NIM : 1623734516
SEMST : VI
POLITEKNIK NEGERI
KUPANG
2019
PEMELIHARAAN PLTU PACITAN JAWA TIMUR
1.Boiler
2.Kondensor
3.Turbin
4.Generator
5.Tarformator
1. Boiler/Rungan Bakar
a. pemeliharaan breakdown
2. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat penukar kalor (heat exchanger) yang digunakan untuk merubah
uap bekas turbin menjadi air. Uap setelah melakukan kerja didalam turbin didinginkan
dengan air pendingin sehingga terkondensasi menjadi air. Air kondensat ini selanjutnya
digunakan lagi didalam siklus sebagai air pengisi boiler.
Proses perubahan uap menjadi air di kondensor menimbulkan pelepasan panas dari uap ke air
pendingin. Jumlah panas yang berpindah atau diserap air pendingin sangatlah besar
mengingat jumlah uap bekas turbin juga besar. Panas ini kemudian dibuang ke laut atau ke
udara tanpa dapat dimanfaatkan. Hal ini merupakan kerugian yang terbesar didalam siklus
panas PLTU.
Selain fungsi utamanya untuk mengkondensasikan uap menjadi air, kondensor juga
mempunyai fungsi lain sebagai :
- penampung dan pengontrol air kondensat
- pembuang udara atau gas yang tidak terkondensasi
- penambah energi ke turbin karena vakum
Dilihat dari proses perpindahan panasnya kondensor terdiri dari dua jenis, yaitu kondensor
kontak langsung dan kondensor permukaan.
Kondensor jet adalah kondensor kontak langsung yang banyak digunakan. Kondensor jet
digunakan pada pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang siklus kerjanya terbuka.
Perpindahan panas pada kondensor jet dilakukan dengan menyemprotkan air pendingin ke
aliran uap secara langsung. Air kondensat yang terkumpul di kondensor sebagian digunakan
sebagai air pendingin kondensor dan selebihnya dibuang.
Untuk mempertahankan kondisi tekanan (vakum) di dalam kondensor, level air di hotwell
perlu dipertahankan (dikontrol). Terlalu tingginya air di dalam kondensor akan mengganggu
proses penyemprotan, dan terlalu rendah akan meyebabkan terjadinya gangguan pada pompa
air pendingin (Condensate Pump). Selain itu vakum di kondensor dipertahankan dengan
mengeluarkan gas-gas dan udara yang tidak terkondensasi.
3.Turbin
PemeliharaanRutin
Beberapapemeliharaanrutin yang dapat dilakukan pada saat turbin beroperasi,
diantaranya :
Penambahan grease pada bagian yang memerlukannya
Menambah minyak pelumas kedalam tangki
Membersihkan minyak pelumas melalui instalasi pemurni minyak pelumas.
Membuang air dan lumpur melalui drain tangki minyak pelumas dan memeriksa
kondisiminyak pelumas.
Mengencangkanbaut-baut yang longgar
Menutupataumengurangikebocoranpada seal katup-katup.
4.Generator
Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan penggeseran
dari blok isolasinya.
Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
Cek ujung komponen dibawah cincin penahan.
Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial.
Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower, dan journal
poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic test atau dye
penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material tersebut).
Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.
Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-pasak rotor dan
beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan perubahan
bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
Periksa keausan bahan bantalan.
Ukur tahanan isolasi kumparan.
Pemeliharaan generator pada stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan , yang meliputi :
Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan Generator DC”,
meliputi :
Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak rata.
Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya.
Cek baut-baut pengikat.
Ukur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.
Tes pendeteksi temperatur (RTD).
Cek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.
Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa Sikat” (Brushless
excitartion), meliputi :
Periksa dioda penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas terjadi
pemanasan lebih dan kerusakan.
Periksa zekering, diganti bila ada yang putus.
Cek baut-baut terminal.
Lakukan pengukuran tahanan isolasi.
Periksa penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
Bersihkan seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.
5.Tarformator
Pemeliharaan transformator bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan
secara tiba-tiba, untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur
teknisnya ( Preventive Maintenance ), dapat beroperasi sesuai sasaran yang diharapkan, aman
bagi manusia dan lingkungan, andal dalam sistem penyaluran tenaga listrik serta dapat
melakukan effesien. Kegiatan ini dilaksankan secara berkala dengan berpedoman kepada
Instruksi Manual dari pabrik, standar standar yang ada dan pengalaman operasi
dilapangan.Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan berdasarkan waktu ( Time
Base Maintenance ). Metodelogi yang digunakan meliputi literature, diamana perumusan
yang diperoleh selanjutnya sebagai dasar untuk menganalisa. Studi pustaka mengumpulkan
bahan-bahan dari berbagai sumber pustaka yang menunjang pada teori dan data penulisan.
Memperhatikan SOP ( Standar Operating Prosedure ) dalam pelaksanaan Pekerjaan
Pemeliharaan Gardu distibusi tiang portal. Pada saat pelaksanaan tegangan pada Jaringan
Tegangan Menengah ( JTM ) beroperasi dibebaskan dengan membuka Fuse Cut Out, muatan
induksi dari Transformator di buang ( discharge ) dengan menggunakan tongkat arde dan
ditanahkan ( diground ), untuk mencegah tegangan balik yang dimungkinkan adanya
pelanggan menggunkan Genset, lepas Saklar Utama ( Hafboom schakelaar ) dan pasang
pentanahan sampai pekerjaan pemeliharaan selesai.