trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap
yang paling sering dijumpai di usus besar dan tidak membahayakan pada tempat
tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau jaringan panggul bersama
dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi dan bakterimia.
Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya
dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak
ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada
pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor
predisposisi.

20
2.7 Interaksi Antara Flora Normal Dengan Inangnya
Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan
antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi
dinamis daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir
untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian
besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi,
lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari
flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan
pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi
oleh mikroba patogen.
Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah
mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah
mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit).
Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut
penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik,
yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau
membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi
oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat
menyerang paru-paru melemah.
Kadang-kadang hubungan antara anggota flora normal yang inangnya
tidak dapat diuraikan. Seperti hubungan dimana tidak ada manfaat jelas atau
membahayakan organisme baik selama hubungan mereka disebut sebagai
hubungan teman semakan. Banyak flora normal yang tidak dominan dalam habitat
mereka, walaupun selalu hadir dalam jumlah yang rendah, dianggap sebagai
teman semakan bakteri. Namun, jika dugaan hubungan teman semakan
mempelajari secara mendetail, parasit atau karakteristik mutualistic sering
muncul.

21
2.8 Virus Dalam Mikrobiologi Kesehatan
1. Virus yang merugikan
1) Influenza
Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang bebbentuk
seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh
manusia melalui alat pernapasan.
2) Flu burung
Flu burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkiti unggas dan ammalia. Penyebab penyakit ini
termasuk influenza tipe A, Strain H5N1.
3) Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam
tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.masa inkubasinya sekitar 10
hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi virus berlipat ganda di saluran
pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang
tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh, terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah di
kulit.
4) Cacar Air dan Herpes Zoster
Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella
zoster virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat
menetap selama beberapa tahun, baru kemudian menimbulkan penyakit.
5) Hepatitis
Hepatitis (pembegkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus
hepatitis yang diekenali adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejala
umumnya adalah demam, mual, dan muantah, serta perubahan warna kulit dan
selaput lender terlihat kuning.
6) Polio.
Polio (poliomyelitis) disebabkan oleh virus polio. Serangan virus polio
menyebabkan lumpuh jika virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan
sumsum tulang belakang.

22
7) Papilonia.
Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di
kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi
melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.
8) Gondong.
Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya
memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak,
pancreas, testis, galndula parotid, dan kadang di hati.
9) AIDS
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penularan sistem
kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus).
10) Ebola
Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di
alam belum diketahui. Demikian pula prosesnya menjai epidemic. Virus ebola
dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian aka mati oleh sinar
ultraviolet. Virus ebola merusak jaringan dan sel tubuh dan menyebabkan
kematian dalam jangka kurang dari dua minggu.
11) Herpes Simpleks
Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota famili Herpesviridae, yang
menyerang kulit dan selaput lender. Virus herpes simpleks dapat menyerang
bayi, anak-anak, dan orang dewasa.
12) Rabies
Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan
penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing, dan kelelawar
penghisap darah. Hewan yang terkena rabies menunjukkan perilaku agresif
atau kelumpuhan.
13) SARS
SARS (severe acute respiratory syndrome) pertama kali muncul di Cina pada
akhir tahun 2002. Di sepanjang tahun 2003 kasus SARS merebak diseluruh
dunia dan menyebabkan sedikitnya 813 orang meninggal dunia. SARS
disebabkan oleh coronavirus yang mengakibatkan penderita mengalami gejala

23
seperti penderita pneumonia sehingga SARS disebut juga CVP (coronavirus
pneumonia).
14) Virus Dengue penyebab demam berdarah
Demam berdarah adalah infeksi penyakit tropis yang disebabkan oleh virus
dengue . Gejalanya meliputi demam , sakit kepala , otot dan nyeri sendi , dan
karakteristik ruam kulit yang mirip dengan campak . Dalam sebagian kecil
kasus penyakit berkembang menjadi demam berdarah mengancam kehidupan
hemoragik, mengakibatkan pendarahan , rendahnya tingkat trombosit darah
dan kebocoran plasma darah, atau ke sindrom syok dengue, di mana tekanan
darah sangat rendah terjadi.

2. Virus yang menguntungkan


Namun demikian, tidak berarti bahwa virus hanya memiliki peran yang
merugikan. Dengan kemajuan bioteknologi dan rekayasa genetika, ilmuan telah
dapat memanfaatkan virus untuk tujuan yang menguntungkan manusia. Misalnya,
untuk penghasil vaksin. Virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk
suatu sifat yang menguntungkan (misalnya gen yang menghasilkan antitoksin).
1. Membuat Antitoksin
Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini,
DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri
terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam bakteri terkandung
materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur ada yang
terbawa DNA virus. Misalnya di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri
pertama. Apa bila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti
daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan
DNA bakteri pertama.
2. Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit terhadap tubuh yang
berasal dari mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah
dilemahkan atau racun yang diambil dari mikroorganisme tersebut.

24
Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui
bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan
pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau
transplantasi gen.
Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh
manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme
tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan
serangan penyakit yang serius.

2.9 Bakteri Dalam Mikrobiologi Kesehatan


Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik
merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya
hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan
dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
 Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin
 Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline
 Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol
 Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin
 Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis
bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang
sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah:
· Salmonella enterica sub spesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit
tifus,
· Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan
Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.
· Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella
abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan
· Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks.

25
Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang
menghubung-hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-
bakteri baik itu adalah sahabat dan pelindung perut kita.
· Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri
baik ini jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya.
Jumlah yang berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena
terjadi pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan
terhadap penyakit dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang
diakibatkan bakteri tak bersahabat.
· Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan
metabolisme tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu
bakteri ini menghasilkan vitamin B esensial.
Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat
pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia :
v Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik bagi
mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini juga
mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik.
v Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik seperti
nitrat, yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan.
v Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna susu dan
produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut. Banyak
orang yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah terbatas, jika
mereka menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet mereka.
v Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan
antibodi yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme berbahaya
seperti kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat mengambil alih
usus dan menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita.
v Mencegah timbul atau kambuhnya infeksi saluran kemih dan vagina (terutama
setelah mendapat antibiotik).

26
v Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu, masuk
angin, keracunan makanan).
v Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat,
kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah.
v Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian.
v Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat, gas-
gas yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah dan
dibawa ke paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan bakteri usus
Anda dan napas Anda akan menjadi lebih segar.
v Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah satunya
juga karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit sumber
penyebab jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis. Dengan
berjayanya bakteri bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan mereda.

2. 10 Jamur Dalam Mikrobiologi Kesehatan


1. Peran menguntungkan seperti berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini
dihasilkan oleh fungi Penicllium notatu.
2. Peran merugikan berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada
umumnya lebih sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada
hewan atau manusia.
Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti
seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus flavus
(menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia karena dapat
menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan kematian

2. 11 Alga Dalam Mikrobiologi Kesehatan


Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki
berbagai khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Contoh:
Ø Chlorella : yang telah diketahui mengandung klorofil 2–3 persen dari beratnya,
protein 55–60 persen, vitamin C, vitamin E, kalsium, kalium, dan magnesium
serta berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan tekanan darah

27
tinggi, memperbaiki pencernaan, mendorong pertumbuhan bakteri yang
bermanfaat dalam usus, menanggulangi sembelit, mencegah sakit maag, dan
mencegah tumor.
Ø Porphyra tenerakijellum : yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan,
Ø Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera: sebagai penghasil iodium untuk
mengobati penyakit gondok,
Ø Laminaria sp. : sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep,
Ø Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides, Agardhiella : sebagai
obat pencahar (laksatif), dan
Ø Dunaliella sp. : yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang bermanfaat
untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-paru.
Ø Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat, zat
besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat menurunkan
tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes melitus.

2.12 Protozoa Dalam Mikrobiologi Kesehatan


1. Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang
menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan,
kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya
adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan
pemangsa bakteri.Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di
dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi
tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
2. Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme
kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan
manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia
sebagai penyebab penyakit antara lain:
– Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;

28
– Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
– Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit
tidur;
– Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
– Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin wanita;
– Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Penyebaran mikroba penyakit dapat melalui udara, makanan, air, dan serangga.
Hewan termasuk manusia menyediakan lingkungan yang dicocok bagi
pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Hal ini karena tubuh hewan atau
manusia kaya akan nutrisi organik dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme heterotrof. Setiap daerah atau organ berbeda secara kimia
dan fisik dari daerah lain, jadi menyediakan suatu lingkungan yang selektif
diaman lebih disukai bagi mikroorganisme tertentu. Kulit, saluran pernapasan,
saluran gastrointestin, dan yang lainnya menyediakan kondisi kimia dan fisik
yang sangat beragam dimana mikroorganisme yang berbeda dapat tumbuh
secara selektif.
2. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia
dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme
yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau
mikrobiota.

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas
maka saran yang dapat kami sampaikan adalah :
1. Mikroba/bakteri memang dapat mempermudahkan kita dalam berbagai macam
hal, namun berhati-hatilah memilih mikroba yang digunakan karena dari
berbagai macam mikroba itu ada yang menguntungkan kita dan ada juga yang
dapat merugikan kita.
2. Walaupun penggunaan mikrobiologi sangat bermanfaat bagi kehidupan kita,
tapi kita juga harus waspada pada jenis mikroba yang membahayakan
kehidupan kita misalnya seperti senjata biologi yang dapat membunuh manusia

30
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. CV.


Yrama Widya. Bandung.

Fadhitya. 2012. (Online) http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/04/virus-


yang-merugikan-dan-berbahaya-bagi.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April
2015).

Kedaibio. 2009. (Online) http://kedaibio.blogspot.com/2009/11/peranan-


virus.html. (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book MIKROBIOLOGI. JICA. Bandung.

Krisno,Agus.2011.(Online).(http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/10/pat
ogenisitas-mikroorganisme/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Iqbalali. 2008. (Online). http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-


dlm-kehidupan/). (Diakses Kamis tanggal 2 April 2015).

Pediatri, sari. 2001. (Online). Patofisiologi Infeksi Bakteri pada Kulit.


(Diakses hari Kamis tanggal 2 April 2015).

Waluyo, Lud. 2012. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang.


Malang

31

Anda mungkin juga menyukai