Anda di halaman 1dari 14

REVIEW ARTIKEL 11

Judul : Pengaruh Integritas Objektivitas, dan Kompetensi Auditor Internal


Terhadap Efektivitas Audit Internal dengan Gaya Kepemimpinan
Demokrasi sebagai Variabel Moderasi pada Inspektorat Jenderal
Kementrian dalam negri
Penulis : Prihartono, Theresia, dan Sekar Mayangsari
Identitas Jurnal :
• Nama Jurnal : Jurnal Magister Akuntansi Trisakti
• Volume dan halaman : Vol. 5 Hal. 63 - 88
• Tahun : 2018

Reviewer

• Nama dan NIM : 1. Riahni Purba 12160095


2. Andrew Julius Siregar 12160106

• Tanggal : Rabu, 2 Oktober 2019


1. Rumusan Masalah
Adakah hubungan gaya kepemimpinan terhadap faktor faktor (integritas, objektivitas dan
kompetensi auditor internal) agar efektivitas audit internal dapat tercapai.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji adakah hubungan dari gaya kepemimpinan terhadap
faktor faktor (integritas, objektivitas dan kompetensi auditor internal) agar efektivitas audit
internal dapat tercapai.
3. Teori yang Relevan
Teori Atribusi menjelaskan tentang pemahaman akan reaksi seseorang terhadap peristiwa
di sekitar mereka, dengan mengetahui alasan-alasan mereka atas kejadian yang dialami.
Teori atribusi dijelaskan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan dengan sikap dan
karakteristik individu, maka dapat dikatakan bahwa hanya melihatperilakunya akan dapat
diketahui sikap atau karakteristik orang tersebut serta dapat juga memprediksi perilaku
seseorang dalam menghadapi situasi tertentu.
Fritz Heider juga menyatakan bahwa kekuatan internal (atribut personal seperti
kemampuan, usaha dan kelelahan) dan kekuatan eksternal (atribut lingkungan seperti
aturan dan cuaca) itu bersamasama menentukan perilaku manusia. Dia menekankan bahwa
merasakan secara tidak langsung adalah determinan paling penting untuk perilaku. Atribusi
internal maupun eksternal telah dinyatakan dapat mempengaruhi terhadap evaluasi kinerja
individu, misalnya dalam menentukan bagaimana cara atasan memperlakukan
bawahannya, dan mempengaruhi sikap dan kepuasaan individu terhadap kerja. Orang akan
berbeda perilakunya jika mereka lebih merasakan atribut internalnya daripada atribut
eksternalnya.
4. Hipotesis
H1: Integritas auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
Internal
H2: Objektivitas auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
Internal
H3: Kompetensi auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
Internal
H4: Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap efektivitas audit internal
H5: Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh integritas auditor internal terhadap
efektivitas audit internal
H6: Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh objektivitas auditor internal
terhadap efektivitas audit internal
H7: Gaya kepemimpinan memperkuat pengaruh kompetensi auditor internal
terhadap efektivitas atas audit internal
5. Definisi Variabel dan pengukuran variable

a. Integritas Auditor Internal (x1) :


Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin atas jawaban
serangkaian pernyataan yang tertera dalam lembar kuisioner penelitian, dimana angka1
merepresentasikan jawaban sangat tidak setuju, sedangkan angka 5 merepresentasikan
jawaban sangat setuju. Dimensi yang menjadi pengukuran integritas adalah jujur,
bertanggung jawab, mematuhi peraturan/hukum/kode etik dan menghormati dan
berkontribusi pada tujuan organisasi.
b. Objektivitas Auditor Internal (x2):
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin atas jawaban
serangkaian pernyataan yang tertera dalam lembar kuisioner penelitian, dimana angka
1 merepresentasikan jawaban sangat tidak setuju, sedangkan angka 5
merepresentasikan jawaban sangat setuju. Dimensi yang menjadi pengukuran
objektivitas adalah tujuan audit tercapai, temuan dan rekomendasi yang penting dan
layak, dan profesionalisme auditor.
c. Kompetensi Auditor Internal (x3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin atas jawaban
serangkaian pernyataan yang tertera dalam lembar kuisioner penelitian, dimana angka
1 merepresentasikan jawaban sangat tidak setuju, sedangkan angka 5 Pengaruh
Integritas, Objektivitas, dan Kompetensi Auditor Internal Terhadap Efektivitas Audit
Internal Dengan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Sebagai Variabel Moderasi Pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri 73 merepresentasikan jawaban sangat
setuju. Dimensi yang menjadi pengukuran kompetensi adalah latar belakang
pendidikan, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, sertifikasi jabatan, dan
pengalaman.
d. Efektivitas Internal Audit (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin atas jawaban
serangkaian pernyataan yang tertera dalam lembar kuisioner penelitian, dimana angka1
merepresentasikan jawaban sangat tidak setuju, sedangkan angka 5 merepresentasikan
jawaban sangat setuju. Dimensi yang menjadi pengukuran efektivitas audit internal
adalah tujuan audit tercapai, temuan dan rekomendasi yang penting dan layak, dan
profesionalisme auditor.
e. Gaya Kepemimpinan (Z)
Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 1-5 poin atas jawaban
serangkaian pernyataan yang tertera dalam lembar kuisioner penelitian, dimana angka
1 merepresentasikan jawaban sangat tidak setuju, sedangkan angka 5
merepresentasikan jawaban sangat setuju. Dimensi yang menjadi pengukuran gaya
kepemimpinan adalah wewenang, tanggung jawab dan pengambilan keputusan; cara
komunikasi; dan peranan pimpinan dan bawahan
6. Sampel
Saat penelitian dilakukan, terdapat 99 auditor internal pada Inspektorat Jenderal pada
Kementerian Dalam Negeri. Auditor internal yang menjadi objek penelitian tidak dibatasi
pada usia, jenis kelamin, masa kerja, pendidikan dan jabatan.
7. Uji hipotesis
Model yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut:

Uji statistik deskriptif ditemukan bahwa nilai maksimum variabel integritas, objektivitas,
kompetensi dan gaya kepemimpinan adalah sebesar 5 dengan nilai minimum sebesar 1,
sedangkan variabel efektivitas memiliki nilai maksimum sebesar 5 dan nilai minimum sebesar
2. Nilai rata-rata dari variabel integritas adalah sebesar 4,37 dengan standar deviasi sebesar
0,67, nilai rata-rata untuk variabel obyektivitas adalah sebesar 4,16 dengan nilai standar
deviasi sebesar 0,76, nilai ratarata untuk variabel kompetensi adalah sebesar 4,25 dengan nilai
standar deviasi sebesar 0,69, nilai rata-rata untuk variabel gaya kepemimpinan adalah sebesar
4,12 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,79, nilai rata-rata untuk variabel efektivitas adalah
sebesar 4,10 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,68. Berdasarkan nilai ratarata tersebut
maka para responden menyatakan “setuju” dengan butir-butir pernyataan yang diajukan yang
termuat dalam variabel-variabel tersebut.
8. Hasil dan pembahasan
Dengan menggunakan SPSS dan dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05,
didapatkan nilai Pvalue sebagai berikut :

Mengacu hasil uji t diatas, maka didapatkan persamaan regresi moderasi

(Y=Efektivitas Audit Internal) adalah sebagai berikut:

Y = 2,424 + 0,060 Integritas + 0,133 Objektivitas + 0,192 Kompetensi + 0,200 Gaya


Kepemimpinan Demokratis + 0,587 Integritas yang dimoderasi Gaya Kepemimpinan
Demokratis - 0,394 Objektivitas yang dimoderasi Gaya Kepemimpinan Demokratis + 0,011
Kompetensi yang dimoderasi Gaya Kepemimpinan Demokratis.
a. H1 ditolak : Variabel Integritas pada hasil Moderated Regression Analysis menunjukkan
nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,118 dengan arah positif 1,194
b. H2 diterima : Variabel Objektivitas pada hasil Moderated Regression Analysis
menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,031 dengan arah
positif 1,901
c. H3 diterima : Variabel Kompetensi pada hasil Moderated Regression Analysis
menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,006 dengan arah
positif 2,558
d. H4 diterima : Variabel Gaya Kepemimpinan pada hasil Moderated Regression Analysis
menunjukkan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,011 dengan arah
positif 2,355
e. H5 ditolak : Variabel Integritas yang dimoderasi oleh variabel Gaya Kepemimpinan pada
hasil Moderated Regression Analysis menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar
dari 0,05 yaitu sebesar 0,039 dengan arah positif 1,783
f. H6 ditolak : Variabel Objektvitas yang dimoderasi oleh variabel Gaya Kepemimpinan
pada hasil Moderated Regression Analysis menunjukkan nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,153 dengan arah negatif 0,126
g. H7 ditolak : Moderated Regression Analysis menunjukkan nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,488 dengan arah positif 0,030

Dengan demikian hasil pembahannya sebagai berikut :


Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas audit internal dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Integritas, Objektivitas,
Kompetensi dan Gaya Kepemimpinan dapat menjelaskan 57,8% variasi variabel
Efektivitas Audit Internal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model penelitian ini mempunyai pengaruh secara
simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen, serta bahwa variabel
Objektivitas dan Kompetensi mempengaruhi variabel Efektivitas Audit Internal.
9. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan serta hasil pengujian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a. Integritas tidak berpengaruh terhadap Efektivitas Audit Internal. Hal ini menunjukkan
bahwa integritas auditor internal tidak berpengaruh positif terhadap efektivitas audit
internal pada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Manadri (2016) dan Daya
(2014) yang menyebutkan bahwa integritas memiliki pengaruh positif terhadap
efektivitas audit internal.
b. Objektivitas berpengaruh positif terhadap Efektivitas Audit Internal. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat objektivitas auditor internal, maka
efektivitas audit internal pada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri akan
semakin tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Harahap (2015)
dan Endaya (2016) yang menyebutkan bahwa objektivitas berpengaruh positif, baik
terhadap kualitas hasil audit dan efektivitas audit internal.
c. Kompetensi berpengaruh positif terhadap Efektivitas Audit Internal. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kompetensi auditor internal, maka
efektivitas audit internal pada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
Pengaruh Integritas, Objektivitas, dan Kompetensi Auditor Internal Terhadap
Efektivitas Audit Internal Dengan Gaya Kepemimpinan Demokrasi Sebagai Variabel
Moderasi Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri85 akan semakin
tinggi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Shamsuddin (2014) dan Yusuf
(2014) yang menyebutkan kompetensi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas
hasil kerja auditor.
d. Gaya Kepemimpinan Demokratis berpengaruh positif terhadap Efektivitas Audit
Internal. Hal ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dari pimpinan pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri mempengaruhi secara positif para
auditor internal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai
tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yaitu
Setiyadi, I.N. (2016) dan Sudibyo (2016) yang menyebutkan bahwa Gaya
Kepemimpinan berpengaruh positif baik terhadap kinerja auditor, maupun efektivitas
sistem pengendalian dalam mendeteksi risiko fraud. 5. Gaya Kepemimpinan
Demokratis tidak memperkuat pengaruh Integritas terhadap Efektivitas Audit Internal.
Hal ini menunjukkan gaya kepemimpinan dari pimpinan di Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri dapat memperkuat pengaruh integritas auditor internal
terhadap efektivitas audit internal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan Setiyadi, I.N. (2016) dan Sudibyo (2016) yang menyebutkan bahwa
gaya kepemimpinan berpengaruh positif baik terhadap kinerja auditor, maupun
efektivitas sistem pengendalian dalam mendeteksi risiko fraud. 6. Gaya Kepemimpinan
Demokratis tidak memperkuat pengaruh Objektivitas terhadap Efektivitas Audit
Internal. Hal ini menunjukkan gaya kepemimpinan dari pimpinan di Inspektorat
Jenderal Kementerian Dalam Negeri tidak dapat memperkuat pengaruh objektivitas
auditor internal terhadap efektivitas audit internal. Hal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Widhi (2014) yang menyebutkan bahwa gaya
kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
e. Gaya Kepemimpinan Demokratis memperkuat pengaruh Kompetensi terhadap
Efektivitas Audit Internal. Hal ini menunjukkan gaya kepemimpinan dari pimpinan di
Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri tidak dapat memperkuat pengaruh
kompetensi auditor internal terhadap efektivitas audit internal. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widhi (2014) yang menyebutkan bahwa
gaya kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
10. Pengembangan Penelitian
Saran untuk penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan jumlah indicator pernyataan
variabel agar tidak terlalu banyak, namun tetap dapat mengukur variable dengan baik yang
digunakan dalam penelitian, sehingga responden dapat lebih efektif menjawab kuisioner.
Selain itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel- variabel lain baik variabel
independen, maupun moderasi yang juga mempunyai pengaruh terhadap efektivitas audit
internal, sebagai contoh Sertifikasi Auditor Internal dan Teknik Audit Berbantuan
Komputer (TABK).
REVIEW ARTIKEL 12

Judul : Mandatory Audit Firm Rotation and Audit Quality


Penulis : Mara Cameran, Annalisa Prencipe, Marco Trombetta
Identitas jurnal

• Nama jurnal : European Accounting Review


• Volume dan halaman : Hal. 1-25
• Tahun : 2014
Reviewer

• Nama dan NIM 1. Riahni Purba 12160095


2. Andrew Julius Siregar 12160106

• Tanggal : Rabu, 2 Oktober 2019


1. Rumusan masalah (research problem or question )
Bagaimana efek dari rotasi perusahaan audit terhadap kualitas audit ?
2. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki efek bahwa rotasi perusahaan audit wajib
akan memiliki kualitas audit.
3. Teori yang relevan
Teori keagenan adalah penyelasaran antar kepentingan principal dan agent dalam sebuah
kontrak sehingga tidak terjadinya konflik kepentingan yang cenderung menginginkan
keuntungan sendiri dengan merugikan pihak lain. Auditor eksternal dianggap mampu
menjembatani kepentingan antara pihak princial dan agent. Peran auditor memberikan opini
atas kewajaran laporan keuangan yang bebas salah saji material, sehingga mampu
memperkuat kepercayaan principal terhadap agent.
4. Hipotesis
Kualitas audit lebih tinggi dalam periode keterlibatan tahun ketiga
5. Definisi dan pengukuran variabel

• Independen
Senate,1976) dalam Sambo, E.M (2012) untuk pertama kali menyatakan bahwa rotasi
auditor bersifat mandatori adalah cara untuk memperkuat independensi auditor.
Pengukuran variabel:
Rotasi audit diukur dengan variabel dummy yaitu nilai 1 jika perusahaan melakukan
rotasi dan nilai 0 jika perusahaan tidak melakukan rotasi auditor selama tiga tahun
berturut-turut.

• Dependen
Kualitas audit adalah karakteristik atau gambaran praktik dan hasil audit berdasarkan
standar auditing dan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab profesi seorang auditor.
Pengukuran variabel:
Rumus yang digunakan adalah ROA (earnings/total assets) sebagai tolak ukur kualitas
audit
6. Sampel
Sampel kami untuk analisis berbasis akrual terdiri dari perusahaan-perusahaan non-finansial
Italia yang terdaftar di Milan Stock Exchange. Periode sampel mencakup 20 tahun dari 1985
hingga 2004.
7. Uji hipotesis

8. Hasil dan pembahasan


Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif untuk data sampel yang digunakan untuk analisis berbasis akrual
disajikan pada Tabel 2. Raw AWCA (n = 1184) rata-rata sedikit positif. Penting untuk
dicatat bahwa sampel kami agak seimbang antara peningkatan pendapatan (n = 612) dan
penurunan pendapatan (n = 572) AWCA. Dominasi sedikit AWCA positif konsisten dengan
rata-rata positif dan median nilai AWCA mentah.
Analisis Regresi

Untuk masing-masing dari tiga estimasi akrual, kami memperkirakan Model (1). Hasilnya
disajikan pada Tabel 5, di mana masing-masing dari tiga definisi AWCA digunakan sebagai
variabel dependen. Mengingat bahwa kami memiliki panel data, kami memperkirakan
model dengan efek tetap perusahaan dan tahun. Untuk memastikan bahwa hasil kami tidak
didorong oleh pengamatan abnormal (pencilan), kami melakukan prosedur berikut. Pertama,
kami menjalankan setiap regresi pada keseluruhan sampel. Untuk masing-masing regresi
pendahuluan (tidak berkekurangan) ini, kami menghitung statistik selisih (DFIT), yang
memungkinkan identifikasi semua pengamatan yang memiliki bobot tinggi tidak normal
pada estimasi awal koefisien. Kemudian, kami menjalankan kembali setiap regresi pada
sampel yang dikurangi tanpa masing-masing pengamatan berpengaruh. Teknik ini
diterapkan regresi dengan regresi. Sebagai akibatnya, pengamatan berpengaruh mungkin
berbeda untuk setiap regresi.
9. Kesimpulan
Pengaturan kelembagaan Italia tampaknya sangat cocok untuk menguji hipotesis kami
tentang aturan MAR, tidak hanya karena aturan tersebut benar-benar ada, tetapi juga karena
kesamaannya dengan negara-negara besar Eropa (dan non-Eropa) lainnya.
10. Pengembangan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya kualitas audit aktual yang diperiksa. Sementara
hasil menunjukkan bahwa kualitas audit aktual dikaitkan dengan lamanya masa audit,
persepsi kualitas audit tidak ditangani, yang dapat meningkat dengan rotasi perusahaan
audit. Untuk penelitian selanjutnya, untuk pemeriksaan sebaiknya dilakukan ke sector
lainnya agar dapat menjamin kualitas rotasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai