Anda di halaman 1dari 13

KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN

(PENYULUHAN)

I. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara


menguntungkan terhadap kebiasaan,sikap,dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan
kesehatan perseorangan,masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini dipersiapkan dalam rangka
mempermudah diterimanya secara sukarela perilaku yang akan meningkatkan atau memelihara
kesehatan (Menurut Wood 1926,yang dikutip oleh Azwar 1983).

Nayswander (1947) mengemukakan bahwa Pendidikan Kesehatan adalah Proses


perubahan pada diri manusia yang ada hubungan dengan tercapainya tujuan kesehatan
perorangan dan masyarakat. Pendidikan kesehatan bukanlah suatu yang dapat diberikan oleh
seseorang kepada oran lain dan buka pula sesuatu rangkaian tata laksana yang akan
dilaksanakan ataupun hasil yang akan dicapai,melainkan suatu proses perkembangan yang
selalu berubah secara dinamis dimana seseorang dapat menerima atau menolak keterangan
baru, sikap baru dan perilaku baru yang ada hubungannya dengan tujuan hidup.

Grout (1958) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan


apa yang telah diketauhui tentang kesehatan ke dalam perilaku yang diiinginkan dari
perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan.

Sementara A Joint Committee on Terminologi in Health Education of United States


(1951),mendefinisikan : Pendidikan kesehantan adalah suatu proses penyediaan bahwa
pendidikan kesehatan adalah pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubunganya dengan kesehatan perorangan ataupun
kelompok.

Pada tahun 1973 lembaga ini mengubah definisinya menjadi : Pendidikan kesehatan
adalah suatu proses yang mencakup dimensi dan kegaatan-kegiatan dari intelektual ,psikologi
dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusaia untuk mengambil
keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,keluarga, dan masyarakat.

Proses ini di didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang memberiakn


kemudahan untuk belajar dan perubahan perilaku ,baik bagi tenaga kesehatan maupun bagi
pemakai jasa pelayanan ,termasuk anak-anak remaja.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 1


Steward (1968) yang dikuip Azwar (1983) mendefinisikan : Pendidkan kesehatan
adalah unsur program kesehatan dan kedokteran yang di dalamnya terkandung rencana untuk
mengubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya
program pengobatan, rehabilitas,pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.

Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,
bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2007: 12).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan


kesehatan adalah usaha atau kegiatan yang membantu individu,keluarga atau masyarakat
dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapi kesehatan secara optimal.

II. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Berdasar batasan WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah Tujuan untuk
mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.

Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan prinsip kesehatan, maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan.

Masalah ini harus benar-benar dikuasai oleh semua kader kesehatan di semua tingkat
dan jajaran, sebab istilah sehat, bukan sekedar apa yang terlihat oleh mata, yakni tampak
badannya besar dan kekar. Mungkin saja sebenernya ia menderita batin atau menderita
gangguan jiwa yang menyebabkan ia tidak stabil,tingkah laku dan sikapnya.

Menurut Notoatmodjo (2003) tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan


status kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit,mempertahankan derajat kesehatan yang
sudah ada,memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit,serta membantu pasien dan
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.Secara umum tujuan dari pendidikan kesehatan
adalah mengubah perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan.tujuan ini dapat di
perinci lebih lanjut antara lain,menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di
masyarakat, menolong individu agar mandiri secara individu maupun kelompok mengadakan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 2


kegiatan untuk mecapai tujuan hidup sehat,mendorong pengembangan dan pengunaan secara
tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada (Herawani 2001).

Sedang menurut Machfoed (2005), pendidikan kesehatan merupan proses perubahan


yang bertujuan untuk mengubah individu,kelompok dan masyarakat menuju hal-hal yang
positif secara terancana melalui proses belajar.Perubahan tersebut mencangkup antara lain
pengetahuan,sikap dan keterampilan melalui proses pendidikan kesehatan.Pada hakikatnya
dapat berupa emosi,pengetahuan,pemikiran keingianan,tindakan nyata dari individu ,kelompok
dan masyarakat.Pendidikan kesehatan merupakan aspek penting dalam meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang garam beryodium ,dengan melakukan pendidikan kesehatan
berarti petugas membantu keluarga dalam mengkonsumsi garam beryodium untuk
meningkatkan derajat kesehatan.

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi
maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).

Jadi tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk memperoleh pengetahuan dan


pemahaman pentingnya kesehatan untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial.

III. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan tingkat
pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4).

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 3


Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi antara lain:
1. Dimensi sasaran pendidikan
Dari dimensi ini dapat di kelompokkan menjadi 3 yakni :
a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
c. Pendidikan kesehatan masyrakat dengan sasarn masyarakat
2. Dimensi tempat pelaksanaan
Dapat berlangsung di berbagai tempat, misalnya:
a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
murid
b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit dengan
sasaran pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas dan sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan
3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan
(five levels of presentation) dari leavel and clark, sebagai berikut :
a. Promosi kesehatan
Dalam tingkat ini pendidikan diperlukan misalnya dalam peningkatan
gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan hygiene perorangan,
dan sebagainya
b. Perlindungan khusus (Specifik Protection)
Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan
khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama dinegara-
negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada
dirinya maupun pada anak-anaknya masih rendah
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Dikarenakan rendahnya pngetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit
yang terjadi dalam masyarakat.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 4


d. Pembatasan Cacad (Disability Limitation)
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang
yang bersangkutan cacad atau ketidakmampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
e. Rehabilitasi (rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit, seringkali seseorang tidak mau
melakukan latihan-latihan untuk pemulihannya, untuk itu diperlukan
pendidikan kesehatan.

IV. Pentingnya Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk


membantu klien baik individu, ,aupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran yang di dalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

Berdasarkan perannya sebagai perawat pendidik, perawat mengalihkan pengetahuan,


keterampilan, dan pembentukan sikap selama pembelajaran yang berfokus pada pasien.
Perubahan perilaku pada pasien selama pembelajaran berupa perubahan pola pikir, sikap, dan
keterampilan yang spesifik.

Untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap, dan keterampilan spesifik tersebut
diperlukan proses intraksi perawat-pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan dan filosofi
pasien secara individual. Dengan demikian perawat mendapatkan gambaran masalah-masalah
pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam pendidikan kesehatan. Kemudian bersama
pasien, perawat melakukan kerja sama demi memecahkan masalah melalui proses negoisasi
tentang pendidikan kesehatan yang diinginkan pasien. Hubungan proses pembelajaran yang
terjadi bersifat dinamis dan intraktif.

Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk meningkatkan status


kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan bertambahnya masalah kesehatan,
mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada, memaksimalkan fungsi dan peran pasien
selama sakit, serta membantu pasien dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.

Pentingnya pendidikan kesehatan dalam keperawatan dapat digambarkan seperti yang


dikemukakan Notoatmodjo ( 1997), tentang hubungan status kesehatan, perilaku, dan
pendidikan kesehatan dengan memodifikasi konsep Blum dan Green seperti pada gambar
tersebut dibawah ini :
Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 5
Gambar 2.4.1 Skema hubungan Status Kesehatan, Perilaku dan Pendidikan kesehatan

Skema tersebut menggambarkan empat faktor yang mempengaruhi “ status kesehatan


“ individu atau masyarakat. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berintraksi
satu sama lain
1. Faktor keturunan
adalah merupakan kondisi yang ada pada manusia serta organ manusia, misalnya pada
keluarga yang menderita diabetes.
2. Faktor pelayanan kesehatan.
Petugas kesehatan berupaya dan bertanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan
pada individu dan masyarakat. Mutu pelayanan yang profesional akan mempengaruhi status
kesehatan masyarakat.
3. Faktor perilaku.
Perilaku bisa berasal dari individu dan dapat pula dipengaruhi dari luar misalnya
pengaruh dari budaya, nilai-nilai ataupun keyakinan yang ada dalam masyarakat.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 6


4. Faktor lingkungan.
Adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang menggambarkan kehidupan
manusia yang dihubungkan dengan status kesehatan yang meliputi : perumahan, penyediaan air
bersih, pembuangan sampah, pembuangan kotoran manusia ( tinja ), halaman rumah, selokan,
kandang hewan, dan ventilasi.
Besarnya kontribusi keempat faktor tersebut terhadap status kesehatan khususnya di
negara berekmbang belum ada penelitian yang membuktikannya, namun apabilah dilakukan
penelitian kemungkinan hasilnya menunjukkan bahwa faktor perilaku yang mempunyai
kontribusi kedua terbesar setelah faktor lingkungan.
Selanjutnya Green menjelaskan bahwa perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor antara
lain :
1. Faktor predisposisi (Predisposing factors )
2. Faktor Pemuking ( enabling factors )
3. Faktor pemerkuat atau pendorong ( Reinforcing factors ).
Dalam hal ini pendidikan kesehatan sebagai faktor upaya intervensi perilaku harus
diarahkan pada ketiga faktor resebut diatas.
Pendidikan kesehatan pada proses keperawatan merupakan tahap intervensi
keperawatan yang diarahkan pada faktor predisposisi, faktor pemuking dan faktor pemerkuat
atau pendorong masalah perilaku baik individu, kelompok, maupun masyarakat.

V. Konsep Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan

Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan merupakan suatu langkah yang


sistematis yang dimulai dari pengenalan masalah pendidikan kesehatan, penyusunan
perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan kesehatan, dan upaya tindak lanjut.
Untuk melaksanakan strategi terbut diatas, maka proses manajemen harus dipakai
dalam kegiatan ini meliputi :
1. Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini, para ahli pendidikan kesehatan harus sudah diikutsertakan
agar dapat menyumbangkan usaha untuk mengubah perilaku dan menyakinkan masyarakat
tentang manfaat usaha kesehatan.
2. Pelaksanaan.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diikutsertakan dalam mengawasi
perkembangan usaha tersebut. Jika ada hambatan atau penyimpangan, maka ia dapat
memberikan bahan pertimbangan atau cara penyelesaian yang lain, terutama yang berhubungan

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 7


dengan keadaan sosial budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, usaha yang dijalangkan
tidak bertentangan dengan sistem norma yang berlaku di tempat tersebut.
3. Penilaian.
Pada tahap ini ahli pendidikan kesehatan diminta untuk turut menilai seberapa jauh
program atau usaha itu telah mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan. Bila terjadi
kemacetan, pendidikan kesehatan dapat ikut memberikan gagasan tentang usaha pemecahan
masalah yang dianggap tepat dan benar.
4. Tindak Lanjut.
Pada tahap ini sebenarnya termasuk dalam kegiatan untuk memantapkan usaha
sehingga dapat berlanjut dengan baik, dan di sinilah perlu diciptakan suatu sistem/mekanisme
yang tepat agar usaha tersebut tidak mengalami kemandekan.
Pengelolaan pembelajaran dalam pendidikan kesehatan harus memperhatikan aspek-
aspek sebagai berikut :
1. Proses belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku baru.
2. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja dengan
berfokus pada aspek kemandirian peserta didik sehingga pengajar harus menciptakan suatu
kondisi dan stimulus tertentu agar peserta didik mau belajar mandiri dan mengubah perilaku
sehat atas kemauannya sendiri.
3. Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan proses belajar yang
digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta.

VI. Metode Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Adanya pesan
tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat
membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses
pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau
petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu
hasil yang optimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 8


Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan
massa (public).
a) Metode Pendidikan Individual (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu
perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena baru saja memperoleh /
mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi
akseptor yang lestari atau ibu hamil tersebut segera minta imunisasi maka harus didekati
perorangan. Dasar digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut.
Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :
1. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)
2. Interview (Wawancara)

b) Metode Pendidikan Kelompok


1) Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari
15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain :
1) Ceramah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai materi dari yang
akan diceramahkan. Untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri dengan :
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik, lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
 Menyiapkan alat-alat bantu pengajaran misalnya makalah
singkat, slide, transparan, sound system, dan sebagainya.
b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut
dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis),
penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 9


 Sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap
ragu-ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah
 Berdiri di depan (di pertengahan), tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu (AVA) semaksimal mungkin.
2) Seminar
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang
suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat. Metode ini
hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas.

2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan
berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara
pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar
oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 10


3) Bola Salju (Snow Balling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang). Kemudian
dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih kurang 5 menit, tiap 2 pasang
bergabung menjadi 1. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4) Kelompok Kecil-Kecil (Bruzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz group) kemudian
dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak dengan kelompok lain dan masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok
tersebut dan dicari kesimpulannya.
5) Memainkan Peranan (Role Play)
Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau
bidan dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat.
Mereka meragakan misalnya bagaimana interaksi / komunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
6) Permainan Simulasi (Simulation Game)
Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan diskusi kelompok.
Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan
monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan menggunakan dadu,
gaco (penunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan
sebagian lagi berperan sebagai nama sumber.

c) Metode Pendidikan Massa (Public)


Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik maka cara yang
paling tepat adalah pendekatan massa.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan perubahan
perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh terhadap perubahan perilaku adalah
wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain :

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 11


a. Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri kesehatan
atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.
b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.
c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan
pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek Dokter Herman Susilo" di televisi
pada waktu yang lalu.
d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.
f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 12


DAFTAR PUSTAKA

Machfodz,Ircham dkk.2005.Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi


Kesehatan.Jakarta:Fitramaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan masyarakat.Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Suliha,Uha dkk.2002.Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan, Jakarta: Penerbit EGC.

Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran”, VisiMedia

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan/

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030-pengertian-
kesehatan-menurut-undang-undang/

Pendidikan Kesehatan |Konsep Pendidikan Kesehatan 13

Anda mungkin juga menyukai