FRAKSINASI
Disusun Oleh
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Fraksinasi
1.2 Tujuan
Memisahkan campuran senyawa berdasarkan kelarutan antara 2 fase yan saling tidak
larut.
Fraksinasi merupakan proses pemisahan antara zat cair denga zat cair. Fraksinasi
dilakukan secara bertingkat berdasarkan tingkat kepolaran, yaitu daru non polar, semi polar dan
polar. Senyawa yang memiliki sifat non polar akan larut dalam pelarut non polar, yang semi
polar akan larut dalam pelarut semi polar dan yang bersifat polar akan larut dalam pelarut polar
(Harborne, 1987). Fraksinasi ini umumnya dilakukan dengan metode corong pisah atau
kromatografi kolom. Kromatografi kolom merupakan salah satu metode pemurnian senyawa
dengan menggunakan kolom (Trifani, 2012). Corong pisah merupakan peralatan laboratorium
yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen dalam camuran antara dua fase pelarut
yang memiliki massa jenis berbda yang tidak bercampur (Haznawati, 2012). Umumnya salah
satu fase berupa larutan air dan yang lain berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE,
diklormetana, kloroform atau etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada diatas fase air
kecuali pelarut yang memiliki atom unsur halogen.
Corong pisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Corong pisah mempunyai
penyumbat diatasnya dan keran dibawahnya. Corong pisah yang digunakan dalam laboratorium
terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari kaca ataupun teflon. Ukuran corong pisah
bervariasi antara 50ml sampai 3 liter. Untuk menggunakan corong ini, campuran dua fase pelarut
dimasukkan kedalam corong dari atas dengan corong keran terttutup. Corong ditutup dan
digoyangkan dengan kuat untuk membuat fase larutan tercampur. Corong dibalik dan keran
dibuka untuk melepaskan tekanan uap yang berlebihan. Corong kemudian didiamkan agar
pemisahan antara dua fase berlangsung. Lalu penyumbat dan keran corong dibuka. Dua fase
larutan dipisahkan dengan mengontrol keran pada corong pisah. Macam-macam proses
farksinasi :
Fraksinasi basah adalah suatu proses fraksinasi denga menggunakan zat pembasah atau dsebut
proses hydrophilization atau detergen proses. Hasil fraksinasi dari proses ini sama dengan proses
fraksinasi kering.
Adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut. Dimana pelarut yang digunakan
adalah aseton. Proses fraksinasi ini lebih mahal dibandingkan denga proses fraksinasi lainnya
karena menggunakan bahan pelarut.
4. Proses fraksinasi dengan pengembunan Merupakan proses fraksinasi didasarkan pada titik
didih dari suatu zat atau bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemuarnian yang tinggi.
Fraksinasi pengembunan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi namun proses produksinya
lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi.
BAB 2
METODE KERJA
BAHAN
ALAT
1. Beaker glass
2. Erlenmeyer
3. Corong pisah
4. Gelas ukur
5. Rotari evaporator
CARA KERJA
Ekstra kental di fraksinasi dengan pelarut organic yang berbeda kepolarannya,yaitu : heksana,
etil asetat. Mula-mula ekstrak kental dilarutkan dengan air methanol sama banyak, kemudian
dikocok dengan heksana 100 ml di dalam corong pisah, setelah dibiarkan beberapa lama akan
terpisah lapisan air dan lapisan heksana. Pengocokan dilakukan tiga kali berturut-turut.
Kumpulkan fraksi heksannya untuk diuapkan.
Fraksi airnya dikocok lagi dengan etil asetat sebanyak tiga kali sehingga diperoleh fraksi etil
asetat dan fraksi air.
BAB 3
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa mampu melakukan fraksinasi ekstrak
tumbuhan dengan ekstraksi cair-cair berdasarkan proses pemisahan suatu senyawa kuantitas
tertentu dari campuran atau senyawa aktif berdasarkan tingkat kepolarannya. Hasil yang didapat
adalah jumlah spot bercak yang sama yaitu tiga dan diperoleh Rf masing-masing bercak 0,15,
0,45 dan 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa sampel yang difraksi masih belum berupa senyawa
tunggal flavonoid. Hal ini disebabkan oleh fraksinasi yang kurang sempurna.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/37157971/LAPORAN_PRAKTIKUM_FITOKIMIA_PERCOBAAN_KE_6_FRAKSIN
ASI_SECARA_EKSTRAKSI_CAIR-CAIR