Anda di halaman 1dari 38

BAB 1 PENDAHULUAN Tahap operasi produksi dimulai apabila sumur telah selesai

dikomplesi (well completion), dimana tipe komplesi yang digunakan terutama terga
ntung pada karakteristik dan konfigurasi antara formasi produktif dengan formasi di
atas dan di bawahnya, tekanan formasi, jenis fluida dan metoda produksi. Met oda
produksi yang selama ini dikenal, meliputi metoda sembur alam (flowing well) dan
metoda pengangkatan buatan (artificial lift). Metoda sembur alam diterapkan apabila
tenaga alami reservoir masih mampu mendorong fluida ke permukaan, sedan gkan metoda
pengangkatan buatan diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu
mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan p roduksi.
Setelah fluida sumur sampai di permukaan, fluida dialirkan ke block sta tion (BS)
melalui pipa-pipa alir (flow line) untuk dilakukan pemisahan antara ai r, minyak
dan gas bumi. Gas hasil pemisahan, selain dapat langsung dimanfaatkan untuk
industri dapat pula digunakan untuk injeksi gas-lift atau pressure mainten ance,
sedangkan minyak bumi (crude oil) umumnya ditampung terlebih dahulu di pus at
pengumpulan minyak (PPM) sebelum dikirim ke pengilangan atau terminal untuk d
ikapalkan.
BAB II KOMPLESI SUMUR (WELL COMPLETION) Setelah pemboran mencapai target pemboran
(formasi produktif), maka sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Persiapan
sumur untuk dikomplesi bertujuan untuk memproduksikan fluida hidrokarbon ke
permukaan. Komplesi sumur demikian dikenal dengan istilah Well Completion. Komplesi
sumur meliputi bagian tahapan operasi p roduksi, yaitu : 1. Tahap pemasangan dan
penyemenan pipa selubung produksi (prod uction casing). 2. Tahap perforasi dan atau
pemasangan pipa liner. 3. Tahap peni mbaan (swabbing) sumur. 2.1. Metoda Well
Completion. Kriteria umum untuk klasifi kasi metode well completion didasarkan pada
beberapa faktor, yaitu : 1. Down-hol e completion atau formation completion, yaitu
membuat hubungan antara formasi pr oduktif dan sumur produksi dengan tiga metoda
adalah sebagai berikut : a. Open-h ole completion (komplesi sumur dengan formasi
produktif terbuka). b. Cased-hole completion atau perforated completion (komplesi
sumur dengan formasi produktif d ipasang casing dan diperforasi). c. Sand
exclussion completion (problem kepasira n). 2. Tubing completion (komplesi pipa
produksi) yaitu merencanakan pemasangan atau pernilillan pipa produksi (tubing),
Vaitu meliputi metoda natural flow dan artificial lift. 3. Well-head completion
yaitu meliputi komplesi X-mastree, casi ng head, dan tubing head.
2.1.1. Open-hole Completion Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasa ng
hingga di atas zone produktif (zona produktif terbuka). Metoda komplesi ini d
iterapkan jika formasi produktif kompak dan keuntungannya adalah didapatkannya l
ubang sumur secara maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat dieliminir, m
udah dipasang screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlu
kan. Kerugian metoda ini adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison y
ang tepat di atas zona produktif, sukarnya pengontrolan bila produksi air atau g as
berlebihan dan sukarnya menentukan zona stimulasi. 2.1.2. Conventional perfor ated
completion Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona prod uktif,
kemudian dilakukan perforasi. Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila
formasi perlu penahan atau pada formasi yang kurang kompak. Keuntungan m etoda ini,
produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol, stimulasi muda h dilakukan,
mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi multiple completion j ika diperlukan.
Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk perforasi dan kerusa kan (damage)
akibat perforasi. 2.1.3. Sand exclusion types Akibat terlepasnya pa sir dari
formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat menyebabkan abrasi pada a lat-alat
produksi dan kerugian lain, maka untuk mengatasi adanya kepasiran diper lukan cara
pencegahan pada sistem komplesinya, yaitu dengan menggunakan : 1. Slo tted atau
screen liner. 2. Menutup permukaan formasi dengan gravel dan ditahan d engan screen
(gravel packing system). 2.1.3.1. Slotted atau screen liner. Cara i ni dapat
diterapkan baik pada open hole maupun cased hole, yaitu dengan menempat kan slot
atau screen didepan formasi. Terdapat tiga bentuk/macam screen :
a. Horizontal slotted screen b. Vertical slotted screen c. Wire wrapped screen U
ntuk pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu dari zona prod
uktif untuk mencegah terjadinya penyumbatan (plugging) dengan menggunakan fluida
bebas clay aktif pada fluida komplesinya atau dengan menggunakan air garam. 2.1 .
3.2. Gravel packing. Gravel pack juga dapat dikerjakan baik pada open hole maup un
pada cased hole completion. Metoda ini dilakukan baik untuk memperbaiki kegag alan
screen liner maupun sebagai metoda komplesi yang dipilih. Sebelum menempatk an
gravel, lubang harus dibersihkan sehingga ruang/gua untuk menempatkan gravel dapat
dibuat, kemudian masukkan screen liner dan pompakan gravel sampai mengisi seluruh
ruang atau qua di muka formasi produktif, dengan demikian pasir akan ter tahan oleh
gravel sehingga fluida produksi bebas dari pasir. 2.2. Perforasi Pemb uatan lubang
menembus casing dan semen sehingga terjadi komunikasi antara formas i dengan sumur
yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur, disebut perforasi.
2.2.1. Perforator Untuk melakukan perforasi, digunakan perfor ator yang dibedakan
atas dua tipe perforator a. Bullet/Gun perforator b. Shape c harge/ Jet perforator
2.2.1.1. Bullet/Gun perforator Komponen utama dari bullet perforator meliputi : a.
Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam alat. b. Gun
barrel c. Badan gun dimana barrel disekrupkan dan untuk m enempatkan sumbu
(ignitor) dan propellant (peluru) dengan
shear disk didasamya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai powder. d. Electr ic
wire : Kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan pembakaran powde r
charge. Gun body terdiri silinder panjang terbuat dari besi yang dilengkapi de ngan
suatu alat kontrol untuk dengan penembakan. interval Sejumlah dan gun/susun an gun
ditempalkan tertentu tekanan maksimum dicapai karena terbakarnya diturunkan kedalam
sumur dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dim ana kerja gun
dikontrol dan permukaan melalui wire line untuk melepaskan peluru (penembakan) baik
secara sendirisendiri maupun serentak. 2.2.1.2. Jet Perforator Prinsip kerja jet
perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya powde r yang melepas bullet
tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu
arus yang berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen dan formasi. 2.2.2.
Kondisi kerja perforasi 2.2.2.1. Conventional overbalance Merupakan kondi si kerja
di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komp lesi, atau
dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar di bandingkan
.tekanan formasi (Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi, pem asangan
tubing dan perlengkapan sumur lainnya. Cara overbalance ini, umumnya dig unakan
pada a. Komplesi multizona. b. Komplesi gravel-pack (cased hole). c. Komp lesi
dengan menggunakan liner. d. Komplesi pada casing intermediate. Masalah/pro blem
yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah :
a. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara
lumpur komplesi dengan mineral-mineral batuan formasi. b. Penyumbatan oleh bulle
t/charge dan runtuhan batuan. c. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau k
ick. d. Clean-up sukar dilakukan. 2.2.2.2. Underbalance Merupakan kebalikan dari
overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil dibandingka n
tekanan formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang sensitif/r
eaktif dan umumnya lebih baik dibandingkan overbalance, karena : a. Dengan Ph<Pf ,
memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur, sehingga hancura n
hasil perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat has il
perforasi. b. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi a ntara
lumpur dengan mineral batuan. c. Clean up lebih cepat dan efektif. 2.2.3.
Teknik/cara perforasi Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua te
knik perforasi, yaitu a. Teknik b. Teknik perforasi dengan perforasi dengan wire
line (wireline conveyed tubing (tubing conveyed perforation) perforation). 2.2.3 .
1. Wireline conveyed perforation Pada sistem ini gun diturunkan kedalam sumur d
engan menggunakan wireline (kawat iistrik). a. Wireline conveyed perforation Bia
sanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan teknik i ni
adalah overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menar a
pemboran dengan blow out preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesa ian
sumur lebih lanjut.
b. Wireline conveyed tubing gun Gun berdiameter kecil dimasukkan kedalam sumur m
elalui x-mastree dan tubing string, setelah tubing dan packer terpasang di atas
interval perforasi. Penyalaan gun dilakukan pada kondisi underbalance dan untuk
operasi ini, umumnya tidak diperlukan menara pemboran tetapi cukup dengan lubric
ator (alat kontrol tekanan) atau snubbing unit. 2.2.3.2. Tubing conveyed perfora
tor (TCP) Gun berdiameter besar dipasang pada ujung bawah tubing atau ujung tail
-pipe yang diturunkan kedalam sumur bersama-sama dengan tubing string. Setelah p
emasangan Xmastree dan packer, perforasi dilakukan secara mekanik dengan menjatu
hkan bar atau go-devil melalui tubing yang akan menghantam firing-head yang dite
mpatkan di bagian atas perforator. Perforasi dapat dilakukan baik pada kondisi o
verbalance maupun ke dasar sumur (rathole). 2.3. Swabbing Swabbing adalah pengis
apan fluida sumur / fluida komplesi setelah perforasi pada kondisi overbalance d
ilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat mengalir masuk kedalam sum ur
dan kemudian diproduksikan ke permukaan. Ada 2 sistem pengisapan fluida yang
berbeda pada sumur sebelum diproduksikan, yaitu 1. Penurunan densitas cairan. De
ngan menginjeksikan lumpur yang mempunyai densitas lebih kecil dari fluida yang
berada di sumur, sehingga densitas lumpur baru akan memperkecil tekanan hidrosta
tik (Ph) fluida sumur, sehingga akan terjadi aliran dari formasi menuju sumur pr
oduksi selanjutnya ke permukaan. 2. Penurunan kolom cairan. Seperti hainya penur
unan densitas, untuk tujuan menurunkan tekanan hidrostatik fluida dalam sumur ag ar
lebih kecil dari tekanan formasi, dapat dilakukan dengan dua cara : underbala nce
dan setelah perforasi dilakukan, gun dibiarkan tetap tergantung atau dijatuh kan
a. Pengisapan. Dengan memasukkan karet penghisap (swabb-cup) yang berdiameter pe
rsis sama dengan tubing untuk swabbing. Dengan cara menarik swab-cup ke atas, ma ka
tekanan dibawah swab-cup menjadi kecil sehingga akan terjadi surge dari bawah yang
akan mengakibatkan aliran. b. Timba Timba dimasukkan melalui tubing, dimana pada
saat timba diturunkan, kat up pada ujung membuka dan bila ditarik katup tersebut
akan menutup. Dengan cara ini, maka suatu saat tekanan formasi akan melebihi
tekanan hidrostatik kolom lum pur.
BAB III METODE SEMBUR ALAM Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak
ke permukaan dengan men ggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir/
formasi dimana sumur b erada. 3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan
Peralatan Sumur. Dalam m erencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu
merupakan sasaran, sehingga berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi
dapat direncanakan dengan baik, baik dalam hal dimensi, kekuatan (grade),
jumlah/panjang, macam alat maupu n spesifikasi lainnya. Faktor yang mendasari
tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida untuk dapat
diproduksi, interaksi atau hubungan ant ara kelakuan formasi berproduksi dengan
kondisi atau parameter produksi di permu kaan (Psp, Pwh). Disamping faktor diatas,
faktor berikut ini dapat juga merupaka n faktor yang mempengaruhi perencanaan
peralatan produksi seperti : 1. Fleksibil itas untuk sistem produksi dimasa yang
akan datang (artificial lift). 2. Jenis m aterial untuk kondisi-kondisi khusus
(korosi, dsb). 3. Faktor kemudahan pemasang an dan penanganan serta keamanan kerja.
3.2. Jenis-Jenis peralatan dan kegunaann ya. Peralatan produksi sumur sembur alam
terdiri dari 1. Peralatan diatas permuk aan : a. Kepala sumur (well-head) b. Silang
sembur (x-mastree) 2. Peralatan di b awah permukaan : a. Tubing (pipa alir
vertikal) dan coupling b. Packer (penyekat annulus) c. Anchor d. Peralatan
pelengkap bawah permukaan/asesories
3.2.1. Peralatan diatas permukaan 3.2.1.1. Kepala sumur (well-head) Well-head me
rupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja membent uk
suatu sistern seal/penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumu r ke
permukaan yang tersusun atas casing head (casing hanger) dan tubing head (t ubing
hanger). a. Casing hanger Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantung kan
casing. Diantara casing string pada casing head terdapat seal untuk menahan aliran
fluida keluar. Pada casing head terdapat pula gas-outlet yang berfungsi u ntuk :
meredusir tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing string. mengali rkan
fluida di annulus (produksi). b. Tubing head Alat ini terletak dibawah x-ma stree
untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan tubing dengan sistem keranan (x-
mastree). Fungsi utama dari tubing head, adalah : sebagai penyokong rangkaia n
tubing. menutup ruang antara easing-tubing pada waktu pemasangan X-mastree ata u
perbaikan kerangan/valve. fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya c
onnection diatasnya. 3.2.1.2. Silang sembur (x-mastree) Alat ini merupakan susun an
kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengamanan dan pengatur aliran produk si di
permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean
atau jepitan berada. Peralatan pada x-mastree terdiri dari : a. Manometer tekanan
dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan casing line.
b. Master valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur, jumiahnya satu
atau tergantung pada kapasitas dan tekanan kerja sumur. c. Wing valve/gate, ter
letak di wing/lengan dan jumiahnya tergantung kapasitas dan tekanan kerja sumur
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran produksi sumur. d. Choke / bean / jepita n,
merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi s umur,
melalui lubang (orifice) yang ada. Akibat adanya orifice ini, tekanan sebe lum dan
sesudah orifice menjadi berbeda yang besarnya tergantung dari diameter o rificenya.
Prinsip inilah yang digunakan untuk menahan dan mengatur aliran. Ada dua macam
choke/bean/jepitan, yaitu Positive choke : merupakan valve dimana luba ng (orifice)
yang ada sudah mempunyai diameter tertentu, sehingga pengaturan ali ran tergantung
pada diameter orificenya. Adjustable choke : choke ini lebih flek sibel karena
diameter orifice dapat diatur sesuai posisi needle terhadap seat se hingga
pengaturan alirannyapun fleksibel sesuai keperluan (tekanan dan laju alir an).
Prinsip kerja : Dengan memutar handwee (1) yang berhubungan langsung dengan stem
(4) dan needle valve (8) maka dapat diatur lubang antara needle dengan sea t yang
juga merupakan diameter choke, yang besarnya akan ditunjukkan pada skala (2)
melalui indikator (3) yang ikut bergerak sesuai pergerakan stem. e. Check va lve,
merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada satu arah tertentu yang
berfungsi untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator. Pada X-ma stree,
check valve ini ditempatkan setelah choke sebelum masuk ke flow-line. 3.2 .2.
Peralatan di bawah permukaan 3.2.2.1. Tubing dan coupling Merupakan pipa ali r
vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang berfungsi untuk mengal
irkan fluida produksi sumur ke permukaan atau mengalirkan fluida injeksi ke dala m
sumur.
Disamping itu, tubing dapat pula digunakan dalam pekerjaan swab, squeeze cementi
ng, sirkulasi pembersihan sumur dan mengalirkan fluida serta material peretak hi
draulis dan pengasaman. Didalam sumur, tubing digantungkan pada tubing hanger da n
biasanya ditempatkan hingga beberapa feet diatas zona perforasi. Diameter tubi ng
berkisar antara 2 inci sampai 4,50 inci dengan panjang setiap single berkisar
antara 6 sampai 9,50 meter. Balk tubing maupun coupling dispesifikasikan oleh A PI
(American Petroleum Institute) atas grade, jenis sambungannya, bentuk ulir da n
dimensinya. Terdapat sembilan grade tubing yaitu : H-40, J-55, K-55, C-75, L-8 0,
N-80, C-95, P-105 dan P-110 dimana angka menunjukkan harga API minimum yield
strength dan abjad H, J, dan N hanyalah kependekan verbal, sedangkan untuk : K b
erarti mempunyai ultimate strength yang lebih besar dibandingkan grade J. C, L b
erarti restricted yield strength dan P berarti high strength. Untuk jenis sambun
gan, baik tubing maupun coupling dibagi atas : a. External Upset End (EUE) b. No n
External Upset End (NUE) c. Integral Joint Sedangkan bentuk ulir dikenal denga n
API round threads dan butterss threads. 3.2.2.2. Peralatan pelengkap bawah per
mukaan 1. Packer Fungsi pokok darl packer adalah memisahkan atau mengisolasi ann
ulus tubing - casing dan membantu efisiensi produksi. 2. Landing nipple Adalah b
agian dari sistem tubing dimana bagian dalamnya mempunyai profil untuk memasang
alat kontrol aliran. Ada dua jenis nipple, yaitu jenis selective nipple dan jeni s
non selective nipple (nogo nipple), yang mempunyai diameter dalam sedikit lebi h
keeil dari jenis yang selective. Jenis selective bisa dipasang lebih dari satu pada
suatu rangkaian tubing, sedangkan jenis non selective hanya dipasang satu untuk
setiap sumur dan ditempatkan bagian paling bawah dari susunan tubing.
3. Flow Coupling dan Blast Joint Keduanya mempunyai dinding yang relatif tebal d an
biasanya dipasang pada bagian bawah atau atas dari nipple, untuk mengatasi tu
rbulensi aliran, blast joint dipasang berhadapan dengan lubang perforasi untuk m
encegah pengaruh benturan kecepatan aliran (jet action) dari formasi. 4. Circula
tion device Alat ini mirip pintu yang bisa digeser yang biasa disebut dengan sli
ding sleeve door (SSD). Alat ini dapat dibuka dan ditutup dengan menggunakan wir e
line unit. Bagian luar dari alat ini mempunyai lubang yang berguna untuk keper luan
sirkulasi dan bila diperlukan alat pengatur aliran dapat dipasang dibagian dalamnya
yang berbentuk suatu profil. 5. Safety Joint Alat ini dipasang apabila didalam
sumur dipasang beberapa packer (lebih dari satu) yang berguna untuk memb antu
melepas rangkaian tubing pada waktu mencabut rangkaian tubing tersebut untu k kerja
ulang (workover). 6. Gas lift mandrel Merupakan sambungan tempat duduk v alve gas
lift yang dipasang apabila sumur direncanakan akan diproduksikan dengan cara sembur
buatan (gas lift) di masa yang akan datang. 7. Sub surface safety v alve Merupakan
valve yang dipasang pada rangkaian tubing yang berfungsi untuk pe ngamanan aliran
yang bekerja secara otomatis dengan menggunakan tenaga hidrolis melalui pipa 1/4
inchi dari permukaan, yang umumnya dipasang kira-kira 100 meter dibawah permukaan
tanah atau dasar laut. Untuk sumur-sumur di lepas pantai alat ini mutlak harus
digunakan. 8. Flow control dan down hole choke.
BAB IV METODE ARTIFICIAL LIFT Artificial lift adalah metode pengangkatan fluid
sumur dengan cara mengintroduks i tenagatambahan ke dalam sumur (bukan kedalam
reservoir) dimana metoda ini dite rapkan apabiia tenaga alami reservoir sudah tidak
mampu lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan
produksi, Introduksi tenaga tamb ahan yang ada terdiri dari : 1. Pompa terdiri dari
: a. Pompa sucker rod b. Pomp a sentrifugal multistage c. Pompa hidraulik d. Pompa
jet 2. Gas lift, terdiri da ri a. continous gas-lift b. intermittent gas-lift 4.1.
Unit Pompa Sucker-rod. 4. 1.1. Peralatan pompa sucker-rod. Peralatan pompa sucker-
rod terdiri dari mesin p enggerak mula, peralatan diatas dan dibawah permukaan.
4.1.1.1. Mesin penggerak mula (Prime mover) Penggerak mula merupakan sumber utama
selurull peralatan pomp a sucker rod dimana bahan bakarnya dapat berupa gas alam
yang berasal dari sumur sucker-rod digunakan, solar atau listrik tergantung pada
jenis mesin yang digun akan. 4.1.1.2. Peralatan pompa diatas permukaan. Fungsi
utama dari peralatan-per alatan ini adalah a. Memindahkan energi atau tenaga dari
prime mover ke unit per alatan pompa didalam sumur. b. Mengubah gerak berputar dari
prime mover menjadi suatu gerak bolak-balik naik turun.
c. Mengubah kecepatan putar prime mover menjadi suatu langkah pemompaan (stroke per
menit, SPM) yang sesuai atau yang diinginkan. Didalam industri migas, dikena l ada
tiga macam pompa sucker-rod yaitu : 1. Konvensional (C). 2. Air Balance (A ). 3.
Mark 11 (M). dan klasifikasi oleh API RP 11 L adalah sebagai berikut X â XXX.X -
XXX - XX 1 Dimana : 1. Jenis alat permukaan C = Konvensional M = Mark 11 A = Air
Balance 2. Peak Tor-que Rating, ribuan in-ib 3. Gear reducer. D = double S = single
4. Polished rod rating, ratusan lb. 5. Panjang langkah maximum, inchi Mi sal : C â
1600 S - 173 - 64 Komponen-komponen utama sucker rod dan fungsinya adalah sebagai
berikut : 1. Gear Reducer. Merupakan transmisi yang berfungsi untuk meng ubah
kecepatan putar dari prime mover, gerak putaran prime mover diteruskan ke g ear
reducer dengan menggunakan belt. Dimana belt ini dipasang engine pada prime mover
dan unit sheave pada gear reducer. 2. V-Belt Sabuk untuk memindahkan gerak dari
prime mover ke gear reducer. 3. Crank Shaft. Merupakan poros dari crank ya ng
befungsi utnuk mengikat crank pada gear reducer dan meneruskan gerak. 2 3 4 5
4. Counter Balance Adalah sepasang pemberat yang fungsinya untuk mengubah gerak
berputar dari prime mover menjadi gerak naik-turun. menyimpan tenaga prime mover
pada saat down stroke atau pada saat counter balance menuju keatas, yaitu pada saat
kebutuhan tenaga kecil atau minimum. membantu tenaga prime mover pada saat up-
stroke (saat counter pada 5. Crank Merupakan sepasang tangkai yang menghubung kan
crank shaft pada gear reducer dengan counter balance. Pada crank ini terdapa t
lubang-lubang tempat pitman bearing. Besar kecilnya langkah atau stroke pemomp aan
yang diinginkan dapat diatur disini dengan cara mengubah-ubah pitman bearing ,
apabila kedudukan pitman bearing ke posisi lubang mendekati counter balance, m aka
langkah pemompaan menjadi bertambah besar atau sebaliknya apabila menjauhi, jarak
antara crank shaft sampai dengan pitman bearing dengan sebagai Polished st roke
length yang fungsinya meneruskan gerak berputar dari crank shaft pada gear reducer
ke walking bean melalui pitman. 6. Pitman Adalah sepasang tangkai yang m
enghubungkan antara crank pada pitman bearing. Fungsinya adalah merubah dan mene
ruskan gerak berputar menjadi bolak-balik naik turun. 7. Walking bean Merupakan
tangkai horisontal di belakang horse head. Fungsinya merupakan gerak naik turun
yang dihasilkan oleh pasangan pitman-crank-counter balance, ke rangkaian pompa d i
dalam sumur melalui rangkaian rod. balance bergerak ke bawah) bergerak sebesar
keatas) tenaga dimana potensialnya karena kerja prime mover yang terbesar adala h
saat up-stroke (pompa sejumlah minyak ikut terangkat keatas ke permukaan.
8. Horse head Menurunkan gerak dari walking bean ke unit pompa di dalam sumur me
lalui bridle, polish rod dan sucker string atau merupakan kepala dari walking be an
yang menyerupai kepala kuda. 9. Bridle Merupakan nama lain dari wire line han ger,
yaitu merupakan sepasang kabel baja yang disatukan pada carrier bar. 10. Ca rrier
bar Merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya rangkaian r od dan
polished rod. 11. Polished rod Clamp Komponen yang bertumpu pada carrier bar yang
fungsinya untuk mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar dan temp at dimana
dinamo meter (alat pencatat unit berapa pompa) diletakkan. 12. Polishe d rod
Polished rod merupakan bagian teratas dari rangkaian rod yang muncul diper mukaan.
Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod didalam , sumur deng an
peralatan-peralatan di permukaan. 13. Suffing box Dipasang diatas kepala sumu r
(casing atau tubing head) untuk mencegah/menahan minyak agar supaya tidak kelu ar
bersama naik turunnya polish rod. Dengan demikian seluruh aliran minyak hasil
pemompaan akan mengalir ke flowline lewat crosstee. Disamping itu juga berfungs i
sebagai tempat kedudukan polish head rod sehingga dengan demikian polish rod d apat
bergerak naik turun dengan bebas. 14. Sampson post Merupakan kaki penyangga atau
penopang walking bean. 15. Saddle bearing Adalah tempat kedudukan dari wal king
bean pada sampson post pada bagian atas.
16. Equalizer Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak berlangsung, 17. Brake Brake disini b
erfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misainya pada saat akan dil
akukan reparasi sumur atau unit pompanya sendiri. 4.1.1.3. Peralatan pompa didal am
sumur. Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur, adalah untuk membantu
menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod didala m
sumur terdiri dari : 1. Tubing Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubi ng
digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar sumur ke permukaan setelah miny ak
diangkat oleh pompa yang ditempatkan pada ujung tubing. 2. Working barrel Mer
upakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pem
ompaan dan menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke. M
enurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu a. Liner barrel, biasanya je
nis diberi simbol "L". b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh d an
kuat, biasanya jenis ini diberi simbul"H" untuk heavy-wall dan "W" untuk thin
-wall. 3. Plunger Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan d
apat bergerak naik turun yang berfungsi sebagai pengisap minyak dari formasi man k
ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan melalui tubing. 4. Standin g
valve Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang bedung si
memberi kesempatan minyak dari dalam sumur masuk ke working barrel (pada saat up-
stroke valve terbuka) dan
untuk menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat plunger ber
gerak ke bawah (pada saat down stroke valve tertutup). Standing valve terdiri da ri
sebuah bola besi dan tempat kedudukan (ball and seat). Standing valve ini mem
punyai peranan yang penting dalam sistem pemompaan, karena effisiensi volumetris
pompa sangat tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat
standingvalve. 5. Travelling valve Merupakan ball and seat yang terletak pada
bagian baw ah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas dan ke bawah menurut
gerakan plun ger. Fungsinya : Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working
masuk ke plung er, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah. Menahan
minyak pada saa t plunger bergerak ke atas (up stroke) sehingga minyak tersebut
dapat (dipindahk an) ke tubing untulk selanjutnya dialirkan ke permukaan. 6. Anchor
Komponen dipa sang di bagian bawah dari pompa, yang berfungsi Untuk memisahkan gas
dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut masuk kedalam pompa bersama-sama
dengan min yak., karena adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa. Untuk
menghindarkan mas uknya pasir atau padatan ke dalam pompa. Mengurangi/menghindari
terjadinya tubin g stertch. Ada dua macam type Gas Anchor: a. Poorman type. Larutan
gas dalam min yak yang masuk ke dalam anchor akan meiepaskan diri dari larutan
(bouyancy effec t). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe,
sedangkan gas yang t elah terpisah akan dialirkan ke annulus. Apabila suction pipe
terlalu panjang at au diameternya terlalu panjang atau diametemya terialu kecil,
maka akan terjadi pressure lost yang cukup besar sehingga menyebabkan terjadinya
penurunan PI sumu r pompa. Sedangkan apabila suction pipe terialu pendek,
maka proses pemisahan gas kurang sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar m
enyebabkan ruang annulus antara dinding anchor dengan suction pipe menjadi lebih
kecil, sehingga kecepatan aliran minyak besar dan akibatnya gas akan masih terb awa
oleh butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor yang terlaiu besar akan men
yebabkan penurunan PI sumur pompa. b. Packer type. Minyak masuk melalui ruang di
nding anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus antara cas
ing dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam po
mpa melalui suction pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah da ri
gasnya. 7. Tangkai pompa Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari a. Su cker
rod b. Pony rod c. Polished rod a. Sucker rod Merupakan batang/rod penghubu ng
antara plunger dengan peralatan di permukaan. Fungsi utamanya adalah melanjut kan
gerak naik turun dari horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker
rod dibagi menjadi 2 (dua) : - berujung box-pin - berujung pin-pin Untuk
menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya
panjang satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 25-30 ft.
Terdapat beberapa macam ukuran sucker rod, seperti pada tabel dibawah ini, dimana
ukuran-ukuran tersebut merupakan standart API.
Tabel 1. Diameter Rod Diameter Coupling Luas Penampang Rod Berat rod oupling inc h
mm inch mm inch cm2 lb/ft kg/m 0,5 12,7 1 25,40 0,196 1,26 0,68 1,03 5/8 15,87 1,5
38,05 0,307 1,98 1,14 1,73 3/4 19,05 15/8 41,30 0,442 2,85 1,62 2,45 7/8 22 ,22
46,75 0,601 3,86 2,17 2,85 1 25,4 58,75 0,785 5,06 2,88 4,30 1 1/8 28,57 23/ 8
60,30 0,994 6,41 3,67 5,46 1 13/16 2 3/16 Dalam perencanaan sucker rod selalu
diusahakan atau yang dipilih yang ringan, ar tinya memenuhi kriteria ekononnis,
tetapi dengan syarat tanpa mengabaikan kelebi han (allowable stress) pada sucker
rod tersebut. Sucker yang dipilih dari permuk aan, sampai unit pompa di dasar
sumur, plunger tidak perlu sama diameternya, tet api dapat dilakukan/dibuat
kombinasi dan beberapa type dan ukuran rod. Sucker st ring yang merupakan kombinasi
dari beberapa tipe dan ukuran tersebut. Disebut Ta ppered Rod String. b. Pony Rod
Merupakan rod yang mempunyai yang lebih pendek da ri panjang rod umumnya (25 ft).
fungsinya adalah untuk melengkapi panjang dari s ucker rod, apabila tidak mencapai
panjang yang dibutuhkan, ukurannya adalah : 2, 4, 6, 8, 12 feet. c. Polished Rod
Adalah tangkai rod yang berada di luar sumur yang menghubungkan sucker rod string
dengan carier bar dan dapat naik turun dida lam stuffing box. Diameter stuffing box
lebih besar daripada diameter sucker rod yaitu : 1 1/8, 1 ¼, 1 ½ , 1 ¾. Panjang
polished rod adalah : 8.11, 16.22 ft. 4.1.2. Prin sip Kerja Pompa Sucker Rod Gerak
Rotasi dari Prime Mover di ubah menjadi gerak n aik turun oleh sitem pitman crank
Assembly. Kemudian gerakan naik turun ini oleh horse head dijadikan gerak lurus
naik turun (Angguk)
untuk menggerakan plunger melalui rangkaian rod. pada saat down stroke plunger b
ergerak ke bawah menyebabkan tekanan dibawah turun. Tipe tubing pump ada 2 (dua)
jenis, yaitu 1. Tubing pump dengan regular shoes. 2. Tubing pump dengan extenst ion
shoes dan nipple pada bagian bawah pompa. Catatan : Kode-kode huruf yang ter dapat
pada jenis pompa sucker rod T didepan menyatakan Type Tubing Pump R didepa n
menyatakan Type Rod Pump W ditengah menyatakan Full barrel. L ditengah menyata kan
Linear Barrel E dibelakang menyatakan Extention Shoe nipple A menyatakan Sta
tionary-barrel dimana bagian atas yang disambung pada tubing B menyatakan Statio
nary barrel dengan bagian atas dan bawah disambung dengan tubing. T dibelakang m
enyatakan travelling barrel. 4.2. Instalasi Gas Lift Yang dimaksud disini adalah
sernua peralatan gas lift baik yang berada didalam sumur maupun yang berada di
permukaan, juga termasuk komplesi yang digunakan dalam sistem gas lift tersebut.
4.2.1. jenis-jenis komplesi gas lift 1. Komplesi terbuka Yaitu jenis komplesi s
umur gas lift, dengan tubing string digantungkan didalam sumur tanpa memakai pac
ker maupun standing valve. Jenis komplesi yang demikian dianjurkan untuk sistem
continuous gas lift. Jenis komplesi terbuka ini jarang digunakan, tetapi untuk i
njeksi gas dari bagian tubing dan keluar dari annulus akan lebih ekonomis, atau
pada sumur yang mempunyai problem kepasiran. 2. Komplesi Setengah Tertutup Yaitu
jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didalam sumur,
menggunakan packer antara tubing
dan casing serta tidak menggunakan standing valve. Jadi disini pengaruh injeksi gas
terhadap, formasi produktif dicegah oleh adanya packer. Komplesi semacam ini cocok
untuk continuous maupun intermittent gas lift. 3. Komplesi tertutup Yaitu jenis
komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didaiam sumur,
menggunakan packer dan juga standing valve ditempatkan dibawah valve gas lift t
erbawah atau ujung tubing string. Dalam hal ini injeksi gas sama sekaii tidak te
rpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer dan standing valve. Kom
plesi ini biasanya digunakan pada sumursumur dengan tekanan dasar sumur rendah, dan
produktivity index rendah. 4. Komplesi ganda Komplesi ganda ini digunakan pa da
sumur-sumur yang mana terdapat dua formasi produktif atau lebih, diproduksika n
melalui dua tubing yang terpisah dalam satu sumur. Masing-masing formasi produ ktif
tersebut dipisahkan dengan menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing ter sebut
bisa paralel atau sesuai (konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan leb ih
menghemat gas injeksinya bila production casing cukup besar, sehingga memungk inkan
untuk ditempati oleh dua tubing secara bersejajaran. Model sepusat ini dig unakan
bila diameter casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati ole h dua
tubing yang diletakkan secara sejajar. 5. Komplesi ruang (Accumulation Cha mber
lift Instalation) Sistim ini mirip dengan sistem komplesi tertutup, hanya b edanya
disini menggunakan ruiang akumulasi. Ruang akumulasi berfungsi untuk memp erkecil
tekanan kolom minyak yang berada didalam tubing. Tekanan kolom minyak me njadi
kecil, karena akibat rendahnya kolom cairan yang ada didalam ruang akumula si.,
karena adanya packer didalam tubing. Disamping ruang akumulasi yang berfung si
untuk memperbesar rate produksi minyak yang dihasilkan. Tipe komplesi ini dig
unakan pada sumur-sumur dengan tekanan dasar sumur rendah serta productivity ind ex
yang rendah pula.
6. Pack off instalation Pada lenis ini, tidak perlu dilakukan penggantian tubing
apabila ingin dilakukan pemasangan valve-valve gas lift pda sumur-sumur yang be
rsangkutan. Hal ini disebabkan, pada kedalaman casing t6rtentu telah dipasang pa ck
oft, dimana berfungsli sebagall penghulbung annulus dengan fluida didalam tub ing
melalui lubang kecil yang dapat dibuka dan ditutup. Hal ini dapat dilakukan karena
terdapat alat yang disebut slidding side door. Jadi pada janis alat ini, bila suatu
saat memerlukan gas lift agar dapat meneruskan produksinya tidak perl u dilakukan
penggantian tubing. Dengan menggunakan metode wire line, slidding si de door dapat
dibuka dan valve gas lift langsung digunakan. 4.2.2. Peralatan gas Lift Peralatan
gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan minyak d engan menggunakan
metode inieksi gas kedalam sumur dapat dibagi dua kelompok yai tu : 4.2.2.1.
Pperalatan diatas permukaan (Surface Equipment) 1. Well head Gas L ift X-Mastree
Well head sebetuinya bukan merupakan alat khusus untuk gas lift sa ja, tetapi juga
merupakan salah satu alat yang digunakan pada metode sembur alam , dimana dalam
periode masa produksi, alat ini berfungsi untuk menggantungkan tu bing dan casing
disamping itu well head merupakan tempat duduknya x-mastree. 2. Station Kompresor
Gas Kornpresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk menda patkan gas
bertekanan tinggi untuk keperluan injeksi. Didalam stasiun koffipreso r, terdapat
beberapa buah kornpressor deengan sistem manifold-nya. Dari stasiun kornpresor ini
dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang diperlukan s umur-sumur gas
lift melalui stasiun distribusi. 3. Stasiun Distribusi Dalam meny alurkan gas
injeksi dari kornpresor ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain :
a. Stasiun distribusi langsung Pada sistem ini gas dari kornpresor disalurkan la
ngsung kesumur-sumur produksi, sehingga untuk beberapa sumur mana membutuhkan ga
snya tidak sama, sistem ini kurang effesien. b. Stasiun Distribusi dengan pipa i
nduk Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang pipa dapat diperkecil. Tetap i
karena ada hubungan langsung antara satu sumur dengan sumur lainnya, maka bila
salah satu sumur sedang dilakukan penginjeksian gas sumur lain bisa terpengaruh c.
Stasiun Distribusi dengan Stasiun Distribusi Pada sistem ini sangat rasional dan
banyak dipakai dimana-mana. gas dibawa dari Stasiun pusat ke stasiun distri busi
dari sini gas dikirim melalui pipa-pipa. 4. Alat-alat kontrol Alat-alat kon trol
yang dimaksudkan disini adalah sernua peralatan yang berfungsi untuk mengon trol
atau mengatur gas injeksi, seperti a. Choke kontrol Adalah alat yang mengat ur
jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan ters ebut
dapat mencapai tekanan tertentu seperti yaung diinginkan untuk penutupan da n
pembukaan valve. khusus untuk intermittent gas lift. b. Regulator Adalah alat yang
melengkapi choke kontrol berfungsi jumiah/banyaknya gas yang masuk. Apabila gas
injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk intermittent g as
lift. c. Time Cycle Controller Adalah merupakan alat yang digunakan untuk men
gontrol laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent berdasarkan interval w
aktu tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka ala t
ini akan membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirka n
gas injeksi, setelah selama waktu tertentu regulator menotup dalam selang wakt u
yang telah ditentukan.
4.2.2.2. Peralatan Dibawah Permukaan (Sub Surface Equipment) 1. Kamar akumulasi
Kamar akumulasi merupakan ruang/chamber terbuat dari tubing yang berdiameter leb ih
besar dari tubing dibawahnya terdapat katup/valve tetap untuk menahan cairan supaya
jangan sampai keluar dari kamar akumulasi pada saat dilakukan injeksi. Fu ngsinya
adalah memperkeeil tekanan kolom minyak yang berada diatas tubing. 2. Pi nhole
Collar Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang kec il
tempat gas injeksi masuk kedalam tubing. Letaknya didalam sumur ditentukan le bih
dahulu. Pada umumnya, penggunaan collar semacam ini tidak effesien, karena s umur
tidak memproduksi secara optimum ratenya. 3. Valve gas Lift Secara umum pen ggunaan
valve gas lift berfungsi untuk: a. Memproduksi minyak dengan murah dan m udah tanpa
memerlukan injeksi gas yang tekanannya sangat besar. b. Mengurangi un loading (kick
off) atau tambahan portable compressor. c. Kemantapan (stability) mampu mengimbangi
secara otomatis terhadap perubahan-perubahan tekanan yang terj adi pada sistem
injeksi gas. d. Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar u ntuk suatu
kornpresor dengan tekanan tertentu. e. Menghindari swabbing untulk hi gh fluid well
atau yang diliputi air. Secara berturut-turut perkembangan valve d apat diikuti
seperti berikut, yaitu : 1. Spring loaded differential valve : Jeni s ini paling
banyak digunakan pada masa-masa yang lalu bekerja berdasarkan kondi si reservoir.
Secara normal bila tidak ada gaya-gaya maka valve tersebut akan me mbuka. Spring
loaded
pressure dapat diatur dengan Adjust Table Nut agar spring pressure ini dapat ber
kisar 100 - 150 psi. Pada saat valve terbuka, maka dua gaya yang bekerja pada ta
ngkai valve : a. Melalui port dibagian valve, sehingga tekanan injeksi gas sepen
uhnya pada kedalaman dimana valave dipasang, akan bekerja seluruh permukan atau
dari steam, dan menekan melawan tekanan dari spring (berusaha untuk menutup). b.
Melalui choke pada dinding sampai valve tersebut. 2. Mechanically Controlled Di
fferential Valve Membuka dan menutupnya valve dilakukan dengan kawat dari permuk
aan. Jenis ini sudah jarang dipakai pada waktu sekarang, karena akan terjadi ban
yak kesulitan, kawat mudah putus, korosi effesiensi rendah, prinsip pemikiran ku
rang populer, saat pemasangan lama, juga sangat sukar operasinya pada saat unloa
ding. Valve jenis didisgn untuk intermittent flow. 3. Specific Gravity Different
ial Valve Jenis ini biasa dipergunakan untuk continuous flow, dengan menggunakan
diafragma karet. Membuka dan menutupnya valve berdasarkan gradient tekanan di t
ubing bila gradient tekanan di tubing naik, maka valve akan membuka, bila gradie nt
tekanan turun dengan adanya gas injeksi, maka valve akan menutup. 4. Pressure
Charge Bellow Valve Jenis ini paling unnum digunakan dewasa ini, karena mempuny ai
sifat-sifat khusus, yaitu mudah dikontrol kerjanya, karena otomatis operating
pressure konstan dapat digunakan baik intermittent maupun continuous. Secara no
rmal valve ini akan menutup, karena adanya pressure charge bellow. Sedangkan val ve
ini akan bekerja karena adanya tekanan injeksi gas. 5. Flexible Sleave Valve Yang
aliran gas masuk kedalam tubing adalah karet yang mudah lentur (flexible).
Sedangkan valve ini mempunyai dome (ruang) berisi gas kering dengan tekanan tert
entu. Tekanan buka valve sama dengan tekanan tutupnya dan juga sama dengan tekan an
gas dalam dome. Valve dapat digunakan untuk aliran intermittent maupun contin uous
dengan injeksi gas diatur dari permukaan.
4.3. Pompa Centrifugal Pompa centrifugal adalah pompa bertingkat banyak yang por
osnya dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak ini menggunak an
tenaga listrik yang disupplay dari permukaan dengan kabel dan sumbernya diamb il
dari power plant lapangan. Unit peralatan pompa centrifugal atau electric sub
mergible centrifugal pump, terdiri dari beberapa komponen utama 1. Swicthboard A
lat ini berfungsi sebagai kontrol dipermukaan guna melindungi peralatan-peralata n
bawah permukaan. Alat ini merupakan gabungan dari Starter, Upperload dan Under load
Protection dan Recorder Instrument (alat pencatat) yang bekerja secara otom atis
jika terjadi penyimpangan. 2. Junction box Junction box adalah tempat (kota k) yang
terletak diantara switchboard dan well head. Fungsinya untuk menghubungk an kabel
switchboard dengan kabel dari well head. 3. Transformer. Alat ini digun akan untuk
mengubah tegangan (Voltage) dari sumber arus (generator) menjadi tega ngan yang
sesuai dengan operating voltage motor di bawah permukaan 4. Tubing Hea d. Tubing
head pada pompa centrifugal agak berbeda dengan tubing head biasa, per bedaannya
terletak adanya kabel yang melalui tubing head. 5. Drum Dipakai sebagi tempat
menggulung kabel apabila pompa sedang dicabut. 4.3.2. Peralatan Dibawah Permukaan.
Peralatan dibawah permukaan dari pompa centrifugal terdiri dari : mot or listrik
sebagi unit penggerak, protector, gas separator, pompa centrifugal mu ltistage dan
kabel listrik.
Dalam kondisi kerja, unit bawah permukaan ditenggelamkan dalam fluida pada sumur
dengan disambungkan pada tubing yang kemudian disambungkan pada well head serta di
perlengkapi dengan peralatan pelengkap antara lain : check valve, klem kabel serta
peralatan service pada saat pemasangan pompa centrifugal, reel of cable, shock
absorbers. Peralatan-peralatan sebagai berikut : 1. Motor Listrik. Motor l istrik
penggerak pompa adalah 3 phase, motor listrik ini dimasukan kedalam rumah motor
yang diisi dengan minyak motor untuk pendinginan dan merupakan isolasi mo tor
terhadap fluida sumur. 2. Protector Protector ini dipasang dibawah pompa fun gsinya
antara lain : menyimak minyak motor dan minyak pompa mengijinkan terhadap
pengembangan dan penyusutan minyak motor dan minyak pelumas pompa mencegah flui da
sumur masuk kedalam motor atau rumah motor untuk keseimbangan tekanan dalam m otor
dengan tekanan luar 3. Pompa Jenis pompanya merupakan pompa multistage deng an
masingmasing stage terdiri dari satu impeller dan diffuser yang dimasukan dal am
rumah, pada impeller terdapat sudu-sudu atau blades yang akan mengalirkan flu ida
kepermukaan. 4. Gas Separator Untuk sumur yang gas oil rationya tinggi, gas
separator dapat disambungkan pada pompa guna memperbaiki effesiensi pompa, gasa
separator ini sekaligus berfungsi sebagi intake pompa (tempat masuknya fluida ke
dalam pompa ) dan karena perbedaan density gas dan minyak maka gas akan terpisa h
dari minyak. 5. Kabel yaitu tekanan fluida sumur pada kedalaman penenggelaman.
bawah permukaan dapat dijelaskan
Tenaga listrik dari permukaan dialirkan ke motor melalui kabel yang terdiri dari
tiga kabel tembaga yang di isolasi satu sama lain. Kabel di klem dengan tubing pada
interval jarak tertentu sampai ke tubing head. 6. Check valve. Letak perala tan ini
satu joint diatas pompa yang berfungsi sebagai : bila pompa berhenti bek erja (shut
down), menahan fluida agar tidak keluar dari tubing (turun ke pompa l agi) dan
manahan partikel-partikel padat agar tidak mengendap dalam pompa. menja ga tubing
tetap penuh dengan fluida pada saat pompa berhenti. 7. Bladeer Valve D ipasang satu
joint tubing diatas check valve berfungsi untuk mengijinkan aliran fluida keluar
pada waktu dilaksanakan pencabutan pompa centrifugal. 4.3.3. Prins ip Kerja
Centrifugal Prinsip kerjanya adalah berdasarkan pada prinsip kerja pomp a
centrifugal dengan sumbu putamya tegak lurus. Pompa centrifugal adalah motor h
idraulis yang menghasilkan tenaga hidraulis dengan jalan memutrar cairan yang me
lalui impeller pompa. Cairan masuk kedalam impeller pompa menuruti poros pompa d
ikumpulkan daiarn rumah pompa atau diffuser kemudian dikeluarkan keluar oleh imp
eller, tenaga mekanis motor diubah menjadi tenaga hidarolis. Impeller terdiri da ri
dua piriingan yang didalamnya terdapat sudu, pada saat impeller diputar denga n
kecepatan sudut W, cairan dalam impeller dilemparkan keluar dengan tenaga pote
nsiai dan kinetik tertentu cairan yang tertampung dalam rumah pompa kemudian dia
lirkan melalui pipa keluar (diffuser), dimana sebagian tenaga kinetis diubah men
jadi tenaga potensial berupa tekanan, karena cairan dilemparkan keluar maka terj
adi proses pengisapan.
BAB V SISTEM GATHERING DAN BLOCK STATION Peralatan produksi berdasarkan sistem
gathering dan block station adalah merupak an pola atau sistem jaringan alat
transporatsi, fasilitas peralatan pemisah flui da produksi dan fasilitas peralatan
penampungan fluida hasil pemisahan. Berdasar kan pada jumiah, tata letak sumur dan
letak tanki pengumpul serta kondisi laju p roduksi sumur-sumurnya gathering system
dapat dibedakan atas system dan axial ga thering system. Pada radial gathering
system, semua flow line menuju ke header d an langsung berbubungan dengan fasilitas
pemisah, sedangkan pada axial gathering system, beberapa kelompok sumur mempunyai
satu header yang kemudian dari tiap-t iap header akan dialirkan ke pernisah-
pernisah trunk line (jenis flow line yang mempunyai diameter relatif lebih besar
dari flow line biasa, yang berfungsi untu k menyatukan aliran dengan volume besar).
5.1. Peralatan Transportasi Merupakan komponen dari gathering system untuk
mengalirkan fluida (minyak, air dan gas bum i) dari wellhead/x-mastree ke peralatan
pemisah termasuk perlengkapan keamanan, manometer dll. 5. 1. 1. Flow Line Untuk
industri migas, flow line dibedakan berd asarkan : 1. Fluida yang dialirkan,
seperti minyak, gas atau uap. 2. Material pi pa stell pipe, non metalic, plastic,
wood. 3. Tekanan kerja, pipa bertekanan tin ggi, sedang, rendah. 4. Fungsinya,
sebagai pipa lateral, gathering, pipa utama. 5. Penggunaannya, surface pipa ,
subsurface pipa dsb.
Dilapangan penempatan flowline tidak selalu terletak pada bidang datar tetapi di
sesuaikan dengan topografi daerah walaupun tetap diusahakan agar menempati posis i
horizontal. 5.2.2. Manifold Merupakan akhir / pertemuan flowline yang berasal dari
beberapa sumur yang terdiri dari rangkaian susunan katup yang berfungsi unt uk : 1.
Mengendalikan aliran fluida produksi dari tiap sumur yang ada (satu mani fold mampu
menampung hingga 20 sumur) 2. Memisahkan aliran dari berbagai grade y ang ada. 3.
Mengisolasi suatu bagian dari sistem jaringan flowline guna melakuka n perawatan
atau perbaikan. 6. Memisahkan setiap sistrem tanki penampung dengan mainlines
(jaringan utama). 7. Membagi mainlines menjadi beberapa segmen (bagian ). 8.
Mengarahkan / membelokkan aliran fluida produksi dari setiap sumur ke test -line
atau ke mainheader. 7. Mencegah terjadinya tekanan dari separator ke sumur . 5.2.3.
Header Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flowline yang berfungs i untuk
menyatukan fluida produksi dari sumber-sumber produksi (setelah melalui manifold)
dan mengalirkannya ke fasillitas pemisah. Terdapat dua macam header ya itu : test-
header dan main-header dan arah header dapat vertikal, horizontal dap at pula
menyudut (deviated-header). 5.2. Fasilitas Peralatan Pemisah. 5.2.1. Sep arator.
Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan fluid a sumur
menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa), dimana p
emisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : a. Prinsip penurunan te
kanan. b. Gravity setlink
c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran d. Pemecahan atau tumbukan fluid a
e. Untuk mendapatkan effisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang berv
ariasi, gas liquid separator harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut : 1.
Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida yang
masuk dengan cepat berupa tetes minyak dengan ukuran besar. 2. Bagian pengu mpul
cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravit y
setlink. 3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan keci l
dengan prinsip gravity settlink. 4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan
tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut). 5. Peralatan kontrol, berfungsi un tuk
mengontrol kerja separator terutama pada kondisi over pressure. Didalam bloc k
station, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat juga separator uji
yang berfungsi untuk melakukan pengujian (test) produksi suatu sumur dan da ri
separator uji ini laju produksi sumur ( Qo, Qw, dan Qg ) bisa didapat dimana Qo dan
Qw diperoleh dari barel meter sedangkan Qg diperoleh dari pencatatan orif ice flow
meter ( orifice plate ) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya. Dis amping itu
ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi tiga, yaitu separator
tekanan tinggi, tekanan sedang, tekanan rendah. 5.2.1.1. Jenis Separat or Dalam
industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan bentu k,
posisinya dan fungs'inya. 1. Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya . a.
Separator tegak/vertikal. Biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produk si yang
mempunyai GLR rendah dan/atau kadar padatan tinggi, separator ini sudah dibersihkan
serta mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.
b. Separator datar /horisontal Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang
mempunyai GLR tinggi dan cairan berbusa. Separator ini dibedakan menjadi dua je
nis, yaitu single tube horizontal seprator dan double tube horizontal separator.
Karena bentuknya yang panjang, separator ini banyak memakan tempat dan sulit di
bersihkan, namun demikian kebanyakan fasilitas pemisahan dilepas pantai mengguna
kan separator ini dan untuk fluida produksi yang banyak mengandung pasir, separa
tor ini tidak menguntungkan. c. Separator bulat /spherical. Separator jenis ini
mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga umumnya digunakan untuk memi
sahkan fluida produksi dengan GLR kecil sampai sedang namun separator ini dapat
bekerja pada tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk
pemisahan dua fasa dan tipe untuk pemisahan tiga fasa. 2. Jenis separator berdas
arkan fungsinya. Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat
dibedakan atas: gas scrubber, knock-out flash-chamber, expansion vessal, chemic al
electric dan filter. a. Gas scrubber. Jenis ini dirancang untuk memisahkan bu tir
cairan yang masih terikut gas hasil pemisahan tingkat pertama, karenanya ala t ini
ditempatkan setelah separator, atau sebelum dehydrator, extraction plant a tau
kompresor untuk mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut. b. Knock-out Jenis
ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock-out (FWK0) yang d igunakan
untuk memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total liquid knock -out (TLKO)
yang digunakan untuk memisahkan cairan dari aliran gas bertekanan ti nggi ( > 125
psi )
c. Flash chamber. Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan sec
ara kilat (flash) dari separator. Flash chamber ini digunakan sebagai separator,
tingkat kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah ( > 125 psi ) d.
Expansion vessel. Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan be
rtemperatur rendah yang dirancang untuk menampung gas hidrat yang terbentuk pada
proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja antara 100 -1300 psi. e. Chemica l
electric. Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari c
airan hasil separasi tingkat sebelumnya yang dilakukan secara electris (mengguna
kan prisip anoda katoda) dan umumnya untuk memudahkan pemisahan. 5.2.2. Oil Skim
mer. Merupakan peralatan pemisah yang direncanakan untuk menyaring tetes-tetes m
inyak dalam air yang akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya untu k
mencegah turbulensi aliran, air yang mengandung tetes minyak dimasukkan melalu i
pembagi aliran yang berisi batu bara / batu arang tipis-tipis, sedangkan prose s
pemisahan berdasarkan sistem gravity setling. Kapasitas oil skimmer tergantung pada
beberapa faktor terutama pada densitas minyak air yang dapat ditentukan be
rdasarkan hukum intermediate yang berhubungan dengan kecepatan setling dari part
ikel. 5.2.3. Gas Dehydrator. Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk mem
isahkan partikel air yang terkandung didalam gas. Peralatan ini merupakan bagian
akhir dari pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam. Ada dua c ara
pemisahan air dari gas, yaitu dengan a. Solid desiccant, misainya calsium ch loride
b. Liquid desiccant, misainya glycol.
5.2.3.1. Calsium chloride gas dehydrator. Komponen peralatan ini merupakan kombi
nasi dari separator tiga tingkat, yaitu gas - liquid absorbtion tower dan solid bad
desiccant unit. Pemisahan partikei air dari gas dilakukan dengan cara mengko
ntakkan aliran gas dengan calsium chloride didalam chemical bad section. 5.2.3.2 .
Glycol dehydrator. Liquid desiccant yang sering digunakan adalah trienthylene
glycol. Peneyerapan partikel air terjadi karena adanya kontak antara glycol deng an
gas yang mengandung air pada tray didalam absorber (kontaktor) proses regener asi
glycol yang mengandung air dilakukan dengan cara pemanasan sehingga air terb
ebaskan dari glycol. 5.3. Penampung Hasil Pemisahan. Setelah fluida reservoir di
pisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan hanya rnengandung air/solid sangat k
ecil (< 0,2%) dialirkan ke penampung sementara didalam kompleks block-station, k
emudian meialui sistem pipa, minyak dan gas dialirkan ke pusat penampungan/penim
bun sale-line. (PPM), untuk kemudian pada waktu tertentu dikirim ke refainery, g as
plant atau terminal melalui

Anda mungkin juga menyukai