Konsep
Konsep
(PENYULUHAN)
Pada tahun 1973 lembaga ini mengubah definisinya menjadi : Pendidikan kesehatan
adalah suatu proses yang mencakup dimensi dan kegaatan-kegiatan dari intelektual ,psikologi
dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusaia untuk mengambil
keputusan secara sadar dan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,keluarga, dan masyarakat.
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,
bagaimana menghindari atau mencegah hal – hal yang merugikan kesehatan mereka dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan jika sakit, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2007: 12).
Berdasar batasan WHO (1954) tujuan pendidikan kesehatan adalah Tujuan untuk
mengubah perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat.
Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuai dengan prinsip kesehatan, maka dapat
menyebabkan terjadinya gangguan terhadap kesehatan.
Masalah ini harus benar-benar dikuasai oleh semua kader kesehatan di semua tingkat
dan jajaran, sebab istilah sehat, bukan sekedar apa yang terlihat oleh mata, yakni tampak
badannya besar dan kekar. Mungkin saja sebenernya ia menderita batin atau menderita
gangguan jiwa yang menyebabkan ia tidak stabil,tingkah laku dan sikapnya.
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu menerapkan masalah
dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap
masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar,
dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan
kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi
maupun social, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009).
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan, dan tingkat
pelayanan pendidikan kesehatan. (Herawani dkk, 2001: 4).
Untuk mendapatkan gambaran pola pikir, sikap, dan keterampilan spesifik tersebut
diperlukan proses intraksi perawat-pasien dalam menggali perasaan, kepercayaan dan filosofi
pasien secara individual. Dengan demikian perawat mendapatkan gambaran masalah-masalah
pasien dan hal-hal yang perlu diberikan dalam pendidikan kesehatan. Kemudian bersama
pasien, perawat melakukan kerja sama demi memecahkan masalah melalui proses negoisasi
tentang pendidikan kesehatan yang diinginkan pasien. Hubungan proses pembelajaran yang
terjadi bersifat dinamis dan intraktif.
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Adanya pesan
tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat
membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses
pendidikan disamping masukannya sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau
petugas yang melakukannya, dan alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu
hasil yang optimal maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
2) Kelompok Kecil
Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.
Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain :
1) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi
dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat
berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Untuk memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan
berupa pertanyaan-pertanyaan atas kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup, pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa
sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara sehingga tidak menimbulkan dominasi dari
salah seorang peserta.
2) Curah Pendapat (Brain Storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaannya pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara
pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau
papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar
oleh siapa pun. baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadilah diskusi.
Undang-undang No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan & Undang-undang No.29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran”, VisiMedia
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/medicine-history/2091011-pengertian-kesehatan/
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2199030-pengertian-
kesehatan-menurut-undang-undang/