Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................


1.2 Rumusan masalah..............................................................................
1.3 Tujuan penulisan...............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................

A. Eksistensi dan Martabat Manusia.....................................................


1. Eksistensi individual ................................................................
2. Eksistensi sosial.......................................................................
B. Tujuan, fungsi dan peranan manusia............................................................
C. Kedudukan manusia sebagai abdullah / hamba Allah..................................
D. Tanggung Jawab Manusia............................................................................
1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah...................................
2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah..................................
E. Iman dan Taqwa menjawab problem dan tantangan kehidupan modern...

BAB III PENUTUP.............................................................................

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena telah melimpahkan rahmatNya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Makalah yang berjudul
“eksistensi dan martabat serta tanggung jawabnya “ disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah agama islam.

Makalah ini berisi tentang eksistensi dan martabat manusia serta tanggung
jawabnya. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dai segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang eksistensi dan martabat
manusia serta tanggung jawabnya dapat memberi manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.

Semarang, 15 September 2019

Penyusun

BAB I

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Eksistensi manusia di dunia ditandai dengan upaya tidak henti-
hentinya untuk menjadi manusia. Upaya ini berlangsung dalam dunia
ciptaannya sendiri, yang berbeda dengan dunia alamiah, yakni
kebudayaan.
Dalam kemajuan teknologi dan arus globalisasi yang semakin
meningkat, menjadikan manusia itu bertindak kurang baik. Banyak yang
meniru gaya pakaian dan tingkah laku budaya barat. Sehingga manusia
sendiri lupa akan hakekat beliau diciptakan Allah SWT.
Manusia diciptakan Allah sebagai hamba, dia harus senantiasa
beribadah hanya kepada-nya. Hanya Allah yang wajib disembah dan hanya
kepada Allah manusia memohon pertolongan. Beribadah kepada Allah
merupakan prinsip yang paling hakiki bagi orang Islam, sehingga
mencerminkan pengabdian itu di atas segala-galanya.
Berdasarkan kenyataan yang ada, manusia telah lupa tentang hakekat
dia diciptakan. Banyak yang telah menyembah selain Allah dan banyak
juga yang berperilaku menyimpang dengan meniru kebudayaan
barat.sehingga kmai ingin mengingatkan sesama kaum muslimin dan
muslimat dengan menyusun makalah tentang Eksistensi dan Martabat
Manusia serta tanggung jawabnya agar manusia sadar tentang hakikat dia
diciptakan Allah dan semoga segera bertaubat jika sudah tau bahwa hal
yang dilakukan salah.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengapa eksistensi dan martabat manusia pelu dipelajari?
2. Bagaimana tanggung jawab manusia sebagai khalifah dan hak
sebagai hamba?
3. Bagaimana iman dan taqwa serta tantangan dalam kehidupan
modern?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar manusia dapat mengetahui eksistensi dan martabat manusia
yang sebenarnya menurut islam.
2. Supaya menambah iman dan ketaqwaan manusia.

iii
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab manusia sebagai khalifah dan
hak sebagai hamba.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Eksistensi dan Martabat Manusia


Manusia adalah ciptaan Allah diantara ciptaan-ciptaan yang lain
keadaan manusia dimuka bumi dimulai sejak nabi adam dan hawa yang
diturunkan dari surga karena tergoda bujukan iblis sehingga tidak
mematuhi laranga Allah, manusia perlu mengenal dan memahami hakekat

iv
dirinya sendiri agar mampu mewujudkan eksistensi yang ada dalam
dirinya. Pemahaman dalam hidup akan mengantar manusia pada kesediaan
untuk mencari makna serta arti kehidupan sehingga hidupnya tidak
menjadi sia-sia, dalam pembahasan ini dimaksud makna dan arti sebagai
hamba Allah, dalam rangka menjalankan hak dan kewajiban atau
kebebasan dan tanggung jawab mencari ridhonya.
Manusia memiliki berbagai eksistensi dalam hidupnya sebagai
berikut :
1. Eksistensi individual
dalam kata lain manusia adalah subjek yang berbeda dalam
hidupnya, sebagai subjek manusia meupakan misteri bagi yang
lain namun tiak berarti bahwa orang lain itu tidak dapat
memahami dirinya, setiap subjek mempunyai keniscayaan untuk
memahami subjek yang lain bagi para eksistensialis subjek di
mengerti sebagai individu yang unik, pengakuan individualitas
subjek manusia diukur secara empiris dalam keterlibatannya
dengan sesama ataupun lingkungannya, manusia tidak mungkin
hidup tanpa orang lain Tuhan menciptakan manusia sebagai
mahluk individual dan mahluk sosial, dengan demikian,
individualitas dan sosialitas seseorang akan terwujud jika sesuai
dengan hakekat kemanusiannya, dari uraian tersebut dapat du
tarik berbgai kesimpulan tentang manusia.
a) Manusia ada karena diciptakan, manusia tidak memiliki
peranan dalam proses penciptaan, bahkan tidak bisa
menolak kondisi yag aka diterimanya, secara substansial
susunan manusia tediri dari tubuh (fisik) dan jiwa
(psikis).
b) Manusia adalah mahluk yang mandiri (individual) dan
hidup bermasyarakat (sosial), individualitas manusia
mengandalan perpaduan (kesatuan), tubuh, bentuk, dan
jiwa (isi) yang mandiri dan individu berdiri sediri, tidak
sama atau berbeda satu dengan yang lain, memiliki
identitas atau jati diri.

v
2. Eksistensi sosial
seperti yang telah di uraikan dalam eksistensi individual
manusia adalah mahluk sosial, hidup secar berkelompok baik
dalam keluarga, suku, atau masyarakat luas untuk saling
menjamin dan berlangsungnya terpenuhinya kebutuhan hidup
masing masing. Norma sosial merupakan sturan atau
kesepakatan bersama yang menjamin kebebasan aktivitas
kegiata individu selama tidak merugikan orang lain atau
merusak tatanan masyarakat.
B. Tujuan, fungsi dan peranan manusia
Manusia diturunkan ke dunia ini bukannya tanpa peran. Manusia
sesungguhnya mempunyai kedudukan dan tugas yang telah melekat
padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka bumi ini.
C. Kedudukan manusia sebagai abdullah / hamba Allah
Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan
Allah, tidak boleh membangkang padaNya. Jika kita membangkang
maka kita akan terkena konsekuensi yang sangat berat. Kita adalah
budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui olehNya,
harus menyenangkanNya, harus mengagungkanNya.
Dengan kedudukan ini, maka manusia mempunyai dua tugas,
pertamma, ia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian
sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mngerjakan
ibadah secara ritual saja, seperti, sholat, puasa, haji, dan sebagainya.
Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua
aktivitas baik dalam hubungan vertikal kepada Allah SWT maupun
bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridhoan
Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist. Dan
tentunya dari makna ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan
pribadi seorang muslim sejati dimana seorang muslim yang
mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa memberi warna yang
baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak
memberi manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala
aktivitas ibadah maupun aktivitas keseharian kita dimanapu berada di

vi
rumah, di kampus, di jalan dan dimanapun haruslah hanya dengan niat
yang baik dan lillahi ta’ala, tanpa ada motivasi lain selain Allah. Di
dalam Adz Dzariyat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepadaKu.”
Kita beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita,
Allah sama sekali tiak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun semua
orang di dunia ini menyembahNya, melakukan sujud padaNya, taat
padaNya, tidaklah hal tersebut semakin menyebabkan meningkatnya
kekuasaan Allah. Jadi sebebnarnya yang membutuhkan Allah ini
adalah kita, yang tergantung kepada Allah ini adalah kita , yang
seharusnya mengemis minta belas kasihan Allah ini adalah kita. Yang
seharusnya menjadi hamba yang baik adalah kita. Allah
memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah untuk
kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasi kepadaNya, atas
nikmat yang diberikanNya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa,
Allah SWT berfirman: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertaqwa.” [2:21]
D. Tanggung Jawab Manusia
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri
manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi juga tergeser oleh faktr eksternal
setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila
kepribaian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada
dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa
melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan
tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab
masing-masing individu berbeda.
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatu dan akibatnya. Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.

vii
Tanggung jawab bersifat kodratii, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan
tanggung jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada
pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang
berbuat dan dari sisi yang kepentingan lain.
Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan
perasaan nurani dan hati manusia, yang mempunyai pengaruh besar
dalam mengarahkan sikap kita menuju hal positif. Nabi bersabda:
“Mintalah petunjuk pada hati (nurani)mu.”
Seorang muslim tidak boleh melepas tangan (menghindar dari
tanggung jawab) dengan beralasan bahwa kesalahan yang ia kerjakan
adalah takdir yang ditentukan Allah kepadanya.Tanggung jawab tetap
harus ditegakkan. Allah hanya menentukan suratan tentang apa yang
akan dikerjakan manusia berdasarkan keinginan merekan yang
merdeka, tidak ada paksaan. Dari sinilah manusia dituntut untuk
bertanggung jawab terhdap apa yang ia lakukan. Mulai dari hal yang
sangat kecil sampai yang paling besar. “Barang siapa yang berbuat
kebaikan, walau sebesar biji atom, dia akan melihatnya. Dan barang
siapa yang berbuat kejelekan, walau sebesar biji atom, maka ia akan
melihatnyay pula” (al Zalzalah7-8).
1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah
Hamba Allah adalah orang yang taat dan patuh kepada
perintah Allah. Hakikat kehambaan kepada Allah adalah
ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan. Dalam hubungannya
dengan Allah, manusia menempati posisi sebagai ciptaan dan
Allah sebagai pencipta. Hal ini sudah termaktub dalam Al-
Qur’an tentang tujuan Allah menciptakan manusia, yakni
untuk menyembah kepadaNya. Konsekuensinya manusia
sebagai hamba Allah, dia harus senantiasa beribadah hanya
kepadaNya. Hanya Allah lah yang disembah dan hanya kepada
Allah lah manusia mohon pertolongan (QS. Al-Fatihah :5).
2. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah Allah

viii
Jauh sebelum manusia diciptakan, Tuhan telah
menyampaikan kepada malaikat bahwa Dia akan menciptakan
Khalifah Allah di muka bumi. Dia yang bertugas mengurus
bumi dengan seluruh isinya, dan memakmurkannya sebagai
amanah dari Allah.
Konsekuensi kekhalifahan manusia dimuka bumi adalah
membangun, mengolah, dan memakmurkan bumi ini dnegan
sebaik-baiknya. Dengan demikian kehidupan seorang muslim
akan ipenuhi dengan amanilah dan kerja keras yang tiada henti.
Manusia yang dianggap sebagai khalifah tidak akan
menjunjung tinggi tanggung jawab kekhalifahannya tanpa
dilengkapi potensi-potensi yang memungkinkannya mampu
melaksanakan tugasnya. M. Quraish Shihab mengemukakan
beberapa potensi yang diberikan Allah kepada manusia
sehubungan dengan kedudukannyay sebagai khalifah Allah
dimuka bumi, yakni :
a. Kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi, dan
kegunaan segala macam benda. Dengan potensi ini
manusia dapat menemukan hukum hukum dasar
alam semesta, menyusun konsep, mencipta,
mengembangkan, dan mengemukakan gagasan
untuk melaksanakannya serta memiliki pandangan
menyeluruh terhadapnya.
b. Pengalaman selama berada disurga, baik yang
manis seperti kedamaian dan kesejahteraan, mupun
yang pahit seperti keluarnya adam dan hawa akibat
terbujuk rayuan syaitan. Tuhan telah menaklukan
dan memudahkan alam semesta ini untuk diolah
manusia.
c. Tuhan memberikan peetunjuk kepada manusia
selamam berada di bumi.
E. Iman dan Taqwa menjawab problem dan tantangan kehidupan
modern

ix
Salah satu ciri kehidupan modern yang paling menonjol adalah
sikap masyarakat yang sangat agresif terhadap kemajuan. Kemajuan
tersebut didorong oleh berbagai prestasi yang dicapai oleh iptek.
Kehidupan modern juga ditandai dengan adanya :
1. Penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan
manusia.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
wujud dari kemajuan intelektual manusia.
Kemajuan kehidupan modern menuntut adanya peningkatan
kualitas sumber day amanusia yang handal, baik kualitas yang bersifat
jasmani, lebih-lebih kualitas yang bersifat rohani. Kecenderungan
gaya hidup pada kehidupan modern semakin matrealistis. Matrealistis
sudah mendominasi dan menguasai kehidupan manusia.
Keberhasialan dan kegagalan ukuran tunggalnya adalah kegagalan an
keberhasila dalam materi. Orang beriman tidak akan khawatir dengan
keadaan dunianya yang fana ini demi mencapai keberuntungan yang
abadi di akhirat kelak.
Yusuf Qardhawi memberikan uraian tentag peran iman dalam
menjawab problem dan tantangan kehidupan modern, (Yusuf
Qardhawi, 200:77) yaitu :
a. Mendatangkan kebahagiaan
Kebahagiaan adalah dambaan semua orang. Dari para
ilmuan yang mencurahkan eluruh waktunya untuk
menelaah pengetahuan sampai orang awam yang selalu
memeras keringat. Banyak orang mencari kebahgiaan,
tetapi mereka mencarinya bukan pada alamat yang tepat
dimana kebahagiaan itu berada.
Ada sebagian manusia yang mencari kebahagiaan di
dalam tumpukan materi, beragam kemewahan dan
kesenangan duniawi. Dihambakan dirinya kepada syahwat
dan birahi, dipenuhinya segala harapan dan keinginan.
Namun, hal itu hanya sesaat atau bahkan setiap kali dia

x
mendapatkannya, masalah baru yang tak perna terduga
sebelumnyay muncul.
Apakah hidup bahagia didapat dengan kesenangan
dan harta? Sebagian berpendapat demikian. Namun, kita
bisa melihat negara-negara yang tingkatan ekonomi tidak
pernah kedengaran. Tetapi tetap saja mereka masih
merasakan kesempitan dan penderitaan.
Jika kebahagiaan bukan terletak pada harta, apakah
kebahagiaan itu terletak pada anak? Tidak sedikit orang tua
yang merasakan penderitaan lahir batin akibat perbuatan
anak-anaknya. Demikian kenyataannya, sehingga Allah
memerintahkan kepaa orang tua agar senantiasa memohon
kepadaNya agar diberikan karunia anak-anak dan keluarga
yang baik (QS. Al-Furqon:74).
Kebahagiaan sebenarnya terletak dalam diri manusia
sendiri. Perasaan bahagia tidak terletak dalam harta yang
banyak, dalam kekuasaan dan kemuliaan, dalam berbagai
macam kesenangan dan kefoya-foyaan.
Kebahagiaan adalah sesuatu yang abstrak, yang tidak
dapat dilihat oleh mata, tidak dapat dihitung dengan angka-
angka, dan tidak bisa dibeli dengan uang. Kebahagiaan
ialah sesuatu yang dirasakan didalam batin manusia, yaitu
didalam jiwa yang bersih, hati yang damai, perasaan yang
lapang dan tenang. Jadi kebahagiaan itu sesuatu yang
tumbuh dan berkembang didalam diri manusia yang tidak
daatang dari luar.
b. Memberi kedamaian jiwa
Kedamaian jiwa adalah kunci utama untu menggapai
hidup. Kedamaian semata-mata merupakan produk dari
suatu hal, dantidak bisa digantikan dengan yang lain, yakni
iman kepada Allah secara benar dan mantap, tidak
bercampur dengan keraguan dan kepalsuan.

xi
Orang yang beriman memperoleh ketenangan jiwa
dan kedamaian karena dia telah menempuh jalan hidup
yang sesuai dengan fitrah yang ditetapkan Allah dalam jiwa
manusia yang memiliki pembawaan kesucian dan kebaikan
inilah yang akan membawa ketrentaman dan rasa aman
dalam diri manusia.
c. Melahirkan sikap berkecukupan
Keimanan akan mendatangkan perasaansenang dan
puas (qana’ah) serta bersyukur kepada Allah atas rezeki
yang telah dilimpahkan kepadanya. Sikap ini menjadikan
orang yang beriman merasa cukup terhadap karunia yang
diterimanya dari Allah. Dengan demikian manusian
terhindar dari kecenderungan materialistis yang berlebihan.
Perasaan qana’ah atas apa yang telah dianugerahkan Allah
akan menumbuhkan perasaan tentram dan damai dalam
jiwa manusia.
d. Melahirkan rasa aman
Keimanan akan menumbuhkan perasaan aman dalam
jiwa seseorang. Seseorang yang memiliki keimanan tidak
dihantui rasa cemas. Bagi orang yang berian, tidak ada kata
sukar dalam meniti kehidupan moder ini. Segala yang
sukar dirasakan ringan, yang jauh dirasakan dekat, yang
terjal dirasakan mulus, segalanya dijalani dengan perasaan
bahagia. Dia tidak dihinggapi perasaan takut dan cemas,
kecewa dan keluh keah, tidak disertai dengan nyali ciut dan
perasaan khawatir. Semua yang dilakukan semata-mata
hanya untuk menggapai keridhoan Allah.
e. Keimanan menumbuhan sikap optimis
Perasaan optimis merupakan kekuatan yang mampu
membangkitkan kemauan untuk berbuat. Ia mampu
menumbuhkan semangat untuk selalu melaksanakan
kewajiban, menyingkiran perasaan malas, serta
menumbuhkan keseriusan. Karena optimis akan

xii
mendapatkan keridhoan Allah dan kenikmatan surga, orang
yang beriman bersedia melawan hawa nafsu, sentaati
perintah dan menjauhi laranganNya. Optimisme yang
memberi konstribusi besar kepada manusia yaitu
optimisme yang tumbuh dari keimanan, percaya akan
adanya pertolongan dan kasih sayang dari Allah.
f. Membuat jiwa tegar dalam menghadapi cobaan
Keimanan menjadikan manusia lebih tahan dan sabar
dalam menghadapi cobaan dan tantangan kehidupan
modern, teguh pendirian dalam menghadapi kesulitan
hidup. Orang yang beriman menyadari bahwa cobaan yang
diterimanya bukanlah suatu pukuln yang tiba-tiba datang
menyerang tanpa kompromi, melainkan sesuai dengan
ketentuan, kebijaksanaan, dan keputusan dari Allah yang
Maha Menentukan.
Keimanan memang tidak memberikan solusi yang
sifatnya jasmani terhadap problematika dan tantangan
kehidupan modern, tetapi solusi yang diberikan oleh
keimanan merupakan penyeimbang dari solusi-solusi lain.
Keimanan memenuhi kebutuhan rohani manusia, sehingga
dia menjadi lebih sempurna dan dewasa dalam menjalani
kehidupan modern ini.

xiii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Allah menciptakan alam semesta ini bukan untukNya, tetapi untuk
seluruh makhluk yang diberi hidup dan kehidupan. Sebagai pencipta dan
sekaligus pemilik, Allah mempunyai kewenangan dan kekuasaan absolut
untuk melestarikan dan menghancurkannya tanpa diminta
pertanggungjawaban oleh siapapun. Namun begitu, Allah telah
mengamanatkan alam seisinya dengan makhlukNya yang patut diberi
amanat itu, yaitu manusia sebagai khalifah di bumi. Dan oleh karenanya
manusia adalah makhluk Allah yang dibekali dua potensi yang sangat
mendasar, yaitu kekuatan fisik dan kekuatan rasio, disamping emosi dan
intuisi. Ini berarti, bahwa alam seisinya ini adalah amanat Allah yang kelak
akan minta pertanggungjawaban dari seluruh manusia yang selama
hidupnya di dunia ini pasti terlibat dalam amanat itu.
Manusia diberi hidup oleh Allah tidak secara otomatis dan langsung,
akan tetapi melalui proses panjang yang melibatkan berbagai faktor dan
aspek. Ini tidak berarti Allah tidak mampu atau tidak kuasa
menciptakannya sekaligus. Akan tetapi justru karena ada proses itulah
maka tercipta dan muncul apa yang disebut “kehidupan” baik bagi
manusia itu sendiri maupun bagi makhluk lain yang juga diberi hidup oleh
Allah, yakni flora dan fauna.
B. Saran
Setelah pembaca mengetahui tentang hakekat manusia diciptakan
Allah, maka hendaknya manusia menjadi taat dalam beribadah kepada
Allah. Menambah keimanan terhadap Allah. Percaya bahwa semua

xiv
kekuatan hanya milik Allah dan mintalah pertolongan hanya kepadaNya.
Karena Allah Sang Maha Pencipta.

Daftar Pustaka

http://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-
agama.html?m=1

https://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-
manusia.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/ahmadrfaffi/eksistensi-martabat-manusia

xv

Anda mungkin juga menyukai