Anda di halaman 1dari 7

Kendala-kendala dan hambatan dalam berkomunikasi dengan lansia 1.

Gangguan neurology serring


menyebabkan gangguan bicara dan berkomunikasi dapat juga karena pengobatan medis, mulut yang
kering dan lain-lain. 2. Penurunan daya pikir sering menyebabkan gangguan dalam mendengarkan,
mengingat dan respon pada pertanyaan seseorang. 3. Perawat sering memanggil dengan nenek, sayang,
dan lain-lain. Hal tersebut membuat tersinggung harga dirinya dianjurkan memanggil nama
panggilannya. 4. Dianjurkan menegur dan mendengarkan dengan penuh perhatian. 5. Perbedaan budaya
hambatan komunikasi, dan sulit menjalin hubungan saling percaya. Gangguan sensoris dalam
pendengarannya 6. Gangguan penglihatan sehingga sulit menginterprestasikan pesan-pesan non-verbal.
7. Overload dari sensoris : terlalu banyak informasi dalam satu waktu atau banyak orang berkomunikasi
dalam yang sama sehingga kognitif berkurang. 8. Gangguan fisik yang menyebabkan sulit berfokus dalam
pembicaraan misalnya focus pada rasa sakit, haus, lapar, capai, kandung kemih penuh, udara yang tidak
enak, dan lain-lain. 9. Hambatan pada pribadi : penurunan sensoris, ketidaknyamanan fisik, efek
pengobatan dan kondisi patologi, gangguan fungsi psikososial, karena depresi atau dimensia, gangguan
kontak dengan realita. 10. Hambatan dalam suasana/lingkungan tempat wawancara : ribut/berisik,
terlalu banyak informasi dalam waktu yang sama, terlalu banyak orang yang ikut bicara, peerbedaan
budaya, perbedaan, bahasa, prejudice, dan strereotipes 7. Teknik pendekatan dalam Perawatan lansia
pada konteks komunikasi dan pada reaksi penolakan

12 Faktor Penghambat Komunikasi Pada Lansia

Komunikasi pada lansia memang membutuhkan beberapa kemampuan dan kesabaran yang lebih
dibandingkan jika melakukan komunikasi pada personal yang masih dalam usia produktif.

Banyak hambatan-hambatan komunikasi yang terjadi dalam melakukan komunikasi pada lansia. Untuk
lebih memahaminya, berikut kami jabarkan beberapa faktor penghambat komunikasi pada lansia:

1. Mendominasi pembicaraan

Karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak hal menimbulkan perasaan bahwa
ia mengetahui segalanya. Kondisi seperti ini akan menyebabkan seorang lansia jadi lebih mendominasi
pembicaraan atau komunikasi. Selanjutnya adalah ia tidak akan merasa senang jika lawan bicaranya
memotong pembicaraan yang sedang ia lakukan. Hal ini akan sangat menyulitkan pembicaraan yang
terjadi.

2. Mempertahankan hak dengan menyerang

Kebanyakan lansia memang bersifat agresif. Beberapa dari mereka berusaha untuk mempertahankan
haknya dengan menyerang lawan bicaranya.

Komunikasi yang efektif tentunya tidak akan tercapai jika lansia berada dalam kondisi yang seperti ini.
Bahkan meskipun lawan bicara sudah berusaha keras untuk memberikan pemahaman bahwa ia
mendapatkan haknya, namun lansia terkadang tetap merasa tidak aman sehingga terus melakukan
penyerangan pada lawan bicaranya.

Baca juga:

Teori Public Relations

Teori Komunikasi Massa

Komunikasi Dakwah

komunikasi antar budaya

3. Cuek

Cuek oleh lansia ditandai dengan sikap menarik diri saat akan diajak berbicara atau berkomunikasi. Sikap
seperti ini biasanya diikuti dengan perasaan menyepelekan orang lain.

Banyak para lansia yang merasa bahwa komunikasi dengan orang yang lebih muda dibandingkan dengan
dirinya adalah satu kegiatan yang sia-sia dan tidak bermanfaat sehingga ia akan dengan mudah menarik
diri dari pembicaraan.

4. Kondisi fisik
Para lansia yang akan diajak berkomunikasi tentunya memiliki keterbatasan fisik yang membuatnya
menjadi kesulitan dalam berkomunikasi.

Banyak masalah yang timbul akibat kondisi fisik yang tidak baik pada lansia. Misalnya saja jika ia memiliki
masalah pada pendengaran, tentunya akan menjadi masalah juga dalam komunikasi. Lansia tersebut
akan membutuhkan alat bantu dengar agar ia dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar.

Jika ia tidak menggunakan alat bantu dengar, maka lawan bicaranya harus menggunakan suara keras
untuk bisa berbicara dengan lansia tersebut.

Sayangnya hal seperti ini sering disalahartikan oleh lansia sebagai bentuk penghinaan dengan
membentak. Disinilah berbagai masalah baru muncul, maka dari itu sangat dibutuhkan pengertian dan
pemahaman yang baik oleh lawan bicara terhadap kondisi lansia agar komunikasi yang efektif dapat
berjalan dengan baik dan lancar.

5. Stress

Hal lain yang menjadi hambatan dalam komunikasi dengan lansia adalah depresi atau tingkat stres yang
dialami oleh lansia.

Lansia sangat mudah diserang oleh stres, baik akibat kondisi fisik yang ia alami, maupun faktor lainnya.

Jika seorang lansia sudah menderita stres, maka ia akan selalu mudah marah dan tidak mau mendengar
apapun yang dikatakan oleh orang lain. Kondisi ini hanya bisa diperbaiki jika sumber dari beban
pikirannya telah diatasi.
6. Mempermalukan orang lain di depan umum

Faktor penghambat komunikasi dengan lansia yang satu ini merupakan salah satu hal yang banyak
dihadapi oleh orang yang berkomunikasi dengan lansia. Lansia yang selalu merasa benar dan tahu
segalanya biasanya juga akan mempermalukan orang lain di depan umum.

Hal ini sering dilakukan untuk menutupi kekurangan yang terdapat dalam diri mereka sendiri. Jika sudah
terjadi, maka biasanya komunikasi akan langsung berhenti dan tidak lagi dilanjutkan karena lawan bicara
sudah merasa tidak nyaman. Meskipun begitu, kebanyakan lansia menyadari perbuatan mereka ini dan
tidak merasa melakukan kesalahan dalam komunikasi yang dilakukan.

Baca juga:

teori komunikasi menurut para ahli

Teori Media Baru

Etika Komunikasi

Komunikasi yang Efektif

komunikasi organisasi

komunikasi bisnis

7. Tertidur

Beberapa lansia mengalami masalah dengan sistem saraf mereka sehingga banyak dari mereka yang
mungkin akan tertidur ketika diajak berbicara.

Kelelahan yang amat sangat akan membuat mereka yang tadinya begitu bersemangat dalam berbicara,
tiba-tiba tertidur dan tidak mengetahui apapun ketika bangun. Hal ini lebih banyak terjadi pada lansia
yang memiliki riwayat penyakit demensia atau Alzheimer. Lansia dengan riwayat penyakit tersebut
biasanya lebih mudah tertidur, bahkan ketika sedang makan sekalipun.
8. Lupa

Lupa adalah salah satu ciri dari seorang lansia. Kebanyakan lansia akan berkali-kali menanyakan hal yang
sama meskipun sudah dijawab berulang kali.

Jika lawan bicaranya tidak sabar, maka komunikasi yang terjadi pun menjadi tidak lancar. Menjadi sebuah
kewajaran dimana lansia menjadi sangat pelupa, sehingga sangat dibutuhkan pengertian dan kesabaran
dari lawan bicara dalam menghadapi lansia.

9. Gangguan penglihatan

Komunikasi pada lansia juga sering terkendala akibat adanya gangguan penglihatan pada lansia.
Gangguan penglihatan yang terjadi bisa berupa rabun jauh, dekat, atau bahkan sulit melihat.

Beberapa bahasa yang menggunakan bahasa tubuh mungkin tidak akan terlalu dimengerti jika lansia
dalam kondisi seperti ini, maka dari itu diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai kondisi lansia
yang diajak berkomunikasi sehingga lawan bicara mengerti apa yang dibutuhkan lansia agar komunikasi
berjalan lancar.

Gangguan penglihatan yang dialami lansia dapat diatasi dengan memberikan kacamata yang sesuai
dengan kondisi matanya. Dengan bantuan alat, maka lansia akan lebih memahami bahasa tubuh atau
komunikasi non verbal yang digunakan oleh lawan bicaranya.

10. Lebih banyak diam

Lansia yang diajak melakukan komunikasi namun lebih banyak diam biasanya merupakan jenis lansia
yang pasif. Lansia dengan kondisi seperti ini akan menyerahkan setiap topik dan keputusan dalam sebuah
komunikasi pada lawan bicaranya.
Mereka juga akan sulit untuk dimintai pendapat karena lebih banyak mengiyakan dan mengikuti apa
yang dipikirkan oleh lawan bicara.

Baca juga;

Konsep dasar komunikasi organisasi

Pola komunikasi organisasi

Teori hubungan manusia dalam komunikasi organisasi

Pengertian Media Menurut Para Ahli

Saluran Komunikasi dalam Organisasi

Hambatan Komunikasi Bisnis – Hambatan Komunikasi Organisasi

11. Cerewet

Bagi kebanyakan orang, lansia adalah pribadi yang cerewet yang dihindari untuk diajak bicara. Beberapa
lansia memang terkesan sangat cerewet.

Hal ini tidak terlepas dari pemikiran mereka untuk selalu menasehati orang yang lebih muda. Keinginan
untuk selalu berbicara juga tidak terlepas dari rasa kesepian dan kebosanan yang mereka rasakan.

Salah satu cara mengatasi sifat cerewet yang banyak dihindari lawan bicara ini adalah dengan berusaha
menjadi pendengar yang baik. Dengan melihat sikap lawan bicaranya yang menghargai apa yang ia
katakan, maka ia pun akan ikut memberikan kesempatan pada lawan bicaranya untuk berbicara.

12. Mudah marah

Lansia identik dengan berbagai macam penyakit dan komplikasi. Rasa sakit yang dirasakan tentu saja
akan membuatnya tidak nyaman dan menjadi mudah marah, bahkan meskipun tidak ada penyebabnya.
Rasa mudah marah ini membuat banyak orang menjadi malas untuk melakukan cara berkomunikasi
dengan baik dengan lansia karena akan selalu disalahkan atas segala sesuatu yang ada.

Itulah 12 faktor penghambat komunikasi pada lansia. Berkomunikasi dengan lansia memang
membutuhkan kesabaran dan pengertian yang luar biasa, namun akan menjadi komunikasi yang
menyenangkan jika berjalan dengan baik. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini
bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai